PENYAKIT HIDUNG
INFEKSI
VESTIBULITIS
Defenisi : Infeksi pada kulit vestibulum nasi.
Etiologi : Akibat iritasi secret hidung.
Misal : Rinitis – Sinusitis – Benda asing – Trauma
Gejala : Hiperemis Indurasi Fluktuasi
Terapi : AB Topikal – AB Oral (kalau perlu), analgetik.
Nasal Vestibulitis
SELULITIS
Mengenai : Puncak hidung dan dorsum nasi.
Akibat perluasan furunkel pada vestibulum nasi.
19
THT 172
Pemeriksaan : Hidung bengkak – kemerahan - nyeri
Etiologi : Streptococcus dan Staphylococcus.
Terapi : Antibiotik sistemik dosis
EKSEMA (DERMATITIS)
Etiologi : Staphylococcus dan Streptococcus.
Kejadian : Anak ok trauma – Corpus alienum.
Pria > Wanita – mengusap hidung.
Gejala : Nyeri puncak hidung, denyut, hiperemis, oedem, crusta, fissure.
Terapi : - AB (Oral)
- Symptomatis
- Lokal
ATRESIA NARES
Etiologi : Post variola
Trauma
Gejala : Pernafasan hidung +/-
Kerongkongan kering
Terapi : Operatif : - Membuang jaringan yang menutup lobang hidung
- Plastik
Rhinophyma
INFEKSI SPESIFIK
Infeksi : Lepra, sifilis, TBC, dapat destruksi hidung bagian luar.
20
THT 172
KELAINAN CONGENITAL
1. Choanal atresia
2. Kista dermoid
3. Nasal glioma
4. Bifid nose
5. Hump nose
6. Labionatopalato schizis
7. Glioma naso frontalis
NEOPLASMA
Benigna Angioma
Papilloma
Senile keratosis
Maligna Basal cell carcinoma
Squamous cell carcinoma
BENIGNA
ANGIOMA
Tumor pembuluh darah, merah – ungu.
Sejak lahir atau bayi.
Bentuk : Kapiler picak
Besar : Variasi.
Perjalanan : Regresi (pertumbuhan).
Terapi : Kecil - Eksisi.
Inj. Sclerosering – Freezing – Radiasi.
PAPILOMA
Pedunculated (bertangkai).
Lesi : Merah jambu.
Lokal : Vestibulum nasi.
Terapi : Eksisi.
SENILE KERATOSIS
Penonjolan kecil kecoklatan.
Terapi : Eksisi.
MALIGNA
BASAL CELL CARCINOMA
Tonjolan dengan ulcera dan krusta.
Bisa >, warna : Putih mutiara.
Mudah berdarah (krusta diangkat).
Diagnosa : Biopsi.
Terapi : Eksisi bila metastase (-).
Radiasi.
Metastase Lymph node : - Auricular
- Parotis
- Sub maxillar
RINITIS AKUT
Radang akut mukosa hidung : Infeksi virus atau bakteri.
Sering ditemukan.
Merupakan manifestasi dari :
Rinitis simpleks (C.C.)
Influenza
Penyakit eksantem : Morbili, variola, varisela, pertussis
Penyakit spesifik
Sekunder : Iritasi local atau trauma
RINITIS SIMPLEKS
(Pilek, selesma, common cold, coryza).
Etiologi : Virus Sering : Rhinovirus.
Yang lain : Myxo virus, Coxsackie virus, Echo virus.
Sangat menular
Faktor predisposisi : Fisik
Misal : Dingin, lelah, penyakit menahun.
Gejala : Prodromal Beberapa jam
Hidung : Panas, kering, gatal, bersin berulang, hidung sumbat, secret encer,
Mukosa hidung merah - membengkak
Demam dan nyeri kepala
Infeksi sekunder bakteri : Sekret kental (mukopurulent)
Sumbatan hidung >>
Komplikasi (-) Sembuh 5 – 10 hari.
Komplikasi : Sinusitis, otitis media, faringitis, bronchitis, pneumoni.
Terapi : Terapi khusus (-)
Istirahat cukup
Simptomatik : Analgesik – Antipiretik – Nasal Dekongestan – Antihistamin (k/p)
AB – Bila ada komplikasi
22
THT 172
RINITIS INFLUENZA
Etiologi : Infeksi virus.
Gejala : = Common cold tetapi umumnya lebih berat : Demam, malaise, sakit pada otot.
Terapi : AB + Simptomatik
RINITIS EKSANTEMATOUS
Etiologi : Virus.
Terjadi sebelum tanda karakteristik atau skin rash muncul.
Disertai infeksi sekunder.
RINITIS BAKTERI
Sulit dibedakan dari Common cold.
Sekunder infeksi dari Rinitis Viral.
Terapi : AB Oral
Simptomatik
RINITIS IRITAN
Etiologi : Debu, chemical fumes, asap tembakau.
Gejala : Sekret encer dan bersin.
Terapi : Anti histamin.
RINITIS KRONIK
Termasuk :
Rinitis hipertrofi
Rinitis sika (sicca)
Rinitis spesifik
RINITIS HIPERTROFI
Infeksi berulang dalam hidung dan sinus atau
Lanjutan rinitis allergic dan vasomotor
Gejala : Hidung tersumbat (ku)
Sekret >> mukopurulen
Nyeri kepala (sering)
Pemeriksaan: Konka : Hipertrofi – terutama konka inferior
Permukaan berbenjol-benjol ditutupi mukosa yang hipertrofi
saluran udara sempit.
23
THT 172
Mukosa : Hiperemis.
Sekret : Mukopurulen, banyak diantara konka inferior, septum dan dasar
rongga hidung.
RINITIS SPESIFIK
Infeksi spesifik antara lain :
Rinitis difteri
Rinitis atrofi
Rinitis sifilis
Rinitis TBC
Rinitis jamur
24
THT 172
▫ Mungkin ditemukan pseudomembran putih yang mudah berdarah di konka inferior dan
sekitar
▫ Krusta cokelat di nares dan cavum nasi
Diagnosa : Swab secret hidung.
Corynebacterium diphteriae (+)
Terapi : ADS, PNC (Lokal dan IM), tetes hidung; penderita diisolasi kuman (-).
Larutan dimasukkan (dihirup) ke dalam rongga hidung dan dikeluarkan melalui mulut atau
dikeluarkan lagi dan menghembuskannya dengan kuat.
Dapat juga dilakukan pencucian rongga hidung dengan larutan garam hangat (garam dapur).
Nose Drops R/ Strepto 1
Ol. Olivarum
NaCl Fisiologi 30
Hormonal R/ Oestradiol 10.000 U
Ol. Sesami 1 cc
S. Nasal spray
Vit. A 3 x 50.000 unit 2 minggu
Preparat Fe
Pengobatan sinusitis tuntas, bila menderita sinusitis
Mengurangi pengeringan menutup 1 lubang hidung bergantian
B. Pengobatan Operatif
Dilakukan bila dengan pengobatan konservatif tidak memperoleh kemajuan.
1. Operasi penutupan lubang hidung
Prinsip : Dengan mengistirahatkan hidung mukosa akan kembali normal penutupan
dilakukan pada nares anterior atau koana – selama 2 tahun.
2. Implantasi untuk menyempitkan rongga hidung
Implantasi autogenous bone pada septum.
3. Larutan Schlager
Medialisasi konka inferior.
4. Membuat saluran yang menghubungkan mulut dan hidung rongga hidung selalu basah
RINITIS TUBERKULOSA
Didahului TBC paru.
Mengenai : Tulang rawan septum – berbentuk noduler atau ulkus dapat
perforasi
Sinus
Pemeriksaan : Sekret mukopus dan krusta sehingga keluhan hidung tersumbat,
kadang darah (+)
Jaringan granulasi pada vestibulum atau septum nasi.
Diagnosa : BTA pada secret hidung (+).
Terapi : Anti TBC dan cuci hidung.
Jaringan granulasi Elektrokauter.
RINITIS JAMUR
26
THT 172
Bentuk :
Aspergillosis, Blastomikosis, Candidiasis, dll.
Mengenai : Tulang rawan septum mengakibatkan perforasi septum atau hidung
pelana.
Pemeriksaan : Sekret mukopus yang berbau
Pseudomembran (+)
Mungkin terlihat ulkus atau perforasi pada septum nasi.
Terapi : - Anti jamur oral dan topical
- Cuci hidung
- Pembersihan hidung rutin
- Gentian violet
Cuci hidung
Prinsip : Membersihkan hidung.
Cara : Menghirup dari hidung dikeluarkan dari mulut.
Contoh :
1. Larutan garam fisiologis (dapat dibuat di rumah)
27
THT 172
A. Garam dapur : 1 cth rata
Air hangat : 250 cc/1 gelas
Atau
B. Garam dapur : 1 c rata
Air hangat : 600 cc/1 botol
2. Resep Standart
R/ Chloret amonii
Cloret natrii
Bicarb. Natricus aaa 8
Ol. Lavendulae gtt III
Aquadest 300 cc
S2 dd 1 c ditambah 9 c air hangat
Dihirup dari hidung dikeluarkan dari mulut.
28