Anda di halaman 1dari 7

detikfinance

Home Fokus Infrastruktur Market Watch Ekonomi Bisnis Finansial Properti Energi
Industri Perencanaan Keuangan SolusiUKM Konsultasi Market Research
Wawancara Sosok Bursa Valas Moneter Lowongan Pekerjaan Foto
Infografis Video d'Preneur Indeks

Home / Moneter / Detail

Kamis, 03 Mei 2018 12:50 WIB

OJK Mulai Periksa Laporan Keuangan Bank Bukopin yang Dipermak

Danang Sugianto - detikFinance

Bank Bukopin (Foto: Rachman Haryanto)

Bank Bukopin (Foto: Rachman Haryanto)

Jakarta - PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) merevisi laporan keuangan tiga tahun terakhir, yaitu 2015, 2016,
dan 2017. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mulai melakukan pemeriksaan.

Deputi Pengawas Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi mengatakan, untuk tahap awal pihaknya saat ini sudah
mulai melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan terlebih dahulu.

"Kita mau lihat dulu seperti apa. Sementara kita lihat laporan keuangannya dulu, nanti kita lihat apakah
ada yang harus kita dalami," tuturnya di Sheraton Grand Gandaria City Hotel, Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Fakhri masih enggan mengungkapkan apakah pemeriksaan akan berlanjut manajemen maupun Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang menjadi auditor independwn Bukopin.

"Saya mendapatkan arahan hanya melihat laporan keuangannya. Sekarang kita dalami dulu, laporan
keuangan mulai dari 2017 sampai belakang-belakangnya kita dalami," tuturnya.

Baca juga: Bank Bukopin Permak Laporan Keuangan, Ini Kata BI dan OJK
Memang kata Fakhri, akan ada sanksi apabila ada kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan maupun
KAP. Namun dia enggan merincinya.

"Di UU Pasar Modal itu sudah ada mulai dari teguran tertulis sampaibdenda dan segala macam. Tapi kita
lihat dulu substansinya, kita enggak mau langsung judge, ini dalam proses," tuturnya.

Diduga Manipulasi Data Kartu Kredit

Menurut informasi yang dihimpun oleh CNBC Indonesia dari para pihak yang mengetahui masalah ini,
modifikasi data kartu kredit di Bukopin telah dilakukan lebih dari 5 tahun yang lalu. Jumlah kartu kredit
yang dimodifikasi juga cukup besar, lebih dari 100.000 kartu.

Modifikasi tersebut menyebabkan posisi kredit dan pendapatan berbasis komisi Bukopin bertambah
tidak semestinya.

Baca juga: Mantan Bos Semen Bosowa Jadi Dirut Bank Bukopin

Uniknya, kejadian ini lolos dari berbagai layer pengawasan dan audit selama bertahun-tahun. Mulai dari
audit internal Bukopin, Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai auditor independen, Bank Indonesia sebagai
otoritas sistem pembayaran yang menangani kartu kredit, serta OJK sebagai lembaga yang
bertanggungjawab dalam pengawasan perbankan.

Auditor independen Bukopin selama ini adalah KAP Purwantono, Sungkoro, dan Surja yang terafiliasi
dengan salah satu big four auditor internasional Ernst & Young.

"Permasalahan mengenai restated (penyampaian kembali) laporan keuangan 2016 merupakan temuan
dari manajemen yang telah disampaikan kepada Kantor Akuntansi Publik untuk dilakukan restated pada
laporan keuangan 2017," ujar Direktur Utama Bukopin Eko Rachmansyah Gindo, tanpa mau merinci
mengenai kasus ini kepada CNBC Indonesia.
Manajemen Bukopin pun secara terang-terangan merevisi laporan keuangan dari 2015, 2016, dan 2017.
Kenapa hanya tiga tahun? Karena penyajian kembali laporan keuangan dibatasi maksimal hanya 3 tahun
terakhir.

Bank Bukopin merevisi laba bersih 2016 menjadi Rp 183,56 miliar dari sebelumnya Rp 1,08 triliun.
Penurunan terbesar adalah di bagian pendapatan provisi dan komisi yang merupakan pendapatan dari
kartu kredit. Pendapatan ini turun dari Rp 1,06 triliun menjadi Rp 317,88 miliar.

Selain masalah kartu kredit, revisi juga terjadi pada pembiayaan anak usaha Bank Syariah Bukopin (BSB)
terkait penambahan saldo cadangan kerugian penurunan nilai debitur tertentu.

Akibatnya, beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan direvisi meningkat dari Rp
649,05 miliar menjadi Rp 797,65 miliar. Hal ini menyebabkan beban perseroan meningkat Rp 148,6
miliar.

Sebelum Otoritas melakukan klarifikasi, sebenarnya Bukopin telah 'dihukum' atas insiden ini. Bukopin
telah merevisi turun ekuitas yang dimiliki sebesar Rp 2,62 triliun pada akhir 2016, dari Rp 9,53 triliun
menjadi Rp 6,91 triliun. Penurunan itu karena revisi turun saldo laba Rp 2,62 triliun menjadi Rp 5,52
triliun karena laba yang dilaporkan sebelumnya tidak benar.

Penurunan ekuitas ini berperan dalam tergerusnya rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR)
Bukopin. Pada laporan keuangan 2016 sebelum revisi, CAR Bukopin masih aman 15,03%, namun setelah
revisi CAR tersisa 11,62%.

CAR semakin memburuk pada akhir 2017 yang tercatat 10,52%, meski meningkat lagi pada kuartal
I/2018 menjadi 11,09%. Hal lain yang mempengaruhi penurunan CAR adalah peningkatan rasio kredit
bermasalah (non performing loan/NPL) Bukopin.

Baca juga: 4 Calon Investor Bidik Saham Baru Bank Bukopin


Inisiden modifikasi data kartu kredit ini memaksa Bukopin menyiapkan action plan untuk menyehatkan
CAR ke level 14%. Langkah yang dilakukan adalah rights issue dengan menerbitkan saham baru sebesar
30% dan divestasi 40% saham BSB.

Target dana yang bisa dihimpun untuk rights issue sekitar Rp 2 triliun, sementara untuk divestasi BSB
sebesar Rp 400 miliar. Dalam waktu yang cukup singkat, manajemen berhasil berkomunikasi dengan
sejumlah bank asing, private equity asing dan bank BUMN sebagai mitra strategis rights issue yang
digelar Juni mendatang.

(dna/dna)

ojk bank bukopin

Share:

Share 0Tweet 0Share 01 komentar

BERITA TERKAIT

OJK Tetapkan Bank Sistemik Jadi 15

Bank Bukopin Permak Laporan Keuangan, Ini Kata BI dan OJK

Atur Kelayakan Fintech, OJK Cegah Investasi Bodong

OJK Rilis Aturan Uji Kelayakan Fintech Paling Lambat Juni

Apa Saja Tantangan Pengembangan Fintech? Ini Kata OJK

Dirut BPR Bali Terciduk Gelapkan Uang Rp 24 Miliar

Gaet Nasabah Baru Bank Syariah, OJK Gelar iB Vaganza

Ini 4 Modus Penipuan Berkedok Investasi yang Harus Diwaspadai

BACA JUGA

OJK Desak Startup Fintech Transparan Soal Dana Nasabah


OJK Desak Startup Fintech Transparan Soal Dana Nasabah

Rabu, 14 Feb 2018 15:20 WIB

detikNewsImplementasi e-Government Banyuwangi Diacungi Jempol OJK

Implementasi e-Government Banyuwangi Diacungi Jempol OJK

Jumat, 22 Des 2017 18:45 WIB

Solahart Bagi-Bagi Kehangatan di ICE BSD 2-6 Mei 2018. Bawa Pulang Kehangatannya

Promoted

detikNewsTak Punya Ahli Waris, BPR Sinar Baru Perkasa Solo Ditutup OJK

Tak Punya Ahli Waris, BPR Sinar Baru Perkasa Solo Ditutup OJK

Rabu, 06 Des 2017 12:44 WIB

detikNewsSandiaga Ikutan Lari 6K OJK Run di SCBD

Sandiaga Ikutan Lari 6K OJK Run di SCBD

Minggu, 26 Nov 2017 07:46 WIB

detikNews2 Pejabat OJK Bertemu Anies, Bahas Kemitraan hingga Rumah DP Rp 0

2 Pejabat OJK Bertemu Anies, Bahas Kemitraan hingga Rumah DP Rp 0

Selasa, 31 Okt 2017 13:14 WIB

Mereka Ramai-ramai Menggarap Fintech

Mereka Ramai-ramai Menggarap Fintech

Kamis, 18 Mei 2017 21:10 WIB

Efek WannaCry, Daftar Layanan OJK Ini Dihentikan Sementara

Efek WannaCry, Daftar Layanan OJK Ini Dihentikan Sementara

Senin, 15 Mei 2017 15:31 WIB

detikNewsHalau Modus Penipuan Berkedok Investasi, OJK Gandeng PKK Banyuwangi

Halau Modus Penipuan Berkedok Investasi, OJK Gandeng PKK Banyuwangi


Kamis, 20 Apr 2017 13:40 WIB

NEWS FEED

Tak Cuma Lewat Tol, Mudik 2018 Juga Bisa Lewat Pantai Selatan

Tak Cuma Lewat Tol, Mudik 2018 Juga Bisa Lewat Pantai Selatan

Minggu, 06 Mei 2018 21:00 WIB

Kemenkeu Jelaskan Tugas Pegawai yang Kena OTT KPK

Kemenkeu Jelaskan Tugas Pegawai yang Kena OTT KPK

Minggu, 06 Mei 2018 20:02 WIB

Jumlah Pabrik Rokok Berkurang, Karena Cukai Naik?

Jumlah Pabrik Rokok Berkurang, Karena Cukai Naik?

Minggu, 06 Mei 2018 19:09 WIB

Ini 10 Jembatan Tua nan Mempesona yang Masih Berdiri Kokoh

FOTO BISNIS

Ini 10 Jembatan Tua nan Mempesona yang Masih Berdiri Kokoh

Minggu, 06 Mei 2018 19:08 WIB

Ekonomi Syariah RI Bisa Maju Kalau Pesantren Diberdayakan

Ekonomi Syariah RI Bisa Maju Kalau Pesantren Diberdayakan

Minggu, 06 Mei 2018 18:00 WIB

Home Theatre System Lagi Turun Harga di Transmart Carrefour

Home Theatre System Lagi Turun Harga di Transmart Carrefour

Minggu, 06 Mei 2018 17:46 WIB

Kursi Berdiri untuk Penumpang Pesawat Super Ngirit

FOTO BISNIS

Kursi Berdiri untuk Penumpang Pesawat Super "Ngirit"

Minggu, 06 Mei 2018 17:43 WIB


Jumlah Pabrik Rokok Berkurang, dari 600 Tinggal 100

Jumlah Pabrik Rokok Berkurang, dari 600 Tinggal 100

Minggu, 06 Mei 2018 17:21 WIB

Kontak Informasi Detikcom

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Media Partner: promosi[at]detikfinance.com

Iklan: sales[at]detik.com

Ke Atas · Berita Lainnya · Search

Navigasi detikFinance

HomeFokusInfrastrukturMarket WatchEkonomi BisnisFinansialPropertiEnergiIndustriPerencanaan


KeuanganSolusiUKMKonsultasiMarket ResearchWawancaraSosokBursa ValasMoneterLowongan
PekerjaanFotoInfografisVideoIndeks

Lihat Versi Desktop

Redaksi · Pedoman · Info Iklan · Privacy Policy

Copyright @ 2018 detikcom

All right reserved

Back To Top

Anda mungkin juga menyukai