1. akukan tindakan khusus ?ika trombosit menurun meningkat!.7egah klien dari trauma dan resiko
perdarahan3.Pasang tanda DilarangH in?eksi per 8 dan pemberian obat aspirin.8inimalkan
penusukan ena atau tekan bekas penusukan minimal : menit:.A?arkan ara sikat gigi dengan sikat gigi
lembut, hindari penggunaan dental "loss5.Pasang pembatas tempat tidur 4.7egah konstipasi dengan
pemberian airan minimal 3 h a ri8onitor ter?adinya perdarahan1.'a?i tanda in"eksi dini+ petekie,
ekimosis, epistaksis, darah di "eses, urin, dan muntahan!.Perubahan tekanan darah ortostatik I1< mm=g
atau nadi I1<< mnt3.8onitor hematokrit @ trombosit apor dokter ?ika ada tanda perdarahanDiskusikan
tanda @ ge?ala in"eksi yang ter?adi ke dokter yang bertanggung ?a#ab, kolaborasi perlutidaknya
dilakukan pemeriksaan kultur, pemberian antipiretik @ antibiotik
1.'a?i tanda dan ge?ala anemia!.=ematokrit+ 31-34J (anemia ringan), !:-3<J (anemia sedang),
!:JI3.6anda anemia ringan+ pu at, lemah, sesak ringan, palpitasi, berkeringat dingin2 anemiasedang+
meningkat tingkat keparahan tanda dari anemia ringan2 tanda anemia berat+ sakitkepala, pusing, nyeri
dada, sesak saat istirahat, dan takikardi) .An?urkan klien untuk merubah posisi se ara bertahap, dari
tidur ke duduk, dari duduk ke berdiri.:.An?urkan latihan na"as dalam selama perubahan posisi.5.'a?i
respon pemberian trans"usi, men?adi lebih baik atau tetap.4.'a?i pula perubahan hematokrit setelah
trans"usi .'a?i adanya ketidak mampuan melakukan akti"itas, dan kebutuhan klien akan
ksigen9.'olaborasikan ke giKi @ an?urkan klien untuk mendapatkan diet tinggi *e (Kat
besi)1<.nterensi 'epera#atan pada DF 0esiko 'etidakmampuan melakukan akti"itas
akibatanemia11.An?urkan klien untuk meningkatkan "rekuensi @ kualitas istirahat @ buatkan da"tar
akti"itas-istirahat1!.An?urkan klien untuk mengkonsumsi diet tinggi Kat besi seperti hati, telur, daging,
#orteldan kismis
1.An?urkan klien untuk minum 3 h ari!.8onitor intake-output tiap ?am3.'a?i "rekuensi, konsistensi @
olume diaremuntah.'a?i turgor kulit, kelembaban mukosa:.$eri obat antidiareantimuntah sesuai
program5.0a#at area kulit perineum dengan salep betametasone atau Lin 4.$eri airan rehidrasi ( airan
"isiologis) per-in"us sesuai program
:.Gunakan airan "isiologis, atau ampuran airan "isiologis dan $i Nat (1 sdt di ampur <<
air) tiap ?am atau,5.Gunakan larutan =!! dg perbandingan 1 + , atau4. bat kumur
isterine .An?urkan @ a?arkan sikat gigi dan menggunakan dental "loss, @ tidak dilakukan ?ika
leukosit 1:<< mm3I9.An?urkan @ ?elaskan klien untuk melepas gigi palsu saat kumur-kumur @ saat
sedang iritasimukosa1<.An?urkan @ a?arkan klien untuk melembabkan mulut dengan ara banyak
minum danmenggunakan pelembab bibir 11.=indarkan makanan yang merangsang (pedas, panas @
asam) @ ?elaskan pada klien
1.$erikan (kolaborasi) obat kumur yang mengandung Fylo ain !J 1<-1: per kumurdilakukan tiap 3 ?
am!.'olaborasikan perlunya pemberian analgesi sedang-kuat per parenteral (mis. 8orphin)
1.'a?i kemampuan komunikasi klien!.'a?i adanya sekret yang kental yang sulit untuk dikeluarkan, an?
urkan minum hangat3./ediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku ?ika klien tidak
dapat berkomunikasi erbal.0esponsi" terhadap bel panggilan dari klien
1.'a?i area kulit perineum!.An?urkan untuk membersihkan menggunakan sabun lembut saat membilas
sesudah bab3.leskan anastetik topikal 'P.Gunakan pampers untuk men?aga keringnya area
perineum:.nterensi 'epera#atan pada DF 0esiko 6er?adi Ne"rotoksik akibat 'emoterapi5.=idrasi dengan
airan "isiologis 1<<-1:< ? a m atau sampai airan urin bening4.Diuresis dengan "urosemid
sesuai dg program .;kur p= urin (p= I 4)9.7egah dehidrasi dan muntah yang masi" 1<.=idrasi pas a
kemoterapi minimal 3 h ari11.8onitor hasil lab ureum, reatinin
1.'a?i resiko ter?adi alopesia, obat kemoterapi yang digunakan!.%elaskan penyebab dari alopesia dan
dampak yang ter?adi, yaitu alopesia ter?adi se?enak,dapat tumbuh rambut yang baru3.An?urkan klien
men eritakan perasaannya .An?urakan klien men ukur rambutnya yang pan?ang:.An?urkan klien
men oba memakai kerudung, #ig, topi atau selendang5. kutkan klien pada kegiatan pasien alopesia di
0/4.A?arkan ara pera#atan kulit kepala dengan menggunakan sampoo baby, sun reamH, dll .
%ika ter?adi kerontokan alis @ bulu mata, gunakan ka amata hitam @ topi ?ika bepergian
1.$ina rasa saling per aya!.'a?i pengetahuan klien tentang e"ek penyakit dan pengobatannya pa da
"ungsi seksual3.7iptakan lingkungan yang nyaman untuk mendiskusikan masalah klien .8endiskusikan
strategi menghadapi dis"ungsi seksual:.Alternati" pengekspresian seksual5.Alternati" posisi yang
meminimalkan nyeri4.8elakukan akti"itas seksual saat kondisi tubuh "it .8embantu mengetahui
perasaan seksual dirinya dan pasangannya9.Pen?elasan dampak kemoterapi pada "ungsi
seksual1<.8endiskusikan alternati" pola dalam keluarga
11.8enga?ak orangtua klien untuk mera#at anaknya1!.8engan?urkan klien yang sulit punya anak untuk
adopsi
PENDAHULUAN
Kanker merupakan penyakit dengan karakteristik adanya gangguan atau kegagalan mekanisme
pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga terjadi perubahan perilaku sel yang tidak
terkontrol.Perubahan tersebut disebabkan adanya perubahan atau transformasi genetik, terutama pada
gen-gen yang mengatur pertumbuhan, yaitu protoonkogen dan gen penekan tumor.
Sel-sel yang mengalami transformasi terus-menerus berproliferasi dan menekan pertumbuhan sel
normal.Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Data Global action
against canser(2005) dari WHO(World
Health Organization)menyatakan bahwa kematian akibat kanker dapat mencapai angka 45% dari tahun
2007 hingga 2030, yaitu sekitar 7,9 juta jiwa menjadi 11,5 juta jiwa kematian. Di Indonesia, menurut
laporan Riskesdes (2007) prevalensi kanker mencapai 4,3 per 1000 penduduk dan menjadi penyebab
kematian nomor tujuh (5,7%) setelah sroke, tuberkulosis, hipertensi, trauma, perinatal dan diabetes
melitus.
Di negara berkembang, kanker merupakan penyebab utama kematian yang disebabkan oleh penyakit
pada anak diatas usia enam bulan. Data kanker laporan Riskesdes tahun 2007 menyatakan bahwa
Indonesia setiap tahunnya ditemukan sekitar 4.100 pasien kanker anak yang baru. Dari keseluruhan
kasus kanker yang ditemukan, meskipun kanker masih jarang ditemukan terjadi pada golongan usia anak
atau masih sekitar 2-6%, namun kanker merupakan penyakit degenerative yang menyebabkan 10%
kematian pada anak.
Kanker yang berasal dari jaringan epitel disebut karsinoma..Karsinoma sel skuamosa adalah tumor ganas
yang berasal dari jaringan epithelium dengan struktur sel yang berkelompok, mampu berinfiltrasi melalui
aliran darah dan limfatik yang menyebar keseluruh tubuh(Cancer Biology, 2000).Karsinoma sel skuamosa
merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi di rongga mulut yaitu sekitar 90-95% dari total
keganasan pada rongga mulut. Lokasi Karsinoma sel skuamosa rongga mulut biasanya terletak pada lidah
(ventral, dan lateral), bibir, dasar mulut, mukosa bukal, dan daerah retromolar.Karsinoma sel skuamosa
pada lidah merupakan tumor ganas yang berasal dari mukosa epitel rongga mulut dan sebagian besar
merupakan jenis karsinoma epidermoid.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kanker adalah penyakit yang menyerang proses dasar kehidupan sel, mengubah genom sel (komplemen
genetik total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan pertumbuhan sel-sel.
Kanker adalah istilah umum untuk petumbuhan sel tidak normal(yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak
terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan
ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang ke jaringan tubuh normal
sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit menular.
Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel – sel tubuh yang tumbuh
dan berkembang abnormal, di luar batas dan sangat liar.
1) Karsinoma
Merupakan jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran
tubuh, misalnya jaringan epitel seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mukus, sel melanin, payudara,
leher rahim, kolon, rektum, lambung, pankreas, dan esofagus.
2) Limfoma
Merupakan kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya jaringan limfe, lakteal,
limfa, berbagai kelenjar limfe, timus dan sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit
hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limfa)
3) Leukimia
Leukimia tidak membentuk massa tumor, tetapi memnuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel
darah normal.
4) Sarkoma
Merupakan kanker jaringan penunjang yang berada di bawah permukaan tubuh seperti jaringan ikat,
termasuk sel – sel yang ditemukan diotot dan tulang.
5) Glioma
Merupakan kanker susunan saraf, misalnya sel – sel glia (jaringan penunjang) disusunan saraf pusat
6) Karsinoma insitu
Ini adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah
tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif (kalian/luka yang belum menyebur).
Lokasi kanker
1) Kanker kolorektal
Tanda dan gejala kanker kolon pada lansia dapat meliputi perdarahan rektal, darah merah atau hitam
dalam feces, perubahan kebiasaan BAB (konstipasi atau diare, feses yang mengecil). Tumor dalam kolon
kanan dapat menjadi besar dan dapat menyebabkan nyeri tumpul yang samar – samar dan rasa tidak
nyaman pada abdomen. Tumor dalam kolon kiri cenderung lebih kecil dan lebih berinfiltrasi, dengan
perdarahan dan kemungkinan obstruksi usus.
2) Kanker paru
Resiko kanker paru 10 kali lebih tinggi pada perokok dari pada orang yang tidak merokok.Tingginya
mortalitas akibat kanker paru sebagian disebabkan karena diagnosis yang terlambat, biologis tumor yang
agresif, seringnya metastasis ke otak dan organ – organ vital yang lain, dan tidak efektifnya pengobatan
konvensional.Tidak seperti kanker payudara, deteksi dini kanker paru tidak menjamin kesempatan yang
baik untuk penyembuhan.Gejala batuk yang menetap, batu dengan sputum berdarah, atau kesulitan
bernapas dapat mengindikasikan kanker paru.Keletihan dan kehilangan berat badan secara tiba – tiba
sering merupakan gejala dari penyakit yang lebih lanjut.
3) Kanker payudara
Selain adanya massa, tanda – tanda kanker yang lain adalah retraksi kulit atau adanya lubang kecil pada
kulit dan adanya perubahan kontur payudara dari yang biasanya. Sekresi serosanguinosa dari puting susu
(jarang) pada wanita yang berusia lebih dari 50 tahun sering dikaitkan dengan kanker payudara.
Pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan jika ditemukan benjolan atau jika mamogram mecurigakan
atau kedua – duanya dapat meliputi aspirasi cairan dari kista, ultrasonografipada area tersebut, dan
biopsi lesi.
4) Kanker ginekologik
Kanker ovarium sebagai kanker ginekologi yang paling sering meningkat dengan bertambahnya usia.
Faktor resiko yang berhubungan dengan kanker ini termasuk riwayat keluarga dengan kanker ovarium
dan infertilitas.Pembesaran pinggul dan rasa tidak nyaman pada abdomen adalah gejala yang mungkin
terjadi pada kanker ovarium.
5) Kanker prostat
Kanker prostat adalah penyebab kedua kanker pada pria lansia dan merupakan penyebab ketiga
kematian akibat kanker pada pria yang berusia 65 tahun atau lebih. Gejala – gejala tidak terjadi sampai
kanker telah menyerang daerah sekitarnya atau telah menyebar dan pada umumnya termasuk kesulitan
dalam berkemih, hematuria, dan nyeri punggung atau tulang,
6) Kanker kulit
Pemeriksaan kulit seseorang secara mandiri dapat berguna untuk deteksi dini lesi kulit yang
mencurigakan yang mungkin merupakan kanker atau premalignan.Adanya perubahan pada kulit dan tahi
lalat harus dikaji. Kaker kulit yang paling serius melanoma maligna, lebih mematikan pada lansia dan
telah meningkat secara dramatis pada orang yang berusia 65 tahun dan lebih dalam waktu 20 tahun
terakir ini.
7) Kanker gastrointerstinal
Berbagai macam tumor GI adalah penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada populasi
lansia.
a) Kanker lambung
Gejala- gejalanya biasanya terjadi setelah penyakit berada pada tahap lanjut dan termasuk nyeri
epigastrik, penurunan berat badan , rasa penuh pada lambung setelah makan sejumlah kecil makanan
dan hematemesis. Intervensi pembedahan pada umumnya merupakan satu – satunya kemungkinan
untuk penyembuhan kanker lambung.
b) Kanker pancreas
Penggunaan tembakau dan pankreatitis kronis adalah faktor resiko yang penting.Penapisan rutin tidak
dianjurkan dan gejala – gejala mungkin tidak spesifik.Pembedahan mungkin dapat menyembuhkan,
tetapi kemoterapi dan radiasi lebih sering diguakan untuk upaya paliatif.
c) Kanker esophagus
Kesulitan menelan dan nyeri epigastrik adalah gejala potensial dari kanker esophagus. Kanker yang
berhubungan dengan tembakau ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 60-an dan 70-an.
Intervensi pembedahan mungkin dapat menyembuhkan tetapi sebagian besar pasien mendapatkan
kemoterapi atau terapi radiasi untuk upaya paliatif.
Hematuria, sering berkemih, dan kesulitan dalam berkemih yang merupakan gejala umum infeksi
kandung kemih, juga dapat menjadi gejala – gejala kanker kandung kemih.Pasien yang bergejala
memerlukan suatu pemeriksaan termasuk pemeriksaan sistoskopi kandung kemih, termasuk
biopsy.Penggunaan temabakau juga merupakan faktor resiko untuk kanker ini.
Kanker ini sering terjadi pada lansia terutama pada pria lansia.Konsumsi alkohol dan penggunaan
tembakau merupakan faktor resiko yang penting.Pengkajian rongga mulut sangat penting. Kesulitan
menelan, suara serak, massa pada leher, atau terjadinya lesi baru dalam daerah mulut harus dikaji lebih
lanjut. Pembedahan dan terapi radiasi mungkin menyembuhkan tetapi dapat mengakibatkan morbiditas
dan distsres psikologis yang signifikan.
2.2 Etiologi
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti, karena merupakan gabungan dari
sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan
resiko kanker, sebagai berikut
1. Faktor Keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi menderita kanker tertentu
dibandingkan keluarga lainnya.
2. Faktor Lingkungan
Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung
kemih.Faktor lingkungan lainnya, yaitu Sinar Ultraviolet matahari serta radiasi ionisasi (yang merupakan
karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan
bom atom hingga menjangkau jarak sangat jauh.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran
pencernaan. Seperti makanan junkfood, snack, dan makanan yang mengandung bahan kimia.
a. Virus Papilloma
b. Virus Sitomegalo
c. Virus Hepatitis B
e. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.
5. Infeksi
Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi
menahun pada kandung kemih.
6. Faktor Perilaku
7. Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol. Selain itu, perilaku seksual yaitu
melakukan hubungan intim diusia dini dan sering ganti pasangan.
9. Faktor Kejiwaan
10. Stres berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan tegang terus
menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga
menyebabkan kanker.
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron bebas tidak
berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber-sumber radikal bebas yaitu : 1) Radikal bebas terbentuk
sebagai produk sampingan dari proses metabolism; 2) Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam
bentuk racun-racun kimiawi dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari
matahari; 3) Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan (berdampak
pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fsik,
psikologis,maupun biologis.
Patofisiologi Penyakit Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab
dan biologisnya.Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker.Hampir semua kanker yang
dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel kanker dan sel anak-anaknya
(lihat bagian mekanisme untuk jenis cacat yang umum).
Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika pencegahan dan perbaikan
kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada, dan mungkin diwariskan ke sel anang/
(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan penjagaan terhadap kanker dengan berbagai metoda, seperti
apoptosis, molekul pembantu (beberapa polimerase DNA), penuaan/(senescence), dan lain-lain. Namun,
metoda koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan yang membuat kecatatan
lebih mungkin untuk muncul dan menyebar.Sebagai contohnya, lingkungan tersebut mengandung
bahan-bahan yang merusak, disebut dengan bahan karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan lain-
lain), atau lingkungan yang membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia.Karena itu, kanker
adalah penyakit progresif, dan berbagai kecacatan progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai
bertindak berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai penyebab
kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat ganda
secara eksponensial. Sebagai contohnya :
· Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel anangnya
mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.
· Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal penyebab-
kecacatan kepada sel di sekitarnya.
· Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan merusak sel
yang lebih sehat.
· Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel rusak bisa
membuat sel sehat rusak selamanya.
Pathways
Cancer Staging
Setelah terdeteksi adanya kanker dalam tubuh seseorang, maka dokter akan melakukan biopsy
(pengambilan sampel tubuh) untuk mengetahui seberapa ganasnya tumor tersebut. Ada beberapa
metode untuk menentukan tahap-tahap kanker.Sistem yang banyak digunakan adalah sistem TNM,
singkatan dari tumor (T), node (N), dan metastasis (M). TNM didasarkan pada tiga faktor :
a. Berapa besar tumor utama dan dimana letaknya? (T). Menggunakan angka (0-2) untuk ukuran dan
huruf (a-b) untuk lokasinya.
b. Apakah sel menyebar ke kelenjar getah bening ? (N). Setiap jenis tumor mengalir ke kelenjar getah
bening di dekatnya disebut kelenjar getah bening regional
Histologis grade (G). Histologis grade menggambarkan betapa berbedanya sel-sel kanker dari sel-sel
jaringan normal ketika diperiksa di bawah mikroskop, apakah termasuk grade (G) rendah atau G tinggi.
Tahap I: meliputi tumor grade rendah, T1a, T1b, T2a, T2b, dan N0, M0.
Tahap II: tumor grade tinggi, T1a atau T2a, N0, M0.
Gejala umum kanker biasanya tergantung pada jenis, tempat dan stadium kanker. Dari sini kemudian,
gejala umum kanker adalah sebgai berikut :
a. Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena ( misal ada benjolan di payudara, diperut.
c. Demam kronis
d. Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada kanker leher).
e. Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih (misal perubahan pola BAB, BAB
berdarah,dsb)
g. Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar cairan abnormal dari puting payudara).
a. Akibat langsung kanker (misalnya, sumbatan saluran cerna pada kanker usus, patah tulah pada
kanker tulang, dst)
b. Akibat tidak langsung (misalnya, demam, penuruna berat badan, anemia, penurunan kekebalan
tubuh, dsb)
c. Akibat pengobatan (misalnya, pembengkakan akiba sumbatan kelenjar getah bening pada radiasi
kanker payudara, gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan pada kemoterapi)
2.5 Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
a. Sebanyak mungkin mematikan sel kanker seminimal mungkin mengganggu sel normal.
Kompilaksinya :
1) Efek samping :
· nausea, vomiting
· alopecia
· mucositis
2) Toksik :
· ginjal, hepar.(http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/)
2. Radiotherapy
b. Terapi radiaisi eksternal yaitu pengobatan noninvasive dan mungkin lebih sering disarankan untuk
lansia lemah yang tidak mampu menjalani pembedahan. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006)
3. Pembedahan
Pembedahan dapat digunakan sebagai upaya kuratif atau digunakan untuk meingkatkan kualitas hidup.
Pembedahan kurang menimbulkan debilitasi dari pada kemoterapi atau terapi radiasi untuk pasien yang
cukup sehat utnuk menjalani anastesi dan hanya merupakan satu – satunya terapi untuk banyak lansia
dengan kanker. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006)
4. Immunoterapi
Immunoterapi yang disebut juga terapi biologis merupakan jenis pengobatan kanker yang relative baru.
Sekalipun demikian diperkirakan akan segera maju pesat dan menjadi andalan para dokter dalam upaya
penyembuhan kanker secara total.
Tidak beda dengan imunisasi pada umumnya, immunoterapi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan
tubuh guna melawan sel –sel kanker. Ada tiga macam immunoterapi, yaitu aktif (vaksin kanker), pasif,
dan terapi adjuvant.
5. Terapi gen
b. Menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan sel kanker.
c. Menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan di hancurkan oleh system
kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun radioterapi.
d. Menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah baru di jaringan kanker
sehingga sel – sel kankernya mati.
Pemeriksaan :
b. Pewarnaan terhadap jaringan sehingga bila ada kanker jaringan patologis dapat diketahui.
c. CT (Computed Tomography)
e. Mediastinoskopi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
· Kanker adalah penyakit yang menyerang proses dasar kehidupan sel, mengubah genom sel
(komplemen genetik total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan pertumbuhan sel-sel.
· Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti, karena merupakan gabungan dari
sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan.
Gejala umum kanker biasanya tergantung pada jenis, tempat dan stadium kanker. Sedangkan dilihat dari
penyebabnya, komplikasi akibat kanker dibagi 3 yaitu :
1. Akibat langsung kanker (misalnya, sumbatan saluran cerna pada kanker usus, patah tulah pada
kanker tulang, dst)
2. Akibat tidak langsung (misalnya, demam, penuruna berat badan, anemia, penurunan kekebalan
tubuh, dsb)
3. Akibat pengobatan (misalnya, pembengkakan akiba sumbatan kelenjar getah bening pada radiasi
kanker payudara, gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan pada kemoterapi)