ACARA 7
Oleh :
NAMA : APRIANTO
NIM : 1811050039
KELAS : 3A TLM
2019
A. TUJUAN
1. Mengetahui jenis-jenis mikrometer beserta perbedaannya
2. Melakukan kalibrasi mikrometer okuler
3. Pengukuran sel bakteri menggunakan mikrometer (konvensional) dan softwere
(modern)
B. LATAR BELAKANG
Bentuk bakteri ditentukan oleh faktor hereditas dan juga dipengaruhi oleh seperangkat
faktor-faktor lingkungan. Apabila faktor lingkungan dapat mengubah bentuk bakteria,
maka hal ini dapat menyulitkan kita dalam mengadakan identifikasi. Ada juga beberapa
bakteri berbentuk pleomorfik. Pleomorfik ini merupakan bentuk varian dari sejenis bakteri
yang menyimpang dari bentuk normal, walaupun sel-selnya masih muda yang tumbuh
pada media dan kondisi lingkungan yang cocok untuknya akan mempunyai bentuk yang
bervariasi (Tarigan. 1988).
Bakteri diukur dengan mengunkan dua cara yaitu, secara manual dan juga secara
otomatis. Apabila dengan cara manual alat yang digunakan adalah dengan menggunkan
mikrometer okuler dan objektif yang diletakan pada lensa okuler dan juga meja preparat,
sedangkan secara otomatis adalah dengan mikroskop yang sudah diatur agar bisa
digunakan untuk mengukur sel bakteri.
Pada praktikum ini, akan dilakukan pengukuran sel bakteri menggunakan mikrometer
okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop,
sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja preparat
mikroskop. Jarak antar garis skala pada mikrometer okuler tergantung pada perbesaran
lensa objektif yang digunakan yang menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini
dapat ditentukan dengan mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif. Kalibrasi
dilakukan dengan menghimpitkan skala mikrometer objektif dan okuler pada perbesaran
yang diinginkan. Setelah kalibrasi dilakukan maka ukuran sel bakteri dapat ditentukan
dengan lebih mudah dengan cara menghitung jumlah jarak garis yang digunakan oleh
setiap 1 sel bakteri dan dengan cara dikalikan dengan faktor kalibrasi (Tim Dosen, 2019).
C. TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah studi mengenai mikroba, organisme yang sangat kecil yang
membutuhkan mikroskop untuk mempelajari mereka. Kelompok besar dari organisme
yang dipelajari di mikrobiologi adalah bakteri, alga, fungi, virus, dan protozoa. Semuanya
tersebar luas di alam. Sebagai contohnya, studi baru-baru ini mengenai makanan lebah
memperlihatkan 188 macam fungi dan 29 macam bakteri. Kebanyakan mikroba terdiri dari
satu sel.
Sel tubuh bakteri sangat kecil, kebanyakan diameternya berukuran kira-kira 0,5-0,1
µm. Kebanyakan bakteria merupakan jasad yang transparan (tembus cahaya) dengan
indeks bias yang sama dengan indeks bias cairan suspensi di mana bakteri tersebut hidup.
Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan mikrokop, morfologi bakteria dapat
dibedakan menjadi:
1. Bakteri yang berbentuk bulat (kokus)
Bakteri yang berbentuk kokus biasanya bulat, ataupun berbentuk oval, memanjang
atau mendatar pada stu sisinya. Apabila bakteri berbentuk kokus ini berkembang biak
dengan membelah diri, sel-selnya tetap berdempetan dan tidak akan memisah. Bakteri
yang berbentuk kokus ini masih dapat dibedakan lagi dengan beberapa macam yaitu:
a. Monokokus, merupakan bakteri yang memiliki susunan terpisah dan hanya
terdiri dari satu individu bakteri.
b. Diplokokus, yaitu bakteri bentuk kokus yang berpasang-pasangan. Contoh
yang penting adalah genus Neisseria dan genus Branhamella dan satu spesies
yaitu Streptococcus pneumonia.
c. Streptokokus, yaitu bentuk kokus yang bergandengan satu sama lain
d. Tetrakokus, yaitu bentuk bakteri kokus yang mengelompok 4 buah
e. Stafilokokus, yaitu bentuk bakteri kokus yang membentuk untaian
f. Sarsina, yaitu bentuk beberapa kokus yang mengelompok menyerupai kubus.
2. Bakteri yang berbentuk batang (basil)
Kata basil berasial dari kata Greek: (bacillus = batang). Bakteri berbentuk basil
menyerupai bentuk batang pendek, silindris, yang ukuran dan bentuknya
bermacam-macam. Basil dapat bergandengan panjang disebut streptobasil. Basil
yang terlepas satu dengan yang lain mempunyai ujung yang tumpul, sedangkan
basil yang masih bergandengan satu sama lain berujung tajam. Bakteri yang
berbentuk basil ini ada yang membentuk spora, yaitu bakteri yang termasuk dalam
bakteri golongan Gram positif, akan berwarna ungu apabila diwarnai dengan cat
Gram. Ada juga bakteri yang berbentuk batang kecil dan langsing yang tidak
membentuk spora, merupakan bakteri Gram negatif yang akan berwarna merah
apabila dicat dengan cat Gram. Ada juga bakteri yang berbentuk “coccobacilli”
yaitu Moraxella lacunata berbentuk seperti batang pendek mendekati bentuk kokus,
dapat menyebabkan konjunktivitis pada manusia.
3. Bakteri yang berbentuk spiril
Ada bakteri yang berbentuk helikoidal, yang berpilin-pilin seperti spiral dan ada
juga yang berbentuk seperti koma, misalnya Vibrio cholera. Bakteri yang
berbentuk spiral ini, bentuknya bengkok-bengkok serupa spiral. Ada yang
bentuknya seperti batang, melengkung dan menyerupai bentuk koma, disebut
Vibrio.
Bentuk bakteri ditentukan oleh faktor hereditas dan juga dipengaruhi oleh
seperangkat faktor-faktor lingkungan. Kalau faktor lingkungan dapat mengubah
bentuk bakteria, maka hal ini dapat menyulitkan kita dalam mengadakan
identifikasi. Ada juga beberapa bakteri berbentuk pleomorfik. Pleomorfik ini
merupakan bentuk varian dari sejenis bakteri yang menyimpang dari bentuk
normal, walaupun sel-selnya msih muda yang tumbuh pada media dan kondisi
lingkungan yang cocok untuknya akan mempunyai bentuk yang bervariasi
(Tarigan. 1988).
4. Ukuran bakteri
Bentuk tubuh bakteri itu terpengaruhi oleh keadaan medium dan oleh usia.
Maka untuk membandingkan bentuk serta ukuran sel bakteri perlu diperhatikan
bahwa kondisi bakteri itu harus sama, temperatur dimana piaraan itu disimpan
harus sama, penyinaran oleh sumber cahaya apapun harus sama, dan usia piaraan
itu juga harus sama. Pada umumnya, bakteri dari piaraan yang masih muda, yaitu
sekitar 6 sampai 12 jam, itu nampak lebih besar daripada bakteri berasal dari koloni
yang lebih tua (Dwidjoseputro. 1978).
Sel bakteri sangat beragam panjangnya; sel beberapa spesies dapat berukuran
100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Satuan ukuran bakteri adalah
mikrometer (µm), yang setara dengan 1/1000 mm atau 10-3 mm. Bakteri yang
paling umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi berukuran kira-kira 1,0 x
2,0-5,0 µm. Bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan
disentri mempunyai lebar 0,5 sampai 1 µm dan panjang 2 sampai 3 µm. Sel
beberapa spesies bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan
diameternya berkisar dari 0,1 sampai 0,2 µm. Sekelompok bakteri yang dikenal
sebagai mikroplasma, ukurannya khas amat kecil-demikian kecilnya sehingga
hampir-hampir tak tampak di bawah mikroskon cahaya. Mereka juga pleomorfik;
yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1 sampai 0,3 µm
(Pelczar dan Chan.1986).
Beberapa contoh spesies yang telah diukur memiliki panjang dan diameter
seperti berikut: (1) Salmonella typhosa dengan lebar 0,6 – 0,7 µm dan panjang 2 –
3 µm, (2) Streptococcus lactis dengan diameter 0,5 – 1 µm, (3) Bacillus subtilis
dengan diameter 0,5 – 0,8 µm dan panjang 1,6 – 4 µm, (4) Bacillus megaterium
dengan diameter 1 – 1,5 µm dan panjang 3 – 6 µm (Tarigan. 1988).
Pengukuran yang tepat sel mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
menyisipkan suatu mikrometer okuler pada lensa okuler mikroskop yang
digunakan untuk mengamati sel tersebut. Mikrometer okuler pada umumnya
merupakan suatu piringan kaca bundar pada salah satu permukaannya terukir skala
pengukuran. Sebelum digunakan untuk mengukur sel, mikrometer okuler ini
terlebih dahulu harus ditera terhadap mikrometer pentas yang sudah memiliki skala
yang pasti (Hadioetomo. 1985).
Mikrometer adalah suatu keping kaca kecil dengan gari-garis kecil sekali yang
jaraknya sama dan dapat ditempatkan dengan lensa okuler mikroskop. Mikrometer
ini berfungsi sebagai pengukur obyek mikroskopis yang kita amati dengan
mikroskop. Mikrometer ini mempunyai dua jenis yaitu mikrometer obyektif dan
mikrometer okuler. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop,
sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja
preparat mikroskop (Kadaryanto, 2006).
Mikrometer objektif memiliki skala yang telah diketahui, menjadi tolak ukur
untuk menentukan ukuran skala mikrometer okuler. Satu skala micrometer objektif
= 0,01 mm / 10 µm Lensa okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat
dengan mata. Lensa okuler biasanya mempunyai perbesaran: 5X, 10X, 12,5X dan
15X. Lensa okuler terdiri dari lensa plankonveks yaitu lensa kolektif dan lensa mata
(Kadaryanto, 2006).
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan
dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur
dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang
mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional (Ratnawati, 2010).
Kalibrasi skala mikrometer okuler dilakukan dengan:
1. Menempatkan mikrometer objektif di atas kaca objektif dari objek yang
diamati
2. Lensa okuler dimasukkan ke tabung lensa okuler pada mikroskop
3. Atur posisi garis skala mikrometer okuler agar berimpitan dengan garis
skala mikrometer objektif, dengan cara memutar lensa okuler
4. Impitkan kedua mikrometer lalu hitung jumlah garis skala ada kedua
mikrometer yang berimpit tersebut. Kalibrasi dilakukan untuk
mendapatkan skala yang sama yang akan digunakan untuk standarisai
(Ratnawati, 2010).
D. METODE
1. Alat:
a. Mikroskop f. Jarum ose
b. Mikrometer okuler g. Pipet tetes
c. Mikrometer objektif h. Kalkulator
d. Object glass i. Rak pengecatan
e. Cover glass j. Kamera
2. Bahan:
a. Sampel bakteri e. Alkohol 70% dan 96%
b. Minyak imersi f. Cotton bud
c. Tissue g. Etellan/lem kanada
d. Tisue lensa h. Aquadest
3. Cara kerja
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
b. Dimasukan mikrometer okuler kedalam lensa okuler mikroskop dengan
didampingi oleh asisten dosen,
c. Dipasangkan lensa objektif pada meja benda mikroskop,
d. Mikroskop dinyalakan dan cari fokus mikroskop sehingga garis-garis skala
pada mikrometer dapat terlihat dengan jelas.
e. Di tentukan perbesaran yang akan digunakan, biasanya untuk pengukuran
sel bakteri menggunakan perbesaran 40x dan 100x,
f. Diatur garis skala pada mikrometer okuler saling berhimpit dengan garis-
garis pada skala objektif,
g. Ditentukan jarak pada mikrometer objektif dan sesuaikan dengan jumlah
bagian dari mikrometer okuler,
h. Ditentuan nilai faktor kalibrasi,
i. Dilepaskan lensa okuler dari meja preparat,
j. Dihitung ukuran panjang dari bakteri yang telah dibuat sediaan apus dengan
menggunakan pengecatan gram,
k. Untuk menentukan bakteri berbantuk coccus pada preparat dibawah minyak
imersi dilakukan hal ini:
1) Hitung jumlah bagian okuler yang ditempeli oleh 3 sel coccus tunggal,
2) Tentukan dan hitung panjang rata-rata dari ketiga sel coccus tunggal
tersebut,
3) Tentukan ukuran sel bakteri dengan mengalikan rata-rata faktor kalibrasi
yang telah dihitung,
l. Apabila bentuk sel bakteri batang dan spiral maka lakukanlah langkah no(1)
diatas dengan menghitung panjang dan lebar bakteri.
m. Hasil dimasukkan kedalam tabel pengamatan.
0,01
1 bagian mikroskop okuler= =0,001mm = 1,0 µm
10
= 1 x 1,0 µm
= 1,0 µm
2. Pembahasan
Ukuran besar bakteri bervariasi, tergantung dari jenis spesiesnya. Bakteri yang
berbentuk spiral dan bacil diukur menurut panjang dan lebarnya, sedangkan bakteri
yang berbentuk bulat diukur menurut diameter panjangnya. Ukuran diameter bakteria
yang berbentuk kokus berkisar antara 0,4-2 μm. Basil memiliki panjang kira-kira 1,5
μm dan diameternya 1 μm. Bakteria bentuk basil yang paling besar jarang melebihi
diameter 1 μm dan panjangnya 3 μm (Tarigan, 1988).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada praktikum pengukuran sel bakteri ini
adalah:
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Black, Jacquelun G. 2012. Microbiology: Principles and Exploration Eight Edition. USA:
Unites States of America.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.
Tim dosen. 2019. Buku Pnaduan Praktikum Bakteriologi 1 TLM Edisi 1. Purwokerto:
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Neil A. Campbell, Jane B. Reece. 2009. Biology 8th Edition. San Francisco: Pearson
Benjamin Cummings.
Volk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
H. LAMPIRAN