Anda di halaman 1dari 12

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Secara logika, mendefenisikan berarti membatasi suatu terminologi atau
konsep agar dengan mudah dapat di bedakan dengan konsep lainnya, sebagaimana
terjadi perbedaan defenitif antara ilmu dan pengetahuan serta antara ilmu
pengetahuan dan filsafat. Filsafat adalah memberikan batasan, terpaksa ia pun
harus menerima untuk dibatasi. Semua konsep secara logika diberikan
penegertian-pengertian yang membatasinya, sebagaimana filsafat yang biasanya
memberikan pengertian terhadap konsep di luar dirinya akhirnya wajib membatasi
dirinya sendiri.
Al-Ghazali melihat akal sebagai kekuatan fitri, yang membedakan baik-
buruk, manfaat- bahaya, dan sebagai ilmu tasawwuf dan tashdiq .Akal sebagai
kemampuan yang membedakan dengan binatang, yang bias mengetahui dari
kemustahilan, kemunkinan, dan kemestian.

B. Rumusan Masalah
Banyak hal yang perlu kita ketahui dan kita kaji dalam ilmu filsafat,
khususnya tentang pengertian dan perkembangan ilmu filsafat dari zaman ke
zaman, dan dari beberapa tokoh filsafat yang ada di dunia.
Dari latar belakan diatas, dapat di rumuskan :
1. Apa pengertian dari ilmu filsafat ?
2. Apa sajakah struktur dan pembagian filsafat ?
3. Bagaimanakah perkembangan ilmu filsafat

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah mengetahui penertian ilmu
filsafat dan perkembangan sejarah filsafat, dari beberapa zaman dalam sistematika
sejarah perkembangan filsafat.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat

Pengertian filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang menggunakan


logika, metode, dan sistem untuk mengkaji masalah umum dan mendasar
mengenai berbagai persoalan, seperti; pengetahuan, akal, pikiran, eksistensi, dan
bahasa.

Pendapat lain mengatakan bahwa arti filsafat adalah suatu kebijaksanaan


hidup (filosofia) untuk memberikan suatu pandangan hidup secara menyeluruh
berdasarkan refleksi terhadap pengalaman hidup dan pengalaman ilmiah. Dengan
kata lain, dalam filsafat tidak terdapat eksperimen atau percobaan, tapi
mengemukakan masalah secara persis, mencari solusi, serta memberikan
argumentasi atas solusi tersebut.

Secara etimologi, istilah ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani,


yaitu philosophia dan philoshophos.Philo artinya cinta, sedangkan shopia atau
shopos artinya kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.Sehingga dalam hal ini,
pengertian filsafat adalah sejumlah gagasan yang penuh dengan kebijaksanaan,
pengetahuan, dan hikmah.

Agar lebih memahami apa arti filsafat, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. Aristoteles

Menurut Aristoteles, pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang


meliputi kebenaran yang berisi ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi,
politik dan estetika (filsafat keindahan).

2
2. Cicero

Menurut Cicero, filsafat adalah ‘ibu’ dari semua seni (the mother of all the
arts) dan merupakan seni kehidupan.

3. Plato

Menurut Plato, arti filsafat adalah suatu ilmu yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya.

4. Imanuel Kant

Menurut Imanuel Kant, pengertian filsafat adalah suatu ilmu


(pengetahuan) yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di
dalamnya tercakup empat persoalan yaitu metafisika, etika agama, dan
antropologi.

5. Johann Gotlich Fickte

Menurut Johann Gotlich Fickte, pengertian filsafat adalah dasar dari segala
ilmu yang membicarakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu untuk mencari
kebenaran dari seluruh kenyataan.a

Secara filosofis, kesukaran memberikan defenisi filsafat disebabkan oleh hal-hal


berikut:

1. Setiap orang berhak memberikan defenisi filsafat sesuai dengan


pengetahuan sebatas yang di ketahuinya. Oleh karena itu, perbedaan
dalam memberikan defenisi hal yang wajar.
2. Setiap filosof memiliki pengalaman sendiri-sendiri dengan kehidupan
yang di hadapinya, dan definisi dapat diangkat dari berbagai situasi
dan kondisi yang beragam sepanjang berkaitan dengan realitas
kehidupan empirik para filosof.

3
3. Filsafat sering dimaknakan secara luas untuk semua ruang lingkup
pengetahuan yang ujung-ujungnya berakhir dengan anggapan bahwa
filsafat merupakan induk ilmu pengetahuan.
4. Filsafat juga di legalisasikan secara rasional sebagai pembuat ideologi
dan keyakinan tertentu, bahkan ada yang berpandangan bahwa agama
tercipta oleh filsafat.
5. Tidak jarang orang yang berpandangan membingungkan orang lain,
berbicara berbelit-belit mengaku dirinya sedang berfilsafat, kalau tidak
membingunkan orang atau bahkan dirinya sendiri, bukanlah filsafat.
6. Batasan bagi filsafat sekedar mendudukkan filsafat sebagai objek
kajian dalam ilmu pengetahuan, meskipun filsafat berbeda dengan ilmu
dan pengetahuan.
7. Setiap orang yang memberikan pecerahan pemikiran dan hikmah-
hikmah bagi kehidupan manusia dikatakan sebagai filosof, sehingga
para filosof adalah guru bagi seluruh manusia.

Tujuh alasan di atas membuat upaya mendefinisikan filsafat menjadi tidak


mudah.Akan tetapi, sesulit apapun suatu disiplin ilmu, tentu harus didefenisikan
karna definisi merupakan langkah awal untuk mengetahui jati diri suatu disiplin
ilmu yang hendak dikaji mendalam.

Filsafat adalah pencarian kebenaran melalui alur berfikir yang sistematis,


artinya perbincangan mengenai segala sesuatu di lakukan secara teratur mengikuti
system yang berlaku sehingga tahapan-tahapannya mudah diikuti.Berfikir
sistematis tentu tidak loncat-loncat, melainkan mengikuti aturan main yang benar.
Lalu, apa dan bagaimana aturan mainnya sehingga filsafat di artikan sebagai
berfikir sistematis?

Suatu sikap falsafi yang benar adalah sikap yang kritis dan mencari.Sikap
itu merupakan sikap toleran dan terbuka dalam melihat persoalan dengan berbagai
sudut pandang dan tanpa prasangka.Berfilsafat tidak hanya berarti membaca dan
mengetahui filsafat. Seseorang memerlukan kebolehan berargumentasi, memakai
teknik analisis, serta mengetahui sejumlah bahan pengetahuan sehingga ia
memikirkan dan meraskan secara filsafi. Filsafat mengantarkan semua yang

4
mempelajarinya kedalam refleksi pemikiran yang mendalam dan penuh denga
hikmah.

B. Ciri-ciri Ilmu Filsafat

Seorang ahli logika bernama Clarence I. Lewis mengatakan bawah filsafat


adalah suatu proses refleksi dari bekerjanya akal yang di dalam prosesnya
terkandung berbagai kegiatan. Adapun ciri-ciri pemikiran filsafat adalah sebagai
berikut:

1. Bersifat Universal

Pemikiran filsafat cenderung bersifat universal (umum) dan tidak


bersangkutan dengan objek-objek khusus.Misalnya pemikiran tentang manusia,
keadilan, kebebasan, dan lain-lain.

2. Tidak Faktual

Dalam hal ini, tidak faktual adalah sesuatu yang spekulatif dengan
membuat berbagai dugaan yang masuk akal tentang suatu hal, namun tanpa bukti
karena telah melampaui batas dari fakta-fakta ilmiah.

3. Berhubungan dengan Nilai

Menurut C. J. Ducasse, pengertian filsafat adalah upaya manusia untuk


mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta yang disebut dengan penilaian. Dalam
hal ini penilaian yang dimaksud adalah sesuatu yang baik dan buruk, susila dan
asusila, dimana akhirnya filsafat menjadi suatu usaha untuk mempertahankan
nilai-nilai.

5
4. Berhubungan dengan Arti

Mengacu pada poin 3, sesuatu yang memiliki nilai tentunya memiliki


arti.Itulah sebabnya para filsuf menciptakan berbagai kalimat yang logis dan
bahasa yang tepat (ilmiah), agar ide-idenya sarat dengan arti.

5. Implikatif

Pemikiran filsafat selalu terdapat implikasi (akibat), sehingga diharapkan


akan dapat melahirkan pemikiran baru yang dinamis dan menyuburkan
intelektual.

C. Struktur dan Pembagian Filsafat

Stuktur filsafat ialah cara kerja filsafat dalam mencari kebenaran.


Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa cara kerja filsafat adalah
sebagai berikut:

1. Menjadikan rasio sebagai alat utama untuk menemukan kebenaran;


2. Merasionalisasikan segala sesuatu yang ada dan yang munkin ada dengan
cara berfikir yang mendalam, logis, dan rasional;
3. Menjadikan semua objek ilmu pengetahuan sebagai objek material filsafat,
tapi cara kerjanya tidak mengenal kata akhir sebuah kebenaran, karena
kebenaran telah terbukti;
4. Kebenaran yang bersifat observatif dan empiris bagi filsafat merupakan
langkah awal menuju pencarian kebenaran hakiki;
5. Cara kerja rasio yang sitematis, radikal, dam spekulatif;
6. Objek kajian filsafat tidak sebatas segala sesuatu yang alamiayah, bahkan
sesuatu yang sebenarnya Dzat yang menciptakan alam, yang tidak bersifat
alamiah, yakni Tuhan tak segan-segan dijadikan bahan perdebatan dan
perbincangan filsafat.

6
Struktur filsafat yang mengikuti tiga paradigma utama berusaha
memberikan jawaban atas kerguan manusia terhadap kebenaran tentang segala
yang tampak, bahkan yang nyatanya tidak tampak.Seperti telah diungkapkan di
awal setiap hakikat pengetahuan dikaji secara ontologis, setiap sumber
pengetahuan dikaji secara epistemologis, dan setiap manfaat atau fungsi
pengetahuan menjadi kajian eksiologis.

Segala bentuk pengetahuan merupakan kajian epistemology.

1. Adanya system gagasan dalam fikiran;


2. Persesuaian antara gagasan dan benda-benda yang sebenarnya;
3. Adanya keyakinan tentang persesuaian itu. (Juhaya S. Pradja, 2000: 6)

Gagasan dalam fikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat fikir yang di
sebuat akal atau otak.Tidak seorangpun yang dapat menggambarkan bentuk
kongkrit dari akal.Yang ada hayalah bentuk fiscal otak yang terdapat di dalam
kepala manusia.Dengan pemahaman tersebut, tentu yang dimaksud dengan system
gagasan dalam fikiran adalah kelancaran system kerja otakdan menangkap segala
sesuatu, mengembangkan nalar dalam sebuah ide tantang sesuatu yang dimaksud,
dan membentuk konsep demi pembatasan sesuatu yang digagas.

Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu: ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
Ketiga cabang itu sebenarnya merupakan satu kesatuan :

– Ontologi membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa


pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu.
– Epistimologi membicarakan cara memperoleh pengetahuan itu.
– Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu.

Ontologi mencakup banyak sekali filsafat, mungkin semua filsafat masuk


disini, misalnya Logika, Metafisika, Kosmologi, Teologi, Antropologi, Etika,
Estetika, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum dan lain-lain.

7
Epistimologi hanya mencakup satu bidang saja yang disebut epistimologi
yang membicarakan cara memperoleh pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi setiap
cabang filsafat.Sedangkan Aksiologi hanya mencakup satu bidang filsafat yaitu
aksiologi yang membicarakan guna pengetahuan filsafat.Ini berlaku bagi semua
cabang filsafat.Inilah kerangka struktur filsafat.Pengetahuan filsafat ialah
pengetahuan yang logis tidak empiris.Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran
kebenaran filsafat itu ialah logis tidaknya pengetahuan itu.Bila logis berarti benar
dan bila tidak logis berarti salah.

D. Sejarah Perkembangan Filsafat

SEJARAH perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikiran


kefilsafatan yang telah dibangun sejak abad ke-6 SM. Ada dua orang filsuf yang
corak pemikirannya boleh dikatakan mewarnai diskusidiskusi filsafat sepanjang
sejarah perkembangannya, yaitu Herakleitos (535-475 SM) dan Parmenides (540--
475 SM).

Pembagian secara periodisasi filsafat barat adalah zaman kuno, zaman


abad pertengahan, zaman modern, dan masa kini.Aliran yang muncul dan
berpengaruh terhadap pemikiran filsafat adalah Positivisme, Marxisme,
Eksistensialisme, Fenomenologi, Pragmatisme, dan NeoKantianianisme dan Neo-
tomisme.Pembagian secara periodisasi Filsafat Cina adalah zaman kuno, zaman
pembauran, zaman Neo-Konfusionisme, dan.zaman modern. Tema yang pokok di
filsafat Cina adalah masalah perikemanusiaan.Pembagian secara periodisasi
filsafat India adalah periode Weda, Wiracarita, Sutra-sutra, dan Skolastik.Adapun
pada Filsafat Islam hanya ada dua periode, yaitu periode Muta-kallimin dan
periode filsafat Islam.Untuk sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di sini
pembahasan mengacu ke pemikiran filsafat di Barat.
Periode filsafat Yunani merupakan periode penting sejarah peradaban
manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mite-
mite menjadi yang lebih rasional.Pola pikir mite-mite adalah pola pikir

8
masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam,
seperti gempa bumi dan pelangi.Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam
biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya.Namun, ketika
filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai
aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang terjadi secara kausalitas.
Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya sederhana, tetapi implikasinya tidak
sederhana karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahkan
dieksploitasi.Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam
menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek penelitian dan
pengkajian. Dari proses ini kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat, yang
akhirnya kita nikmati dalam bentuk teknologi. Karena itu, periode perkembangan
filsafat Yunani merupakan poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia.

Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah


berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif.Karena
untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan
pembagian atau klasifikasi secara periodik, karena setiap periode menampilkan
ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.Perkembangan
pemikiran secara teoretis senantiasa mengacu kepada peradaban
Yunani.Periodisasi perkembangan ilmu dimulai dari peradaban Yunani dan
diakhiri pada zaman kontemporer.

9
BAB III

KESIMPULAN
Pengertian filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang menggunakan
logika, metode, dan sistem untuk mengkaji masalah umum dan mendasar
mengenai berbagai persoalan, seperti; pengetahuan, akal, pikiran, eksistensi, dan
bahasa.

Ciri-ciri pemikiran filsafat adalah sebagai berikut:

1. Bersifat universal
2. Tidak factual
3. Berhubungan dengan nilai
4. Berhubungan dengan arti
5. Implikatif

Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu: ontologi, epistimologi, dan
aksiologi. Ketiga cabang itu sebenarnya merupakan satu kesatuan :

– Ontologi membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan


tentang hakikat segala sesuatu.

– Epistimologi membicarakan cara memperoleh pengetahuan itu.

– Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu.

Perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikiran kefilsafatan yang


telah dibangun sejak abad ke-6 SM. Ada dua orang filsuf yang corak
pemikirannya boleh dikatakan mewarnai diskusidiskusi filsafat sepanjang sejarah
perkembangannya, yaitu Herakleitos (535-475 SM) dan Parmenides (540-475
SM).

10
DAFTAR PUSTAKA

 Abdur Rozak dan Isep Zainal, 2002. Filsafat Umum, Gema Media
Pusakatama, Bandung.

 A. Hanafi, 1981. Ikhtisar Sejarah Filsafat Barat, Pustaka Al-Husna,


Jakarta.

 Juhaya S. Pradja, 2003. Filsafat Umum, Teraju, Bandung.

11
12

Anda mungkin juga menyukai