Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

ACARA 7

PENGUKURAN SEL BAKTERI

Oleh :

NAMA : APRIANTO

NIM : 1811050039

KELAS : 3A TLM

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
A. TUJUAN
1. Mengetahui jenis-jenis mikrometer beserta perbedaannya
2. Melakukan kalibrasi mikrometer okuler
3. Pengukuran sel bakteri menggunakan mikrometer (konvensional) dan softwere
(modern)

B. LATAR BELAKANG

Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang


mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan
lingkungannya(Singleton.2006). Salah satu mikroba yang dipelajari adalah bakteri mulai
dari bentuk, susunan, penyebaran cara inveksi dan lainya.

Sejarah tentang mikroba dimulai dengan ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek


(1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana, dilengkapi satu lensa
dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan jelas
yang perbesarannya antara 50-300 kali (Skou danSogaard Jensen. 2007).

Bentuk bakteri ditentukan oleh faktor hereditas dan juga dipengaruhi oleh seperangkat
faktor-faktor lingkungan. Apabila faktor lingkungan dapat mengubah bentuk bakteria,
maka hal ini dapat menyulitkan kita dalam mengadakan identifikasi. Ada juga beberapa
bakteri berbentuk pleomorfik. Pleomorfik ini merupakan bentuk varian dari sejenis bakteri
yang menyimpang dari bentuk normal, walaupun sel-selnya masih muda yang tumbuh
pada media dan kondisi lingkungan yang cocok untuknya akan mempunyai bentuk yang
bervariasi (Tarigan. 1988).

Bakteri diukur dengan mengunkan dua cara yaitu, secara manual dan juga secara
otomatis. Apabila dengan cara manual alat yang digunakan adalah dengan menggunkan
mikrometer okuler dan objektif yang diletakan pada lensa okuler dan juga meja preparat,
sedangkan secara otomatis adalah dengan mikroskop yang sudah diatur agar bisa
digunakan untuk mengukur sel bakteri.

Pada praktikum ini, akan dilakukan pengukuran sel bakteri menggunakan mikrometer
okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop,
sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja preparat
mikroskop. Jarak antar garis skala pada mikrometer okuler tergantung pada perbesaran
lensa objektif yang digunakan yang menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini
dapat ditentukan dengan mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif. Kalibrasi
dilakukan dengan menghimpitkan skala mikrometer objektif dan okuler pada perbesaran
yang diinginkan. Setelah kalibrasi dilakukan maka ukuran sel bakteri dapat ditentukan
dengan lebih mudah dengan cara menghitung jumlah jarak garis yang digunakan oleh
setiap 1 sel bakteri dan dengan cara dikalikan dengan faktor kalibrasi (Tim Dosen, 2019).

Berdasarkan hal tersebut praktikan diharapkan dapat mengetahui bagaimana cara


menggunakan mikrometer, baik mikrometer okuler maupun objektif, serta dapat
melakukan kalibrasi dari mikrometer dengan baik dan benar sesuai dengan SOP.
Berdasarkan tujuan tersebut mahasiswa dihara[kan dapat mengikuti praktikum ini dengan
baik dan benar sehingga tujuan dari praktikum yang sudah di sampaikan dapat terlaksana
dengan baik.

C. TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi adalah studi mengenai mikroba, organisme yang sangat kecil yang
membutuhkan mikroskop untuk mempelajari mereka. Kelompok besar dari organisme
yang dipelajari di mikrobiologi adalah bakteri, alga, fungi, virus, dan protozoa. Semuanya
tersebar luas di alam. Sebagai contohnya, studi baru-baru ini mengenai makanan lebah
memperlihatkan 188 macam fungi dan 29 macam bakteri. Kebanyakan mikroba terdiri dari
satu sel.

Diantara benyak variasi dari mikroorganisme yang telah diidentifikasi, bakteri


mungkin yang paling banyak dipelajari. Umumnya bacteria adalah organisme sel satu
dengan bentuk bola, batang atau tangkai, atau spiral, tetapi beberapanya ada yang
berbentuk filamen. Bakteri secara luas tersebar di alam, seperti, di lingkungan air dan pada
zat atau bahan yang busuk dan beberapanya dapat menyebabkan penyakit (Black. 2012)

Sel tubuh bakteri sangat kecil, kebanyakan diameternya berukuran kira-kira 0,5-0,1
µm. Kebanyakan bakteria merupakan jasad yang transparan (tembus cahaya) dengan
indeks bias yang sama dengan indeks bias cairan suspensi di mana bakteri tersebut hidup.
Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan mikrokop, morfologi bakteria dapat
dibedakan menjadi:
1. Bakteri yang berbentuk bulat (kokus)
Bakteri yang berbentuk kokus biasanya bulat, ataupun berbentuk oval, memanjang
atau mendatar pada stu sisinya. Apabila bakteri berbentuk kokus ini berkembang biak
dengan membelah diri, sel-selnya tetap berdempetan dan tidak akan memisah. Bakteri
yang berbentuk kokus ini masih dapat dibedakan lagi dengan beberapa macam yaitu:
a. Monokokus, merupakan bakteri yang memiliki susunan terpisah dan hanya
terdiri dari satu individu bakteri.
b. Diplokokus, yaitu bakteri bentuk kokus yang berpasang-pasangan. Contoh
yang penting adalah genus Neisseria dan genus Branhamella dan satu spesies
yaitu Streptococcus pneumonia.
c. Streptokokus, yaitu bentuk kokus yang bergandengan satu sama lain
d. Tetrakokus, yaitu bentuk bakteri kokus yang mengelompok 4 buah
e. Stafilokokus, yaitu bentuk bakteri kokus yang membentuk untaian
f. Sarsina, yaitu bentuk beberapa kokus yang mengelompok menyerupai kubus.
2. Bakteri yang berbentuk batang (basil)
Kata basil berasial dari kata Greek: (bacillus = batang). Bakteri berbentuk basil
menyerupai bentuk batang pendek, silindris, yang ukuran dan bentuknya
bermacam-macam. Basil dapat bergandengan panjang disebut streptobasil. Basil
yang terlepas satu dengan yang lain mempunyai ujung yang tumpul, sedangkan
basil yang masih bergandengan satu sama lain berujung tajam. Bakteri yang
berbentuk basil ini ada yang membentuk spora, yaitu bakteri yang termasuk dalam
bakteri golongan Gram positif, akan berwarna ungu apabila diwarnai dengan cat
Gram. Ada juga bakteri yang berbentuk batang kecil dan langsing yang tidak
membentuk spora, merupakan bakteri Gram negatif yang akan berwarna merah
apabila dicat dengan cat Gram. Ada juga bakteri yang berbentuk “coccobacilli”
yaitu Moraxella lacunata berbentuk seperti batang pendek mendekati bentuk kokus,
dapat menyebabkan konjunktivitis pada manusia.
3. Bakteri yang berbentuk spiril
Ada bakteri yang berbentuk helikoidal, yang berpilin-pilin seperti spiral dan ada
juga yang berbentuk seperti koma, misalnya Vibrio cholera. Bakteri yang
berbentuk spiral ini, bentuknya bengkok-bengkok serupa spiral. Ada yang
bentuknya seperti batang, melengkung dan menyerupai bentuk koma, disebut
Vibrio.
Bentuk bakteri ditentukan oleh faktor hereditas dan juga dipengaruhi oleh
seperangkat faktor-faktor lingkungan. Kalau faktor lingkungan dapat mengubah
bentuk bakteria, maka hal ini dapat menyulitkan kita dalam mengadakan
identifikasi. Ada juga beberapa bakteri berbentuk pleomorfik. Pleomorfik ini
merupakan bentuk varian dari sejenis bakteri yang menyimpang dari bentuk
normal, walaupun sel-selnya msih muda yang tumbuh pada media dan kondisi
lingkungan yang cocok untuknya akan mempunyai bentuk yang bervariasi
(Tarigan. 1988).
4. Ukuran bakteri
Bentuk tubuh bakteri itu terpengaruhi oleh keadaan medium dan oleh usia.
Maka untuk membandingkan bentuk serta ukuran sel bakteri perlu diperhatikan
bahwa kondisi bakteri itu harus sama, temperatur dimana piaraan itu disimpan
harus sama, penyinaran oleh sumber cahaya apapun harus sama, dan usia piaraan
itu juga harus sama. Pada umumnya, bakteri dari piaraan yang masih muda, yaitu
sekitar 6 sampai 12 jam, itu nampak lebih besar daripada bakteri berasal dari koloni
yang lebih tua (Dwidjoseputro. 1978).
Sel bakteri sangat beragam panjangnya; sel beberapa spesies dapat berukuran
100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Satuan ukuran bakteri adalah
mikrometer (µm), yang setara dengan 1/1000 mm atau 10-3 mm. Bakteri yang
paling umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi berukuran kira-kira 1,0 x
2,0-5,0 µm. Bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan
disentri mempunyai lebar 0,5 sampai 1 µm dan panjang 2 sampai 3 µm. Sel
beberapa spesies bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan
diameternya berkisar dari 0,1 sampai 0,2 µm. Sekelompok bakteri yang dikenal
sebagai mikroplasma, ukurannya khas amat kecil-demikian kecilnya sehingga
hampir-hampir tak tampak di bawah mikroskon cahaya. Mereka juga pleomorfik;
yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1 sampai 0,3 µm
(Pelczar dan Chan.1986).
Beberapa contoh spesies yang telah diukur memiliki panjang dan diameter
seperti berikut: (1) Salmonella typhosa dengan lebar 0,6 – 0,7 µm dan panjang 2 –
3 µm, (2) Streptococcus lactis dengan diameter 0,5 – 1 µm, (3) Bacillus subtilis
dengan diameter 0,5 – 0,8 µm dan panjang 1,6 – 4 µm, (4) Bacillus megaterium
dengan diameter 1 – 1,5 µm dan panjang 3 – 6 µm (Tarigan. 1988).
Pengukuran yang tepat sel mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
menyisipkan suatu mikrometer okuler pada lensa okuler mikroskop yang
digunakan untuk mengamati sel tersebut. Mikrometer okuler pada umumnya
merupakan suatu piringan kaca bundar pada salah satu permukaannya terukir skala
pengukuran. Sebelum digunakan untuk mengukur sel, mikrometer okuler ini
terlebih dahulu harus ditera terhadap mikrometer pentas yang sudah memiliki skala
yang pasti (Hadioetomo. 1985).
Mikrometer adalah suatu keping kaca kecil dengan gari-garis kecil sekali yang
jaraknya sama dan dapat ditempatkan dengan lensa okuler mikroskop. Mikrometer
ini berfungsi sebagai pengukur obyek mikroskopis yang kita amati dengan
mikroskop. Mikrometer ini mempunyai dua jenis yaitu mikrometer obyektif dan
mikrometer okuler. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop,
sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja
preparat mikroskop (Kadaryanto, 2006).
Mikrometer objektif memiliki skala yang telah diketahui, menjadi tolak ukur
untuk menentukan ukuran skala mikrometer okuler. Satu skala micrometer objektif
= 0,01 mm / 10 µm Lensa okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat
dengan mata. Lensa okuler biasanya mempunyai perbesaran: 5X, 10X, 12,5X dan
15X. Lensa okuler terdiri dari lensa plankonveks yaitu lensa kolektif dan lensa mata
(Kadaryanto, 2006).
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan
dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur
dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang
mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional (Ratnawati, 2010).
Kalibrasi skala mikrometer okuler dilakukan dengan:
1. Menempatkan mikrometer objektif di atas kaca objektif dari objek yang
diamati
2. Lensa okuler dimasukkan ke tabung lensa okuler pada mikroskop
3. Atur posisi garis skala mikrometer okuler agar berimpitan dengan garis
skala mikrometer objektif, dengan cara memutar lensa okuler
4. Impitkan kedua mikrometer lalu hitung jumlah garis skala ada kedua
mikrometer yang berimpit tersebut. Kalibrasi dilakukan untuk
mendapatkan skala yang sama yang akan digunakan untuk standarisai
(Ratnawati, 2010).

D. METODE
1. Alat:
a. Mikroskop f. Jarum ose
b. Mikrometer okuler g. Pipet tetes
c. Mikrometer objektif h. Kalkulator
d. Object glass i. Rak pengecatan
e. Cover glass j. Kamera
2. Bahan:
a. Sampel bakteri e. Alkohol 70% dan 96%
b. Minyak imersi f. Cotton bud
c. Tissue g. Etellan/lem kanada
d. Tisue lensa h. Aquadest

3. Cara kerja
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
b. Dimasukan mikrometer okuler kedalam lensa okuler mikroskop dengan
didampingi oleh asisten dosen,
c. Dipasangkan lensa objektif pada meja benda mikroskop,
d. Mikroskop dinyalakan dan cari fokus mikroskop sehingga garis-garis skala
pada mikrometer dapat terlihat dengan jelas.
e. Di tentukan perbesaran yang akan digunakan, biasanya untuk pengukuran
sel bakteri menggunakan perbesaran 40x dan 100x,
f. Diatur garis skala pada mikrometer okuler saling berhimpit dengan garis-
garis pada skala objektif,
g. Ditentukan jarak pada mikrometer objektif dan sesuaikan dengan jumlah
bagian dari mikrometer okuler,
h. Ditentuan nilai faktor kalibrasi,
i. Dilepaskan lensa okuler dari meja preparat,
j. Dihitung ukuran panjang dari bakteri yang telah dibuat sediaan apus dengan
menggunakan pengecatan gram,
k. Untuk menentukan bakteri berbantuk coccus pada preparat dibawah minyak
imersi dilakukan hal ini:
1) Hitung jumlah bagian okuler yang ditempeli oleh 3 sel coccus tunggal,
2) Tentukan dan hitung panjang rata-rata dari ketiga sel coccus tunggal
tersebut,
3) Tentukan ukuran sel bakteri dengan mengalikan rata-rata faktor kalibrasi
yang telah dihitung,
l. Apabila bentuk sel bakteri batang dan spiral maka lakukanlah langkah no(1)
diatas dengan menghitung panjang dan lebar bakteri.
m. Hasil dimasukkan kedalam tabel pengamatan.

E. HASIL DAN PEMBAHASA


1. Hasil
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil:
No. Gambar Keterangan
a. Mikrometer yang di kalibrasi Kalibrasi mikrometer objektif dan
okuler pada perbesaran 100x dan
lensa tersebut berhimpitan pada
angka 0 dan 10

b. Pengukuran bakteri dengan Pengukuran panjang bakteri pada


mikrometer bakteri yang memiliki bentuk
coccus dan didapatkan
panjangnya adalah 1 mm
Hasil perhitungan
Diketahui, jumlah bagian pada mikrometer okuler= 10 mm, jarak antara dua garis
pada mikrometer objektif adalah 10 mm,dan panjang dari sel itu adalah 1 µm.
a. Perhitungan Kalibrasi (perbesaran 100x)

jarak yang diketahui antara dua garis


pada mikrometer objektif
1 bagian mikrometer okuler =
jumlah bagian pada mikrometer okuler

0,01
1 bagian mikroskop okuler= =0,001mm = 1,0 µm
10

b. Panjang Bakteri = jumlah bagian okuler yang digunakan x factor


kalibrasi

= 1 x 1,0 µm

= 1,0 µm

2. Pembahasan

Ukuran besar bakteri bervariasi, tergantung dari jenis spesiesnya. Bakteri yang
berbentuk spiral dan bacil diukur menurut panjang dan lebarnya, sedangkan bakteri
yang berbentuk bulat diukur menurut diameter panjangnya. Ukuran diameter bakteria
yang berbentuk kokus berkisar antara 0,4-2 μm. Basil memiliki panjang kira-kira 1,5
μm dan diameternya 1 μm. Bakteria bentuk basil yang paling besar jarang melebihi
diameter 1 μm dan panjangnya 3 μm (Tarigan, 1988).

Pengukuran mikroba dapat dilakukan dengan menggunakan cara konvensional yaitu


dengan mikrometer okuler dan mikrometer objektif sedangkan secara modrn yaitu
dengan menggunakan softwere. Pada percobn kali ini dengan menggunakan cara
konvensional atau dengan mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Pada percobaan
pengukuran mikroba termasuk sel bakteri, perlu dilakukan peneraan atau kalibrasi
mikrometer terlebih dahulu karena setiap mikroskop pada perbesaran yang sama
memiliki ketelitian berbeda. Peneraan dilakukan dengan cara memasang mikrometer
okuler dalam lensa okuler dan memasang mikrometer objyektif pada meja sediaan
mikroskop dimana mikrometer okuler dan mikrometer objektif harus sejajar sehingga
skala yang diukur dapat lebih mudah untuk diamati dan di hitung. Kalibrasi diakukan
dengan cara menghimpitkan mikrometer objektif dan mikrometer okuler sehingga
dapat muncul skala bagian mikrometer. Pada praktikum ini menggunakan skala
mikrometer obyektif yang sudah terukur 0,01 mm panjang satu skala. Berdasarkan hasil
peneraan pada perbesaran 400x diperoleh nilai skala 1.0 µm. Hasil tersebut diperoleh
dengan cara mengkalikan nilai skala obyektif dengan nilai 1 skala mikrometer objektif
yang telah terukur (0,01 mm) lalu dibagi dengan besar skala okuler.

Setelah dilakukan peneraan dapat dilakukan percobaan selanjutnya yaitu mengukur


sel bakteri. Pada percobaan tersebut menggunakan perbesaran 400x dan 1000x. Untuk
perbesaran 1000x menggunakan minyak emersi untuk memperjelas bidang pandang
dan menggunakan cover glass yang telahdi tetesi dengan ethellan atau lem kanada,
supaya bakteri tidak secara langsung tergores oleh lensa okuler. Pengukuran sel bakteri
dilakukan pada sel bakteri yang telah diwarnai dengan pewarnaan gram supaya dapat
lebih mengamati morfologi yang ada pada bakteri. Pada praktikum ini didapatkan
bentuk bakteri adalah coccus dengan susunan menyebar merupakan gram negatif
karena menyerap warna ungu dari kristal violet. Pengukuran sel bakteri dapat diukur
dengan cara mengkalikan besar skala pada bakteri dengan besar skala okuler hasil
peneraan. Diameter bakteri yang didapatkan sebesar 1.0 skala okuler. 1.0 skala okuler
lalu dikalikan dengan nilai skala okuler yang telah ditera yaitu 0.01 µm menghasilkan
ukuran bakteri sebesar 1 µm. Ukuran diameter bakteria yang berbentuk kokus berkisar
antara 0,4-2 μm (Tarigan, 1988). Berdasarkan hasil tersebut, didapatkan ukuran bakteri
yang sangat kecil tidak masuk dalam kategori yang ada. Hal ini mungkin saja terjadi
karena ukuran bakteri juga dipengaruhi usian dan nutrisi dalam media sediaan sesuai
dengan pernyataan Dwidjoseputro (1978) bahwa bentuk tubuh bakteri itu terpengaruhi
oleh keadaan medium dan oleh usia. Oleh karena itu, untuk membandingkan bentuk
serta ukuran sel bakteri perlu diperhatikan bahwa kondisi bakteri itu harus sama,
temperatur dimana piaraan itu disimpan harus sama, penyinaran oleh sumber cahaya
apapun harus sama, dan usia piaraan itu juga harus sama. Secara garis besar, ukuran sel
bakteri yang kami ukur mendekati ukuran bakteri yang telah diidentifikasi oleh para
ahli.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada praktikum pengukuran sel bakteri ini
adalah:

1. Memasangkan mikrometer okuler pada lensa okuler dengan hati-hati jangan


sampai mengotori lensa okuler karena dapat mempersulit pengamatan,
2. Melakukan kalibrasi dengan menghimpitkan mikrometer okuler dan objektif
sebaiknya pada posisi horizontal supaya lebih mudah untuk diamati
3. Pada pengamatan dengan menggunakan perbesaran 1000x sampel terlebih
dahulu dilapisi dengan covr glass supaya tidak menggores lensa objektif secara
langsung, selalu gunakan minyak imersi.
4. Mencari bakteri yang tidak menggerombol supaya mempermudah perhitungan.

F. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a. Mikrometer terbagi menjadi 2 yaitu mikrometer objektif dan mikrometer okuler.


Perbedaan mikrometer okuler dan objektif adalah: Mikrometer obyektif terbagi
menjadi 10 skala dengan masing-masing skala berukuran 0,1 mm. Mikrometer
obyektif diletakkan pada meja preparat. Mikrometer okuler diletakkan dekat
dengan lensa okuler bahkan ada beberapa yang sudah menjadi satu dengan lensa
okuler. Penggunaan lensa okuler harus dikalibrasi skalanya.
b. Melakukan kalibrasi mikrometer okuler dapat dilakukan dengan:
Kalibrasi skala mikrometer okuler dilakukan dengan:
1) Menempatkan mikrometer objektif di atas kaca objektif dari objek yang diamati
2) Lensa okuler dimasukkan ke tabung lensa okuler pada mikroskop
3) Atur posisi garis skala mikrometer okuler agar berimpitan dengan garis skala
mikrometer objektif, dengan cara memutar lensa okuler
4) Impitkan kedua mikrometer lalu hitung jumlah garis skala ada kedua
mikrometer yang berimpit tersebut.
c. Pengukuran sel bakteri secara manual adalah dengan menggunakan mikrometer
okuler dan objektif , sedangkan jika secara otomatis adlaah dengan menggunakan
alat tertentu.
2. Saran
Menurut pendapat saya praktikum yang dilakukan sudah baik namun ada
baiknya untuk alat yang digunakan lebih dirawat lagi, sehingga praktikan dapat yakin
terhadap alat tersebut dan dilakukan kalibrasi secara rutin. Dan untuk praktikan agar
lebih kondusif dan tenang saat praktikum.
G. DAFTAR PUSTAKA

Black, Jacquelun G. 2012. Microbiology: Principles and Exploration Eight Edition. USA:
Unites States of America.

Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.

Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi.

Tim dosen. 2019. Buku Pnaduan Praktikum Bakteriologi 1 TLM Edisi 1. Purwokerto:
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Fardiaz, Srikandi. 1993. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Neil A. Campbell, Jane B. Reece. 2009. Biology 8th Edition. San Francisco: Pearson
Benjamin Cummings.

Volk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
H. LAMPIRAN

kalibrasi mikrometer pengukuran sel bakteri

Anda mungkin juga menyukai