Anda di halaman 1dari 10

TUGAS: MANAJEMEN BENCANA

DOSEN: NURLINA, S.KEP, NS

TEMPAT PENGUNGSIAN TERJADINYA


BENCANA

OLEH :

A.SITTI RAMLAH B200216003

NATALIA EKA B200216011

ASMIATI ACONG B200216010

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BARAMULI PINRANG
TAHUN AKADEMIK
2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah tugas dari mata kuliah Manajemen Bencana dengan judul
“Makalah Tempat Pengungsian Terjadinya Bencana”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pinrang, 13 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................

A. Latar belakang ............................................................................................................


B. Rumusan masalah ......................................................................................................
C. Manfaat ......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................

A. Defenisi ......................................................................................................................
B. Jenis-jenis pengungsi .................................................................................................
C. Pedoman penbanguna yang dipakai sebagai tempat sementara .................................
D. Pemilihan tempat bernaungan darurat .......................................................................
E. Syarat pemukiman darurat .........................................................................................
F. Perbedaan anatar pencari suaka dan migrant .............................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................

A. Kesimpilan .................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengungsi adalah seseorang atau sekelompok orang yang meninggalkan suatu
wilayah guna menghindari suatu bencana atau musibah. Bencana ini dapat
berbentuk banjir, tanah longsor, tsunami, kebakaran, dan lain sebagainya yang
diakibatkan oleh alam.
pengungsi adalah sekelompok orang yang meninggalkan negaranya (melewati
batas negara) karena terpaksa yang disebabkan adanya rasa takut akan penganiayaan,
penyiksaan atau ancaman penyiksaan, pengusiran, adanya perlawanan politik atau
pemberontak dengan alasan ras, agama, kebangsaan, dan keanggotaannya dalam
kelompok sosial tertentu. (Malcom Proudfoot dan Pietro Verri)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan pengungsi?
2. Apa jenis-jenis pengungsi?
3. Bagaimana pedoman pembangunan yang dipakai sebagai tempat sementara?
4. Bagaimana pemilihan tempat bernaungan darurat?
5. Bagaimana syarat pemukiman darurat?
6. Bagaimana perbedaan antara pencari suaka dan migrant?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian pengungsi
2. Untuk mengetahui jeni-jenis pengungsi
3. Untuk mengetahui pedoman pembangunan yang dipakai sebagai tempat sementara
4. Untuk mengetahui pemiliha tempat bernaungan darurat
5. Untuk mengetahui syarat pemukiman darurat
6. Untuk mengetahui perbedaan antara pencari suaka dan migrant
BAB II

PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa akar kata dari istilah
pengungsi adalah ungsi dan kata kerjanya adalah mengungsi, yaitu pergi mengungsi
(menyingkirkan) diri dari bahaya atau menyelamatkan diri (ke tempat yang memberikan
rasa aman), pengungsi adalah kata benda yang berarti orang yang mengungsi adalah
penduduk suatu negara yang pindah ke negara pengungsi politik lain karena aliran politik
yang bertentangan dengan politik penguasa negara asalnya
Pengungsi adalah seseorang atau sekelompok orang yang meninggalkan suatu
wilayah guna menghindari suatu bencana atau musibah. Bencana ini dapat
berbentuk banjir, tanah longsor, tsunami, kebakaran, dan lain sebagainya yang
diakibatkan oleh alam.
pengungsi adalah sekelompok orang yang meninggalkan negaranya (melewati
batas negara) karena terpaksa yang disebabkan adanya rasa takut akan penganiayaan,
penyiksaan atau ancaman penyiksaan, pengusiran, adanya perlawanan politik atau
pemberontak dengan alasan ras, agama, kebangsaan, dan keanggotaannya dalam
kelompok sosial tertentu. (Malcom Proudfoot dan Pietro Verri)

B. JENIS-JENIS PENGUNGSIAN
Latar belakang terjadinya pengungsi dapat dikelompokkan dalam dua jenis, Yaitu:
1. Pengungsian karena bencana alam (Natural Disaster).
Pengungsian ini pada prinsipnya masih dilindungi negaranya keluar untuk
menyelamatkan jiwanya, dan orang-orang ini masih dapat minta tolong pada negara
dari mana ia berasal.
2. Pengungsian karena bencana yang dibuat Manusia (Man Made Disaster).
Pengungsian ini pada prinsipnya pengungsi keluar dari negaranya karena
menghindari tuntutan (persekusi) dari negaranya. Biasannya pengungsi ini karena
lasan politik terpaksa meninggalkan negaranya, orang-orang ini tidak lagi mendapat
perlindungan dari pemerintah dimana ia berasal.
C. PEDOMAN PEMBANGUNAN YANG DIPAKAI SEBAGAI TEMPAT
SEMENTARA (WHO,2003)

1. Tempat tidur (ranjang atau tikar) minimum terletak di lantai seluas 3,5m2 atau ruang
10m2. Jika atap cukup tinggi dapat dipakai ranjang susun, Jarak antar ranjang atau
tikar minimum 0,75 m.

2. Ventilasi cukup, udara: 20-30 m2/orang. Dapat dengan bantuan ventilasi buatan.

3. Dilarang memasak dengan dapur berasap dan merokok

4. Suhu ruangan dijaga agar nyaman: 25-26C

5. Bangunan dilengkapi dengan pintu darurat

6. Penerangan dengan cahaya lampu atau listrik

7. Cukup akses air minum, air untuk memasak, higiene perseorangan dan domestik

8. Setiap 10 orang mendapat bak untuk mencuci, atau bak besar 4-5 m untuk setiap 100
orang.

9. Dibuat pengaturan untuk pembuangan ekskreta manusia. Toilet siram di dalam


bangunan. Tersedia juga jamban di luar bangunan dalam jarak 50 m dari bangunan.

10. Tersedia tong sampah 50-100 liter untuk setiap 12-15 orang. Tong sampah dengan
penutup  jadwal pembuangan sampah.

D. PEMILIHAN TEMPAT BERNAUNGAN DARURAT

1. Jika tidak ada bangunan permanen dapat menggunakan tanah lapang.

2. Dengan membuat tenda (plastik, terpal atau atap rumbia)

3. Tersedia air bersih, makanan dan fasilitas sanitasi

E. SYARAT PEMUKIMAN DARURAT

1. Tempat dipilih harus bebas dari bahaya penularan penyakit.

2. Topografi lahan harus memungkinkan penyaluran air limbah yang mudah dan terletak
lebih tinggi

3. Tempat terlindungi secara alami dari kondisi cuaca yang tidak bersahabat

4. Hindarkan dengan tempat yang berdekatan dengan zona industri, perdagangan, bising,
pencemaran udara, dll
5. Terdapat lahan untuk pengelolaan sanitasi dan sampah yang cukup dekat dengan
pemukiman.

6. Area pemukiman menghadap berlawanan dengan arah angin agar terhindar dari bau
yang berasal dari jamban.

7. Tersedia cukup ruang untuk korban bencana.

8. Tempat distribusi makanan harus diatur agar tercipta kondisi aman untuk orang
mengambil makanan dan membagikan makanan.

9. Kamp pengungsian jangan menampung lebih dari 10.000 – 12.000 orang  lebih
baik dipecah menjadi 1000/unit  menghindari terjadinya penularan penyakit

10. Saluran limbah digali di sekeliling tenda atau tempat bernaung. Alirkan jauh dari
tempat bernaung,juamban, pusat kesehatan dan gudang.

11. Pemukiman dilengkapi dengan 2 akses jalan demi keamanan dan mengurangi
kemungkinan terputusnya jalan karena banjir.

12. Permukaan jalan dapat diperciki air untuk mengurangi debu.

13. Tempat bernaung diatur berbaris atau berkelompok sebanyak 10-12 unit di kedua tepi
jalan (lebar minimal 10 m, supaya lalu lintas lancar dan dapat dilewati ambulan)

14. Pada daerah yang cukup dingin, sediakan kompor penghangat, ajarkan cara pemakai
untuk mencegah kebakaran.

15. Jika tidak ada tenaga listrik, gunakan lampu minyak atau baterai

16. Sedikan cukup ventilasi.

17. Sediakan: air bersih, jamban (1 untuk 20 orang), tempat sampah.

18. Tempat pengungsian harus dibersihkan secara teratur  dijadwalkan.

19. Disediakan unit-unit rehabilitasi gizi (dapur umum)


F. PERBEDAAN ANTARA PENCARI SUAKA DAN MIGRAN
Pada dasarnya Pencari suaka dan Migran adalah termasuk kelompok pengungsi,
yang pada artinya intinya adalah sama-sama seseorang atau sekelompok orang yang
keluar dari negaranya untuk sama-sama mencari kehidupan yang lebih baik, namun yang
membedakan keduanya dan kelompok pengungsi yang dibahas dalam skripsi ini adalah
motif dan latar belakang mereka melakukan pengungsian sehingga keluar dari negara
asal mereka.
1. Pencari suaka
Suaka adalah bentuk perlindungan dari dipulangkannya seseorang ke suatu Negara
yang ditakuti, yang memungkinkan pengungsi dapat memenuhi syarat untuk menetap
disuatu Negara yang pada akhirnya dapat menjadi penduduk tetap yang sah.
Kadangkala Seorang pencari suaka adalah seseorang yang menyebut dirinya sebagai
pengungsi. Pencari suaka adalah orang yang telah mengajukan permohonan untuk
mendapatkan perlindungan namun permohonannya sedang dalam proses penentuan.
Apabila permohonan seorang pencari suaka itu diterima, maka ia akan disebut sebagai
pengungsi, dan ini memberinya hak serta kewajiban sesuai dengan undang-undang
negara yang menerimanya.
2. Migran
merupakan warga negara asing yang datang ke suatu negara atau sebaliknya. Mereka
datang dengan berbagai alasan mulai dari kegiatan ekonomi, keluarga, ingin menetap
maupun sekedar tugas. Pada dasarnya imigran melakukan perpindahan dilakukan
dengan adanya keinginan baik untuk mencari pekerjaan atau untuk membuat hidup
mereka lebih baik, biasanya imigran tinggal dan menetap di suatu negara untuk
mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak di banding di negara asalnya.

Kedua motif pengungsian tersebut tidak diatur dalam Konvensi wina yang
dibahas dalam skripsi ini. Namun yang peneliti bahas adalah pengungsian yang
diakibatkan perang dan konflik bersenjata, yang memaksa seseorang dan atau
sekelompok orang terpaksa keluar dari negaranya sendiri untuk mendapatkan
perlindungan dari negara lain, untuk menyelamatkan hidupnya dan mencari kehidupan
yang lebih layak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Pengungsi adalah seseorang atau sekelompok orang yang meninggalkan suatu
wilayah guna menghindari suatu bencana atau musibah. Bencana ini dapat
berbentuk banjir, tanah longsor, tsunami, kebakaran, dan lain sebagainya yang
diakibatkan oleh alam.
 Jenis-jenis pengungsi ada dua yaitu pengunsi karena bencana Alam (natural
Disaster) dan pengunsi karena bencana yang di buat manusia (man Made disaster)

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_enID795ID795&sxsrf=ACYBGNQ
WKQdWXKH1NT5NPMXYS04vS5YuWA:1576636006354&q=pengertian+pengungsi+menurut
+para+ahli&sa=X&ved=2ahUKEwjJ6-
Tokr7mAhVKOisKHanwDl8Q1QIoA3oECAwQBA&biw=1366&bih=608

file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/Perlindungan-Pengungsi-Refugee-Menurut-
Hukum-Internasional.pdf

file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/fahmi%20bab%20II_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai