Primary survey : Survey yang selalu dilakukan pada saat ada kasus trauma dan
merupakan metode yang dilakukan scr cepat dalam waktu 5 menit. Dilihat dari airway,
breathing, circulation, defibrillation. Pemeriksaan dan tindakan untuk mengamankan
organ vital
Gurgling : suara seperti berkumur oleh karena adanya akumulasi cairan darah atau lendir
yang berada di sekitar orofaring.
Triple airway maneuver : tindakan untuk mengetahui adanya cedera cervical (head tilt,
chin lift, dan jaw thrust). Head tilt (mendorong kepala ke belakanhg), chin lift
(mengangkat dagu dan mendorong kepala ke belakang), jaw thrust (paling baik
dilakukan pada kasus trauma cervical, mempososikan kepala segaris linier untuk
menghindari dr cedera leher, dari os mandibular ditarik keatas oleh sudut jari)
Definitive airway : alat seperti pipa dalam trakea dengan balon yang dikembangkan
sebagai alat bantu pernapasan. Pipa akan dihunungkan dengan O2 agar pasien bisa
bernapas, kesadaran turun pada pasien akan dirangsang dengan rangsangan muntah.
STEP 2
MATA SCORE
Spontan membuka mata 4
Terhadap suara membuka mata 3
Terhadap nyeri membuka mata 2
Menutup mata terhadap segala jenis rangsang 1
VERBAL RESPON SCORE
Berorientasi baik 5
Bingung 4
Membentuk kata tapi tidak mengucapkan sesuatu 3
Bergumam (groaning) 2
Tidak bersuara 1
MOTORIK RESPON SCORE
Menurut perintah 6
Mampu melokalisir rangsangan sensorik 5
Menolak rangsang nyeri pada anggota gerak 4
(withdrawal)
Menjauhi rangsang nyeri (flexion) 3
Ekstensi spontan 2
Tidak ada gerakan 1
PENILAIAN SCORE
Komposmentis 15
Coma 3
Tingkat kesadaran
E3V4M5
Total GCS : 12 berarti pasien berada dalam level penurunan kesadaran APATIS,
keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya
acuh tak acuh.
Interpretasi Score :
Cedera Kepala Ringan : Skor 15-14
Cedera Kepala Sedang : Skor 13-9
Cedera Kepala Berat : Skor 8-3
Pasien obstruksi (A) atau apneu (B) akan mati dalam 3-5 menit
Pasien shock berat (C) akan mati dalam 1-2 jam
Pasien coma (D) akan mati dalam 1 minggu
Primary Survey (ABCDE)
a. Airway dengan control servikal (Cervical Control Spine)
Dinilai kelancaran jalan nafas meliputi pemeriksaan adanya
obstruksi jalan nafas akibat benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur
maksila atau mandibula, fraktur laring atau trachea. Harus dilakukan
dengan melindungi vertebrae cervical. Dapat dimulai dengan
melakukan chin lift atau jaw trusht,
Anggaplah ada fraktur cervical pada setiap penderita multi
trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran / perlukaan di atas
clavicula.
LOOK
Agitasi/hipoksia
Sianosis
Nafas cuping hidung
Retraksi otot pernafasan
RR
C. FEEL :
3. Bagaimana interpretasi dari skala Glasglow E3V4M5 dan jelaskan skala glasglow?
E3V4M5
E3 : Mata membuka terhadap rangsang suara
V4 : Bingung
M5 : Mampu melokalisir rangsangan sensorik
Total GCS : 12 berarti pasien berada dalam level penurunan kesadaran APATIS,
keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya
acuh tak acuh.
Trauma
Gangguan metabolismesel
Syok
Chin Lift
Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan.
Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien
kemudian angkat
Head Tilt
Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh dilakukan
pada pasien dugaan fraktur servikal. Caranya : letakkan satu telapak tangan di
dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala menjadi tengadah dan
penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan.
Chin lift & head tilt
Gambar 5. tangan kanan melakukan Chin lift ( dagu diangkat). dan tangan kiri
melakukan head tilt. Pangkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas.
Jaw thrust
• Caranya : membuat lidah bergeser ke anterior saat mandibula didorong ke
depan sehingga leher tidak perlu diekstensikan.
2. Manuever Sumbatan Jalan Nafas oleh Benda Asing pada Dewasa
A. Penderita sadar
Sumbatan ringan
Penderita masih sadar batuk tanpa melakukan tindakan dan terus
observasi
Sumbatan berat
Penderita tak bisa bicara dan terlihat tercekik abdominal
thrust/Heimlich manuever
3. Manuver Sumbatan Jalan Nafas oleh Benda Asing pada Bayi dan Anak
A. Penderita sadar
Back blows
Chest thrust
Abdominal thrust
Untuk anak > 1 tahun
3. Suction
Penyedotan jalan nafas yang tersumbat oleh secret, darah, atau muntahan
C. Pengelolaan Jalan Nafas Lanjut (Advance)
1. Definitif Airway
Penempatan pipa di dalam trakea dengan balon (cuff) yang dikembangkan
di bawah plica vokalis, dihubungkan dengan alat ventilasi yang kaya O2 dan
dipertahankan di tempatnya dengan plester. Kriteria pemasangan definitif airway:
A – tidak mampu menjaga patensi jalan nafas dan disertai gangguan airway yang
tertunda (trauma inhalasi, fraktur fasial, hematoma retrofaringeal)
B – tidak mampu menjaga oksigenasi yg adekuat menggunakan face mask atau apneu
C – gangguan kesadaran yang disebabkan hipoperfusi serberal
D – gangguan kesadaran akibat trauma kepala dan butuh banutan ventilasi (GCS , 8),
akibat kejang, menjaga jalan nafas bawah dari aspirasi darah atau muntah
Surgical
Needle/surgical cricotiroidotomi
Tracheostomi
Non surgical
Intubasi endotracheal ( oro/nasotracheal)
8. Apa indikasi dilakukan pemasangan NRM pada pasien?
10.
11.
Rebreathing mask
Mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80% dengan kecepatan aliran 8-
12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang baik, saat inspirasi
maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui
lubang antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari kamar
yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian
tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi
daripada simple face mask.
Tujuan
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan
kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul.
Prinsip
Mengalirkan oksigen tingkat sedang dari hidung ke mulut, dengan aliran 5-6 liter/menit
dengan konsentrasi 40 - 60%.
Indikasi :
Flow rate: 1-6 L/menit
Konsentrasi O2 : 20-45%
Keuntungan :
Pasien dapat makan dan bicara tanpa melepas canula
Nyaman untuk semua usia
Kerugian :
Mudah terlepas / salah posisi
Flow rate > 6L/menit tidak dapat diberikan, karena dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman