FEBRYANA NUR SAFITRI
Dermatitis Numularis Dermatitis Kontak Alergi
Etiologi Unknown
Epidemiologi  Dewasa, laki-laki (sering), puncak insiden 50-
65 th
 Jarang bayi & anak
Patofisiologi  Belum pasti
 Faktor :
1. Hidrasi kulit ↓ (old)
2. Infeksi (gigi, sal napas atas)
3. Alergen lingkungan (tungau, C. Albican)
4. Obat (isotretionin, Hepatitis C dg tx
interferonDN generalisata)
Manifestasi  Awal : papul eritematosa mirip insect bite, +
gatal, kemudian melebar sebesar mata uang
logam (numular) atau plak bentuk anuler
 Plak mirip koin, ukuran 1-3 cm, batas tegas
 disertai oozing, krusta. Kulit sekitar
normal/xerotic
 Kering, berskuama,likenifikasi di plak kronis
 Kronik-residif
 Gatal ringan-berat
 Terlokalisir / meluas (generalisata)
 Distribusi : ekstremitas ekstensor
Varian DN : Sulzberger-Garbe  lesi
dermatitis discoid + discharge eksudatif +
likenifikasi
Kriteria DX Anamnesis :
 Dewasa (50-65 th), jarang bayi dan anak
 S : gatal, terutama fase akut
 Insiden atopik ++/-
 Pencetus : kulit kering, fokus infeksi gigi ,
Sal Napas Atas/bawah, faktor alergen
(tungau, Candida Albican)
 F. Pemberat : Stress emosional, disfx liver,
alkohol ↑
Pemfis :
 Predileksi : ekstremitas atas(wanita),
bawah(pria)
 Distribusi : lokalisir, menyebar
 Lesi akut, subakut, kronik
 Kronis, dipicu alergen (molekul kimia, berat
500 dalton, ≠muatan listrik, hidrofilik 
hapten (alergen tidak lengkap, dapat
menembs sawar kulit)
 Umumnya : nikel sulfat, neomisin, balsam
peru, fragrance-mix,
Sering berhubungan dengan pekerjaan
 Reaksi hipersensitivitas tipe lambat (IV) yang
diperantarai oleh sel T
 Patogenesis :
1. Fase sensitisasi (10-15 hari)
Hapten (1x)ditangkap sel dendritik
migrasi ke limfonodiproliferasi sel T 
sel T migrasi ke lap. Kulit, pembuluh darah
 sirkulasi
2. Fase elisitasi (24-72 jam post paparan)
Hapten serupa dofusi ke kulitditangkap
sel imunokompeten (MHC I, II)aktivifas
sel T dermis dan epidermis  inflamasi
 Eritema. Edema, vesikel
 Berdasar durasi :
- Akut : eritem, edema, vesikel, bula berisi
cairan jernih, mengeluarkan serum bila
pecah, krusta
- Subakut : papul, ekskoriasi
- Kronik : likenifikasi, skuama, fisura,
ekskoriasi
 Distribusi kontaktan
 Tidak selalu bilateral, bisa di telapak tangan
dan kaki, sering terlokalisir
 Riwayat terpajan bahan alergen (berulang,
tersangka sama)
 Lesi umunya timbul di tempat kontak, tidak
berbatas tegas/tegas, meluas ke sekitar
 Gambaran polimorfik :
- Akut : eritem, edema, vesikel
- Subakut : eritema, eksudatif, krusta
- Kronis : likenifikasi, fisura, skuama
 S : gatal
 Dapat berhubungan dengan pekerjaan
(kriteria Mathias (4 dari 7)) :
- Manifes sesuai DK
- Bahan yang dicurigai alergen/iritan di
lingk. Kerja
FEBRYANA NUR SAFITRI
 Plak, 1-3 cm, bentuk koin (konfluensi papul
& papulovesikel)
 Lesi akut vesikel, erosi, eksudasi
membentuk lesi basah (oozing), krusta
pada dasar eritem
 Lesi kronis plak kering, berskuama,
likenifikasi
Pemeriksaan Tidak ada PP khusus.
penunjang Jika berat/rekalsitran  uji patch
DDX DKA, Dermatitis statis, DA, Tinea korporis
Treatment  Prinsip : ↓ pruritus, inflamasi, infeksi
 Medikamentosa :
topikal
- Kortikosteroid sedang-kuat (d.o
stadium,berat)
- Inhibitor kalsineurin : takrolimus dan
pimekrolimus), Preparat tar
- Emolien (untuk kulit xerotic)
- NaCl 0,9% (kompres lesi akut dan eksudatif)
- Antibiotik topikal (lesi with infeksi sekunder)
Sistemik
- Antihistamin oral (prn gatal)
- Kortikosteroid (berat dan luas), pada anak
diberikan metotreksat 5-10 mg/ minggu
- Antibiotik (infeksi sekunder)
- Fototx broad/narrow band UVB (lesi luas
dan berat)
 Non-medikamentosa
- Hindari faktor pencetus
- Emolien apabila kulit kering
- Distribusi sesuai are terpajan
- Hubungan temporal antara waktu
terpajan dan timbulnya manifes
- Penyebab lain disingkirkan
- Membaik jika tidak bekerja
- Tes patch/provokasi dpt
mengidentifikasi penyebab
 Membaik jika pajanan dihentikan
 Riwayat dermatitis atopik/riwayat atopi pada
diri dan keluarga
Tes patch (gold standart)
Dermatitis kontak iritan, dermatitis numularis
(bila bentuk bulat oval), dermatitis seboroik
(kepala), dishidrosis (telapak tangan dan kaki)
 Prinsip : eliminasi kontak dg alergen
 Medikamentosa :
Topikal
- Kortikosteroid topikal (akut)
 Vehicle menyesuaikan kulit
Basah : kompres Nacl 0,9%
Kering : krim kortikosteroid potensi sedang-
tinggi, misal mometason furoat 0,1%,
flutikason propionat, klobetasol butirat,
betametason valerat krim 0,1%.
Kronis : klobetasol propionate intermiten
- Pelembab (kaya lipid), misal vaselin
(petrolatum), hidrofilik urea 10%
- Infeksi sekunder  antibiotik topikal
Sistemik
- Kortikosteroid sistemik (luas, berat)
 Prednison 20 mg/hari (3 hari)
- Antihistamin hidroksisin 2x25 mg/hari (max
2 minggu), loratadin 1x10mg/hari (max 2
minggu)
 Non-medikamentosa :