Kepala Laboratorium :
Hanafi ST.,MT.
NID 412197687
Disusun oleh :
Diki Alamsyah Ramadhan
NIM 2411181086
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat Praktikum
Pemetaan Lahan Terapan dan juga sebagai bahan pembelajaran.
Dalam penyusunan laporan ini, saya banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya menyampaikan banyak terimakasih kepada:
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
jauh dan sempurna, untuk itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan laporan ini agar lebih baik dan menuju kearah
sempurna.
Penulis
Lahan tidak sama dengan tanah. Tanah sifat-sifatnya meliputi fisik, kimia dan
biologis , apabila terdiri dari gabungan banyak jengkal tanah dalam suatu areal
itulah lahan yang mempunyai nilai alami dan nilai guna suatu lahan.
Saat ini, peralatan yang sering digunakan dalam pengukuran wilayah adalah
waterpass, theodolite, total station, dan peralatan pendukung lainnya seperti bak
ukur, patok, kaki tiga, dan GPS (Global Positioning System). Penguasaan mengenai
bagian-bagian dari masing-masing alat tersebut penting, sebab akan berpengaruh
dengan kemampuan si pengukur dalam mengoperasikan alat tersebut nantinya.
Oleh karena itu, praktikum mengenai “Pengenalan Alat” dilakukan agar bagian-
bagian dan fungsi dari alat ukur wilayah dapat diketahui.
7
.
1
8
.
.
2 9
. .
10
3 0.
. 11
4 .
.
12
5 .
.
13
6
. 14.
.
15
.
Untuk memilih antara pengukuran searah jarum jam atau sebaliknya pada
pengukuran horisontal.
1.4.2 Waterpass
Adalah suatu alat ukur tanah yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara
batas atas dan batas bawah. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir
(sumbu teropong) horizontal yang ditunjukkan ke rambu-rambu ukur yang vertikal.
1 4
2 5.
.
3 6
. .
1
.
2
.
3
. 4
.
5
.
Gambar 1.4 Statif / Tripod
Berikut adalah bagian-bagian dari statif :
1. Kepala statif, berfungsi untuk dudukan alat theodolite maupun waterpass.
2. Sekrup pengunci, berfungsi untuk mengunci alat dengan statif
3. Tali, berfungsi untuk mengikat ketiga kaki statif ketika tidak digunakan dan
sebagai tali untuk membawa statif.
1.4.5 Unting-Unting
Unting-unting ini melekat di bawah penyetel kaki statif, dan berfungsi sebagai
tolak ukur apakah thodolite/waterpass tersebut sudah berada tepat di atas patok.
1.4.8 Payung
Payung digunakan saat cuaca hujan ataupun panas, untuk melindungi layar dari
sinar panas matahari yang menyulitkan dalam pembacaan data.
1.4.9 Kalkulator
Kalkulator ini digunakan unuk menghitung data-data yang telah diperoleh di
lapangan.
b) Polygon terbuka
Poligon terbuka adalah polygon yang titik awal dan titik akhirnya
merupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).
c) Polygon bercabang
Polygon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau
lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi
b. Metode triangulasi
Metode triangulasi yaitu metode yang digunakan untuk penentuan posisi
horizontal dari suatu titik-titik dengan semua sudut dalam segitiga dan
salah satu sisi segitiga jarakanya harus diketahui.
c. Metode trilaterasi
Metode trilaterasi adalah metode yang pada semua sisi dari segitiga harus
diukur jaraknya untuk mendapatkan posisi horizontal suatu titik.
d. Metode triangulterasi
Metode triangulterasi merupakan metode penentuan posisi dari suatu titik
dengan menggabungkan pengukuran menggunkan metode triangulasi dan
trilaterasi.
Sementara metode yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu metode polygon.
Metode polygon merupakan metode yang sering digunakan untuk mengukut daerah
yang relatif tidak terlalu luas, karena metode ini dapat dengan mudah menyesuaikan
dengan keadaan daerah atau lapangan.
Penulisan laporan ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan beberapa sub bab
didalamnya. Secara garis besar, sistematika isi dari tiap bab adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi mengenai latar belakang, tujuan, alat-alat untuk praktikum yang
digunakan, serta teknik pengukuran.
Bacaan Sudut
Titik Tinjau Jarak (d)
Stand [X˚Y’Z”]
(meter)
Α Β Azimuth(α) Sudut(β)
A A-B 49˚28’00” 11,1
B B-A-C 238˚17’05” 10,3
C C-B-D 118˚50’50” 9,5
D D-C-E 251˚53’30” 10,7
E E-D-F 135˚41’50” 11,4
F F-E-G 246˚11’10” 14,0
= 239°18’20,83”
1
βC = 118˚50’50”+6 x (6°7’35”)
= 119°52’5,83”
1
βD = 251˚53’30”+ x (6°7’35”)
6
= 252°54’45,83”
1
βE = 135˚41’50”+ 6 x (6°7’35”)
= 136°43’5,83”
1
βF = 246˚11’10”+ 6 x (6°7’35”)
= 247°12’25,83”
1
βG =123˚10’15” + 6 x (6°7’35”)
= 124°11’30,83”
2.4.3 Menghitung azymuth (α)
𝑛 =1
αBC = αAB+βB-(n x 180°)
αBC = 49˚28’00”+ 239°18’20,83”– (1 x 180°)
= 108°46’20,83”
αCD = 108°46’20,83”+ 119°52’5,83”– (1 x 180°)
= 227°16’25”
1
βC = 200˚37'05" + 7 x (-4°35’55”)
= 199°57’40”
1
βD = 257˚24'05" + 7 x (-4°35’55”)
= 256°44’40”
1
βE = 214˚59'00" + 7 x (-4°35’55”)
= 214°19’35”
1
βF = 236˚22'30" + x (-4°35’55”)
7
= 235°43’5”
1
βG = 232˚57'25" + 7 x (-4°35’55”)
= 232°18’0”
1
βH = 189˚11'25"+ 7 x (-4°35’55”)
= 188°32’0”
3.4.3 Menghitung azymuth (α)
𝑛 =1
αAB = 204˚53'55"
αBC = αAB+βB-(n x 180°)
αBC = 204˚53'55" + 227°16’25”– (1 x 180)
= 252°10’20”
αCD = 252°10’20”+ 199°57’40”– (1 x 180)
= 272°8’0”
αDE = 272°8’0” +256°44’40”– (1 x 180)
Diki Alamsyah Ramadhan (2411181086) 3–4
Praktikum Pemetaan Lahan Terapan 2019
= 348°52’40”
αEF = 348°52’40”+ 214°19’35”– (1 x 180)-360
= 23°12’15”
αFG = 23°12’15” +235°43’5”– (1 x 180)
= 78°55’20”
αGH = 78°55’20” + 232°18’0” – (1 x 180)
= 131°13’20”
αHA = 131°13’20”+ 188°32’0”– (1 x 180)
= 139°45’20”
3.4.4 Menghitung selisih absis dan ordinat
ΔxAB = dAB x SinαAB
ΔyAB = dAB x CosαAB
ΔxAB = 18,6 x sin (204˚53'55")
= -7,831 m
ΔyAB = 18,6 x cos (204˚53'55")
= 16,871 m
ΔxBC = 18,7 x sin (252°10’20”)
= -17,802 m
ΔyBC = 18,7 x cos (252°10’20”)
= -5,725 m
ΔxCD = 19,6 x sin (272°8’0”)
= -19,586 m
ΔyCD = 19,6 x cos (272°8’0”)
= 0,730 m
ΔxDE = 20,8 x sin (348°52’40”)
= -4,012 m
ΔyDE = 20,8 x cos (348°52’40”)
= 20,409 m
ΔxEF = 14 x sin (23°12’15”)
= 5,516 m
ΔyEF = 14 x cos (23°12’15”)
= -7,759 m
dAB
∆yAB = ∆yAB + ( ∑d x fy)
18,6
= -16,871+ (142,5 x -0,079)
= -16,882 m
dBC
∆xBC = ∆xBC + ( ∑d x fx)
18,7
= -17,802+ (142,5 x 0,549)
= -5,736 m
dCD
∆xCD = ∆xCD + ( ∑d x fx)
19,6
= -19,586+ (142,5 x 0,549)
= -19,511 m
dCD
∆yCD = ∆yCD + ( ∑d x fy)
19,6
= 0,729+ (142,5 x -0,079)
= 0,719 m
dDE
∆xDE = ∆xDE + ( ∑d x fx)
20,8
= -4,012+ (142,5 x 0,549)
= -3,932 m
dDE
∆yDE = ∆yDE + ( ∑d x fy)
20,8
= 20,409+ (142,5 x -0,079)
= 20,398 m
dEF
∆xEF = ∆xEF + ( ∑d x fx)
14
= 5,516 + (142,5 x 0,549)
= 5,570 m
dEF
∆yEF = ∆yEF + ( ∑d x fy)
14
= 12,867+ (142,5 x -0,079)
= 12,860 m
dFG
∆xFG = ∆xFG + ( ∑d x fx)
27,6
= 27,085 + ( x 0,549)
142,5
= 27,192 m
= 5,288 m
dGH
∆xGH = ∆xGH + ( ∑d x fx)
10,3
= 7,747+ (142,5 x 0,549)
= 7,787 m
dGH
∆yGH = ∆yGH + ( ∑d x fy)
10,3
= -6,787 + (142,5 x -0,079)
= -6,793 m
dHA
∆xHA = ∆xHA + ( ∑d x fx)
12,9
= 8,334+ (142,5 x 0,549)
= 8,384 m
dHA
∆yHA = ∆yHA + ( ∑d x fy)
12,9
= -9,846+ (142,5 x -0,079)
= -9,854 m
3.4.7 Menghitung koordinat absis dan ordinat
Koordinat absis :
XA =0
XB = XA + ∆xAB
= 0 + - 7,759
= -7,759 m
XC =XB + ∆xBC
= -7,759 + -17,730
= -25,489 m
XD = XC + ∆xCD
= -25,489+ (-19,511)
= -45,000 m
XA’ = XH + ∆xHA′
= -8,384+ 8,834
=0
Koordinat ordinat :
YA =0
YB = YA + ∆yAB
= 0 + -16,882
= -16,882 m
YC = YB + ∆yBC
= -16,882+ -5,736
= -22,617 m
YD = YC + ∆yCD
= -22,617+ 0,719
= -21,898 m
YE = YD + ∆yDE
= -21,898 + 20,398
= -1,501 m
YF = YE + ∆yEF
8. Form Praktikum
Digunakan untuk mengisi data dilapangan yang diukur oleh waterpass
15,2+14,67
( A-B ) =
2
= 14,55
14,93+14,39
( C-D ) =
2
= 14,66
14,92+1436
( D-E ) =
2
= 14,64
16,02+15,34
( E-F ) =
2
= 15,68
14,58+13,85
( F-G ) =
2
= 14,215
15,76+15,08
( G-H ) =
2
= 15,42
12,92+11,96
( A-B ) =
2
= 12,44
11,81+10,79
( B-C ) =
2
= 11,3
12,19+11,30
( C-D ) =
2
= 11,745
14,04+13,05
( D-E ) =
2
= 13,545
14,80+14,12
( E-F ) =
2
= 15,035
14,00+13,42
( G-H ) =
2
= 13,71
13,91+13,28
( H-A ) =
2
= 13,59
2. Muka :
( bacaan benang atas + bacaan benang bawah )
2
11,02+10,12
( A-B ) =
2
= 10,57
14,01+13,16
( B-C ) =
2
= 13,585
13,92+12,85
( C-D ) =
2
= 13,385
14,32+13,23
( D-E ) =
2
= 13,775
14,32+13,66
( E-F ) =
2
= 14,02
13,25+12,00
( F-G ) =
2
= 12,625
13,65+13,20
( G-H ) =
2
= (12,44 -10,57)÷10
= 1,87 dm
= 0,187 m
= - 2,285 dm
= - 0,2285 m
= (11,745 – 13,385)÷10
= - 1,64 dm
= - 0,164 m
= (13,545-13,775)÷10
= - 0,23 dm
= - 0,023 m
= (14,46-14,02)÷10
= 0,44 dm
= 0,044 m
= (15,035-12,625)÷10
= 2,41 dm
= 0,241 m
= (13,71-13,425)÷10
= 0,285 dm
Diki Alamsyah Ramadhan (2411181086) 5–6
Praktikum Pemetaan Lahan Terapan 2019
= 0,0285 m
= (13,595-10,98)÷10
= 2,615 dm
= 0,2615 m
= 685,187 mdpl
= 684,958 mdpl
= 684,794 mdpl
= 684,771 mdpl
= 684,815 mdpl
= 685,085 mdpl
= 685,346 mdpl
5.4.6 Menghitung ∑h
∑h (+) = 0,762
∑h (-) = -0,416
Diki Alamsyah Ramadhan (2411181086) 5–8
Praktikum Pemetaan Lahan Terapan 2019
∑hp = ∑h (+) - ∑h (-)
= 0,7615-0,415
= 0,347
∑h = ∑h (+) + ∑h (-)
= 0,7615 + 0,415
= 1,178
e = ∑hp
= 0,347
−𝑒
k =
Σh
−0,3465
=
1.1765
= -0,294
= (-0,294) x |0,187|
= 0,055
kC = (-0,294) x |- 0,229|
= -0,067
kD = (-0,294) x |-0,164|
= -0,048
kE = (-0,294) x |- 0,023|
= -0,007
kF = (-0,294) x |0,044|
= -0,013
kG = (-0,294) x |0,241|
kH = (-0,294) x |0,029|
= -0,008
= -0,077
= 685,132 mdpl
= 684,836 mdpl
= 684,624 mdpl
= 684,594 mdpl
= 684,625 mdpl
= 684,795 mdpl
= 684,815 mdpl
= 685 mdpl