Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab yang pertama ini, penulis akan menguraikan hal-hal yang penting di

dalam penelitian, yaitu : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan

Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

Latar Belakang Masalah

Semua manusia telah jatuh ke dalam dosa. Sebagai akibatnya, upah yang akan

diterima oleh si pendosa ialah kematian kekal (Roma 6:23). Manusia harus

memenuhi konsekuensi dari dosa, tetapi karena kasih Allah, Kristus mengambil

tempat tersebut melalui kematian di kayu salib. Itu terjadi kira-kira tahun 30 M.

“Hukuman mati di kayu salib di berikan atas perintah Pilatus berdasarkan laporan

para pemuka agama Yahudi saat itu bahwa Yesus Kristus mengaku sebagai Raja

orang Yahudi.”1 Penyaliban adalah salah satu dari bentuk hukuman yang

dilaksanakan oleh Kekaisaran Romawi dan orang yang paling terkenal karena

hukuman salib adalah Yesus Kristus.”2

Oleh karena pekerjaan penebusan yang Yesus lakukan di kayu salib telah

selesai, Dia akhirnya kembali ke Surga. Tetapi Yesus tidak membiarkan begitu saja

manusia tanpa pertolongan Ilahi. Itulah sebabnya Yesus berkata bahwa “Aku akan

minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,

1
John Drane, Memahami Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1996), 87-88.
2
Anton Wessels, Memandang Yesus (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 146.
1
2

supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.” Lebih lanjut Ia

berkata “Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak dapat melihat Dia dan

tidak mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”

(Yohanes 14:16,17)

Janji Yesus mengenai Roh Kebenaran digenapi. Itu terjadi saat hari

Pentakosta. Saat rasa persatuan semakin bertumbuh dikalangan murid-murid yang

tadinya tercerai-berai berkat adanya doa dari hari ke hari dan sambil memuji-muji

Tuhan, tiba-terdengarlah suara gemuruh bagaikan badai yang menghentakkan mereka.

Bara api yang berkobar dalam hati mereka kini semakin nyata, lidah-lidah api hinggap

di atas kepala mereka masing-masing. Bagaikan nyala api yang mengamuk, Roh

Kudus hinggap di atas mereka.

Buku Kisah Para Rasul 2 mencatat bahwa dengan hati yang dipenuhi Roh

Kudus, murid-murid tidak dapat menahan kasih mereka yang baru dan kegembiraan

yang penuh semangat dalam Yesus. Kobaran nyala api kegembiraan ini mereka

nyatakan kepada orang banyak dengan penuh semangat, mereka mulai

mengumumkan kabar baik tentang keselamatan.1 Karena gemuruh suara itu, orang-

orang yang ada di sekitar tempat itu, juga para pendatang yang berasal dari pelbagai

bangsa yang kebetulan lewat, mengerumuni tempat berbakti itu.

Dengan rasa kagum dan agak keheran-heranan, mereka mendengarkan dalam

bahasa mereka masing-masing kesaksian-kesaksian yang luar biasa tentang pekerjaan

Tuhan yang Mahakuasa diucapkan orang-orang Galilea yang berpendidikan sangat

sederhana itu. Namun ada sebagian orang yang menyangka bahwa murid-murid pada

saat itu sedang dalam keadaan mabuk. Tetapi Petrus berkata kepada mereka bahwa

1
Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia, Apa yang
Perlu Anda Ketahui Tentang: 28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah (Bandung:
Indonesia Publishing House, 2006), 73.
3

murid-murid sedang tidak dalam keadaan mabuk sebab hari itu masih pukul sembilan.

Itulah untuk kali pertama manifestasi Roh Kudus yang boleh dirasakan oleh murid-

murid.

Seperti halnya pada Hari Pentakosta Roh Kudus menyanggupkan para rasul

untuk mengabarkan kabar tentang keselamatan, begitu juga pada zaman ini. Roh

Kuduslah yang akan menyanggupkan umat-Nya untuk mengabarkan kabar tentang

keselamatan bagi seluruh dunia. “Dengan tidak hadirnya Roh maka pekerjaan Injil

menjadi tidak berdaya sama sekali. Pengetahuan, bakat, kefasihan lidah, atau setiap

anugerah yang alamiah mungkin dimiliki; tetapi, tanpa kehadiran Roh Allah, tidak

ada hati yang dapat disentuh, tidak ada orang berdosa yang dimenangkan bagi

Kristus.1

Roh Kudus juga menghadirkan hadirat Kristus. Ia menjadi Wakil sejati

Krsitus di atas dunia ini. Sebagai pusat yang kekal atas kuasa dalam masalah-masalah

iman dan doktrin maka cara-cara yang ditempuh-Nya untuk menuntun jemaat sesuai

dengan Alkitab. “Ciri khas Protestantisme—ialah bahwa Roh Kudus adalah wakil

sejati atau pengganti Kristus di atas dunia ini. Kalau bergantung kepada organisasi,

para pemimpin, atau kebijaksanaan manusia berarti menempatkan manusia di tempat

yang Ilahi.2

Sebagian besar ayat mengenai Roh Kudus menyinggung hubungan-Nya

dengan umat Allah. Pengaruhnya yang menguduskan menuntun kepada penurutan,

akan tetapi tidak seorangpun yang tetap akan mengalami kehadiran-Nya kalau tidak

1
Ellen G. White, Testimonies for the Church (Mountain View, CA: Pacific
Press, 1948), 8:21-22.
2
Leroy E. Froom, The Coming of the Comforter, rev.ed (Washington, D.C.:
Review and Herald, 1949), 66-67.
4

memenuhi syarat-syarat tertentu. Petrus mengatakan Allah telah mengaruniakan Roh

kepada orang yang terus-menerus menurut Dia.1

Sebagai umat Kristen yang mengaku pengikut Kristus, adalah sebuah

keharusan untuk percaya akan Roh Kudus. Tetapi bagaimana sebenarnya pemahaman

yang benar akan Roh Kudus itu sendiri? Apakah Roh kudus hanyalah sebatas kuasa

Alllah yang keluar dari Bapa atau Roh Kudus sendiri memiliki kepribadian dan

menjadi bagian dari Keallahan itu? Beberapa pandangan bermunculan ketika melihat

kembali akan bahasa asli dari kata “Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa” yang ada

dalam Alkitab dan bukti sejarah.

Pemahaman yang benar mengenai Roh Kudus adalah hal yang penting.

Alasannya adalah karena sebelum seseorang memahami dengan benar pekerjaan dari

Roh Kudus, dia harus terlebih dahulu mengetahu Roh itu. Sumber kekeliruan dan

fanatisme yang sering muncul tentang pekerjaan Roh Kudus adalah upaya untuk

mempelajari dan memahami pekerjaan-Nya tanpa pertama-tama mengenal Dia secara

Pribadi.2

Lebih lanjut Torrey menjelaskan : “Adalah sangat penting dari sudut pandang

penyembahan bahwa kita memutuskan apakah Roh Kudus adalah Pribadi Ilahi, layak

untuk menerima pemujaan kita, iman kita, cinta kita, dan seluruh penyerahan diri kita

kepada diri-Nya sendiri, apakah itu hanyalah pengaruh yang memancar dari Allah

atau kekuatan iluminasi yang diberikan Tuhan kepad kita. Jika Roh adalah pribadi,

dan Pribadi Ilahi, dan kita tidak mengenal Dia seperti itu, maka kita merampok

1
Armold V. Wallenkampf, New by The Spirit (Mountain View, CA: Pacific
Press, 1978), 49-50.
2
R. A. Torrey, The Person and Work of The Holy Spirit (New York: Fleming
H. Revell,1910), 2.
5

Makhluk Ilahi dari ibadah dan iman dan cinta dan penyerahan kepada-Nya yang

merupakan hak-Nya.1

Injil Yohanes menyebutkan beberapa kali tentang Roh Kebenaran. Tetapi

hanya satu ayat yang mengatakan bahwa Roh Kebenaran keluar dari Bapa (Yoh

15:26). Formula ini dapat menyarankan kepada beberapa pembaca bahwa Roh

Kebenaran dalam satu ketika keluar dari Allah pada masa kekekalan di masa yang

lampau. Apakah benar bahwa Roh Kebenaran keluar dari Allah Bapa pada suatu

masa di masa kekekalan?

Berbagai pemahaman sehubungan dengan ayat di atas. Ayat tersebut menjadi

ayat yang dapat dipaki dalam memahami akan Keallahan sebab pengajaran tentang

Keallahan telah menjadi perdebatan sampai saat ini. Bukan hanya para pelajar

Alkitab yang beragama Kristen tetapi juga pelajar Alkitab dari yang bukan Kristen.

Bukan hanya kaum terpelajar, dalam kalangan orang awam pun terjadi perdebatan.

Bagi mereka yang memercayai akan pengajaran tentang Keallahan, mereka

akan membelanya dengan semua argumen dan ayat-ayat yang ada di Alkitab untuk

membenarkan ajaran ini. Begitu juga dengan mereka yang menentang akan ajaran

ini, mereka juga menggunakan semua argumen dan ayat-ayat Alkitab untuk

menentang ajaran ini. Diantara kedua belah pihak tidak pernah mencapai titik temu,

walaupun perdebatan ini sudah berlangsung selama ribuan tahun lamanya.2

Gereja Masehi Advent dalam hal ini memiliki pemahaman sehubungan

dengan ajaran mengenai Keallahan. Dua dalil pertama dari Dasar Kepercayaan

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (Gereja Advent) tahun 1872 menyatakan

1
Ibid.
2
https://sites.google.com/site/sharingimankristen/trinitas---pengajaran-tentang-
keallahan-yang-tiga. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2019.
6

kepercayaan gereja terhadap “satu Allah” dan “satu Tuhan Yesus Kristus.” Tidak ada

satupun penegasan tentang konsep Trinitas ditemukan dalam Dasar Kepercayaan

tersebut.1

Sejak tahun 1846 sampai 1886, doktrin Trinitas ditolak dan sangat tegas

ditentang oleh sebagian besar penulis Advent karena dianggap tidak konsisten, tidak

Alkitabiah, bertentangan dengan pandangan umum, tidak dapat dipercaya dan tidak

bisa dimengerti, tidak masuk akal, papal (kepausan), pagan (kekafiran), dan anti

Kristen.2 Bahkan buku lagu/hymnal Gereja Advent (SDA Church Hymnal)

merefleksikan penolakannya terhadap doktrin Trinitas.3

Beberapa pionir Gereja Advent juga memiliki perbedaan pendapat.Dua dari

para pionir utama gereja Advent, yaitu Joseph Bates dan James White, berasal dari

Christian Connection, yang sangat menolak doktrin Trinitas. James White diurapi

menjadi pendeta penuh di gereja tersebut. Christian Connection menyatakan dalam

doktrinnya bahwa “Father was unoriginated, independent, and eternal.” Sedangkan

untuk Yesus Kristus, dinyatakan bahwa Christ was originated, dependent, and

1
R. W. Schwarz, Light Bearers to the Remnant: A History of the Seventh-day
Adventist Church, edisi revisi (California: Pacific Press Publishing Association,
2000), 161.
2
Rolf J. Pohler, Change in Seventh-day Adventist Theology: A Study of the
Problem of Doctrinal Development (DTh. Dissertation, Andrews University: 1995),
169.
3
Hasil karya Reginald Heber “Holy, Holy, Holy” dimasukkan dalam hymnal
gereja Advent tahun 1886, dalam Hymns and Tunes: Seventh-day Adventist Hymn and
Tune Book for Use in Divine Worship (Battle Creek, Mich.: Review and Herald
Publishing House, 1886), 99, frase “God in three persons, blessed Trinity!” yang ada
pada bagian akhir dari ayat pertama dan keempat dirubah oleh gereja Advent menjadi:
“God over all, who rules eternity.” Namun pada tahun 1985, Seventh-day Adventist
Hymnal mengembalikan kalimat tersebut kepada teks asli Trinitas (Washington, D.
C.: RHPA, 1985), 73.
7

brought into existence by the Father.” Christian Connection memiliki pandangan

tentang Roh Kudus sebagai “power and energy of God, that holy influence of God.”1

J. H. Waggoner memiliki pemahaman yang hampir sama dengan Joseph Bates

dan James White. Pada tahun 1877, dia menulis tentang Roh Kudus sebagai “itu (It)”

dan bukan “He (dia).” Waggoner menggambarkan “Roh Allah” sebagai “kuasa yang

dahsyat dan misteri yang keluar dari tahkta alam semesta.”2 Dengan kata lain dia

berpendapat bahwa Roh Kudus bukanlah pribadi.

Pionir Gereja Advent yang lain memiliki pemahaman yang berbeda dengan

Joseph Bates dan James White yaitu William Miller yang adalah anggota gereja

Baptis. Miller adalah seorang penganut doktrin Trinitas. Dia mengatakan, “Saya

percaya kepada Allah yang hidup dan benar, dan ada tiga Pribadi dalam Keallahan…

Tiga Pribadi dari tiga kesatuan (Triune) Allah yang saling berhubungan.”3 Saat itu,

Millerite Adventists sedang fokus kepada kedatangan Kristus yang segera dan tidak

menyadari pentingnya untuk membahas subjek tentang Trinitas.4

Perkembangan dari doktrin Keallahan ternyata tidak diketahui oleh dikhalayak

umum, termasuk Gereja Masehi Addvent Hari Ketujuh (GMAHK) jemaat Taruna

yang terletak di Provinsi DKI Jakarta, tepatnya Pulo Gadung, Jakarta Timur. Pada

1
George R. Knight, A Search for Identity: The Development of Seventhday
Adventist Beliefs (Nampa, Idaho: Pacific Press Publishing Association, 2000), 110-
111.
2
J. H. Waggoner, The Spirit of God: Its Offices and Manifestations to the End
of the Christian Age (Battle Creek, Mich.: Seventh-day Adventist Publishing, 1877),
8-9.
3
Sylvester Bliss, Memoirs of William Miller, Generally Known as a Lecturer
on the Prophecies, and the Second Coming of Christ (Boston: Joshua V. Himes,
1853), 77–78.
4
Merlin D. Burt, Development of Seventh-day Adventist Theology (Michigan:
Andrews University Theological Seminary, 2016), 139.
8

tanggal dan waktu yang berbeda-beda, penulis melakukan wawancara melalui telefon

kepada beberapa anggota GMAHK Taruna. Dari kelima orang yang telah

diwawancara, maka didapati ada yang tidak tahu dan ada juga yang bingung. Ada

berbagai pendapat dan pandangan mengenai doktrin Roh Kudus.

Astron Tamba, seorang Manajer di sebuah perusahaan dan juga mantan Ketua

Jemaat GMAHK Taruna mengatakan bahwa Bapa dan Anak satu Roh. Menurutnya

Yesus itu diperanakkan oleh Allah suata masa pada zaman kekekalan oleh Allah

Bapa. Dia mengutip Ibrani 1:5-6. Dan sehubungan dengan Roh Kudus, dia

mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Roh Yesus. Bapak itu menggunakan logika

bahwa ketika Yesus berkata “Aku akan mengutus Penghibur,” Yesus sedang merujuk

kepada Roh-Nya sendiri. Karena bagaimana mungkin seorang penghibur mau

menghibur kalau dia tidak pernah mengalami terlebih dahulu?1

Alpen Manik, seorang karyawan swasta dan juga mantan Sekretaris Jemaat

GMAHK Taruna mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Roh Bapa. Alasannya karena

hanya Allah Bapa sajalah satu-satunya sumber segala sesuatu. Jadi menurutnya Roh

Kudus itu keluar dari Bapa berarti Roh Kudus adalah Roh Bapa yang dikirim ke dunia

ini untuk beserta dengan manusia karena Yesus dan Bapa sekarang berada di Sorga.2

Wina Sofiyanthi, seorang karyawan di salah satu perusahaan dan juga

Sekretaris Jemaat Taruna mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi atau bagian

dari Keallahan. Menurutnya, ketika Yesus berkata “ Jikalau Penghibur yang akan

1
Wawancara kepada Astron Tamba mantan ketua Jemaat Taruna, Jakarta, pada
tanggal 13 Oktober 2019.
2
Wawancara kepada Alpen Manik mantan sekretaris Jemaat Taruna, Jakarta,
pada tanggal 13 Oktober 2019.
9

Kuutus dari Bapa datang” itu mengartikan bahwa Yesus sedang melakukan

pengutusan Roh Kudus dan kata pengutusan berhubungan erat dengan satu pribadi.1

Herald Baxter, karyawan swasta dan juga diakon di Jemaat Taruna

mengatakan bahwa Roh Kudus dan Allah Bapa adalah Pribadi yang berbeda.

Menurutnya Roh Kudus yang diutus oleh Yesus tidak berarti bahwa Roh Kudus itu

adalah Roh Bapa. Kesimpulannya dia berpendapat bahwa Roh Kudus adalah Pribadi

atau bagian dari Keallahan.2

Henny Parhusip br Simbolon, Istri Pendeta di Jemaat Taruna mengatakan

bahwa dia kurang memahami akan doktrin Keallahan. Tetapi menurutnya Roh Kudus

dan Allah Bapa adalah satu Pribadi yang sama. Dia mengatakan hal tersebut oleh

karena kurangnya pemahaman dia akan Alkitab terlebih akan ajaran mengenai

Keallahan.3

Melalui latar belakang masalah, penulis melihat adanya perbedaan

pemahaman di kalangan para ahli, pionir Gereja Advent menurut sejarahnya dan juga

di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Taruna tentang Roh Kudus

berdasarkan Alkitab dan bukti sejarah, sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih

lanjut bagaimana sebenarnya Roh Kudus itu. Oleh sebab itu penulis memberi judul

pembahasan: “Analisis Teologi Kata Roh Kebenaran Keluar Dari Bapa Dikaitkan

Dengan Doktrin Keallahan Berdasarkan Yohanes 15:26-27 di Gereja Masehi Advent

Hari Ketujuh Jemaat Taruna Jakarta Timur.”

1
Wawancara kepada Wina Sofiyanthi sekretaris Jemaat Taruna, Jakarta, pada
tanggal 15 Oktober 2019.
2
Wawancara kepada Herald Baxter diakon Jemaat Taruna, Jakarta, pada
tanggal 15 Oktober 2019.
3
Wawancara kepada Henny parhusip br Simbolon Ibu Pendeta Jemaat Taruna,
Jakarta, pada tanggal 15 Oktober 2019.
10

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka didapati ada

permasalahan yang penulis identifikasikan sebagai berikut :

1. Siapakah Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa berdasarkan Yohanes

15:26,27?

2. Apakah arti “keluar dari Bapa” berdasarkan Yoh 15:26,27?

3. Bagaimana Yohanes 15:26,27 dikaitkan dengan salah satu oknum bagian dari

Keallahan yaitu Roh Kudus?

4. Bagaimana sejarah perkembangan dari doktrin Trinitas?

5. Bagaimana pemahaman jemaat Taruna tentang Roh Kudus sebagai salah satu

oknum dari Keallahan?

Batasan Masalah

Agar penulisan karya tulis ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan

semula dan mempermudah penulis untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka

penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut :

1. Apakah definisi “keluar dari Bapa” berdasarkan bahasa Yunani yang adalah

bahasa asli dari Alkitab Perjanjian Baru bertentangan dengan pemahaman

pada saat ini?

2. Siapakah Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa berdasarkan Yohanes

15:26,27?

3. Bagaimana Yohanes 15:26,27 dikaitkan dengan salah satu oknum dari

Keallahan yaitu Roh Kudus?

4. Apakah pemahaman anggota Jemaat Taruna yang telah menerima Yesus

sebagai Juruselamat Pribadi melalui baptisan tentang Roh Kudus sebagai

salah satu oknum dari Keallahan?


11

Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penilitian ini secara terperinci adalah untuk mengetahui :

1. Untuk Mengetahui apakah definisi “keluar dari Bapa” berdasarkan bahasa

Yunani yang adalah bahasa asli dari Alkitab Perjanjian Baru bertentangan

dengan pemahaman pada saat ini.

2. Untuk mengetahui siapakah Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa

berdasarkan Yohanes 15:26,27.

3. Untuk mengetahui bagaimana Yohanes 15:26,27 dikaitkan dengan salah satu

oknum dari Keallahan yaitu Roh Kudus.

4. Untuk mengetahui apakah pemahaman anggota Jemaat Taruna yang telah

menerima Yesus sebagai Juruselamat Pribadi melalui baptisan tentang Roh

Kudus sebagai salah satu oknum dari Keallahan.

Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, penulis juga sangat berharap agar jemaat

Taruna dan para pembaca dapat memperoleh pemahaman yang benar tentang

Roh Kudus yang sesuai dengan Alkitab. Andreas B. Subagyo membagi menjadi dua

kepentingan dari manfaat penelitian yaitu kepentingan teoritis dan kepentingan

praktis. Kepentingan teoritis adalah sumbangan-sumbangan yang dikontribusikan

dalam dunia ilmu pengetahuan. Sedangkan kepentingan praktis adalah sumbangan

yang diberikan dalam penerapan ilmu pengetahuan.1

1
Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung:
Kalam Hidup, 2004), 216.
12

Manfaat Teoritis

Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat memberikan pemikiran,

pemahaman Teologi yang benar dan Alkitabiah yang juga dikuatkan dalam sejarah

kepada setiap pembaca dan anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, khususnya

jemaat Taruna, tentang doktrin Roh Kudus, sejarah perkembangan doktrin Keallahan

yang terjadi di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Manfaat Praktis

Manfaat praktis karya tulis ini adalah agar dapat membuka pemikiran

anggota jemaat Taruna dan para pembaca lainnya untuk mampu mengetahui

apakah peranan Roh Kudus dalam Keallahan dan bagaimana agar boleh memperoleh

Roh Kudus di dalam kehidupan anggota jemaat Taruan dan para pembaca.

Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memulai dengan Bab I sebagai

pendahuluan yang memberikan penjelasan tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah penelitian, maksud dan tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II penulis menampilkan landasan teori, kerangka berfikir dan pengajuan

hipotesis akan doktrin Roh Kudus dan perkembangannya di dalam Gereja Masehi

Advent Hari Ketujuh dan peranan Roh Kudus sebagai salah satu oknum dari

Keallahan. Dalam bab ini, penulis juga membahas pendapat para ahli yang diambil

dari beberapa sumber yang terpercaya yang dapat memperkuat penelitian ini.

Bab III penulis akan menampilkan metodologi penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini. Penulis juga akan menjelaskan metodologi penelitian

kepustakaan dan lapangan. Lebih jelasnya yang dibahas dalam bab III adalah metode
13

penelitian, teknik pengumpulan data, proses validasi, pengumpulan data lapangan,

tempat dan waktu penelitian, hasil penelitian dan metode analisis data.

Bab IV penulis akan menganalisis data yang di dapatkan dari penelitian teori

dan juga melalui penelitian lapangan berupa kuesioner, serta memberi jawaban atau

pendapat penulis terhadap hasil penelitian ini.

Pada akhirnya di bab V akan menutup daripada penulisan skripsi ini dengan

rangkuman dari Bab II-IV, kemudian memberikan kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai