Bab I, Babii, Babiii,,Babiv, Babv, Babvi
Bab I, Babii, Babiii,,Babiv, Babv, Babvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia. Salah satunya pada poin yang ketiga yaitu menjamin kehidupan
usia.
Sumatera dan jawa sebesar 94,7% sarana produksi dan 77,0% sarana
sarana tersebut diseluruh Indonesia. Selain itu, hal ini bertujuan untuk
504 sarana. Hal ini dapat disebabkan karena Jawa Barat memiliki
populasi yang besar dan wilayah yang luas (Kemenkes RI, 2016).
sekaligus revenue center bagi rumah sakit, mengingat lebih dari 90%
Papua Barat, Sulawesi Barat dan DKI Jakarta. Provinsi yang paling
satu rumah sakit yaitu Rumah sakit Umum Daerah Mamuju Tengah
untuk obat maksimal 2 tahun bahkan ada beberapa obat yang batas
belum ada dokter spesialis yang bekerja tetap di Rumah Sakit tersebut
sehingga ada beberapa obat yang habis dan pasien terpaksa membeli
6
obatnya diluar apotek rumah sakit serta jumlah apotek rumah sakitnya
kekosongan obat pada bulan juni tahun 2015 yaitu Amoxicillin 500 mg
Ketorolac 1%, OBH sirup, Paracetamol 500 mg, Ranitidine inj. Pada
Amoxycillin syrup 125/ 250 mg, Asam Mefanamat 500 mg tab, Asam
tahun 2019.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Teoritis
3. Manfaat Praktis
pengembangan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manajemen logistik.
a. Pengertian Manajemen
ditetapkan”.
lain).
b. Pengertian Logistik
alat.
11
ekonomis.
1994).
1994).
kebutuhan (Febriawati,2013).
13
a. Kegiatan Logistik
barang jadi.
bersangkutan.
bersangkutan.
1) Tujuan Operasional
2) Tujuan Keuangan
3) Tujuan Pengamanan
konsumsi.
diperhitungkan.
2) Fungsi Penggaraan
3) Fungsi Pengadaan
instansi pelaksana.
16
5) Fungsi Pemeliharaan
barang inventaris.
6) Fungsi Penghapusan
7) Fungsi Pengendalian
Perencanaan
Penghapusan Penganggaran
Pemeliharaan Pemeliharaan
Pendistribusian Pengadaan
Penyimpanan dan
penyaluran
memberi dampak yang negatif terhadap rumah sakit baik secara medis
maupun ekonomis.
19
sistem suplai dan penggunaan obat yang ada. Obat sebagai salah satu
apabila saat ini tidak ada obat yang mampu menyembuhkan suatu
Akan tetapi, hal itu terjadi karena ilmu pengetahuan manusia yang
apapun ilmu kedokteran modern saat ini, hal itu sangat amat kecil
segala sesuatu.
Rumah Sakit (IFRS), Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dan terkait erat
1. Perencanaan
yang tersedia.
b. Jumlah
mendekati kebutuhan..
farmasi.
instalasi.
ada.
anggaran (wadirum).
farmasi.
transito/karantina.
a. Metode Konsumsi
b. Metode Epidemiologi
c. Metode Kombinasi
24
1. Metode Konsumsi
a. Langkah Evaluasi
lalu.
memperhatikan :
c. Penerapan perhitungan
Metode Konsumsi :
Keterangan :
SS = Safety Stock
2. Metode Epidemiologi
sebagai berikut :
terjadi.
kolera
Keterangan :
SS = Safety Stock
3. Metode Kombinasi
pelayanan.
Keterangan
stock :
SS = Safety Stock
populasi yaitu sekitar 15-20% orang. Ultimatum 20-80 ini lah yang
28
metode analisis Activity Base Cost (ABC). Inti dari analisis Activity
jumlah uang.
seterusnya.
perbekalan total.
RI 2008)
volumenya kecil.
2. Analisis VEN
kepada tiap jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang
2008) :
30
a. Vital (V)
b. Esensial (E)
rumah sakit.
c. Non-esensial (N)
Pembuatan Obat yang Baik dan Benar) dan ISO 9000, mempunyai
tersedia.
3. Standar pengobatan
2. Pengangaran
efektifitas.
realistis sesuai dengan pikiran, dan yang ada dan bila perencanaan sudah
3. Situs social.
4. Kemajuan teknologi.
disini saja, hal ini bisa berlaku untuk barang yang habis pakai.
5. Penyempurnaan administrasi.
1. Anggaran Operasional
2. Anggaran Biaya.
34
3. Anggaran penghasilan.
4. Anggaran laba.
perusahaan.
menurun (diturunkan).
organisasi.
5. Anggaran Finansial
7. Anggaran Kas.
pengeluaran kas.
8. Anggaran Pembelanjaaan.
9. Anggaran Neraca.
kegiatan organisasi.
3. Pengadaan
produk hokum.
38
sendiri.
6. Pembayaran.
7. penyimpanan.
8. Distribusi.
Menurut WHO, ada empat strategi dalam pengadaan obat yang baik:
tepat.
yang berkualitas.
ditentukan.
diatasi.
lain:
lain:
4. Konfirmasi penggunaan.
8. Periode pengadaan.
dengan cara:
menyewa saja.
3. Meminjam.
41
berguna.
5. Penukaran.
obatan.
4. Penyimpanan
(Siregar, 2004).
adalah :
42
a. Fixed Location
dan di simpan dalam rak yang spesifik, rak tertutup atau dalam rak
b. Fluid Location
Setiap item disimpan dalam suatu tempat yang disukai pada waktu
lain. Selain itu, untuk pelaporan stok beberapa batch dari beberapa
item harus selalu dilaporkan letaknya secara fisik dari setiap item
yang disimpan. Dalam sistem ini, batch yang berbeda dari setiap
item mungkin disimpan. Dalam sistem ini, batch yang berbeda dari
berbeda.
a. Lokasi gudang
diperhitungkan.
1) Aksesibilitas
2) Utilitas
44
3) Komunikasi
4) Bebas banjir
6) Keamanan
7) Infra struktur
b. Desain gudang
c. Jenis barang
d. Prosedur penyimpanan
c. Ukuran berat
yang baru maka tidak perlu diletakan dibelakang barang berat yang
d. Ukuran volume
pintu keluar.
f. Abjad
alphabet/ abjad.
obat (luar, oral, suntikan) dan bentuk ramuannya (obat kering atau
cair).
pemusnahan.
5. Pendistribusian
a. Sentralisasi
b. Bentuk desentralisasi
stok).
diruangan.
Obat dosis unit adalah obat yang diorder oleh dokter untuk
penderita, terdiri atas satu atau beberapa jenis obat yang masing-
sakit secara umum dapat diartikan sebagai suatu departemen atau unit
untuk penderita rawat inap, rawat jalan maupun semua unit termasuk
1. Barang farmasi rutin habis pakai, yang terdiri dari obat, bahan kimia,
2. Barang farmasi non rutin adalah barang farmasi yang tidak habis
yaitu :
penyalahgunaan obat.
yaitu rumah sakit tipe A, rumah sakit tipe B (pendidikan dan non
Sakit militer, Rumah Sakit BUMN, dan Rumah Sakit swasta yang
Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki
pendataan.
kebutuhan medis.
pelayanan kesehatan.
56
menyelenggarakan:
a) Pelayanan medik,
c) Pelayanan rehabilitasi,
masyarakat, yaitu :
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
logistik yaitu:
1. Perencanaan
diperhitungkan.
2. Penganggaran
berlaku baginya.
3. Pengadaan
4. Penyimpanan
kebutuhan.
5. Pendistribusian
yang lainnya.
sebagai berikut:
60
a. Kerangka Konseptual
Perencanaan
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Kebutuhan Obat
Penganggaran
Pengadaan
a. Pemilihan Metode
Manajemen
Pengadaan
logistik
b. Penentuan Waktu
diinstalasi
Pengadaan dan
farmasi
Kedatangan Obat
c. Penerimaan dan
Pemeriksaan Obat
Penyimpanan
a. Pengaturan Tata Ruangan
b. Penyusunan Stock Obat
c. Pencatatan Stock Obat
d. Pengamanan Mutu Obat
Pendistribusian
a. Mekanisme
b. Unit
Penghapusan
Keterangan :
C. Definisi Konseptual
1. Perencanaan
2. Penganggaran
pada penganggaran).
3. Pengadaan
pengadaan).
62
4. Penyimpanan
5. Pendistribusian
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
berikut :
farmasi.
3. Dokumen
b. Pengumpulan data
narasi.
kredibel.
a. Tringulasi sumber :
1) Informan kunci
2) Informan biasa
3) Informan pendukung
1) Wawancara mendalam
2) Observasi
3) Dokumen
67
BAB V
Oktober 2014.
Tengah
a. Visi
b. Misi
berkualitas.
Kesehatan.
berkeadilan.
c. Tujuan
Kecamatan : Tobadak
Tengah.
B. Hasil Penelitian
Tabel 5.1
Karakteristik Informan di Instalasi Farmasi Serta Pasien Rawat Inap
dan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju Tengah
Tahun 2019
Kode Jenis Jenis Umur Pendidikan
No Jabatan
Informan Informan Kelamin (Tahun) Terakhir
1 AS Informan Lk 29 D3 Farmasi Plt.Kepala Instalasi
Kunci Farmasi
2 AEW Informan Pr 27 Apoteker Penanggung Jawab
Biasa Ruangan Apotek
3 Ib Informan Lk 30 Apoteker Penanggung Jawab
Biasa Gudang Farmasi
4 Hr Informan Pr 23 D3 Farmasi Tenaga Teknis
Biasa Kefarmasian
5 Mr Informan Pr 25 D3 Farmasi Tenaga Teknis
Biasa Kefarmasian
6 Ms Informan Pr 25 D3 Farmasi Asisten Apoteker
Biasa
7 AH Informan Lk 28 D3 Farmasi Tenaga Gudang
Biasa Kefarmasian
8 SR Informan Pr 28 Apoteker Tenaga Gudang
Biasa Kefarmasian
9 MU Informan Lk 37 SMP Pasien Rawat Jalan
Pendukung
10 Nh Informan Pr 30 SMA Pasien Rawat Jalan
Pendukung
11 NA Informan Pr 55 SMA Pasien Rawat Jalan
Pendukung
12 S Informan Pr 34 SMP Pasien Rawat Inap
Pendukung
13 S Informan Lk 40 SMP Pasien Rawat Inap
Pendukung
14 NH Informan Pr 35 SMA Pasien Rawat Inap
Pendukung
Sumber : Data Primer 2019
1. Perencanaan
pada perencanaan).
dokter tersebut.
2. Penganggaran
informan :
3. Pengadaan
kebutuhan tersebut.
rawat jalan dan rawat inap untuk melihat ketersediaan obat yang
tersedia.
4. Penyimpanan
yang menyatakan :
melihat jenis obatnya seperti Obat oral , injeksi, obat luar, tablet
obat yang tidak disimpan diatas pallet dan rak karena jumlah
obat yang banyak sedangkan pallet dan rak belum cukup. Atap
dan dinding dalam keadaan baik dan tidak bocor, lantai ruangan
84
informan :
5. Pendistribusian
pendistribusian).
a. Mekanisme Pendistribusian
apotek baik itu pasien rawat jalan maupun rawat inap serta
untuk membeli di luar apotek atau diganti dengan obat yang lain
informan :
teratur.
2019).
C. Pembahasan
1. Perencanaan
pada perencanaan).
obat.
kebutuhan.
secepat mungkin mencari obat lain tetapi dengan isi atau jenis
94
2. Penganggaran
sakit.
3. Pengadaan
pemesanannya.
tepat waktu. Hal ini disebabkan stok obat yang tidak tersedia
Tengah.
stock obat dari distributor dan ada beberapa obat yang tidak
sama.
4. Penyimpanan
persiapkan.
yang sempit.
yaitu FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out).
dan FEFO (First Expire First Out) untuk masing-masing obat artinya
First Out), FEFO (First Expire First Out) dan sesuai abjad.
ruangan.
5. Pendistribusian
keja Rumah Sakit dengan jenis mutu, jumlah dan tepat waktu.
a. Mekanisme Pendistribusian
Tengah tidak ada unit yang diprioritaskan akan tetapi tetap melihat
pendistribusian obatnya.
berat.
D. Keterbatasan Penelitian
BAB VI
A. Kesimpulan
tahap penyusunan.
tersebut.
Rumah Sakit.
untuk setiap unit kecuali OK karena sudah tersedia DEPO untuk OK.
B. Saran
pengadaan obat.
yang lebih besar dan luas untuk tetap menjaga kualitas obat, agar