Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Membersihkan gigi minimal 2 kali sehari perlu dijalani anak-anak. Dengan


harapan ia akan mampu menjaga kesehatan giginya. Pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut merupakan salah satu cara meningkatkan kesehatan. Mulut bukan
sekedar pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu
dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan
kesejahteraan seseorang. Menyikat gigi minimal dua kali sehari, yakni setelah
sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Pada waktu tidur, produksi air liur
berkurang sehingga menimbulkan suasana asam di mulut. Jika saat itu ada sisa-sisa
makanan di gigi, mulut semakin asam dan kuman pun akan tumbuh subur dan
membuat lubang pada gigi. Dengan menyikat gigi yang baik dan benar minimal 2
kali sehari, sifat asam ini bisa dicegah.

Bila anak memiliki gigi yang tidak sehat, dia akan sulit mencerna makanan
sehingga proses pertumbuhan si anak akan terganggu. Akibatnya, anak akan mudah
terserang penyakit Inilah kemungkinan rembetan masalah gigi anak. Sakit gigi
membuat malas makan, malas belajar, badan lemah, kurang gizi, banyak dampak
lain menyebar ke seluruh tubuh. Setiap orangtua perlu menanamkan prinsip
kesehatan gigi pada anak, Terutama kesehatan gigi berkaitan dengan kesehatan
tubuh lainya.

Debris adalah endapan berwarna putih di sekitar gigi, terdiri dari sisa-sisa
makanan dan jaringan mati akibat peradangan sedangkan kalkulus merupakan suatu
endapan keras yang menempel di permukaan gigi berwarna mulai dari kuning
sampai cokelat kehitam-hitaman, permukaan kasar, plak yang tidak dibersihkan dan
dari endapan bahan-bahan kasar, air ludah, dan serum darah serta sisa makanan.
Terbentuknya karang gigi yaitu plak yang tinggal terlalu lama akan mengeras
menjadi karang gigi, adapun penyebabnya berasal dari pengendapan bahan-bahan
kasar, air ludah, serum darah akibat suatu endapan.

Karang gigi merupakan penyebab utama gingivitis dan periodontitis karena


terus-menerus mengiritasi gingiva yang menyebabkan terjadinya infeksi gingiva
dan periodontitis marginalis, bila dibiarkan terus tidak dibersihkan maka akan
berkembang ke arah apikal dan akan menyebabkan gigi goyang dan kemudian
lepas. Untuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut seseorang dapat diadakan
penilaian kebersihan gigi dan mulut secara tepat dan teliti, dalam penilaian ini
digunakan index kebersihan gigi dan mulut, dalam menghitung indek ada berbagai
macam indeks yang bisa digunakan. Dalam makalah ini akan membahas tentang
perhitungan indeks yang bisa digunakan serta pengaplikasian topical flour untuk
pencegahan karies.

1.2. Rumusan Masalah

Bedasarkan kasus yang diberikan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut


:

 Dari data diatas berapa skor OHI-S? Bagaimana status kebersihan mulut
siswa tersebut?
 Apa yang digunakan dokter gigi untuk dapat melihat plak dengan jelas?
Sebutkan contoh sediaan yang dapat digunakan!
 Dokter gigi juga melakukan pengukuran plak, dari data diatas metode apa
yang dapat digunakan untuk menyimpulkan status kebersihan mulut
berdasarkan plak? Jelaskan metode pengukurannya!
 Jelaskan jenis TAF yang dapat digunakan pada siswa SD tersebut?
 Bagaimana indikasi dan kontra indikasi pemberian TAF?
 Apa yang harus diperhatikan dalam penggunaan TAF?
 Jelaskan prosedur TAF!
 Apa instruksi yang disampaikan pada pasien setelah dilakukan TAF?
1.3. Tujuan

Bedasarkan rumusan masalah di atas, dapat buat tujuan sebagai berikut :

 Mendeskripsikan dari data diatas berapa skor OHI-S. Bagaimana status


kebersihan mulut siswa tersebut.
 Mendeskripsikan apa yang digunakan dokter gigi untuk dapat melihat plak
dengan jelas. Sebutkan contoh sediaan yang dapat digunakan.
 Mendeskripsikan dokter gigi juga melakukan pengukuran plak, dari data
diatas metode apa yang dapat digunakan untuk menyimpulkan status
kebersihan mulut berdasarkan plak. Jelaskan metode pengukurannya.
 Mendeskripsikan jelaskan jenis TAF yang dapat digunakan pada siswa SD
tersebut.
 Mendeskripsikan bagaimana indikasi dan kontra indikasi pemberian TAF.
 Mendeskripsikan apa yang harus diperhatikan dalam penggunaan TAF.
 Mendeskripsikan jelaskan prosedur TAF.
 Mendeskripsikan apa instruksi yang disampaikan pada pasien setelah
dilakukan TAF.

1.4. Manfaat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Indeks Kebersihan Gigi

Kebersihan mulut merupakan salah satu factor yang mempengaruhi


terjadinya prevalensi karies gigi. Dalam penelitian secara epidemiologi mengenai
karies gigi dan penyakit periodontal, diperlukan suatu metode dan kriteria untuk
mengetahui status kesehatan gigi seseorang atau masyarakat. Indikator yang biasa
digunakan untuk mengukut tingkat kebersihan mulut sseorang atau masyarakat
adalah Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) dari Greene and Vermillion.
Penilaian OHI-S tergantung dari food debris dan kalkulus yang terdapat dalam
mulut.

Indeks-indeks kebersihan mulut yang biasa digunakan :

1. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)

Mengukur daerah permukaan gigi yang ditutupi oleh food debris atau
kalkulus. Untuk pemeriksaan OHI-S, Greene and Vermillion menetapkan bahwa
gigi indeks yang digunakan adalah 4 gigi posterior dan 2 gigi anterior.

616
616
Rahang atas yang diperiksa adalah permukaan bukal gigi M1 kanan atas,
permukaan labial gigi I1 kanan atas dan permukaan bukal gigi M1 kiri atas.
Pemeriksaan dilakukan di permukaan bukal karena saluran muara untu kelenjar
saliva yaitu pada glandula parotis terletak di darah bukal.

Rahang bawah yang diperiksa adalah permukaan lingual gigi M1 kiri bawah,
permukaan labial gigi I1 kiri bawah dan permukaan lingual gigi M1 kanan bawah.
Pemeriksaan pada permukaan lingual karena saluran muara untuk kelenjar saliva
yaitu pada glandula sublingualis terletak di darah lingual. Apabila salah satu gigi
indeks telah hilang atau tinggal sisa akar, maka penilaian dapat dilakukan pada gigi
pengganti yang dapat mewakili :
 Apabila gigi M1 RA atau RB tidak ada, maka penilaian dilakukan pada gigi
M2 Ra atau RB.

 Apabila gigi M1 dan M2 RA dan RB tidaka ada, maka penilaian dilakukan


pada gigi M3 RA atau RB.

 Apabila gigi M1, M2 dan M3 RA dan RB tidak ada, maka penilaian tidak dpt
dilakukan.

 Apabila gigi I1 kanan RA tidak ada, maka penilaian dilakukan pada gigi I1
kiri RA.

 Apabila gigi I1 kanan dan kiri RA tidak ada, maka tidak dapat dilakukan
penilaian.

 Apabila gigi I1 kiri RB tidak ada, maka penilaian dilakukan pada gigi I1
kanan RB.

 Apabila gigi I1 kanan dan kiri RB tidak ada, maka tidak dapat dilakukan
penilaian.

OHI-S = Debris Indeks Simplified (DI-S) + Calculus Indeks Simplified (CI-S)

Pemeriksaan DI-S dan CI-S dilakukan dengan memeriksa 6 gigi yang telah
dijelaskan di atas. Pemeriksaan dilakukan dengan menempatkan sonde pada 1/3
insisal atau oklusal gigi dan kemudian digerakkan ke arah 1/3 gingival.

Kriteria penilaian untuk DI-S dan CI-S yaitu :

o 0 = tidak ada food debris/kalkulus

o 1 = food debris lunak/kalkulus yang menutupi tidak lebih dari 1/3


permukaan gigi.

o 2 = food debris lunak/kalkulus yang menutupi lebih dari 1/3


permukaan gigi, tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi.

o 3 = food debris lunak/kalkulus yang menutupi lebih dari 2/3


permukaan gigi
Tingkat kebersihan mulut secara klinis pada OHI-S dapat dikategorikan sebagai
berikut :

o 0,0 – 1,2 = baik

o 1,3 – 3,0 = sedang

o 3,1 – 6,0 = buruk

2. Plaque Index

Pada tahun 1964, Loe dan Silness mengembangkan Plaque Index sebagai
komponen Gingival Index (GI). Penilaian dilakukan pada permukaan distofasial,
fasial, mesiofasial dan lingual.

Penilaian plaque index dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde
setelah gigi dikeringkan. Plaque Index tidak meniadakan gigi atau mengganti gigi
dengan restorasi gigi atau mahkota. Salah satu dari semua gigi atau hanya gigi yang
diseleksi dapat digunakan dalam Plaque Index. Pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan 6 gigi =

624
426
Penilaian Plaque Index setiap area diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai
dari keempat permukaan setiap gigi. Jumlah nilai Plaque Index setiap area dibagi
empat, maka diperoleh Plaqu Index untuk gigi. Sedangkan nilai Plaque Index setiap
orang diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai Plaque Index setiap gigi kemudian
dibagi dengan banyaknya gigi yang diperiksa.

Kriteria penilaian Plaque Index :

 0 = tidak ada plak pada daerah gingiva

 1 = selapis tipis plak melekat pada tepi gingiva dan daerah yang berdekatan
dengan gigi.

 2 = pengumpulan deposit lunak yang sedang disertai poket gingival dan pada
tepi gingiva dan/ atau berdekatan dengan permukan gigi.
 3 = banyaknya deposit lunak yang disertai poket gingival dan/ atau pada tepi
gingiva dan berdekatan dengan permukaan gigi.

PI = Jumlah nilai PI untuk gigi = ¼ Jumlah PI setiap area

Banyaknya gigi yang diperiksa Banyaknya gigi yang diperiksa

 Patient Hygiene Performance Index (PHP)

PHP oleh Podshadley dan Haley merupakan indeks pertama yang


dikembangkan untuk tujuan yang semata-mata menilai kebersihan individu dalam
membersihkan food debris setelah instruksi menyikat gigi. Indeks ini mencatat ada
tidaknya food debris dengan nilai 1 atau 0, secara berturut-turut menggunakan
seluruh permukaan dari enam gigi yan dipakai dalam OHI-S.

Permukaan setiap gigi dibagi menjadi 5 area yaitu 3 area yang dibagi secara
longitudinal, dengan 1/3 tengah dibagi secara horizontal menjadi 3 area lagi.
Pemberian nilai didahului dengan menggunakan “disclosing solution”. Penilaian
PHP setiap orang diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai kelima area setiap
permukaan gigi dan kemudian dibagi dengan banyaknya permukaan gigi yang
diperiksa.

PHP = Jumlah nilai kelima area setiap permukaan gigi


Banyaknya permukaan gigi yg diperiksa

 PHPM (personal hygiene perfomance modified)

Indeks kebersihan mulut PHP-M dari Mrtin dan Meskin (1972), merupakan
indeks yang telah termodifikasi dari personal hygiene index (PHP) dari Podshadley
dan Haley (1968). indeks PHP ini untuk meniali debris, sedangkan Indeks PHP-M
untuk mengukur plak secara obyektif. pemeriksaan PHP-M menggunakan agen
disklosing.
Gigi indeks yang digunakan pada metode PHP-M ini adalah sebagai berikut :

 gigi paling belakang tumbuh di kwardan kanan atas.


 gigi C atau c, bila gigi ini tidak ada, dipakai gigi anterior lainnya.
 P1 atau m1
 gigi paling belakang tumbuh di kwardan kiri bawah.
 gigi C kiri bawah atau c kiri bawah, bila gigi ini tidak ada, dipakai gigi
anterior lainnya.
 P1 kanan bawah atau m1 kanan bawah

2.2. Topikal Aplikasi Fluoride

Penggunaan fluor secara topikal adalah mengaplikasikan fluor langsung pada


gigi, ditujukan untuk gigi yang sudah erupsi. Menurut Angela, tujuan penggunaan
fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara
menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat
melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih
stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi Ca10(PO4)6(OH)2+F →
Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat
menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.

Dimana remineralisasi merupakan proses perbaikan kristal hidroksiapatit


dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah
kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal
hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu
kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5)
oleh bakteri yang menghasilkan asam.

Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama
dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan
mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
mempertahankan permukaan gigi dari proses karies.

Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan
dengan beberapa cara:
1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor

Merupakan fluoride yang diaplikasikan langsung ke gigi, misalnya pasta gigi dan
aplikasi topikal. Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan
sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan
mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Yang dimaksud dengan topikal
aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan
fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, atau selama 1 jam

2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor

Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%.
Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi.
Berkumur dengan bahan fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam
tahun karena telah mampu berkumur dengan baik serta orang dewasa yang rentan
terhadap karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat orthodontik.14,15

3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor

Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluor terbukti dapat menurunkan karies. Akan tetapi pemakaiannya pada anak pra
sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur
dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi
yang kini terdapat di pasaran mengandung sekitar 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan
12 mm pasta gigi pada sikat gigi)

2.2.1. Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

Menurut Donley, meliputi :

A. Indikasi

1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi.

2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka.


3. gigi yang sensitif.

4.anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi


(contoh: Down syndrome)

5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik.

B. Kontraindikasi

1. pasien anak dengan resiko karies rendah.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Kasus

SKENARIO

Indikator derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal berdasarkan Indonesia
sehat 2010 salah satunya adalah OHI-S ≤1,2. Oleh karena itu, Dokter gigi
Puskesmas akan membuat laporan terkait pencapaian UKGS Sekolah Dasar
diwilayah kerja puskesmas tersebut. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh siswa.
Satu siswa perempuan berusia 12 tahun diperiksa, berikut hasil pemeriksaannya:

Gigi Debris Kalkulus Skor Plak Stain

(Max.5/perm
ukaan)

16 Bukal : 1/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 3 Bukal : -

Palatal :2/3 servikal Palatal : 1/3 servikal Palatal :2 Lingual : 2/3


servikal

15 Bukal : - Bukal : - Bukal :

Palatal :2/3 servikal Palatal :1/3 servikal Palatal :2

14 Bukal : - Bukal : - Bukal : -

Palatal :2/3 servikal Palatal :1/3 servikal Palatal :2

13 Bukal : 2/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 2

Palatal :2/3 servikal Palatal :1/3 servikal Palatal :3

12 Bukal : - Bukal : - Bukal : 4

Palatal :2/3 servikal Palatal :1/3 servikal Palatal :

11 Bukal : 2/3servikal Bukal : - Bukal : 2 Bukal : 2/3


servikal
Palatal :- Palatal :- Palatal :- Lingual : -

21 Bukal : - Bukal : - Bukal : 1 Bukal : 1/3


servikal
Palatal :1/3 servikal Palatal :1/3 servikal Palatal :23
Lingual : -

22 Bukal : 1/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 3 Bukal : 1/3


servikal
Palatal :2/3 servikal Palatal :1/3 servikal Palatal :5
Lingual : -

23 Bukal : - Bukal : - Bukal : -

Palatal :2/3 servikal Palatal :1/3 servikal Palatal :4

24 Bukal : 1/3servikal Bukal : - Bukal : 2

Palatal :- Palatal :- Palatal :2

25 Bukal : 2/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 4

Palatal :2/3 servikal Palatal :- Palatal :2

26 Bukal : 1/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 3

Palatal :1/3 servikal Palatal :1/3 servikal Palatal :3

36 Bukal : 1/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 2

Lingual :1/3 servikal Lingual :1/3 servikal Lingual :4

35 Bukal : - Bukal : - Bukal :2

Lingual :- Lingual :- Lingual :2

34 Bukal : - Bukal : - Bukal : 1

Lingual :- Lingual :- Lingual :-

33 Belum Erupsi

32 Bukal : 1/3servikal Bukal : - Bukal : 3 Bukal : 2/3


servikal
Lingual :2/3 servikal Lingual :1/3 servikal Lingual :2 Lingual : -

31 Bukal : 2/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 4

Lingual :1/3 servikal Lingual :- Lingual :2

41 Bukal : 2/3servikal Bukal : - Bukal : 3

Lingual :2/3 servikal Lingual :1/3 servikal Lingual :4

42 Bukal : 1/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 4

Lingual :2/3 servikal Lingual : 1/3 servikal Lingual :5

43 Bukal : - Bukal : - Bukal : -

Lingual :1/3 servikal Lingual :1/3 servikal Lingual :3

44 Bukal : 1/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 2

Lingual : - Lingual : - Lingual : -

45 Bukal : 1/3servikal Bukal : 1/3servikal Bukal : 3

Lingual :2/3 servikal Lingual :2/3 servikal Lingual :2

46 Bukal : - Bukal : - Bukal : 2

Lingual :2/3 servikal Lingual :1/3 servikal Lingual :5

Setelah dilakukan pemeriksaan Dokter gigi bersama tim melakukan simulasi


menyikat gigi dan diikuti oleh seluruh siswa SD tersebut, kemudian dilanjutkan
dengan melakukan tindakan preventif kedokteran gigi yakni topikal aplikasi
flouride (TAF).

3.2. Pembahasan

 OHI-S

Gigi yang diperiksa : 16 & 26 (bagian bukal), 36 & 46 (bagian lingual), 11 &
31 (bagian Labial)

DI = 1 + 1+ 2 + 2 + 1 + 2 = 9
CI = 1 + 1 + 0 + 1 + 1 + 1 = 5

OHIS = DI + CI
6

= 2,3 (Jadi OHI-S nya Sedang)

 Disclosing Product
 Solusi Pengungkapan Plak - Larutan cair yang Anda desas di sekitar
mulut Anda selama sekitar 30 detik sebelum menyemburkan.
 Tablet Pengungkapan Plak - Ini adalah tablet kunyah yang, ketika
dikunyah, akan bercampur dengan air liur mulut Anda. Tablet tersedia
tanpa resep. Mereka biasanya menggunakan pewarna sayuran, yang
mewarnai plak warna yang terang, sangat terlihat, biasanya biru atau
merah. Beberapa tablet memiliki pewarna warna yang berbeda untuk
menunjukkan plak dari berbagai usia. Setelah mengunyah tablet, desas-
desus air liur di sekitar dalam mulut Anda selama 30 detik dan kemudian
keluarkan.
 Plaque Disclosing Swab - Bersihkan permukaan gigi Anda dengan
penyeka untuk menunjukkan area yang mengandung plak.
 Plaque Disclosing Floss - Ini adalah benang berwarna yang jelas akan
menunjukkan plakat yang baru saja Anda hapus.

 PHPM

Gigi indeks yang digunakan pada metode PHP-M ini adalah sebagai berikut :

 gigi paling belakang tumbuh di kwardan kanan atas.


 gigi C atau c, bila gigi ini tidak ada, dipakai gigi anterior lainnya.
 P1 atau m1
 gigi paling belakang tumbuh di kwardan kiri bawah.
 gigi C kiri bawah atau c kiri bawah, bila gigi ini tidak ada, dipakai gigi
anterior lainnya.
 P1 kanan bawah atau m1 kanan bawah
PHP-M = Bagian Bukal = 3 + 2 + 2 + 2 + 3 + 2 = 14

= Bagian Palatal/Lingual = 2 + 3 + 2 + 4 + 2 + 0 = 13

= 14 + 13 = 27 (Jadi keadaan bagus/Good)

 TAF

Aplikasi topikal fluor adalah pengolesan langsung larutan fluor


yang pekat pada email setelah gigi dibersihkan dan dikeringkan dengan
semprotan udara. Permukaan gigi diolesi larutan fluor serta dibiarkan
kering selama 3 menit. Pemberian fluor melalui aplikasi topikal dapat
memakai bermacam-macam bentuk fluor, antara lain: pasta fluor dengan
konsentrasi tinggi (SnF2), larutan fluor (NaF) dan fluor dalam bentuk gel
(APF) Penggunaan larutan NaF sebagai bahan aplikasi topical memiliki beberapa
kelebihan, antara lain: rasanya cukup enak, tidak menimbulkan pewarnaan
ekstrinsik dan tidak mengiritasi jaringan gingival. Kekurangan larutan NaF yaitu
tidak tahan lama, karena larutan mudah bereaksi dengan sinar matahari,
sehingga harus disimpan dalam botol yang berwarna gelap. Kekurangan
larutan SnF2 yaitu dapat menimbulkan pigmentasi pada beberapa bagian gigi,
penggunaannya praktis, rasanya tidak enak dan dapat mengiritasi jaringan
gingival

 Indikasi & Kontraindikasi TAF

A. Indikasi

1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai
tinggi.

2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka.

3. gigi yang sensitif.

4.anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi


(contoh: Down syndrome)

5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik.


B. Kontraindikasi

1. pasien anak dengan resiko karies rendah

 Pengakplikasian TAF

Aplikasi fluor secara topical dilakukan dengan cara:

1. Buat plak skor menjadi 0


2. Lakukan proses brushing pada gigi
3. siapkan APF gel4.
4. Keringkan gigi pasien dengan menggunakan cotton roll atau
dengan semprotan angin
5. Masukkan APF gel setinggi 1/3 sendok cetak
6. Masukkan sendok cetak rahang atas dan rahang bawah secara bersamaan
7. Diamkan selama 1-4 menit
8. Lepaskan sendok cetak dan bersihkan sisa fluor yang berlebih
denganmenggunakan kapas atau tampon

 Instrusi pasien setelah topical aplikasi fluor


 Instruksikan pasien untuk tidak berkumur dan tidak makan
serta minumselama ± 30 menit
 Pasien diinstruksikan untuk datang kontrol minimal 6 bulan sekali.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan kasus yang didapat dapat disimpulkan bahwa OHI-S anak perempuan
tersebut 2,3 (Sedang), untuk meliat plak di gigi kita menggunakan discloscing
product yang jenisnya ada : tablet, solution, swabs, floss & pasta gigi. Untuk indeks
PHP-M sebesar 27 keadaan baik (Good). aplikasi topikal dapat memakai
bermacam-macam bentuk fluor, antara lain: pasta fluor dengan konsentrasi tinggi
(SnF2), larutan fluor (NaF) dan fluor dalam bentuk gel (APF). Untuk indikasi
dan kontraindikasi TAF :

Indikasi

1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai
tinggi.

2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka.

3. gigi yang sensitif.

4.anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi


(contoh: Down syndrome)

5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik.

Kontraindikasi

1. pasien anak dengan resiko karies rendah

Instrusi pasien setelah topical aplikasi fluor adalah Instruksikan pasien untuk
tidak berkumur dan tidak makan serta minumselama ± 30 menit dan pasien
diinstruksikan untuk datang kontrol minimal 6 bulan sekali.
4.2. Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami berharap makalah ini bisa
menjadi pembelajaran akan tetapi tidak di jadikan sumber utama.
DAFTAR PUSTAKA

Angela A. Pencegahan Primer pada Anak yang Beresiko Karies Tinggi. Maj.Ked.
Gigi (Dent J). 2005; 38(3).5.

http://pandatitit.blogspot.co.id/2008/04/indeks-kebersihan-mulut-kebersihan.html
Kawuryan U. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
dengan kejadian karies gigi anak. 2008 [dikutip 21 Mei 2011]; Available
from: URL: http://etd.eprints.ums.ac.id/897/1/J210040006.pdf

http://yaumil-perawatgigi.blogspot.co.id/2015/06/indeks-pengukuran-plak.html

Marya C, Dahiya V. Fluoride Varnish: A Useful Dental Public Health Tool.The


Internet Journal of Dental Science. 2007; 4(2).

McDonald RE, Avery DR, Dean JA. Dentistry for The Child and Adolescent.8th
ed. St. Louis, Missouri: Mosby; 2004. p.227

Mostofsky DI, Forgione AG, Giddo DB, editors. Behavioral dentistry. New York:
Blackwell Munksgaard, 2006. p. 19-26.4.Pintauli S, Hamada T.Menuju
gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press, 2008: 4-8, 74-75, 79-81.

Pembinaan dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Keluarga (Direktorat


Kesehatan Gigi).

Preventive Dentistry (Ms. Gehee)

Riyanti E, Saptarini R. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut melalui


perubahan perilaku anak. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjajaran. 2009 [cited 2011 Jan 20]; Available from: URL:
http:/www.scribd.com.

Sriyono, Niken W. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan.


Yogyakarta:Medika-FK UGM Yogyakarta. 20054.

Welbury RR, Duggal MS, Hosey MT. Pediatric Dentistry. 3rd ed. New
York:Oxford University Press Inc.; 2005. p.133-42.2.

Anda mungkin juga menyukai