Anda di halaman 1dari 2

NAMA : TETY SETIAWATI

NIM : 041257888
FAKULTAS : EKONOMI
MATA KULIAH : HUKUM PAJAK

Soal Diskusi 1 :

1. Jelaskan Teori-teori yang memberikan pembenaran mengapa Negara harus


memungut Pajak?
jawaban :
1.Teori AsuransiNegara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-
hakrakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yangdiibaratkan sebagai
suatu premi asuransi karena memperoleh jaminanperlindungan tersebut.

2.Teori KepentinganPembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada


kepentingan(misalnya perlindungan) masing-masing orang, semakin besarkepentingan
seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harusdibayar.

3.Teori Daya PikulBeban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya
pajakharus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untukmengukur
daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu:
Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaanyang dimiliki oleh
seseorang.
Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiilyang harus
dipenuhi.

4.Teori BaktiDasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat


dapatnegaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalumenyadari
bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.

5. Teori Asas Daya BeliDasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak.
Maksudnyamemungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat
untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akam menyalurkannya kembali ke
masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian
kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan
2. Dalam undang-undang pajak penghasilan diatur bagaimana cara pembayaran pajak,
Coba Anda Jelaskan?
Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan ke Kas Negara melalui:
layanan dengan menggunakan Sistem Elektronik (https://sse3.pajak.go.id), dan
layanan pada loket/teller (over the counter) pada pada Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank
Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing.
Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP.
Sarana administrasi lain ini dapat berupa:
BPN atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui sistem pembayaran pajak secara
elektronik atau dengan datang langsung ke Bank Persepsi
SSPCP atas pembayaran dan penyetoran PPh Pasal 22 impor, PPN impor, dan PPnBM
impor serta PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri;
Bukti Pbk atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui Pemindahbukuan; atau
bukti penerimaan pajak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SSP atau sarana administrasi lain tersebut dinyatakan sah, dalam hal telah divalidasi
dengan NTPN.
Dikecualikan dari ketentuan ini, Bukti Pbk dinyatakan sah dalam hal telah ditandatangani
oleh Pejabat yang berwenang untuk menerbitkan Bukti Pbk.
Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak diakui sebagai pelunasan kewajiban sesuai
dengan tanggal bayar yang tertera pada BPN atau tanggal bayar berdasarkan validasi
MPN pada SSP atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP.
Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran: (kecuali untuk Wajib Pajak
dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Pasal 3 ayat (3a)
Undang-Undang KUP yang dapat membayar PPh Pasal 25 untuk beberapa Masa Pajak
dalam satu SSP)
1 (satu) jenis pajak,
1 (satu) Masa Pajak atau Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak, dan
1 (satu) surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak PBB atau
Surat Tagihan Pajak PBB,

Anda mungkin juga menyukai