Anda di halaman 1dari 8

1.4.

Metode PCI
Penilaian kondisi kerusakan perkerasan yang dikembangkan oleh U.S Army Corp of
Engineer (Shahin et al., 1976-1984), dinyatakan dalam Indeks Kondisi Perkersan (Pavement
Condition Index, PCI). Pengunaan PCI untuk perkerasan bandara, jalan dan tempat parkir telah
dipakai secara luas di Amerika. Departemen-departemen yang menggunakan prosedur PCI ini,
misalnya: FAA (Federal Aviation Administration, 1982) Departemen Pertahanan Amerika (U.S
Force, 1981; U.S Army, 1982), Asosiasi Pekerjaan Umum Amerika (American Public Work
Association, 1984).
Metode PCI memberikan informasi kondisi perkerasan hanya pada saat survei dilakukan,
tapi tidak dapat memberi gambaran prediksi dimasa yang akan datang, selain juga dapat
digunakan sebagai masukan pengukuran yang lebih detail.
Prosedur penilaian kondisi perkerasan jalan yang akan disampaikan berikut ini mengacu
pada prosedur yang mengacu pada buku: “Pavement Management For Airpot, Roads and
Parking Lots”, oleh Shahin (1994).
2.6.1. Indeks Kondisi Perkerasan atau PCI (Pavement Condition Index)
Hardiyatmo C. Hary (2007) Indeks Kondisi Perkerasan atau PCI (Pavement Condition
Index) adalah tingkatan dari kondisi permukaan perkerasan dan ukuran yang ditinjau dari fungsi
daya guna yang mengacu pada kondisi dan kerusakan di permukaan yang terjadi. PCI merupakan
indeks numerik yang nilainya berkisar diantara 0 sampai 100. Nilai 0, menunjukan perkerasan
dalam kondisi sangat rusak nilai 100 menunjukan perkerasan masih sempurna. PCI didasarkan
pada hasil survei secara visual. PCI dikembangkan untuk memberikan indeks dari integritas
struktur perkersan dan kondisi operasional permukaannya.
2.6.2. Istilah-istilah Dalam Hitungan PCI (Pavement Condition Index)
Hardiyatmo C. Hary (2007) dalam perhitungan PCI terdapat istilah-istilah sebagai berikut:
1. Nilai pengurangan (Deduct Value, DV)
Nilai pengurangan (deduct value) adalah suatu nialai pengurangan untuk setiap jenis
kerusakan yang diperoleh dari kurva hubungan kerapatan (density) dan tingkat keparahan
(severity level) kerusakan.
Untuk menentukan PCI dari bagian perkerasan tertentu, maka bagian tersebut dibagi-bagi
ke dalam unit-unit inspeksi, yang disebut unit sampel.
2. Kerapatan (density)
Kerapatan adalah persentase luas atau panjang total dari satu jenis kerusakan terhadap luas
atau panjang total bagian jalan yang yang diukur, bisa dalam m2 atau meter. Dengan demikian,
kerapatan dapat dinyatakan dalam persamaan:
𝐴𝑑
Kerapatan (density) = 𝑥100 % ........................................................................ 2.1
𝐴𝑠

Dengan,
Ad = Luas total dari suatu jenis perkerasan untuk setiap tingkat keparahan kerusakan (sq.ft
atau m2).
As = Luas total unit sample (sq.ft atau m2).
3. Nilai pengurangan total (Total Deduct Value, TDV)
Nilai pengurangan total atau TDV adalah jumlah total dari nilai pengurangan (deduct
value) pada masing-masing unit sampel
4. Nilai pengurangan terkoreksi (Corected Deduct Value, CDV)
Nilai pengurangan terkoreksi atau CDV diperoleh dari kurva hubungan antara nilai
pengurangan total (TDV) dan nilai pengurangan (DV) degan memilih kurva yang sesuai. Jika
nilai CDV yang diperoleh lebih kecil dari nilai pengurangan tertinggi (Highest Deduct Value,
HDV), maka CDV yang digunakan adalah nilai pengurangan individual yang tertinggi.
5. Nilai PCI
6. Unit Sampel
Unit sampel adalah bagian dari suatu perkerasan yang didefinisikan hanya untuk keperluan
pemeriksaan.
1) Cara Pembagian Unit Sampel
Untuk jalan dengan perkerasan aspal (termasuk aspal di atas perkerasan beton) dan jalan
tanpa perkerasan, unit sampel didefinisikan sebagai luasan sekitar 762 ± 305 m2 (2500 ± 1000
sq.ft) (Shahin, 1994). Ukuran unit sampel sebaiknya mendekati nilai rata-rata yang
direkomendasikan agar hasilnya akurat.
2) Penentuan Unit Sampel yang Disurvei pada Pemeriksaan Tingkat Proyek
Pada mulanya, ditentukan lebih dulu jumlah minimum unit sampel (n) yang harus disurvei
berdasarkan persamaan:
𝑁𝑠²
𝑛= 𝑒²
……………………………………………………………….. 2.2
(𝑁−1)+𝑠²
4
Dengan,
N = jumlah total unit sampel dalam suatu bagian perkerasan
e = kesalahan yang diijikan dalamasi estimasi dari bagian PCI
s = standar devisiasi dari PCI antara unit sampel didalam bagiannya.
Ketika melakukan inspeksi awal, standar deviasi PCI untuk satu bagian perkerasan
dianggap bernilai s = 10 atau kisaran PCI = 25 untuk permukaan perkerasan beton aspal (Asphalt
Concrete, AC).
3) Pemilihan Unit Sampel
Unit sampel yang diperiksa diusahakan berjarak sama dalam satu bagian dan sampel
pertama dipilih secara acak. Langkah pemilihan unit sampel yang disarankan oleh Shahin (1994)
adalah sebagai berikut:
a. Tentukan interval jarak unit-unit sampel (i) dengan persamaan:
𝑁
𝑖= …………………………………………………………………………….. 2.3
𝑛
Dengan,
N = jumlah unit sampel yang tersedia
n = jumlah minimum unit sampel yang harus disurvei
b. Permulaan-permulaan acak (random start) dipilih secara acak di antara unit-unit sampel
nomer 1 dan interval pengmbilan sampel (i). Contoh, jika i = 3, permulaan acak unit sampel
dipilih antara nomer 1 sampai 3.
c. Unit-unit sampel yang disurvei dan diidentifikasi adalah sampel bernomer s, s+i, s+2i dan
seterusnya.
2.6.3. Cara Melakukan Survei Kondisi
Perencanaan penelitian sebaiknya dilakukan supaya estimasi PCI dapat ditentukan dengan
memeriksa satu bagian unit-unit sampel di dalam area penilitian. Penggunaan rencana penelitian
secara statistik akan dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa kondisi
perkerasan dengan tanpa kehilangan keakuratan yang berarti. Formulir data survei kondisi jalan
permukaan aspal dan tempat parkir untuk satu unit sampel dapat dilihat pada Gambar 2.22.
ASPHALT SURFACED ROADS AND PARKING LOTS SKETCH :
CONDITION SURVEY DATA SHEET FOR SAMPLE UNIT
Branch_____ Section_____ Sample unit_____
Surveyed By_____ Date_____ Sample Area_____
1. Aligator cracking (m²) 7. Edge cracking (m) 13. Potholes (count)
2. Bleeding (m²) 8. Jt. Reflaction cracking (m) 14. Rail road crossing (m²)
3. Block crackking (m²) 9. Lane/shoulder Drop off (m) 15. Rutting (m²)
4. Bump and sags (m) 10. Long & trand cracking (m) 16. Shoving (m²)
5. Corrugation (m²) 11. Patchin & util cut patch (m) 17. Slippage cracking (m²)
6. Depression (m²) 12. Polished agregate (m) 18. Swell (m²)
19. Weathering /Ravelling (m²)
DISTRESS Density Deduct
Quantity Total
SEVERITY % value

Gambar 2.22 Formulir data survei kondisi jalan permukaan aspal dan tempat parkir untuk satu
unit sampel
(sumber: Hardiyatmo H. C., 2007)
2.6.4. Perhitungan PCI
Langkah-langkah perhitungan PCI untuk jalan (Shahin, 1994) adalah sebagai berikut:
1. Penentuan Nilai Pengurang (deduct values)
a. Jumlahkan untuk setiap tipe pada setiap tingkat kerusakan dan catat kerusakan pada kolom
total di formulir kerusakan.
b. Bagilah ukuran dari setiap tipe kerusakan pada setiap tingkat keparahan kerusakan dengan
luas total dari unit sampel. Lalu kalikan dengan 100 untuk memperoleh persentase
kerapatan (density) per sampel, untuk setiap tipe kerusakan dan tingkat keparahan
kerusakan (Persamaan 2.1).
c. Tentukan nilai pengurangan deduct value (DV) untuk setiap tipe kerusakan dari kurva nilai
pengurangan kerusakan (Gambar 2.23). Pada Gambar 2.23 merupakan kurva nilai
kerusakan retak memanjang dan melintang sedang kurva nilai kerusakan yang lainnya
dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 2.23 Kurva nilai pengurang (deduct value) untuk retak memanjang dan melintang pada
perkerasan aspal
(sumber: Shahin M. Y., 1994)
2. Penentuan Jumlah Pengurang Ijin Maksimum (m)
a. Nilai pengurang (DV) yang dipakai dalam hitungan adalah DV yang nilainya lebih besar
dari 2 untuk jalan diperkeras. Jika hanya ada satu atau tidak ada nilai pengurang maka nilai
pengurang total TDV digunakan sebagai pengurang.
b. Susunlah nilai pengurang individual dalam nilai yang yang menurun (dari nilai yang
terbesar ke nilai yang terkecil).
c. Tentukan jumlah pegurangan ijin untuk jalan dengan permukaan diperkeras dengan
menggunakan persamaan:
mi = 1+ (9/98) (100 – HDVi)……………………………………………. 2.4
Dengan,
mi = jumlah pengurangan ijin, termasuk pecahan untuk sampel i
HDVi = nilai pengurang individual tertinggi untuk sampel i
d. Jumlah data dari nilai-nilai pengurang individual dikurangi sampai jumlahnya m, termasuk
bagian pecahan. Jika yang tersedia kurang dari m nilai pengurang, maka keseluruhan nilai
pengurang hasil hitungan yang digunakan.

3. Penentuan nilai pengurangan terkoreksi maksimum (CDV)


a. Tentukan nilai pengurang (DV) yang nilainya lebih besar dari 2 untuk jalan dengan
perkerasan. Contoh untuk data survey jalan dengan perkerasan dengan nilai-nilai DV = 4,8;
6,7; 21; 1,8; 17,1; 20,1, maka hanya terdapat nilai DV yang lebih besar dari 2 sebanyak 5
angka. Jadi q = 5, dengan q adalah bilangan-bilangan yang nilainya lebih besar dari 2.
b. Tentukan nilai pengurang total atau TDV dengan menambahkan seluruh nilai pengurang
individual.
c. Tentukan CDV dari q dan nilai TDV, dengan menggunakan nilai koreksi dalam kurva
untuk jalan dengan perkerasan dengan permukaan aspal
d. Lakukan iterasi sampai mendapatkan q = 1 (Gambar 2.24).

Gambar 2.24 Koreksi kurva untuk jalan dengan perkerasan dengan permukaan aspal dan tempat
parkir
(sumber: Shahin M. Y., 1994)
4. Hitungan PCI
Setelah CDV diperoleh, maka PCI untuk setiap unit sampel dihitung menggunakan
persamaan:
PCIs = 100 – CDV………………………………………………………….. 2.5
Dengan PCIs = PCI untuk setiap unit sampel atau unit penilitian, dan CDV adalah CDV dari
setiap unit sampel.
Nilai PCI perkerasan secara keseluruhan pada jalan tertentu adalah:
PCIs
PCIf = ∑ ............................... ................................................................. 2.6
𝑁
Dengan,
PCIf = Nilai PCI rata-rata dari seluruh area penelitian
PCIs = Nilai PCI untuk setiap unit sampel
N = Jumlah unit sampel
Setelah diketahui nilai kondisi perkerasan berdasarkan hasil perhitungan PCI, maka
selanjutnya dapat dilanjutkan dengan menentukan jenis pemeliharaan atau perawatan terhadap
jalan tersebut (Gambar 2.25).

Gambar 2.25 Standar rating PCI dan alternatif pemeliharaan


(sumber: Daniel B. D., 2014)
2.7. Pemeliharaan Jalan
Dalam pasal 1 dari Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan disebutkan bahwa
penyelenggraan jalan adalah kegiatan meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan
pengawasan jalan. Selanjutnya dijelaskan bahwa kegiatan pembangunan adalah kegiatan
pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian
dan pemeliharaan jalan.

Pemeliharaan jalan sesuai Pasal 97 dari PP Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan merupakan
prioritas tertinggi dari semua jenis penanganan jalan yang meliputi pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, dan rehabilitasi, yang dilaksanakan berdasarkan rencana pemeliharaan
jalan.
Selanjutnya, turunan peraturan mengenai pemeliharaan jalan adalah Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan Dan Penilikan Jalan
mendefinisikan pemeliharaan jalan sebagai kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan,
perawatan dan perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap
berfungsi secara optimal melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.
Pasal 18 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan Jalan dan Penilikan Jalan menyebutkan bahwa pemeliharaan jalan meliputi
kegiatan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rehabilitasi jalan, dan rekonstruksi jalan.
2.7.1. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin jalan adalah kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan kerusakan
yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap. Pemeliharaan rutin jalan
dilakukan sepanjang tahun, meliputi kegiatan:
1. Pemeliharaan/pembersihan bahu jalan
2. Pemeliharaan sistem drainase (dengan tujuan untuk memelihara fungsi dan untuk
memperkecil kerusakan pada struktur atau permukaan jalan dan harus dibersihkan terus
menerus dari lumpur, tumpukan kotoran, dan sampah)
3. Pemeliharaan/pembersihan rumaja
4. pemeliharaan pemotongan tumbuhan/tanaman liar (rumput- rumputan, semak belukar, dan
pepohonan) di dalam rumaja
5. Pengisian celah/retak permukaan (sealing)
6. Laburan aspal
7. Pemeliharaan bangunan pelengkap
8. Penambalan lubang
9. Pemeliharaan perlengkapan jalan
10. Pembentukan kembali permukaan untuk perkerasan jalan tanpa penutup dan jalan tanpa
perkerasan.

Anda mungkin juga menyukai