BAB II
LANDASAN TEORI
1
Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset motivasi. Para periset telah mencoba untuk mengatasi
keengganan responden untuk membahas perasaan mereka dengan cara mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari
masalah kepedulian dan keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode proyektif. Kekuatan utama
dari metode proyektif adalah untuk menutupi tujuan utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan.
4. Kuesioner terstruktur yang tersamar
Kuesioner terstruktur yang tersamar merupakan teknik yang paling jarang digunakan dalam riset pemasaran. Kuesioner ini
dikembangkan sebagai cara untuk menggabungkan keunggulan dari penyamaran dalam mengungkapkan motif dan sikap
dibawah sadar dengan keunggulan struktur pengkodean serta tabulasi jawaban.
Perancangan Kuesioner:
a. Tetapkan Informasi Yang Ingin Diketahui.
b. Tentukan Jenis Keusioner Dan Metode Administrasinya.
c. Tentukan Isi Dari Masing-Masing Pertanyaan.
d. Tentukan Banyak Respon Atas Setiap Pertanyaan.
e. Tentukan Kata-Kata Yang Digunakan Untuk Setiap Pertanyaan.
f. Tentukan Urutan Pertanyaan.
g. Tentukan Karakteristik Fisik Kuesioner.
h. Uji Kembali Langkah 1 Sampai 7 Dan Lakukan Perubahan Jika Perlu.
i. Lakukan Uji Awal Atas Kuesioner Dan Lakukan Perubahan Jika Perlu.
2
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep.
b) Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil
perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria.
5) Pengujian konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah terpenuhi, memperkirakan potensi
pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan
selanjutnya.
6) Penentuan spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada tahap
ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk
itu sendiri, batasan-batasan yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan
kinerja.
7) Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan secara rinci, menentukan
strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk
menyelesaikan produk.
8) Analisa ekonomi
Analisa ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh dan memecahkan
tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisa ekonomi merupakan
salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan.
9) Analisa produk-produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat
menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produkdan proses produksi. Analisa pesaing dilakukan untuk
mendukung bayak kegiatan awal sampai akhir.
10) Pemodelan dan pembuatan prototype
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. Hal ini
mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan
kelayakan model ‘hanya bentuk’ yang ditunjukkan kepada konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya,
sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.
Penggunaan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk merupakan suatu nilai tambah bagi
perusahaan karena mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan
konsumen.
3
Dalam menggunakan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk, maka akan dikenal empat
jenis tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan produk (House of Quality)
2. Tahap Perencanaan komponen (Part Deployment)
3. Tahap Perencanaan Proses (Proses Deployment)
4. tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)
Kinerja Produk
Sebelum menghitung bobot dari setiap atribut, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang disebut sales point. Sales point adalah
persepsi atau pendapat tentang suatu produk atau jasa dari pihak manajemen. Dan nilai atau bobot yang sering dipakai pada
ketetapan sales point dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
4
Tabel 2. 1 Sales Point
Nilai Keterangan
1 Tidak terdapat penjualan
Sikap atau tanggapan baik terhadap kebutuhan konsumen bisa dijadikan hal untuk mempermudah dalam menjual produk atau
jasa. Kelima perusahan perlu menetapkan bobot (weight) dari setiap atribut produk. Bobot ini dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Bobot = Derajat Kepentingan x Rasio Perbaikan x Sales Point ...............(2.2)
Normalisasi bobot dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Bobot
Normalisasi bobot = ……………………….(2.3)
Total Bobot
c. Bagian C
Merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran bagaimana cara tim pengembangan produk/jasa pelayanan dalam
merespon kebutuhan dan keinginan konsumen . suara konsumen yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus diterjemahkan
kedalam suara pengembang (voice of the developer)
d. Bagian D
Bagian ini menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah
dimodelkan dalam QFD. Hubungan tersebut merupakan dari tim pengembangan yang dapat bersifat kuat, moderat, dan lemah
dan tidak ada hubungannya.
Hubungan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2. 2 Simbol dan Nilai Matrik Interaksi
Lemah 1
Moderat 3
Kuat 9
Untuk memperoleh informasi yang bersifat kuantitatif, maka nilai yang merupakan representasi hubungan diatas perlu dikalikan
dengan normalisasi bobot.
e. Bagian E
QFD merupakan kunci untuk menuju concuren engineering, karena disini ada fasilitas untuk mengkomunikasikan satu sama
lain dari bagian parameter teknik. Bagian ini akan memetakan hubungan dan saling ketergantungan diantara parameter teknik.
Interaksi diantara parameter teknik dapat dilihat pada tabel 2.3 sebagai berikut.
Tabel 2. 3 Simbol Interaksi Parameter Teknik
5
Simbol Pengaruh Hubungan
++ Korelasi positif kuat (sangat saling mendukung).
f. Bagian F
Bagian ini berisi berbagai macam informasi. Pertama, menghitung besarnya pengaruh atau keteraitan dari technical response
serta kebutuhan dan keinginan konsumen. Kedua, perbandingan antara produk yang dihasilkan instansi maupun perusahaan dan
pelayanan atau produk yang dihasilkan pesaing.
Ketiga, dari adanya perbandigan diatas maka instansi atau perusahaan dapat menetapkan saran kinerja (nilai target) secara teknis
yang akan dicapai instansi atau perusahaan. penetapan target ini akan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki instansi
atau perusahaan.
6
f. Sales point [skala yang digunakan : 1= no (tidak ada penambahan value added terhadap produk), 1.2 = medium (value
added terhadap produk tidak signifikan), 1.5 = strong sales point (value added terhadap produk sangat tinggi)]
g. Raw weight = point a x point e x point f
h. Normalized raw weight = poin g / ∑ poin g
3. Langkah 3: Tingkat Pelanggan dalam kompetisi
Untuk mengerti bagaimana kompetisi dalam tingkat pelangganuntuk mendapat keuntungannya luar biasa yang kompetitif.
Dalam langkah ini dapat pula menjadi ide yang baik untuk menanyakan pelanggan bagaimana produknya atau tingkat
pelayanannya dalam hubungan kompetisi.
4. Langkah 4: Deskripsi Teknis (Voice of Engineer)
Deskripsi teknis adalah atribut tentang produk atau jasa yang dapat diukur dan ditiru untuk melawan kompetisi. Deskripsi
teknis terlihat dalam suatu organisasi yang sudah menggunakannya untuk menetukan spesifikasi produk, bagaimanapun
pengukuran yang baru dapat dibuat untuk meyakinkan produk sesuai kebutuhan pelanggan.
5. Langkah 5: Pembuatan Technical Response matrix (Substitute Quality Characteristics=SQC).
Karakter teknis merupakan bagian dimana perusahaan melakukan penerapan metode yang mungkin untuk direalisasikan
dalam usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Untuk menentukan arah peningkatan (Direction of
goodness) digunakan simbol sebagai berik
6. Langkah 6: Pembuatan Inter-Relationship matrix
Menentukan hubungan antara atribut kebutuhan dengan karakteristik teknis dan kemudian menerjemahkannya menjadi
suatu nilai yang menyatakan kekuatan hubungan tersebut (impact) :
a. Not linked (Blank) : perubahan pada karakteristik teknis tidak akan berpengaruh pada performansi kepuasan
pelanggan.
b. Possibly linked : Perubahan yang relatif besar pada karakteristik teknis akan memberikan sedikit perubahan pada
performansi kepuasan pelanggan.
c. Moderate linked : Perubahan yang relatif besar pada karakteristik teknis akan memberikan pengaruh yang cukup
berarti pada performansi kepuasan pelanggan.
d. Strongly linked : perubahan yang relatif kecil pada karakteristik teknis akan memberikan pengaruh yang berarti pada
performansi kepuasan pelanggan.dengan suatu nilai nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai tersebut.
7. Langkah7: Pembuatan Technical Corelations matrix
Menggambarkan peta saling ketergantungan (independancy) dan saling berhubungan (interrelationship) antara karakter
teknis.
8. Langkah 8: Kesulitan Perusahaan/Organisasi
Tingkat atribut desain dalam pola kesulitan organisasi. Hal ini sangat mungkin untuk beberapa atribut dalam konflik yang
secara langsung.
9. Langkah 9: Technical Benchmark
Technical Benchmarks merupakan bagian dari technical matrix yang menguraikan informasi pengetahuan mengenai
keunggulan technical requirement pesaing. Dilakukan dengan membandingkan masing-masing SQC
10. Langkah 10: Pembuatan matriks target
Pada matriks ini akan ditentukan nilai target yang harus dicapai karakteristik teknis dalam rangka pengembangan produk.
Penentuan target ini dilakukan dengan menggunakan input tingkat kepentingan (prioritas) dari karakteristik teknis, tingkat
performansi produk pembanding serta kemampuan dari perusahaan.
Menurut Henerson dalam Margono (2013), langkah-langkah pengembangan dengan menggunakan skala semantik
diferensial yaitu:
7
BAB III
Sumber: Doc.Pribadi
Gambar 3.1 Tempat Tidur Penelitian
8
Keterangan
Gambar
Keterangan :
1. Lebar tempat tidur : 170 cm
2. Panjang tempat tidur : 207 cm
3. Diameter tiang penyangga tempat tidur : 10 cm
4. Tinggi tempat tidur : 35 cm
5. Tinggi kepala tempat tidur : 120 cm
6. Tinggi tiang penyangga bagian kaki : 35 cm
7. Tinggi tiang penyangga bagian kepala : 170 cm
8. Tebal kayu tempat tidur : 3,5 cm
1. Kuesioner Pendahuluan
Kuesioner Pendahuluan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisikan pernyataan yang berhubungan dengan
tempat tidur, pada bagian pertama responden cukup memilih jawaaban ya jika setuju dan tidak jika tidak setuju dengan
pernyataan yang terdapat pada kuesioner.Jumlah pernyataan yang harus dijawab pada bagian pertama sebanyak enam soal.
Bagian kedua berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan produk tempat tidur, pada bagian ini, responden harus
memilih satu pilihan dari tiga pilihan yang ada pada setiap soalnya. Adapun jumlah pertanyaan yang harus dijawab pada
bagian ini sebanyak sepuluh soal. Pertanyaan pada bagian ini berupa bahan dasar tempat tidur, bahan dasar alas kasur, jenis
tempat tidur, desain tempat tidur, kisaran harga, dan kriteria-kriteria yang diinginkan responden.
Pada kuesioner pendahuluan responden harus memilih salah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada
jawaban yang sesuai pada keingininnya.
2. Kuesioner Penelitian
Tujuan dari kuesioner penelitian untuk mengetahui tingkat kepentingan spesifikasi produk. Pada kuesioner penelitian,
responden diberikan pernyataan-pernyataan mengenai spesifikasi produk.
Pada bagian pertama pernyataan tentang persepsi produk tempat tidur (bahan dasar dipan, kekuatan dipan, desain ukiran,
ornament, tinggi, dan penggunaan laci). Pada bagian kedua pernyataan mengenai harga (Harga yang ditawarkan sebanding
dengan kualitas, Harga produk termasuk harga pengiriman, Potongan harga untuk pelanggan tertentu perlu diadakan). Dan
pada bagian ketiga berisikan mutu produk (Motif dan ukuran produk furniture bervariatif agar banyak pilihan, Produk
dapat bersaing dengan produk perusahaan lain, Produk eksotis dengan ukiran yang khas)
Pada kuesioner penelitian , responden memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan cara memberikan tanda
silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Perhitungan kuesioner ini dengan skala semantik. Adapun
penilaian untuk perhitungan yang berdasarkan skala semantic sebagai berikut:
9
P : Penting
SP : Sangat Penting
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊𝒂𝒏
Nilai Mean Kualitas Tempat Tidur = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑹𝒆𝒔𝒑𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏
Hasil Rekapitulasi kuesioner pendahuluan bagian I terhadap responden adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Rekapitulasi kuestioner pendahuluan 2
10
Kesimpulan
Kesimpulan
Total Total Normalisasi
No. Pernyataan STP TP P SP Mean
Responde Kepentinga Data
1 bahan dasar kayu jati 0 4 18 8 30 94 3,13 1. 0,05 Tingkat
2 kayu jati harus kuat menopang baban berat 0 1 11 18 30 107 3,57 0,06
kepentingan dipan
3 ornamen khusus 0 15 14 1 30 76 2,53 0,04
berbahan dasar kayu jati
4 berwarna natural kayu 0 11 14 5 30 84 2,80 0,05
sebesar 3,13 yang berarti
5 laci bagian bawah 6 10 14 0 30 68 2,27 0,04
penting menuju sangat
6 ruang terbuka bagian bawah 3 12 11 4 30 76 2,53 0,04
penting. Kayu jati sebagai
7 ketinggian sesuai dengan jangkauan tangan 0 2 14 14 30 102 3,40 0,06
bahan dasar dipan dianggap
8 kayu sebagai alas tempat tidur 0 4 17 9 30 95 3,17 0,05
penting karena kekuatannya
9 sisi keamanan 1 1 8 20 30 107 3,57 0,06
dan daya tahannya
10 Harga sebanding dengan kualitas 0 2 12 16 30 104 3,47 0,06
2. Tingkat
11 termasuk harga pengiriman 0 4 14 12 30 98 3,27 0,05
kepentingan untuk dipan
12 pengadaan potongan harga 0 6 15 9 30 93 3,10 0,05
harus kuat menopang beban
13 motif dan ukuran bervariatif 0 4 14 12 30 98 3,27 0,05
berat badan sebesar 3,57.
14 produk bersaing dengan perusahaan lain 0 2 17 11 30 99 3,30 0,05
15 ukiran khas 2 10 12 6 30 82 2,73
Tingkat kepentingan ini
0,05
16 pelayanan tidak mengecewaakan 0 2 10 18 30 106 3,53
terbesar jadi harus
0,06
17 melayani pesanan sesuai desain konsumen 0 1 12 17 30 106 3,53
diutamakan. Jika dipan
0,06
18 pesan antar sampai tujuan 0 1 9 20 30 109 3,63 tidak dapat menopang
0,06
19 diantarkan sesuai janji 0 1 10 19 30 108 3,60 maka dipan tidak berfungsi
0,06
dengan baik
3. Tingkat kepentingan untuk dipan memiliki ornamen khusus sebesar 2,53 yang berarti tidak penting menuju penting
4. Tingkat kepentingan untuk dipanberwarna natural kayu sebesar 2,80 yang berarti tidak penting menuju penting
5. Tingkat kepentingan untuk dipan memiliki laci di bagian bawahnya sebesar 2,27 yang berarti tingkat kepetingannya sangat
rendah, jadi tidak perlu diprioritaskan
6. Tingkat kepentingan untuk dipan memiliki ruang terbuka bagian bawah sebesar 2,53 yang berarti responden lebih
mengutamakan dipan dengan ruang terbuka dibandingkan dipan dengan laci di bagian bawah
7. Tingkat kepentingan untuk dipan memiliki ketinggian sesuai dengan jangkauan tangan sebesar 3,40 yang berarti penting
menuju sangat penting
8. Tingkat kepentingan untuk dipan menggunakan kayu sebagai alas tempat tidur sebesar 3,17 yang berarti penting menuju
sangat penting
11
9. Tingkat kepentingan untuk dipan yang mengutamakan sisi keamanan sebesar 3,57 yang berarti penting menuju sangat
penting
Tingkat Kepentingan
NO. Pernyataan 1 2 3 4
STP SP
1
bahan dasar kayu jati
STP SP
2
kayu jati harus kuat menopang baban berat
STP SP
3
ornamen khusus
STP SP
4
berwarna natural kayu
STP SP
5
laci bagian bawah
STP SP
6
ruang terbuka bagian bawah
STP SP
7
ketinggian sesuai dengan jangkauan tangan
STP SP
8
kayu sebagai alas tempat tidur
STP SP
9
sisi keamanan
12
Harga sebanding dengan kualitas
STP SP
10
ukiran khas
STP SP
15
13
BAB IV
ANALISIS MASALAH
14
Adapun keterangan untuk HOQ sebagai berikut:
(Nilai normalisasi data pada setiap demand quality X Bobot dari technical Characteristic)
4. Our product adalah nilai tingkat kepentingan yang diambil dari kuisioner.
5. Competitor 1 adalah nilai tingkat kepentingan yang diambil dari data kuisioner komptitor 1.
6. Competitor 2 adalah nilai tingkat kepentingan yang diambil dari data kuisioner komptitor 2.
7. Goal adalah nilai terbesar diantara nilai tingkat kepentingan Our product, competitor 1 dan competitor 2.
8. Nilai improvement
𝐺𝑜𝑎𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑗𝑎𝑡𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑜𝑢𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑗𝑎𝑡𝑖
3,13
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 = =1
3,13
9. Sales Impact
Asumsi sebesar 1,5
10. Bobot Absolut = nilai sales impact x nilai improvement x nilai normalisasi data
Bobot absolut = 1,5 x 1 x 0,092 = 0,14
11. Presentage of total = (nilai bobot absolut/total nilai bobot absolut) x 100
= 0,14/1 x100% = 10
Keterangan :
Gambar HOQ Fase 1 Terlampir dalam lampiran 1
2. Fase 2 (Part Characteristics)
House of Quality pada fase 2 yaitu Part Characteristics dapat dilihat pada lampiran
Keterangan :
Gambar HOQ Fase 2 Terlampir dalam lampiran 2
3. Fase 3 (Manufacturing Process)
House of Quality pada fase 4 yaitu Manufacturing Process dapat dilihat pada lampiran
Keterangan :
Gambar HOQ Fase 2 Terlampir dalam lampiran 3
4. Fase 4 (Manufacturing Process)
House of Quality pada fase 4 yaitu Manufacturing Process dapat dilihat pada lampiran
Keterangan :
Gambar HOQ Fase 3 Terlampir dalam lampiran 4
15
BAB V
2.1 Kesimpulan
Dalam perencanaan pengembangan produk dapat menggunakan merode QFD (Quality Function Deployment) dengan
mengimplementasikan suara konsumen kedalam proses produksi. Metode QFD (Quality Function Deployment) melalui empat
Fase yaitu Tahap Perencanaan Produk (House of Quality), Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment), Tahap Perencanaan
Proses (Process Deployment), Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing Planning).
Isi pertanyaan kuesioner tersebut berupa 6 pertanyaan pendahuluan, 10 pertanyaan pilihan , dan 9 pertanyaan yang
diklasifikasikan menjadi skala semantik.
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah disebarkan kepada sejumlah responden, tempat tidur yang akan di
kembangkan adalah tempat tidur dengan ukuran standar. Desain tempat tidur dengan motif yang memiliki sedikit ukiran, tempat
tidur dengan bagian kolong dan tiang penyangga berbentuk bulat.
Tempat tidur yang telah ada sudah cukup baik, tetapi akan menjadi lebih baik apabila dilakukan beberapa perbaikan pada
bagian seperti sudut tempat tidur dibuat sudut tumpul agar tidak membahayakan konsumen,banyak pilihan motif dan ukuran karena
selera dan kebutuhan setiap orang berbeda-beda, warna tempat tidur hanya menggunakan warna natural kayu, dan ukiran hanya
terdapat pada kepala tempat tidur.
5.2. Saran
Dengan penggunaan kuisioner ini, produsen menjadi lebih memahami apa yang diinginkan konsumen sehingga
produsen dapat menghasilkan produk yang lebih baik lagi kedepannya dengan memperhatikan keinginan konsumen baik dari sisi
estetika, fungsi, maupun keamanan. Saran yang mungkin dapat diimpelementasikan dalam perusahaan adalah melakukan
pengefisienssian biaya dan proses produksi.
16