Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“SYSTEM TARIF PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN


INTERNATIONAL COMMERCIAL TERMS (INCOTERMS)”

Disusun oleh:
Kelompok 14 Kelas C

Khadijah Reintan C. M. 2017210648


Jazilatul Hikmiyah 2017210652
Kharisma Bayu S 2017210655

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


(STIE) PERBANAS SURABAYA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu memenuhi persyaratan yang diberikan dosen pembimbing
mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan tugas makalah ini sehingga pengetahuan penulis tentang “Sistem
Tarif Perdagangan Internasional dan International Commercial Terms (Incoterms)”
mampu meningkat. Tak lupa penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan
serta pengetahuan seluruh pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya kritik dan saran demi memperbaiki makalah yang telah penulis buat
dimasa yang akan datang.

Surabaya, 13 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
“SYSTEM TARIF PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN INTERNATIONAL COMMERCIAL
TERMS (INCOTERMS)”................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 1
RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 1
TUJUAN ............................................................................................................................... 1
BAB II ......................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
System Tarif Perdagangan Internasional .............................................................................. 2
2.1. Tarif............................................................................................................................ 2
2.2. Sistem Tarif ................................................................................................................ 3
International Commercial Terms (Incoterms) ....................................................................... 5
Pengertian ......................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Dalam perdagangan internasional (ekspor impor) bentuk kebijaksanaan
ekonomi internasional merupakan tindakan atau kebijaksanaan ekonomi
pemerintah, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah, serta bentuk dari perdagangan dan pembayaran internasional.
Kebijaksanaan tidak hanya berupa tarif, kuota dan sebagainya, tetapi juga meliputi
kebijaksanaan pemerintah di dalam negri yang secara tidak langsung mempunyai
pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti
kebijaksanaan moneter dan fiscal. Salah satu bentuk kebijaksanaan perdagangan
luar negri atau ekspor impor adalah pengenaan tarif terhadap berbagai komoditi
yang diperdagangkan.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan tarif?
2. Apa saja jenis-jenis dari tarif perdagangan internasional?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem tarif ?
4. Apa yang dimaksud dengan International Commercial Terms?

III. TUJUAN
1. Memahami pengertian mengenai tarif
2. Mengetahui jenis jenis dari tarif dalam perdagangan internasional

1
BAB II

PEMBAHASAN

System Tarif Perdagangan Internasional


2.1. Tarif

Tarif merupakan salah satu kebijakan pemerintahan dalam mengatasi


perdagangan dalam negeri dan merupakan salah satu devisa negara. Sistem tarif dalam
export dan import secara langsung/tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta
bentuk dari perdagangan dan pembayaran internasional.
Tarif disebut juga bea atau duty yaitu sejenis pajak yang dipungut atas barang-
barang yang melewati batas negara. Bea yang dibebankan pada impor barang disebut
bea impor atau bea masuk (import tarif, import duty) dan bea yang dibebankan pada
ekspor disebut bea ekspor, sedangkan bea yang dikenakan pada barang-barang yang
melewati daerah pabean negara pemungut disebut bea transitu atau transit duty.

2.1.1. Jenis Jenis Tariff


Dalam pelaksanaan kegiatan export import, pembebanan tarif dapat
dikelompokan menjadi beberapa jenis, antara lain :

 Bea Export (Exports Duties)


Yaitu pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju
ke negara lain. Digunakan untuk barang-barang yang keluar dari custom area
suatu negara yang memungut pajak.
Custom area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan
tidak dikenai bea pabean. Batas custom area ini biasanya sama dengan batas
wilayah suatu negara.
 Bea Transit (Transit Duties)
Yaitu pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui
wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut tujuan akhirnya
adalah negara lain.

2
 Bea Impor (Import Duties)
Yaitu pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk
dalam custom area suatu negara dengan ketentuan-ketentuan bahwa negara
tersebut sebagai tujuan akhir.

Penerapan dari pengenaan suatu tarif terutama dalam bentuk bea masuk meliputi
beberapa hal, yaitu :

1. Pembebasan bea masuk atau tarif rendah yaitu antara 0% – 5%, yang dikenakan
untuk bahan kebutuhan pokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin, alat-alat
militer dan lain-lain.
2. Tarif sedang antara 5% – 20%, yang dikenakan untuk barang setengah jadi dan
barang-barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negeri.
3. Tarif tinggi >20%, yang dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-
barang lain yang sudah cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang
kebutuhan pokok.

2.2. Sistem Tarif

Sistem tarif dalam export dan import digunakan untuk menentukan besarnya
tarif yang berlaku ke setiap barang atau komoditi yang diperdagangkan secara
internasional. Para pelaku perdagangan internasional (eksportir-importir)
menggunakan pedoman berdasarkan sistem tarif yang berlaku.
Sistem tarif yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Tarif Tunggal (Single Column Tariff)
Yaitu pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi yang
besarnya berlaku sama untuk impor komoditi tersebut dari negara mana saja
tanpa terkecuali.
 Tarif Umum atau Konvensional (General Conventional/Tariff)
Dikenal jugan dengan istilah berganda (double coloum tariff), yaitu
pengenaan satu tarif untuk satu komoditi yang besar presentase tarifnya berbeda
antara satu negara dengan negara lain.

3
 Tarif Preferensi (Preferensi Tarif)
Yaitu tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif internasional GATT yang
presentasenya diturunkan. Bahkan untuk beberapa komoditi sampai menjadi 0%
yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi yang diimpor dari negara-
negara tertentu. Itu karena adanya hubungan khusus antara negara pengimpor
dengan negara pengekspor.

4
International Commercial Terms (Incoterms)
3. Pengertian
International Commercial Terms (Incoterms) adalah kumpulan istilah
yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli
dalam perdagangan internasional. Penentuan syarat penyerahan barang dalam
kegiatan export dan import (terms of delivery) dari penjual kepada pembeli
sangat penting dilakukan. Semua itu bertujuan agar tidak ada kesalahpahaman
dalam proses pengiriman barang. Semua ini di anggap penting karena
berkaitan dengan masalah biaya dan resiko dalam setiap prosesnya. Dengan
adanya ketentuan terms of delivery, maka akan terlihat jelas pembagian biaya
dan resiko dari masing-masing pihak.

Kemudian terms of delivery yang telah disepakati oleh penjual dan


pembeli harus dimasukan kedalam sales contract. Dan setelah disepakati lalu
diaplikasikan pada pengiriman barang dan di sahkan pada dokumen
transportnya. Misalnya surat jalan (delivery note) digunakan pada transportasi
darat, bill of landing (B/L) jika menggunakan transportasi laut dan airway bill
(AWB) jika menggunakan transportasi udara.

Dalam perdagangan internasional, syarat penyerahan barang dalam


kegiatan export dan import mengenai pasal-pasal dalam sales
contract dalam terms of delivery mengacu pada International Commercial
Terms (Incoterms) versi tahun 2000 (Incoterms 2000). Semua itu bertujuan
kepada penyeragaman penafsiran terhadap pelaksanaan syarat penyerahan
barang, pengurangan resiko dan biaya yang telah dikeluarkan berdasarkan
sarana transportasi yang digunakan.

5
3.1 Kategori dalam International Commercial Terms (Incoterms)

Dalam International Commercial Terms (Incoterms) 2000, ada 13


macam terms of delivery yang dikelompokan ke dalam 4 kategori, masing-
masing kategori itu dikelompokan berdasarkan inisial mereka :

1. Syarat “C” untuk CFR, CIF, CPT, CIP yaitu penjual harus
menanggung biaya pengangkutan barang. Untuk itu penjual harus
membuat kontrak pengangkutan (carriage contract). Tapi dalam hal ini
tidak ada tanggung jawab dalam resiko kehilangan, kerusakan dan tidak
juga menanggung biaya tambahan yang mungkin timbul setelah
pengapalan dan pelepasan barang (dispatch).
2. Syarat “D” untuk DAF, DES, DEQ, DDU, DDP yaitu penjual
berkewajiban menanggung semua biaya dan resiko atas pengiriman
barang sampai ke pelabuhan tujuan.
3. Syarat “E” untuk EXW yaitu penjual menyediakan barangnya di
tempatnya sendiri (misalkan di gudang atau pabriknya). Kemudian
pembeli harus mengurus sendiri pengangkutan barang dari negara
penjual.
4. Syarat “F” untuk FCA, FAS, FOB yaitu penjual hanya berkewajiban
menyerahkan atau mengantarkan barangnya ke sarana pengangkutan
yang ditunjuk oleh pembeli.

3.2 Syarat Penyerahan Barang


Seperti yang telah dijelaskan diatas tentang kategori dalam International
Commercial Terms (Incoterms), kini kita telah mengetahui 4 kategori terms of
delivery. Untuk mengenal lebih rinci masing-masing syarat penyerahan barang
sesuai Incoterms 2000 di atas mengenai siapa saja yang menanggung biaya
pengangkutan, pembagian resiko, dan izin kepabeanan (clerance).
3.3 Cara Penyerahan Barang

6
Berikut ini adalah macam-macam cara penyerahan barang dan akibat yang
ditimbulkan bagi kegiatan export dan import :

1. EXW – Ex Works
Penyerahan barang dan peralihan resiko dari penjual kepada pembeli
yang dilakukan di tempat penjual. Penjual mempunyai kewajiban
menyediakan barang di tempatnya (pabrik/gudang). Sementara pembeli
mempunyai kewajiban mengurus pengangkutan. Seluruh biaya yang
berhubungan dengan biaya angkut, izin kepabeanan di wilayah negara
penjual dan pembeli (export-import clearance) dan resiko pengiriman
dari pemberangkatan sampai diterimanya barang adalah tanggung jawab
pembeli.
2. FCA – Free Carrier At
Penyerahan barang dan peralihan resiko dari penjual kepada pembeli
dilakukan pada saat barang diserahkan kepada pembeli dilakukan pada
saat barang diserahkan kepada pihak pengangkut yang ditunjuk oleh
pembeli. Penjual mempunyai kewajiban menyiapkan pengangkutan atas
nama pembeli. Sementara pembeli bertugas menentukan
pengangkut (carrier) dan membuat kontrak pengangkutan (carriage
contract). Izin kepabeanan di wilayah penjual (export
clearance) menjadi tanggung jawab penjual. Sedangkan untuk biaya
pengangkutan dan resiko sejak barang diserahkan oleh penjual kepada
pihak pengangkut (carrier) hingga ke tempat pembeli menjadi tanggung
jawab pembeli.
3. FAS – Free Alongside Ship
Penyerahan barang dan peralihan resiko dari penjual kepada pembeli
yang dilakukan pada saat barang ditempatkan disamping kapal. Penjual
berkewajiban menempatkan barang disamping kapal, sedangkan pembeli
menentukan pengankut dan membuat kontrak pengangkutan. Izin

7
kepabeanan di wilayah penjual (export clearance) menjadi tanggung
jawab penjual. Sedangkan biayapengankutan maupun resiko pengiriman
barang sampai ke pembeli serta (import clearance) menjadi tanggung
jawab pembeli.
4. FOB – Free On Board
Penyerahan barang dan peralihan resiko dari penjual kepada pembeli
dilakukan pada saat barang telah dimuat di atas kapa (on board).
5. CFR – Cost And Freight

Beberapa menyebutnya dengan nama CNF, C&F, C and F atau C+F.


Namun penggunaan yang sebenarnya menurut Incoterms 2000 adalah
CFR. Penjual berkewajiban menentukan pengangkut, membuat kontrak
pengankutan, menempatkan barang di atas kapal, menanggung biaya
muat dan ongkos angkut hingga pelabuhan tujuan. Sedangkan pembeli
berkewajiban menanggung biaya li luar beban penjual sesuai kontrak
pengangkutan.

6. CIF – Cost Insurance And Freight


Penyerahan barang dan peralihan resiko dari penjual kepada pembeli
dilakukan pada saat barang telah dimuat di atas kapal (on board).
7. CPT – CarriagePaid To

Syarat ini digunakan dalam hal pengangkutan barang yang dilakukan


menggunakan multimoda transport. Penyerahan barang dan peralihan
resiko dari penjual ke pembeli dilakukan pada saat barang telah dimuat di
atas alat angkut yang pertama.

8. CIP – Carriage And Insurance Paid

Syarat ini digunakan dalam hal pengangkutan barang yang dilakukan


menggunakan multimoda transport. Penyerahan barang dan peralihan

8
resiko dari penjual kepada pembeli dilakukan pada saat barang telah
dimuat di atas alat angkut yang pertama.

9. DAF – Delivered At Frontier

Syarat ini digunakan dalam hal pengangkutan barangyang dilakukan


menggunakan multimoda transport. Penyerahan barang dan peralihan
resiko dari penjual kepada pembeli dilakukan di suatu tempat perbatasan
di luar wilayah penjual.

10. DES – Delivered Ex Ship


Penyerahan barang dan peralihan resiko dari penjual kepada pembeli
dilakukan di atas kapal (on board) di pelabuhan tujuan. Penjual
berkewajiban menentukan pengankut, membuat kontrak pengangkutan,
membayar biaya angkut, ongkos angkut dan menyerahkan barang di atas
kapal kepada pembeli di pelabuhan tujuan. Sedangkan pembeli
berkewajiban membayar biaya bongkar di pelabuhan tujuan
11. DEQ – Delivered At Quay

Penyerahan barang dan peralihan resiko dari penjual kepada pembeli


yang dilakukan di tempat tujuan bongkar barang

12. DDU – Delivered Duty Unpaid


Penyerahan barang dan peralihan resiko dari penjual kepada pembeli
yang dilakukan di tempat tujuan bongkar barang tanpa
penyelesaian import clearance.

9
13. DDP – Delivered Duty Paid
Penyerahan barang dan peralihan resiko dari penjual kepada pembeli
yang dilakukan di tempat tujuan bongkar barang termasuk
penyelesaian import clearance.

3.4 Syarat Incoterms 2000 Berdasarkan Sarana Transportasi

Seperti yang telah dijelaskan di atas tentang 13 syarat penyerahan barang,


selanjutnya syarat penyerahan barang dapat digolongkan sesuai dengan sarana
transportasi pengangkutan barang, yaitu :

Dalam prakteknya, tidak semua syarat penyerahan barang dalam Incoterms


2000 digunakan dalam transaksi perdagangan. Apakah itu transaksi dengan
metode open account, advance payment, collection, maupun letter of
credit (L/C). Yang paling sering digunakan adalah syarat FOB, CFR dan CIF.
Ketiganya adalah yang paling moderate dilihat dari siapa yang menanggung
biaya pengangkutan dan resiko barang selama dalam perjalanan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://w3cargo.com/sistem-tarif-dalam-export-dan-import/
https://w3cargo.com/international-commercial-terms/

11

Anda mungkin juga menyukai