Materi Non Medis
Materi Non Medis
KONTRIBUTOR MATERI:
2
DAFTAR ISI
IV DAFTAR PUSTAKA..................................................39
3
I. CODE BLUE SYSTEM
(Strategi pencegahan kejadian henti
jantung, aktivasi emergency dan resusitasi
kejadian henti jantung di rumah sakit)
A. Pendahuluan
Suatu kejadian henti jantung dapat terjadi
di mana dan kapan saja di rumah sakit, kejadian
ini dapat menimpa pasien, keluarga pasien,
maupun petugas rumah sakit sendiri. Henti
jantung apabila tidak ditangani dengan cepat
akan menyebabkan terjadinya kematian.
Pertolongan pertama harus dapat dilakukan
oleh seluruh komponen rumah sakit, baik
tenaga medis (dokter dan perawat) dan tenaga
non medis.
Diperlukan suatu sistem atau strategi
pencegahan kejadian henti jantung di rumah
sakit dan aktivasi emergency yang efektif
sehingga tindakan bantuan hidup dasar dan
4
lanjut dapat dilakukan dengan optimal. Sistem
ini melibatkan sumber daya manusia yang
terlatih, peralatan, obat-obatan yang lengkap
dengan standar operasional prosedur yang
baku, yang disebut dengan code blue system.
Peran tenaga non medis pada saat kejadian
henti jantung cukup penting mengingat
kejadian henti jantung di rumah sakit dapat
terjadi pada korban yang lokasinya jauh dari
petugas medis. Resusitasi jantung paru (RJP)
yang efektif diikuti dengan aktivasi sistem untuk
mendatangkan tim bantuan hidup lanjut
diharapkan dapat mencegah kematian akibat
henti jantung mendadak di rumah sakit.
B. Definisi
Code Blue System merupakan strategi
pencegahan kejadian henti jantung, aktivasi
sistem emergency dan resusitasi kejadian henti
jantung di rumah sakit, yang melibatkan
5
seluruh komponen sumber daya manusia
(medis dan non medis), sarana (peralatan dan
obat-obatan), sistem serta mekanisme kontrol
dan evaluasi. Sistem ini termasuk aktivasi
sistem kegawatdaruratan di rumah sakit dengan
1 nomor telepon aktivasi code blue (contoh:
999) yang langsung terhubung dengan tim
medis dengan kemampuan bantuan hidup
lanjut.
C. Tujuan
1. Melakukan usaha-usaha pencegahan
kejadian henti jantung di rumah sakit
2. Memastikan tindakan bantuan hidup dasar
dan lanjut dilakukan secara cepat dan
efektif pada korban henti jantung
3. Perawatan paska henti jantung yang
optimal.
6
D. Komponen Tim Code Blue:
Semua komponen rumah sakit terlibat
dalam proses resusitasi sehingga bantuan hidup
dasar dan hidup lanjut, dapat dilakukan secara
simultan dan efektif. Tim code blue terdiri dari:
1. Petugas Non medis terlatih: merupakan
petugas non medis dengan keterampilan
bantuan hidup dasar dan aktivasi sistem
code blue
2. Tim Primer: merupakan petugas medis
dengan kemampuan bantuan hidup dasar
dan lanjut (merupakan personel/tim medis
yang pertama kali menjumpai melakukan
resusitasi pada korban kritis/henti napas
atau henti jantung)
3. Tim sekunder: merupakan petugas medis
dengan komponen dokter dan perawat
dengan kemampuan bantuan hidup dasar
dan lanjut dan didukung dengan peralatan
yang lebih lengkap (termasuk peralatan
7
jalan napas definitif), obat-obatan
emergency termasuk penggunaan
defibrillator.
E. Kriteria Aktivasi sistem Code Blue( telepon
999/atau pemanggilan tim medis terdekat)
8
II. LANGKAH-LANGKAH BANTUAN
HIDUP DASAR KORBAN DEWASA
10
2. MENGAKTIFKAN SISTEM RESPON
EMERGENCY RUMAH SAKIT (AKTIVASI
CODE BLUE RUMAH SAKIT)
Jika pasien tidak menunjukkan respon
dan tidak bernapas atau bernapas tidak
normal (gasping) maka jika penolong
tidak sendirian, orang lain harus segera
memanggil bantuan orang lain dan
aktifkan sistem code blue rumah sakit
(telepon: 999/atau sistem emergency
setempat : contoh 118).
Informasikan secara jelas identitas
penelepon, lokasi kejadian kondisi dan
jumlah korban, dan jenis kegawatannya.
Segera setelah dipastikan korban tidak
sadar dan aktivasi code blue rumah sakit,
pastikan bahwa korban terbaring
terlentang diatas permukaan yang keras
dan datar agar RJP efektif.
11
Tolong bantu Panggil bantuan
saya… aktifkan
code blue
rumah sakit
telp 999 !!
12
LAKUKAN 30 KALI KOMPRESI DADA
(Siklus 30 kompresi dan 2 bantuan
napas)
17
Jika tidak terdapat alat defibrilasi otomatis,
maka tindakan defibrilasi hanya dapat dilakukan
secara manual oleh tenaga medis terlatih (tim
sekunder/tim bantuan hidup lanjut)
Langkah-langkah penggunaan AED (Alat kejut
jantung otomatis).
1. Segera setelah alat AED datang. Nyalakan
AED. Ikuti perintah, pasang kabel dan
tempelkan elektroda pads pada dada
korban. Yang pertama pada garis sedikit di
bawah ketiak, dan tempatkan elektroda
pads yang kedua di sedikit di bawah tulang
clavicula kanan. Jika penolong lebih dari 1
orang, persiapan AED sambil tetap
melakukan RJP.
2. Ikuti lanjutan perintah suara/visual dari
alat AED untuk analisis irama jantung,
Pastikan bahwa RJP dihentikan dan tidak
ada orang yang menyentuh korban.
18
Pasang
Elektroda
19
Stop RJP
Pastikan tidak ada yang menyentuh
saat analisis irama jantung
21
Tekan tombol shock
pastikan tidak ada
yang menyentuh
korban
22
POSISI PULIH
23
1
24
Langkah-langkah:
Jika tidak ada bukti trauma letakkan korban
dengan posisi miring pada posisi pulih.
Diharapkan dengan posisi ini jalan napas dapat
terbuka.
1. Berjongkok di samping korban dan luruskan
lutut pasien, letakkan tangan yang dekat
dengan penolong pada posisi salam (90
derajat dari axis panjang tubuh) tempatkan
tangan yang lain di di dada. Dekatkan tubuh
penolong di atas tubuh korban, tarik ke atas
lutut dan tangan yang lain memegang bahu
pasien.
2. Gulingkan korban ke arah penolong dalam
satu kesatuan bahu dan lutut pasien secara
perlahan
3. Atur posisi kaki seperti terlihat di gambar,
letakkan punggung tangan pada pipi pasien
untuk mengatur posisi kepala
25
4. Tindakan selanjutnya adalah melakukan
evaluasi secara kontinyu nadi dan
pernapasan korban, sambil menunggu
bantuan datang. Jika terjadi henti jantung
posisikan pasien kembali terlentan dan
lakukan RJP kembali.
Posisi Pulih
4 Mencegah sumbatan
napas
26
SUMBATAN BENDA ASING JALAN NAPAS
Sumbatan jalan napas, meskipun
kejadiannya jarang dapat menyebabkan
kematian pada korban. Sumbatan jalan napas
bisa terjadi secara parsial atau komplit. Gejala
yang ditimbulkan dapat bervariasi akibat
sumbatan ringan dan sumbatan berat seperti
yang terlihat pada tabel.
30
ALUR AKTIVASI CODE BLUE
RUMAH SAKIT
Kriteria aktivasi:
A. KEJADIAN HENTI JANTUNG/NAPAS
B. KEGAWATAN MEDIS
33
2. Resusitasi jantung paru harus dilakukan
dengan kualitas tinggi, Bantuan hidup dasar
dengan kualitas tinggi dilakukan terus
sambil menunggu tim sekunder datang.
(Respon maksimal tim sekunder adalah 5
menit untuk seluruh area rumah sakit)
35
36
B. KORBAN/PASIEN DENGAN KEGAWATAN
MEDIS
1. Jika pasien menunjukkan tanda-tanda
kegawatan Pasien kritis atau potensial kritis
(obstruksi jalan napas, jika RR > 36 kali atau
< 5 kali/menit, jika Nadi > 140 kali/menit
atau < 40 kali/menit, Jika tekanan darah
sistole > 220 mmHg atau < 80 mmHg,
Penurunan kesadaran dan Kejang, maka
petugas medis akan menelepon code blue
sistem 999 untuk memanggil tim sekunder.
38
termasuk kemungkinan proses merujuk
ke rumah sakit yang lebih sesuai.
Referensi:
39