Anda di halaman 1dari 4

IATEK UNSRI

PENGARUH STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) TERHADAP KESEHATAN DISEKITARNYA

Dwi Shavira Marlin KETEKNIKKIMIAAN Comments 0 20 April 2019 Hits: 788

PENGARUH STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) TERHADAP KESEHATAN DISEKITARNYA

(Sumber : google image)

Bensin atau gasoline adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang digunakan pada kendaraan
baik beroda dua maupun roda empat. Bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus dari C7 (Heptana)
sampai dengan C11 (Undekana). Bensin terbuat dari minyak mentah yang berwarna hitam yang dipompa
dari perut bumi dan biasanya disebut dengan petroleum. Di Indonesia bensin dapat dibeli dan diisi ke
dalam kendaraan kita di SPBU, yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau sering juga disebut
sebagai Pom Bensin. SPBU pada umumnya menyediakan beberapa jenis pilihan bahan bakar, yaitu
Bensin yang terdiri dari Pertamax, Pertamax Turbo, Pertalite, dan Premium., Solar, LPG dengan ukuran
yang bervariasi, dan minyak tanah atau kerosene. Karena bensin merupakan campuran berbagai bahan,
bensin mempunyai daya bakar yang berbeda - beda menurut komposisinya, besar kecilnya ukuran daya
bakar dapat dilihat dari bilangan oktan yang terdapat pada setiap campuran.

Bilangan oktan adalah parameter dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan pada saat
terbakar dalam bensin, bilangan oktan bensin dapat ditentukan dengan cara pembakaran sampel bensin
untuk mendapatkan karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan
karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang
sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut dapat digunakan untuk
menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji. Jenis - jenis bensin yang ada di SPBU adalah
seperti pertamax dengan nilai angka oktan 92, Pertamax turbo yang mempunyai nilai angka oktan 98,
Premium yang mempunyai angka oktan 88, Pertamax racing yang mempunyai nilai angka oktan 100 yang
diperuntukkan khusus untuk kendaraan balap, dan Pertalite yang mempunyai angka oktan 90.
Cara untuk menaikkan bilangan atau angka oktan dari bensin adalah yang pertama dengan cara
mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon dengan rantai bercabang
melalui proses reforming contohnya adalah mengubah n-oktana menjadi isooktana, yang kedua adalah
menambahkan hidrokarbon alisiklik atau aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin, cara yang
ketiga adalah menambahkan TEL (Tetra Ethyl Lead) kedalam bensin yang bernilai oktan rendah namun
penambahan TEL berbahaya dari segi kesehatan dan lingkungan sehingga sudah jarang digunakan, cara
yang keempat adalah dengan menambahkan Napthalene pada bensin yang merupakan suatu larutan
kimia yang dapat memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan angka oktan dari bensin, dan cara
yang terakhir adalah menambahkan MTBE (Metil Tersier-Butileter). yang ditambahkan ke dalam bensin
merupakan zat aditif bensin yang digunakan untuk menaikkan angka oktan sehingga bensin tersebut
mempunyai kualitas yang baik.

Tetra etil lead (TEL) dengan rumus molekul Pb(C2H5)4, TEL dilarang penggunaannya karena saat
penggunaannya pada pembakaran bensin dapat menghasilkan dapat menghasilkan oksida timah (PbO)
yang menempel pada komponen mesin. Agar hal itu tidak terjadi, penggunaan TEL dengan 65%
ditambahkan dengan 1,2-dibromo etana dan 1,2-dikloro etana yang dapat mengubah Pb menjadi PbBr2
yang mudah menguap yang keluar melalui knalpot. Zat tersebut dapat mencemari udara dan jika masuk
ke dalam tubuh akan mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti anemia, sakit kepala, dan jika
dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan kematian. Zat aditif yang kedua adalah Metil Tertier Butil
Eter (MTBE) rumus molekul CH3O(CH3)3, pada saat ini zat aditif MTBE paling banyak digunakan. MTBE
mempunyai sifat yang paling mendekati bensin ditinjau dari nilai kalor, kalor laten penguapan, dan rasio
stoikiometri udara per bahan bakar. Namun, penggunaannya juga dibatasi karena bersifat beracun dan
penyebab kanker.

Mendirikan SPBU dekat dengan keramaian lalu lalang dan dekat dengan pemukiman warga
memang akan mendatangkan keuntungan yang banyak bagi SPBU, mungkin kebanyakan masyarakat
senang jika rumahnya dekat dengan SPBU atau Pom Bensin dikarenakan tidak usah jauh - jauh lagi untuk
mengisi bensin. Walaupun tidak semuanya tidak mengetahui bahaya yang akan dihadapi jika SPBU
berdekatan dengan tempat tinggal mereka, faktanya SPBU yang dekat dengan pemukiman warga sangat
berbahaya. Bahaya kan SPBU yang dekat dengan pemukiman dapat dilihat pada dampak negatif dari
bensin tersebut.

Bensin mempunyai dampak negatif dalam penggunaannya terhadap kehidupan, yaitu mencemari
lingkungan karena bensin mengalami pembakaran tidak sempurna yang dapat kita lihat dari asap hitam
pekat yang dihasilkan pada pipa pembuangan gas kendaraan bermotor atau yang biasa disebut dengan
knalpot, gas yang dihasilkan pada knalpot akan mengganggu saluran pernafasan, memuat mata menjadi
merah, dan iritasi. Karena pembakaran yang tidak sempurna, bensin dapat mengakibatkan efek rumah
kaca dimana ketika jumlah tanaman hijau tidak sesuai dengan banyaknya CO2yang dihasilkan maka sisa
CO2 akan berkumpul di udara. Lama - kelamaan akan menjadi penjara tersendiri bagi panas matahari
yang masuk. Maksudnya adalah panas tidak dapat dipantulkan keluar dan pada akhirnya akan memantul
kembali ke dalam bumi. Efek yang dihasilkan dari kejadiaan tersebut adalah volume air laut bertambah,
kekeringan, dan gangguan kesehatan.

Kemudian, efek lain yang disebabkan bensin adalah dapat menurunkan kualitas udara yang ada di
sekitar manusia, udara yang kita hirup jadi udara yang tidak lagi sehat untuk dihirup karena banyaknya
kandungan gas CO dan CO2. Karena pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan gas CO
(karbonmonoksida) yang sifatnya serupa tapi tidak sama dengan gas O2 yang dibutuhkan oleh darah
untuk proses respirasi sel darah merah. Ketika gas CO terhirup oleh manusia, akan terikat dengan
Hemoglobin (Hb) menggantikan O. bukannya menjadi baik, justru akan sangat berbahaya karena HbCO
adalah racun. Efek yang akan dirasakan pada anak - anak adalah kematian, sedangkan bagi orang dewasa
akan mengganggu sistem predaran darahnya.

Menggunakan zat aditif pada bensin adalah tujuan yang baik karena untuk menyempurnakan kualitas
dari bensin tersebut dimana angka oktan akan naik sesuai kategori bensin yang diinginkan. Namun,
menggunakan zat aditif juga dapat mengakibatkan efek bagi kelangsungan kehidupan. Apalagi hal ini
biasanya terjadi pada SPBU yang tak jarang letaknya dekat dengan pemukiman, setelah mengetahui apa
saja dampak negatif yang disebabkan pembakaran tidak sempurna pada bensin. Dampak negatif yang
ada di bensin tidak hanya dikarenakan pembakaran yang tidak sempurna, namun bisa juga berasal dari
zat aditif yang ada di campuran bensin. zat aditif TEL memang sudah dilarang penggunaannya karena
dapat menghasilkan oksida timah pada pembakaran bensin, sedangkan zat aditif lainnya dalah MTBE
yang paling banyak digunakan sampai saat ini. Namun, penggunaannya juga dibatasi karena beracun dan
dapat menyebabkan kanker.

MTBE memiliki sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran
pada tempat - tempat penampungan bensin misalnya di pom bensin, MTBE masuk ke air tanah dan
mencemari sumber - sumber air minum. Hasil pembakaran MTBE juga dapat menghasilkan timbal yang
menyebabkan polusi udara yang akan merusak lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan yaitu IQ
terutama pada anak - anak dan dapat menimbulkan masalah tekanan darah tinggi maupun penyakit
jantung. Bahkan, zat tersebut sangat rentan sekali terkena kulit balita dan dapat memberi dampak
kepada anak yang sedang didalam kandungan mempunyai resiko berat yang berkurang hingga 40 persen.
Karena campuran yang ada di bensin inilah yang menyebabkan bahayanya SPBU yang berlokasi dekat
dengan pemukiman warga. Karena, bensin akan mencemari sumber air warga termasuk sumber air
minum. Sedangkan, air adalah sumber kebutuhan semua makhluk hidup dalam memenuhi kegiatan
sehari - hari.
Dr.Berlian T.P SIagian selaku ahli kesehatan masyarakat menjelaskan bahwa keberadaan SPBU yang
berada di dekat kawasan pemukiman penduduk sangatlah berdampak negatif terhadap masyarakat
sekitar. Lantaran menurutnya, uap yang dihasilkan dari bongkar muat bahan bakar minyak (BBM) sangat
berbahaya dan pengayaan bahan bakar yang ditambahkan dengan zat adiktif supaya kadar oktan dari
BBM tinggi yang dimana jika zat tersebut tercampur dengan air bersih di dekat perumahan warga maka
hal tersebut sangat berefek terhadap kesehatan masyarakat sekitar. Seharusnya pemerintah lebih
memperhatikan tata letak pembangunan SPBU agar tidak memberikan dampak negatif terhadap
masyarakat disekitarnya.(sumber :https://www.liputan6.com/news/read/404383/spbu-di-dekat-
pemukiman-berbahaya)

Namun, kebutuhan masyarakat terhadap SPBU tidak bisa dipungkiri. Tidak hanya kebutuhan akan
bahan bakar minyak saja, masyarakat juga dapat membeli LPG dan dapat mengisi angin ban dan isi air
radiator di SPBU. Pemerintah diharapkan dapat lebih memperhatikan hak - hak warga, khususnya kepada
Gubernur yang kiranya dapat memberlakukan peraturan yang melindungi masyarakat dengan baik dan
menerapkan kebijakan untuk memperhatikan tata letak pendirian SPBU yang aman sehingga tidak
menimbulkan bahaya bagi masyarakat di sekitarnya. Adapun cara lain yang dapat dilakukan warga yang
tinggal dekat dengan SPBU adalah dengan menggunakan koagulan atau bahan kimia penjernih air
dengan beberapa jenis yaitu, Alumunium sulfat atau yang biasa disebut dengan tawas, Sodium
aluminate, Ferrous sulfate, Chlorinated copperas, Ferrie sulfate, dan Ferrie chloride (Sumber :
www.academia.edu/11804061/Koagulan). Koagulan tersebut digunakan sesuai dengan kondisi
pengolahan air dan sesuai dengan kondisi ekonomi pembeli.

Anda mungkin juga menyukai