Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“ GASTRITIS”
A. Pengertian Gastritis
kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut
(begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2012).
jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan
magh berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis
yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal,
oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan
makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti
suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, diffus atau lokal
B. Etiologi
dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respon inflamasi akut dan jika
1. Gastritis akut
Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan
NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pankreas.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna
3. Gastritis bacterial
Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh refluks
dari duodenum.
C. Pattofisiologi
infrak kecil. Di samping itu, sekresi asam lambung juga dipicu. Pada gastritis refluks,
gastritis karena bahan kimia bahan, obat, mucosal barier rusak, menyebabkan difusi
kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus. Seluruh mekanisme yang menimbulkan
gastritis erosif karena keadaankeadaan klinis yang berat belum diketahui benar.
disamping faktor pepsin, refluks empedu dan cairan pakreas. Aspirin dan obat
lambung yang amat penting. Selain menghambat prostaglandin mukosa, aspirin dan
obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topical (Suyono,
2009).
D. Manifestasi Klinis
1. Tanda dan gejala gastritis akut Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan
abdomen yang tidak jelas seperti mual, muntah dan anoreksia sehingga
adekuat, kehilangan cairan dan elektrolit. Pada beberapa orang didapat keluhan
yang lebih berat seperti nyeri epigastrium, muntah, perdarahan dan hematemesis
e. Anoreksia
E. Pemeriksaan Penunjang
tersebut meliputi :
1. Pemeriksaan Darah
pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah
kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
akibat gastritis.
2. Pemeriksaan Pernapasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi Helycobacter pylori atau tidak.
3. Pemeriksaan Feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat Helycobacter pylori dalam feces atau
juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan
cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut
dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan
untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke
Tes ini memakan waktu lebih kurang 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya
tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai
efek dari anestesi menghilang, lebih kurang satu atau dua jam. Hampir tidak ada
resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih
F. Penatalaksanaan Medis
a. Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan
kopi, alkohol.
d. Makan secara teratur.
2. Pemberian Obat-Obatan
banyak kasus gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan obat sangat
yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan
menghambat H.pylori
G. Komplikasi
Menurut Ali (2011), komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
Terjadinya perdarahan pada saluran cerna bagian atas berupa hematomesis dan
melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan saluran
cerna bagian atas, perlu dibedakan dengan tukak peptic. Gambaran klinis yang
diperhatikan hampir sama, namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah
infeksi Helicobater pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60 – 90%
2. Gastritis Kronik
Komplikasi yang muncul pada gastritis kronik adalah perdarahan saluran cerna
bagian atas, ulkus, perforasi dan pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan. Pada
faktor intrinsik dalam serum atau cairan gasternya. Selain vitamin B12,
penyerapan besi juga dapat terganggu. Gastritis kronik antrum pylorus dapat
Apirin, Sulfanomida
Steroid, Digitalis
Mukosa Lambung
Jaringan
Kelambung
Anoreksia
Lambung Kemulut
A. Pengkajian
dan menganalisa data. Hal-hal yang perlu dikaji dalam penanganan asuhan
1. Identitas pasien
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
4) Pola Aktifitas
e. Pemeriksaan fisik
f. Keadaan Umum
g. Kesadaran
h. Faktor Psikologis
j. Koping
B. Diagnosa Keperawatan
atau potensial pasien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan
berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan potensial pasien didapatkan dari
data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa
lalu dan konsultasi dengan profesional lain. Diagnosa keperawatan pada gastritis
Diagnosa
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
diberikan
analgetik
Terapiutik :
meredakan nyeri
Edukasi :
pemicu nyeri
mandiri
secara tepat
e. Anjurkan teknik nonfarmakologis
Kolaborasi:
perlu
keperawatan selama 1x 24
a. Identivikasi status nutrisi
jam diharapkan nutrisi
b. Identivikasi alergi dan intoleransi
membaik dengan kriteria
makanan
hasil :
c. Identivikasi makanan yang disukai
Terapeutik :
mencegah konstipasi
tinggi protein
dapat ditoleransi
Edukasi :
Kolaborasi :
sebelum makan
rendah stimulus
dan aktif
menenangkan
berjalan
Edukasi :
secara bertahap
tidak berkurang
Kolaborasi :
Perilaku gelisa
Terapeutik :
menurun(5)
a. Ciptakan suasana terapeutik untuk
Perilaku tegang menurun
menumbuhkan kepercayaan
(5)
b. Temani pasien untuk mengurngi
Konsentrasi membaik (5)
kecemasan
Pola tidur membaik (5)
c. Pahami situasi yang membuat
ansietas
dan meyakinkan
menyebabkan kecemasan
Edukasi :
dan prognosis
bersama pasien
tidak kompetitif
dan persepsi
mengurangi ketegangan
Terapeutik :
(5)
Terapeutik:
Pertanyaan tentang
Edukasi :
mempengaruhi kesehatan
sehat
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas
perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang
keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
2013).
perawata bekerja dengan anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat
D. Evaluasi
tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi
kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien.
O : Data obyektif merupakan tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosa keperawatan.
intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
Beyer. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama Anonimous : Jakarta.
Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC : Jakarta.