Anda di halaman 1dari 5

1. Mengapa pasien kejang setelah meminum alcohol?

Minuman beralkohol yang tidak tercatat seringkali mengandung kadar metanol yang
sangat beracun dan menyebabkan kejang-kejang

Bagaimana metanol dapat meracuni tubuh

Dalam tubuh metanol akan dimetabolisme di lever oleh enzim Alkohol Dehidrogenase (DHA)
menjadi formaldehide dan selanjutnya oleh enzim Formaldehide dehidrogenase (FDH) diubah
menjadi asam format. Kedua hasil metabolisme tersebut merupakan zat beracun bagi tubuh
terutama asam format.

Pada kasus keracunan metanol, formaldehida tidak pernah terdeteksi dalam cairan tubuh korban
karena formaldehida yang terbentuk sangat cepat diubah menjadi asam format (waktu paruh 1-2
menit) dan selanjutnya diperlukan waktu yang cukup lama (kurang lebih 20 jam) oleh enzim 10-
formyl tetrahydrofolate synthetase (F-THF-S) untuk mengoksidasi asam format menjadi
senyawa Karbon dioksida dan air, sehingga ditemukan adanya korelasi antara konsentrasi asam
format dalam cairan tubuh dengan kasus keracunan metanol.

Berat ringannya gejala akibat keracunan metanol tergantung dari besarnya kadar metanol yang
tertelan. Dosis toksik minimum (kadar keracunan minimal) metanol lebih kurang 100 mg/kg dan
dosis fatal keracunan metanol diperkirakan 20 – 240 ml (20 – 150g).

Gejala gejala yang dapat terlihat pada kasus keracunan metanol

Pada awalnya akan terjadi ganguan pada saluran cerna dengan gejala- gejala : sakit perut, mual
dan munta-muntah. Selanjutnya terjadi depresi susunan syaraf pusat dan akan terlihat gejala-
gejala yang mirip dengan gejala-gejala keracunan alkohol (etanol) yaitu: sakit kepala, pusing,
sakit otot, lemah, kehilangan kesadaran dan kejang-kejang ini berlangsung selama 12 – 24 jam.

Pada tahap selanjutnya jika korban tidak segera mendapat pertolongan yang tepat akan terjadi :

 Kerusakan syaraf optik dengan gejala-gejala : dilatasi pupil, penglihatan menjadi kabur dan
akhirnya kebutaan yang permanen.
 Metabolisme acidosis dengan gejala-gejala : mual, muntah, pernafasan menjadi lebih dalam
dan lebih cepat, tekanan darah menurun, syok kemudian koma dan akhirnya meninggal.

2. Mengapa pasien bisa reda dari keluhannya (mual, anoreksia, keringat meningkat, cemas,
dan insomnia) setelah meminum alcohol?
3. Bagaimana mekanisme alcohol di otak?

4. Apa saja gangguan penggunaan alcohol?


5. Mengapa pasien tersebut mengalami perubahan perilaku semenjak meminum alcohol?
6. Apa etiologi dari scenario?
7. Bagaimana diagnosis dan diagnosis banding sesuai dengan scenario beserta alur
diagnosisnya?

8. Bagaimana diagnosis multiaksial dari scenario tersebut?


9. Apa hubungan pemeriksaan fisik (tensi 135/85 mmHg, suhu 37,5 0 C, RR 26 x/menit,
dan nadi 84 x/menit) dengan penggunaan alcohol sesuai dengan scenario?
10. Jelaskan tentang farmakoterapi dan psikoterapi dari scenario?

Anda mungkin juga menyukai