Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu sarana untuk membentuk pribadi yang

sehat dan berprilaku disiplin, karena dengan melakukan gerakan-gerakan

olahraga tubuh akan menjadi sehat dan bugar. Melalui kegiatan olahraga

seseorang di ajarkan untuk terbiasa hidup disiplin, karena dalam setiap

kegiatan olahraga mempunyai aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh

setiap pelaksananya. Mengingat pentingnya olahraga dengan tujuan sebagi

pembinaan kegiatan jasmani dan rohani bagi setiap orang dalam rangka

pembinaan bangsa. Sebagian besar cabang olahraga yang dilakukan atau

dimainkan memerlukan suatu usaha hingga terciptanya suatu gerajan atau

teknik yang optimal.

Undang-undang no 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional Bab 1 pasal ayat 1 lke 2 menjelaskan “Olahraga pendidikan adalah

pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses

pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,

kepribadian, ketrampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani”.

Untuk mewujudkan tujuan dari undang-undang di atas, salah satu

upayanya yaitu menjadikan kegiatan olahragansebagai mata pelajaran dalam

kurikulum sekolah yang akan diajarkan oleh guru penjaskes. Sebagai calon

guru penjaskes diharapkan benar-benar menyadari bahwa pentingnya kualitas

pengajar untuk dapat meningkatkan kualitas siswa yang diajarkan baik materi

1
pelajaran maupun pengembangan bakatnya. Dalam meningkatkan bakat-bakat

siswa, perlu diadakan suatu variasi dalam mengajar dan melatih sehingga

pelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa.

Gerakan dalam servis bawah yaitu bola sedikit dilambungkan,

kemudian bola dipukul di bagian bawah dengan ayunan tangan dari belakang

ke depan, salah satu tangan memegang bola dan tangan yang satunya

digunakan untuk memukul bola dengan jari - jari tangan dalam keadaan

mengepal atau menggenggam.

Latihan variasi merupakan suatu latihan yang diberikan dengan

berbagai bentuk latihan yang tujuannya untuk menghilangkan rasa jenuh dan

bosan. Sedangkan servis bawah merupakan gerakan pukulan servis yang bola

berada dibawah dipukul kearah lawan. Dengan adanya pemberian latihan

variasi pada servis bawah maka siswa diberikan bentuk-bentuk latihan servis

bawah dengan berbagai gerakan yang tujuannya untuk meningkatkan

kemampuan servis bawah.

Berdasarkan hasil pengamatan sementaru si SD Negeri 110

Pekanbaru, terutama dalam ketepatan servis bawah, siswa masih kurang baik

hal tersebut terlihat ketika siswa menservis bola, bola yang diservis tidak

sampai, dan terkadang bola keluar dari sasaran servis bawah masih salah, bola

tidak terlalu tinggi saat dilambungkan sehingga pukulan yang dihasilkan tidak

terkena, tidak terarah, dan lemah atau tidak sampai ke daerah lawan. Ada

faktor kekuatan yang dapat mempengaruhi hasil servis bawah salah satunya

kekuatan otot lengan dan bahu, ini terlihat pada hasil pukulan servis bawah

2
siswa. Faktor lain adalah kekuatan otot lengan dan bahu, ketepatan dan

koordinasi mata dan tangan.

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk mengetahui lebih mendalam

tentang kegiatan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Latihan Variasi Terhadap Hasil Servis Bawah Bola Voli Siswa

Kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap hasil

servis bawah bola voli pada siswa kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru ?

2. Apakah terdapat pengaruh latihan teknik ketepatan terhadap hasil

servis bawah bola voli pada siswa kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru ?

3. Apakah terdapat pengaruh koordinasi mata tangan terhadap hasil

servis bawah bola voli pada siswa kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru ?

4. Apakah terdapat pengaruh latihan variasi terhadap hasil servis bawah

bola voli pada siswa kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan luasnya masalah, terbatasnya kemampuan dan waktu

yang tersedia, maka penulis membatasi masalah pada hal seberapa besar

pengaruh Latihan Variasi Terhadap Hasil Servis Bawah bolavoli siswa Kelas

V SD Negeri 110 Pekanbaru.

3
D. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang dibuat dan agar supaya lebih jelas

dan terarah masalahnya, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut : Apakah ada pengaruh latihan variasi terhadap hasil servis bawah

bolavoli siswa kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Latihan Variasi

Terhadap Hasil Servis Bawah bolavoli siswa Kelas V SD Negeri 110

Pekanbaru.

F. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa/atlit bolavoli dapat menambah pengetahuan, serta

meningkatkan kemampuan melakukan gerakan servis bawah yang

optimal.

2. Bagi sekolah, dapat meningkatkan prestasi sekolah di bidang olahraga.

Khususnya di cabang olahraga bolavoli.

3. Bagi fakultas, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagi bahan bacaan

di perpustakaan guna menambah pengetahuan mahasiswa lainnya.

4. Bagi peneliti sebagai persyaratan memperoleh gelar strata 1 pada

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Islam Riau.

5. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi

dalam melaksanakan penelitiannya.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Latihan

a. Pengertian Latihan

Latihan sama artinya dengan training dimana tujuan serta sasaran

utama dalam latihan atau training adalah untuk membantu atlet dalam

meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Di dalam

Syafruddin (2011:16) diterangkan bahwa walaupun kata “training” tidak

terlalu diartikan dengan latihan, meskipun sering menit digunakan secara

bersamaan. Pada prinsipnya training olahraga merupakan suatu proses

persiapan atlet untuk mencapai prestasi puncak/terbaiknya. Dalam

pengertian luas, training merupakan seluruh proses persiapan atlet yang

direncanakan secara teratur untuk meraih prestasi terbaiknya.

Latihan yang dilaksanakan dengan benar biasanya menuntut banyak

waktu dan tenaga dari atlet. Ratusan jam kerja keras yang diperlukan oleh

atlet untuk secara bertahap terus meningkatkan intensitas kerjanya, untuk

mengulang setiap bentuk latihan secara sistematik dalam waktu relatif lama,

bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan fungsi sistem organisme

tubuh, agar bekerja optimal. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau

latihan tersebut sering menyebabkan rasa bosan. Lebih-lebih pada atlet yang

melakukan cabang olahraga yang unsur daya tahannya merupakan faktor

dominan, dan unsur pengulangan teknik (yang banyak terdapat pada basket,

5
voli, sepakbola) adalah minimal, misalnya dalam cabang olahraga lari,

renang, mendayung, panahan, menembak, sepatu roda.

b. Prinsip Latihan

Dalam melakukan latihan variasi mengupayakan keterampilan yang

menghindari cedera otot dan ketidak seimbangan otot. Menurut Dinata

(2005:13) melakukan latihan berarti mengembangkan otot secara rinci

dalam olahraga, terlalu banyak beban latihan mengakibatkan cedera. Lebih

dari itu mungkin menyebabkan ketidak seimbangan antara otot yang searah

dan berlawanan dalam melakukan gerakan. Ketika ada sesuatu ketidak

seimbangan antara satuan otot, tarikan salah satu otot menjadi sangat kuat

yang memungkinkan cedera pada urat dan jaringan otot tersebut. Oleh

karena itu latihan yang yang banyak menggunakan otot dapat mengurangi

cedera otot. Dengan cara yang sama, variasi gerakan mencakup berbagai

cabang olahraga akan meningkatkan koordinasi dan ketangkasan. Seorang

atlet yang tangkas akan dengan mudah belajar keterampilan yang sulit.

Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara, yang dalam fungsinya

merupakan alat untuk dapat mencapai tujuannya. Makin tepat modelnya ,

diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi khususnya

dalam bidang pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain yang ikut

berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain adalah

faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor situasi (lingkungan belajar).

Pada dasarnya, teori yang mendasari metode variasi ialah teori

stimulus (perangsang) X akan menghasilkan respons (reaksi, prilaku) Y.

6
Bila siswa-siswa secara berulang-ulang melakukan serangkaian stimulus-

respon yang telah direncanakn, maka ia akan menguasai respons tersebut

yang relatif tetap. Artinya, bila ia dirangsang stimulus itu dimana saja,

kapan saja, dan oleh siapa saja maka respons yang telah dikondisikan itu

akan muncul lagi dengan mulus.

Menurut Dinata (2005: 13) pelatih juga bisa membuat latihan variasi

dengan berbagai bentuk seperti pemanasan, dalam lingkungan yang berbeda

melakukan pemanasan dengan atlet lainnya, seperti pemain sepak bola bisa

pemanasan dengan atletik atau pemain bola basket pemanasan dengan atlet

lari jarak menengah.

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa metode variasi ini

guru penjas harus aktif karena penjelasan, penyampaian materi diberikan

oleh guru penjas itu sendiri. Dalam memberi variasi dari pra pertemuan,

dalam pertemuan dan pasca pertemuan keputusan semua diambil olehguru

penjas.

c. Pembebanan Latihan

Menurut (Syafruddin, 2011: 38) Prestasi puncak seorang atlet diraih

melalui suatu proses latihan yang panjang secara terprogram, sistematis,

terarah, dan berkesinambungan sesuai dengan olahraganya. Ini berarti

bahwa kualitas pelatih sangat menentukan keberhasilan suatu latihan pada

atlet.

Menurut (Harsono, 2001: 14) menyatakan bahwa setelah atlet

mencapai suatutingkat dayatahan harus ditingkatkan intensitasnya agar atlet

7
lebih mampu untuk bertahan terhadap stress yang pasti akan dijumpainya

dalam pertandingan.

2. Hakikat Latihan Variasi

a. Defenisi Latihan Variasi

Latihan yang dilaksanakan dengan benar biasanya menuntut banyak

waktu dan tenaga. Ratusan jam kerja keras yang diperlukan oleh seorang

atlet untuk secara bertahap dapat terus meningkatkan intensitas kerjanya,

untuk mengulang setiap bentuk latihn, dan untuk semakin meningkatkan

prestasinya. Oleh karena ituu tidak mengherankan kalau latihan demikian

sering dapat menyebabkan rasa bosan. Lebih-lebih pada atlet-atlet yang

melakukan cabang olahraga yang unsur daya tahan merupakan faktor yang

dominan, dan unsur variasi teknik (yang banyak terdapat pada basket, voli,

sepak bola, dan lain-lain) adalah minimal, misalnya dalam cabang olahraga

lari, renang, mendayung, panahan, menembak, sepatu roda, dan lain-lain.

Lumintuarso (2013: 47) mengatakan latihan merupakan proses jangka

panjang, oleh karena itu diperlukan kegembiraan dan kesenangan dalam

berlatih agar tidak terjadi kebosanan dan atlet meningkatkan latihan.

Pemberian variasi dalam latihan merupakan cara yang baik untuk

memberikan kesempatan bagi atlet untuk menikmati latihan dengan rasa

senang dan gembira.

Menurut Lutan (2003: 2) Latihan Variasi adalah suatu latihan yang

dilakukan untuk mencegah kebosanan siswa dalam berlatih, pelatih harus

kreatif dan pandai-pandai mencari dan menerapkan variasi-variasi dalam

8
latihan. Misalnya bentuk-bentuk permainan dengan bola, hiking, berlatih di

pegunungan, cross country dan sebagianya.

b. Ciri-ciri Latihan Variasi

Menurut pendapat Muhajir (2007: 9) Latihan variasi dilakukan

terutama untuk mempelajari teknik permainan bolavoli, agar siswa

menguasai unsur-unsur dasar permainan. Perhatian siswa diarahkan pada

rincian teknik permainan bola voli dengan lebih intensif. Keterampilan

mengendalikan bola sangat ditonjolkan, walaupun mungkin itu dirasakan

sebagai penghambat kelancaran permainan.

c. Prinsip-prinsip latihan variasi

Menurut Lubis (2013: 12) prinsip-prinsip latihan adalah hal yang

wajib diketahui oleh seseorang pelatih agar tujuan latihan dapat tercapai

sesuai dengan tujuannya. Jika prinsip-prinsip latihan ini tidak dilakukan

bukan saja latihan tidak mencapai sasaran yang diinginkan melainkan dapat

mengarah kepada latihan yang salah, atlet tidak ada peningkatan

kemampuan baik fisik maupun keterampilan teknik sehingga sulit

berprestasi, bahkan lebih jauh adalah atlet mengalami cedera.

Dalam melakukan Latihan Variasi merupakan pengupayakan

keterampilan yang menghindari cedera dari otot dan ketidakseimbangan

otot. Menurut Dinata (2005: 13) melakukan latihan berarti mengembangkan

otot secara rinci dalam olahraga, terlalu banyak beban latihan

mengakibatkan cedera. Lebih dari itu mungkin menyebabkan banyak

ketidakseimbangan antara otot yang searah dan berlawanan dalam

9
melakukan gerakan. Ketika ada suatu ketidakseimbangan antara satuan otot,

tarikan salah satu otot menjadi sangat kuat yang memungkinkan cedera pada

urat dan jaringan otot tersebut. Oleh karena itu latihan yang banyak

menggunakan otot dapat mengurangi cedera otot. Dengan cara yang sama,

variasi gerakan mencangkup berbagai cabang olahraga akan meningkatkan

koordinasi dan ketangkasan. Seorang atlet yang tangkas akan dengan mudah

belajar keterampilan yang sulit.

Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya

merupakan alat untuk mencapai tujuan. Semakin tepat metodenya,

diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tapi khususnya

dalam bidang pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain yang ikut

beperan dalam menentukan efektifitasnye metode mengajar, antara lain

adalah faktor guru, faktor anak dan faktor lingkungan belajar.

Pada dasarnya, teori mendasari metode variasi ialah teori stimulus-

respons, yaitu stimulus (perangsang) X akan menghasilkan respon (reaksi,

prilaku) Y. Bila siswa-siswa secara berulang –ulang melakukan serangkaian

stimulus-respons yang telah direncanakan, maka ia akan menguasai respon

tersebut yang relatif tetap. Artinya, bila ia dirangsang stimulus itu dimana

saja, dan oleh siapa saja maka respons yang telah dikondisikan akan muncul

lagi dengan mulus.

Menurut dinata (2005: 13) pelatih juga bisa membuat Latihan Variasi

dengan berbagai bentuk seperti pemanasan, dalam lingkungan yang berbeda

melakukan pemanasan dengan atlet lainnya, seperti pemain sepak bola bisa

10
pemanasan dengan atlet atletik atau pemain bola basket pemanasan dengan

atlet lari jarak menengah.

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa metode variasi

tersebut guru penjas harus aktif karena penjelasan, penyampaian materi

diberikan oleh guru penjas itu sendiri. Dalam gaya variasi dari pra

pertemuan, dalam pertemuan dan pasca pertemuan keputusan semua diambil

oleh guru penjas.

d. Manfaat Latihan Variasi

Menurut Harre (1982:19) Syafruddin (2013: 23), ada lima tugas utama

dari training olahraga antara lain sebagai berikut ini :

1. Membentuk kualitas kepribadian, sebagai individu manusia, calon


atlet memiliki kemampuan fisik (jasmani) juga memiliki
kemampuan Psikis (mental) yang keduanya bisa tercermin/terlihat
dalam bentuk kepribadian seseorang.
2. Mempersiapkan kondisi fisik, kondisi fisik (phyical condition) atau
kemampuan fisik merupakan salah satu komponen dasar untuk
meraih prestasi olahraga di samping komponen teknik, komponen
taktik dan komponen mental.
3. Mempersiapkan keterampilan teknik, teknik merupakan salah satu
komponen prestasi olahraga yang merupakan ciri atau karakteristik
suatu cabang olahraga, dan oleh sebab itu, harus dipersiapkan
sebaik mungkin.
4. Mempersiapkan kemampuan taktik, taktik merupakan komponen
prestasi olahraga yang ketiga setelah kondisi fisik dan teknik.
Kemampuan taktik dibatasi oleh tingkat penguasaan kondisi fisik
dan teknik, kemampuan daya pikir dan kemampuan psikis
(Rothig/Grossing, 1985:20).
5. Mempersiapkan kemampuan daya pikir, seperti diterangkan di atas
bahwa untuk dapat menguasi taktik secara optimal, salah satunya
ditentukan oleh kemampuan daya pikir (kognitif). Pengembangan
kemampuan daya pikir ini tidak hanya diperoleh melalui
pendidikan formal di sekolah, tetapi juga bisa melalui proses
latihan yang berkesinambungan.

11
Dalam gaya variasi guru penjas harus dapat aktif karena penjelasan,

penyampaian materi diberikan oleh guru penjas itu sendiri. Dalam gaya

variasi dari pra pertemuan, dalam pertemuan dan pasca pertemuan

keputasan semua diambil oleh guru penjas. Sedangkan ciri-ciri yang harus

ada dalam metode variasi adalah: 1) Semua keputusan dibuat oleh guru, 2)

Menuruti petunjuk dan melaksanakan tugas merupakan kegiatan utama

siswa, 3) Mengahilkan tingkat kegiatan utama siswa, dan 4)

Mengembangkan prilaku disiplin.

e. Bentuk-bentuk Latihan Variasi servis bawah

Untuk meningkatkan kemampuan servis bawah dibutuhkan latihan

yang bervariasi. Syarifuddin (2003: 69) mengemukakan berbagai betuk

belajar teknik servis, diantaranya:

1) Menyempurnakan kemampuan mengarahkan bola


Lakukan sevis
Usahakan agar masuk kesasaran yang terpasang di dinding
Secara bertahap, perbesar jarak ke sasaran

Gambar 1. Menyempurnakan Kemampuan Mengarahkan Bola


Syarifuddin, (2003:69)

2) Servis bola kearah teman


Lakukan servis
Usahakan agar kawan berlatih dapat menerima bola tanpa perlu
berpindah posisi

12
Gambar 2. Servis Bola Ke Arah Teman
Syarifuddin, (2003: 70)

3) Servis bola ke dalam kotak


Lakukan servis
Usahakan bola mengenai kotak yang dipasang di lapangan
seberang

Gambar 3. Servis Bola Kedalam Kotak


Syarifuddin, (2003: 71)

4) Servis bola ke arah matras


Lakukan servis
Arahkan bola agar mengenai matras di lapangan seberang

13
Gambar 4. Servis Bola Ke Arah Matras
Syarifuddin, (2003: 72)

5) Servis bola ke arah teman yang berdiri di atas kotak


Lakukan servis
Arahkan agar bola bisa ditangkap kawan berlatih tanpa
memaksanya turun dari kotak

Gambar 5. Servis Bola Ke Teman yang Berdiri Di Atas Kotak


Syarifuddin, (2003:73)

6) Servis bola ke sasaran


Lakukan servis
Setiap kali sasaran adalah matras yang lain (matras1, lalu 2, 3
dan...)

14
Gambar 6. Servis Bola KeSasaran
Syarifuddin, (2003:74)

7) Kemampuan mengarahkan bola dan menambah ketahanan bergerak


cepat
Lakukan servis sedemikian rupa, sehingga kawan berlatih hanya
bisa menjangkaunya apabila ia cepat-sepat mengejarnya. Tapi bola
harus masuk dalam lapangan permainan.

Gambar 7. Kemampuan menambah Ketahanan Bergerak Cepat


Syarifuddin, (2003: 75)

8) Meningkatkan daya tahan kecepatan


Pemain 1 melakukan servis, lalu cepat-cepat lari ke lapangan
seberang
Pemain 2 melakukan servis, lalu lari ke seberang dst.

15
Gambar 8. Meningkatkan Daya Tahan Kecepatan
Syarifuddin, (2003:76)

3. Hakikat Servis Bawah Bola voli

a. Pengertian Servis Bawah Bolavoli

Bolavoli merupakan suatu olahraga permainan yang dilakukan oleh

dua regu (tim). Munasifah (2009: 3) mengatakan bolavoli adalah permainan

yang dilakukan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri atas enam orang.

Bola dimainkan diudara dengan melewati net, setiap regu hanya bisa

memainkan bola tiga kali pukulan. Berdasarkan kutipan tesebut, permainan

bola voli dimainkan oleh dua regu (tim) dengan masing-masing timnya

beranggotakan enam orang pemain dengan tiga kali sentuhan sebelum

menyebrangkan bola ke daerah lawan.

Untuk dapat bermain bola voli dengan baik, maka seseorang harus

menguasai beberapa teknik teknik dalam permainan bola voli. Menurut

Beutelstahl (2013: 8) ada enam macam cara bersentuhan dengan bola.

Sehingga timbul juga enam jenis teknik dasar atau dengan istilah yang lebih

16
umum “skills” (untuk selanjutnya kita akan mempergunakan istilah ini).

Skills tersebut adalah: (1) service, (2) Dig, (3) Attack, (4) Volley, (5) Block,

dan (6) Defence.

Dari kutipan tersebut, salah satu teknik dasar permainan bola voli

adalah servis. Servis merupakan pukulan awal dalam permainan bola voli.

Sedangkan menurut Durrwachter (1990: 43) permainan diawali dengan

pukulan service yang dilakukan pada awal setiap set serta setiap kali setelah

lawan melakukan kesalahan. Dalam latihan maupun dalam permainan, perlu

sangat ditonjolkan pentingnya service yang tepat dan aman. Rangsangan

yang ada untuk melakukan service keras perlu dikekang. Soalnya, anak

didik akan dengan cepat terbiasa melakukan pukulan yang begitu keras,

sehinggalawan sukar bisa menerima bola dengan baik.

Salah satu servis dalam permainan bola voli yaitu servis bawah.

Munafisah (2009: 14) mengemukakan, bahwa “Servis bawah dilakukan dari

arah bawah.”. servis tangan bawah lebih mudah dikendalikan dari pada

servis tangan atas, karena servis bawah tidak melibatkan gerakan melempar.

Tangan yang akan memukul bola harus lurus dan kencang, siku jangan

bengkok sampai bola terpukul lepas. Sedangkan tinggi bola yang akan

dilepaskan oleh tangan kiri disesuaikan dengan kebutuhan kita spike dan

blocking.

b. Teknik Dasar Servis Bawah Bolavoli

Servis bawah (servis tangan bawah) merupakan salah satu bentuk

servis yang dapat diterapkan dalam memulai permainan bola voli.

17
Munafisah (2009: 14) mengemukakan, bahwa “Servis bawah dilakukan dari

arah bawah.” Servis tangan bawah lebih mudah dikendalikan dari pada

servis tangan atas. Karena servis bawah tidak ,elibatkan gerakan melempar.

Sukirno dan waluyo (2012:16) dalam Syarifuddin (1997:70)

menyatakan yang dimaksud dengan service bawah merupakan service

(penyajian bola) yang dilakukan dengan tangan bawah. Dengan melakukan

gerakan siku diluruskan dan ayunan tangan dari belakang ke depan melalui

samoing badan, dimana salah satu tangan memegang bola dan bola tersebut

dilambungkan baru dipukul. Ma’mun (2016: 61) mengemukakan tujuan

servis bawah adalah melambungkan bola menuju lapangan lawan melintasi

jaring. Dengan cara servis bawah, kriteria mempercepat jalannya bola tidak

akan mungkin , demikian pula menukikkan bola dari atas ke bwawah.

Sfarifuddin (2003: 36) menjelaskan pelaksanaan servis bawah sebagai

berikut:

18
Gambar 9. Pelaksanaan Servis Bawah
Syarifuddin, (2003: 36)

B. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini membahas tentang pengaruh latihan variasi terhadap hasil

servis bawah bolavoli siswa kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru. Pelaksanaan

servis bawah yang baik yaitu tangan yang akan memukul bola harus lurus dan

kencang, siku jangan bengkok sampai bola terpukul lepas, sedangkan tinggi bola

yang akan dilepaskan oleh tangan kiri disesuaikan dengan kebutuhan kita.

Kemampuan servis bawah siswa yang baik akan tercipta dari latihan yang

teratur dan berkelanjutan. Untuk menghindari kemonotonan latihan, maka perlu

diterapkan metoda latihan yang bervariasi. Latihan variasi merupakan suatu

latihan yang menerapkan berbagai ragam gerak dan metoda dalam merangsang

peningkatan materi yang dilatih. Dimana latihan variasi juga memiliki tujuan

untuk menghilangkan rasa jenuh siswa dalam mengikuti latihan.

Penerapan latihan yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran olahraga

bola voli akan memberikan pengaruh terhadap motivasi siswa. Melalui latihan

bervariasi siswa akan lebih bersemangat mengikuti latihan. Siswa akan serius

mengikuti latihan, sehingga akan berdampak terhadap peningkatan kemampuan

hasil servis bawah serta keterampilan bermain bola voli. Konsep penelitian ini di

skemakan sebagai berikut :

Pretest Kemampuan Program Latihan Variasi Posttest kemampuan


Servis bawah Servis Bawah
Gambar 10. Kerangka Konseptual

19
C. Kerangka Penelitian

Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian yaitu Terdapatnya pengaruh latihan variasi terhadap hasil servis

bawah bola voli siswa kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru.

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk eksperimen. Arikunto (2006: 84)

mengemukakan “quasi exsperiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian

karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen

yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu”. Berarti

penelitian ini memberikan perlakuan latihan variasi terhadap hasil servis bawah

siswa kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru.

Penelitian yang dilakukan lebih terarah dengan baik, maka dibutuhkan

rancangan penelitian yaitu berawal dari pengambilan data awal (pretest)

kemampuan servis bawah siswa. Selanjutnya diberikan perlakuan mengenai

latihan variasi servis bawah sesuai program latihan. Setelah diberikan perlakuan,

maka diambil data akhir (Posttest) hasil servis bawah siswa. Untuk jelasnya

terpapar pada gambar berikut ini :

Pretest Perlakuan Latihan Variasi Posttest


Servis Bawah

Gambar 11. Skema Rancangan Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian merupakan wilayah genetalisasi yang terdiri atas

objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono

21
(2005:90). Peneliti mengambil seluruh siswa putri kelas V SD Negeri 110

Pekanbaruyang terdiri dari dua kelas. Lebih jelas tentang penelitian dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 1. Populasi siswa putri kelas V SD Negeri 110 Pekanabaru


No. Kelas Jumlah Siswa
1 Kelas V A 21 orang
2 Kelas V B 23 orang
Jumlah 44 orang
Guru Mata Pelajaran Penjas Kelas V SD Negeri 110 Pekanbaru

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti untuk memperoleh

sata penelitian. Arikunto (2006: 134) menyatakan :

“Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik ambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya
besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung
setidak-tidaknya dari: a) kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga,
dan dana, b) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena
hal ini menyangkut sedikitnya data, c) Besar kecilnya resiko yang
ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resiko besar, hasilnya akan
lebih baik”.

Berdasarkan kutipan di atas, maka peneliti menggunakan seluruh populasi sebagai

sampel. Teknik penelitian ini dinamakan sampel sepenuhnya (total sampling),

dimana dalam penelitian ini sampel berjumlah 44 orang.

C. Defenisi Oprasional

untuk menghindari salah pengertian atau penafsiran, maka peneliti merasa

perlu untuk memberikan pembatasan pengertian judul ini sebagai beriku:

1. Latihan Variasi

22
Irwadi (2011: 32) mengemukakan “latihan bervariasi diartikan sebagai bentuk

penyajianatau pelaksanaan kegiatan latihan dengan berbagai bentuk atau

metoda, guna mencapai suatu tujuan”.

2. Servis Bawah Bolavoli

Munafisah (2009: 14) mengemukakan, bahwa “servis bawah dilakukan dari

arah bawah”. Servis tangan bawah lebih mudah dikendalikan dari pada servis

tangan atas. Karena servis bawah tidak melibatkan gerakan melempar.

Tangan yang akan memukul bola harus lurus dan kencang, siu jangan

bengkong sampai bola terpukul lepas. Sedangkan tinggi bola yang akan

dilepaskan oleh tangan kiri disesuaikan dengan kebutuhan kita.

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah serving test menurut nurhasan (2001: 170), sebagai berikut:

1. Tujuan: tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan untuk mengukur

kemampuan untuk mengarahkan bola skor kearah sasaran dengan tepat dan

terarah. Alat yang digunakan: Lapangan bolavoli, net dan tinggi net, tiang

bambu 2 buah, tambang plastik 30 meter, bola voli 6 buah.

2. Petunjuk pelaksanaan:

a. Testee berada dalam daerah servis dan melakuakn servis yang sah sesuai

dengan peraturan permainan yang berlaku untuk servis

b. Bentuk pukulan servis adalah servis bawah

c. Kesempatan melakukan servis sebanyak enam kali

3. Cara menskor:

23
a. Skor setiap servis ditentukan oleh tinggi bola waktu melampaui jaring

dan angka sasaran dimana bola jatuh.

b. Bola yang melewati jaring di antara batas atas jaring dan tali setinggi 50

cm, skor adalah angka sasaran dikali tiga

c. Bola yang melampaui jaringan diantara kedua kaki yang dirantangkan,

skor adalah angka sasaran dikalikan dua

d. Bola yang melampaui jaringan lebih tinggi dari tali yang tertinggi, skor

adalah angka sasaran

e. Bola yang menyentuh tali batas diatas jaring, dihitung telah melampaui

ruang dengan angka perkalian yang lebih besar

f. Bola yang menyentuh garis bata sasaran dihitung telah mengenai sasaran

dengan angka yang lebih besar

g. Bola yang di mainkan dengan cara tidaak sah atau bola menyentuh jaring

dan atau jatuh di luar bagian lapangan di mana terdapat sasaran , skor

adalah 0.

Gambar 12. Lapangan Untuk Tes Servis


Nurhasan (2001: 172)

24
E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan pengamatan langsung pada objek penelitian

untuk mencari data tentang masalah yang akan diteliti.

2. Kepustakaan

Peneliti gunakan untuk mendapatkan teori-teori tentang latihan variasi.

Olahrga bolavoli, tes yang digunakan dalam penelitian ini serta reoti-teori lain

yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Tes dan Pengukuran

Tes dannpengukuran yan dipergunakan untuk mendapatkan data servis

bawah sesuai instrumen penelitian. Dimana, data servis bawah diambil dua kali

yaitu data pretest (data awal) dan data posttest (data akhir). Data pretest diambil

sebelum sampel penelitian diberikan perlakuan latihan variasi sesuai program

latihan. Sedangkan data posttest diambil setelah sampel penelitian melaksanakan

perlakuan sesuai program latihan.

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini adalah

menggunakan rumus t-tes berhubungan dengan saraf signifikan 5% dengan df n-1

secara manual:

25
Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pre test dengan post test

Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)

= jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada tabel

d.b = ditentukan dengan N-1

(Arikunto 2006: 306)

26

Anda mungkin juga menyukai