Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Dibimbing oleh:
Dr Rini Widyastuti, SSi, Apt, MSc
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Kegiatan magang di apotek RSHP IPB dan klinik hewan taman kencana IPB
bertujuan melakukan tindakan pelayanan jasa medik veteriner berupa alur
pelaksanaan instalasi farmasi serta memahami penulisan resep untuk hewan kecil
di RSHP IPB dan klinik hewan taman kencana IPB.
Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah
Sejarah dokter hewan Indonesia dimulai pada tahun 1910, hal ini
dikarenakan untuk pertama kali lulusan kedokteran hewan berasal NIVS
(Netherlands Indische Veeartsen School) hijrah ke Bogor yang kemudian membuat
jasa praktik Dokter Hewan. Penyakit hewan menular dan populasi ternak meningkat
4
pada massa kolonial, pendudukan Jepang dan pada masa perjuangan kemerdekaan,
untuk itu diperlukan penanganan khusus. Atas dasar tersebut maka dibangunla h
berbagai Fakultas Kedokteran Hewan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Cita-cita luhur bagi terwujudnya kesejahteraan manusia melalui dunia hewan sesuai
yang tercantum dalam semboyan ”Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang berarti
Kesehatan hewan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia hal ini sejalan dengan
Universal Role of Veterinary Profession, peranan profesi veteriner yang bersifat
universal.
Rumah Sakit Hewan Institut Pertanian Bogor (RSH IPB) telah berdiri selama
19 tahun. Rumah sakit ini diresmikan oleh mantan Presiden Republik Indonesia,
Abdul Rahman Wahid pada tanggal 11 Oktober 2000 di Kampus IPB Dramaga,
Bogor. Rumah Sakit Hewan Institut Pertanian Bogor (RSH IPB) pada awalnya
dikelola oleh tim manajemen IPB sesuai dengan SK Rektor IPB No.
052/K13.12.1/KP/2000. Perubahan pelaporan pertanggung jawaban langsung di
bawah Rektor IPB dilakukan pada bulan Juli 2003. Rumah Sakit Hewan Institut
Pertanian Bogor (RSH IPB) pada bulan Mei 2015 bertransformasi kembali menjadi
Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB (RSHP IPB) yang didukung oleh dokter
hewan dan paramedik.
Visi
Misi
1. Pendidikan sebagai sarana untuk melatih kemampuan praktik mahasiswa
tingkat D3, SKH, PPDH dan menunjang program spesialis serta
pengembangan pendidikan profesional berkelanjutan.
5
2. Penelitian sebagai sarana dan prasarana untuk melakukan penelitian dasar dan
terapan termasuk penyiapan hewan laboratorium dan fasilitas yang terstandar
dengan memperhatikan kaidah-kaidah etik penggunaan hewan.
3. Pengabdian sebagai sarana untuk melakukan pelayanan kesehatan hewan
kepada masyarakat berupa pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan
pencegahan termasuk penyakit-penyakit zoonosis.
Struktur Organisasi
Pengasuh RSHP FKH IPB
Dekan
P rof. Drh Srihadi Agungpriyono, P hD, P avet (K)
Kabid Keuangan dan Administrasi Kabid Medik & Pendidikan Profesi Kabid Pengembangan dan
Dr Drh Andriyanto, MSi Dokter Hewan Informasi
Prof Drh Deni Noviana, PhD, DAiCVIM Drh Arni Diiana Fitri
Drh M Fakhrul Ulum, MSi
Koordinator Poliklinik & Rawat Inap Koordinator Laboratorium Diagnostik Koordinator Hewan Lab
Drh Erly Rizky Adistya Drh Tri Isyani Tungga Dewi, MSi Drh Aulia Andi Mustika, MSi
Instalasi Farmasi
Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemeliharaan jenis,
jumlah dan harga sediaan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggara n
untuk menghindari kekosongan obat dengan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar pelaksanaan yang telah ditentuk a n.
Perencanaan berpedoman pada DOEN (Daftar Obat Esensial Nasiona l),
formularium rumah sakit, standar terapi rumah sakit, data catatan medik,
anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus penyakit, sisa persediaa n,
data pemakaian periode yang lalu dan rencana pengembangan (Quick 1997).
Tujuan perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk menetapkan jenis dan
jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuha n
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Metode perencanaan terdiri dari tiga jenis yaitu konsumsi, epidemiolo gi,
dan kombinasi keduanya yang disesuaikan dengan anggaran setempat.
Perencanaan dengan metode konsumsi dilakukan berdasarkan data penggunaa n
7
Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merelisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui. Tujuan pengadaan adalah mendapatka n
perbekalan farmasi dengan harga yang layak, mutu yang baik, pengir ima n
barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar, dan tidak memerluka n
tenaga serta waktu berlebihan. Kegiatan pengadaan meliputi pembelia n,
produksi atau pembuatan sediaan farmasi, dan sumbangan/drooping atau hibah.
Sistem pengadaan obat di apotek RSHP IPB yaitu yang pertama stock
opname obat setiap minggu, pengajuan obat habis, pembelian obat, obat datang,
verifikasi obat dan pencatatan obat masuk, penataan obat pada lemari obat sesuai
dengan expired date obat tersebut, dan dipisahkan berdasarkan bentuk
sediaannya.
Pembelian
Pembelian adalah rangkaian proses pengadaan untuk mendapatka n
perbekalan farmasi dengan metode yang mencapai keseimbangan yang tepat
antara mutu dan harga. Pembelian harus memperhatikan aspek seperti mutu
produk, reputasi produsen, harga, berbagai syarat, ketepatan waktu pengirima n,
mutu pelayanan pemasok, dapat dipercaya, kebijakan tentang barang yang
dikembalikan, dan pengemasan. Proses pembelian mempunyai beberapa langkah
yang baku dan merupakan siklus yang berjalan terus-menerus sesuai dengan
kegiatan rumah sakit.
Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinila i
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Tujua n
penyimpanan adalah memelihara mutu sediaan farmasi, menghinda r i
penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan dan
memudahkan pencarian dan pengawasan. Gudang merupakan tempat
penyimpanan sementara sediaan farmasi dan alat kesehatan sebelum
didistribusikan. Fungsi gudang adalah mempertahankan kondisi sediaan farmas i
dan alat kesehatan yang disimpan agar tetap stabil sampai ke tangan
pasien (Siregar 2004).
9
Peracikan
Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencamp ur,
mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. Pelaksanaan peracikan obat
harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan
jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.
Distribusi
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah
sakit, untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan
rawat jalan serta untuk pelayanan medis. Tujuan pendistribusian adalah
tersedianya perbekalan farmasi di unit- unit pelayanan secara tepat waktu, tepat
jenis, dan jumlah.
10
Gambar 5 Pemberian obat-obatan pada pasien rawat inap dan rawat jalan
BAB III
TUGAS KHUSUS
1. Otitis Eksterna
Seekor kucing jantan bernama Tayo milik RSHP IPB, ras Domestic Short
Hair (DSH) memiliki bobot badan 3 kg dengan gejala klinis yang terlihat kondisi
mata kanan dan kiri berair, telinga kanan dan kiri kotor disertai bau. Suhu rektal
kucing 38°C. Treatment pertama yang diberikan terdiri atas Cefadroxil 55 mg,
Vitamin A 1/5 tab, Vitamin C 1/5 tab, Fluimucil 60 mg, dan Imboost 1/7 tab yang
diracik menjadi 15 kapsul A dengan pemberian 2 kali sehari. Kapsul B terdiri dari
racikan obat CTM 0.4 mg, Dexamethason 0.4 mg, Pronicy 1/5 tab mejadi 5 kapsul
dan diberikan 1 kali sehari. Obat luar yang digunakan adalah obat tetes telinga
Erlamycetin 2 kali sehari (Gambar 6).
13
KLINIK HEWAN
Drh Amiruddin
Alamat : Jalan Babakan Lebak, No telp (08123456789)
Jam Praktik : Senin – Jumat (08.00 – 11.00 WIB)
SIP : 021/SIP/BG/2016
Drh : Via Bogor, 13 November 2019
R/ Cefadroxil 55 mg
Vit. A 1/5 tab
Vit. C 1/5 tab
Fluimucyl 60 mg
Imboost 1/7 tab
M f pulv da in caps dtd No. XV
S2dd 1 caps__________________________
R/ CTM 0.4 mg
Dexamethasone 0.4 mg
Pronicy 1/5 tab
M f pulv da in caps dtd No. V
S1dd 1 caps__________________________
Jenis : Kucing
Breed : DSH
Nama : Tayo
Nama Pemilik : Ex-penelitian
Alamat : Bogor
Berat : 3 Kg
Gambar 6 Contoh resep untuk pasien yang bernama Tayo
corynpbacterium (Evaria et al. 2013). Dosis yang digunakan untuk kucing adalah
22 mg/kg sehari 1 kali via peroral.
Fluimucyl atau asetilsistein merupakan golongan mukolitik untuk
mengencerkan dahak. Cara kerja asetilsistein dalam mengencerkan dahak dengan
memanfaatkan gugus sulfidril bebasnya yang dapat mengurangi ikatan disulfide
pada lender pernapasan sehingga menurunkan kekentalan dahak. Indikasi obat ini
digunakan untuk mengencerkan dahak yang kental dan sulit dikeluarkan dari
saluran nafas (Kelly 1998). Kontraindikasi obat ini adalah hipersensitif atau alergi
terhadap kandungan asetilsistein.
Vitamin A, vitamin C dan Imboost digunakan sebagai terapi suportif untuk
kasus penyakit mata dan kulit serta untuk meningkatkan metabolisme dan
meningkatkan kekebalan tubuh kucing.
Kapsul B merupakan campuran dari Chlorpheniramin maleat,
dexamethasone, dan pronicy yang diberikan satu kapsul setiap hari.
Chlorpheniramin maleat atau CTM adalah antihistamin yang biasa digunakan
sebagai anti alergi. Obat ini sring digunakan dalam pencegahan gejala kondisi alergi
seperti rhinitis dan urtikaria, mengurangi merah, gatal, mata berair, bersin,
tenggorokan gatal dan pilek yang disebabkan alergi demam dan batuk. Cara kerja
obat ini dnegan menghambat kerja histamin pada pembuluh darah, bronkus dan otot
polos. Senyawa didalam tubuh meningkat secara berlebihan sehingga
memunculkan gejala dari reaksi alergi (Martin 2009). Gejala dari reaksi alergi ini
dapat bermacam-macam bentuk, contohnya mata berair, hidung tersumbat, pilek,
bersin-bersin, gatal, serta pembengkakan dibeberapa bagian tubuh. Efek samping
yang sering terjadi seperti gangguan saluran cerna, sedative, mulut kering.
Kontraindikasi dari CTM menimbulkan aktivitas antikolinergik yang dapat
memperburuk asma brokial, retensi urin, dan glukoma. CTM memiliki interaksi
dengan alcohol, depresan syaraf pusat, dan antikolinergik.
Dexamethason adalah obat kortikosteroid jenis glukokortikoid sintetis yang
digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan dan anti inflamasi (Waldron et
al. 2012). Indikasi dexamethasone dapat digunakan untuk mengobati penyakit
inflamasi, rematik sendi, asma bromkhial dan sistemik lupus eritematos us.
Kontraindikasi dexamethasone tidak diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat
15
2 kali sehari dilanjutkan dengan pemakaian obat luar yang sama yaitu Bioplacento n
dan thrombophob 2 kali sehari (Gambar 7).
sistem limfe. Obat ini juga digunakan untuk terapi berbagai kondisi seperti alergi,
ulseratif kolitis, arthritis, lupus, psoriasis, atau gangguan pernapasan.
Bioplacenton adalah obat untuk mengobati sekaligus mempercepat
persembuhan luka. Obat ini umumnya mengandung placenta dan bahan aktif
neomycin sulfate. Neomycin merupakan obat untuk mengobati infeksi bakteri.
Sedangkan placenta adalah zat sintesis menyerupai placenta manusia yang
berfungsi memicu pembentukan jaringan baru pada kulit yang terluka.
Trombophob adalah obat salep yang mengandung 2 kombinasi zat aktif,
yaitu heparin natrium dan benzyl nicotine. Obat ini digunakan untuk mengatas i
pembekuan darah, selama dialisis, atau selama transfusi. Obat ini juga dapat
digunakan mengatasi memar, nyeri saraf, dan membantu mempercepat
persembuhan luka di kulit.
Scott’s emulsion adalah suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh.
Suplemen ini juga dapat digunakan untuk mencegah kekurangan vitamin D,
kekurangan vitamin A, gangguan nutrisi, dan kondisi lainnya seperti penyakit kulit
serta masalah kesehatan mata. Obat ini mengandung asam lemak omega- 3
(DHA+EPA), vitamin A, vitamin D, dan kalsium.
Vitamin B1 atau tiamin adalah salah satu vitamin yang berguna dalam
merubah karbohidrat menjadi energi untuk tubuh. Vitamin B1 juga berperan pada
proses metabolisme glukosa intraseluler, yaitu menginhibisi kerja glukosa dan
insulin pada proliferasi sel otot polos arterial. Selain itu vitamin B1 memilik i
sederetan aktivitas lain seperti sebagai antioksidan, eritropoetik, modulator
kognitif, dan detoksifikasi.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan kegiatan magang di apotek RSHP IPB dan Apotek Klinik
Hewan Taman Kencana, dapat diketahui bahwa pelayanan intalasi farmasi pada
kedua tempat dapat berjalan dengan baik dan kontribusi dalam peningkata n
keterampilan ilmu reseptir dan aplikasi obat serta peningkatan pengetahuan dalam
pemilihan obat guna menangani pasien selama kegiatan magang berlangsung.
18
Saran
. Perbaikan dalam managemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) di
RSHP IPB perlu dilakukan seperti diadakan evaluasi setiap bulannya oleh
penanggung jawab apotek atas segala aktivitas keluar dan masuknya stock obat dan
alat kesehatan di apotek RSHP IPB dan Apotek Klinik Hewan Taman Kencana.
DAFTAR PUSTAKA
Babaahmady E, Khosravi A. 2011. Toxicology of baytril (enrofloxacin). African
Journal of Pharmacy and Pharmacology. 5(18):2042-2045.
Chambers H. 2010. Antibiotik Beta Laktam & Antibiotik lain yang aktif di Dinding
dan Membran Sel. In B. Katzung, Farmakologi Dasar dan Klinik (pp. 748-
767). Jakarta: EGC.
Clarke EGC. 1986. Isolation and Identification of Drugs 2 nd Ed. 505-506, 698, The
Pharmaceutical Press. London
Evaria. 2013. Master Index of Medical Specialities Edisi Bahasa Indoneisa Volume
13 pp.183-207. Jakarta: EGC.
Martin, J., 2009, British National Formulary, 57th edition. London : BMJ Group
and PRS Publishing.
Quick JD. 1997. Managing Drug Supply Ed 2nd ed Revised and Expanded WHO.
USA: Kumarian Press.
Simpson DL, Burton GG, Hambrook LE. 2013. Canine pyoderma gangrenosum: a
case series of two dogs. Vet Dermatol. 24(1):552-555.
Smieja M. 1998. Current indications for the use of clindamycin: a critical review.
Can J Infect Dis. 9(1):22-28.
Waldron, N.H., Jones, C.A., Gan, T.J., Allen, T.K., and Habib, A.S., 2012. Impact
of perioperative dexamethasone on postoperative analgesia and side-
effects: systematic review and meta-analysis. British Journal of
Anaesthesia, 110(2): 191-200.
Wientarsih I, Prasetyo BF, Madyastuti R, Sutardi LN, Akbari RA. 2017. Obat-
obatan untuk Hewan Kecil. Bogor (ID): IPB Press.
20
Lampiran
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah Ilmu Reseptir Penanggung Jawab
Apotik RSHP
Dr. Bayu Febram Prasetyo, SSi, Apt, MSi Drh. Sylvia Oscarina