PENDAHULUAN
1
tercemar oleh bahan-bahan buangan yang sebagain besar berbentuk cair maupun
limbah padat.
Pemakaian bahan pembersih sintesis yang dikenal dengan deterjen makin
marak di masyarakat luas. Dalam deterjen terkandung komponen utamanya, yaitu
surfaktan, baik bersifat kationik, anionik maupun non-ionik.
Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang termasuk bahan kimia
organik. Ia memiliki rantai kimia yang sulit didegradasi (diuraikan) alam. Sesuai
namanya, surfaktan bekerja dengan menurunkan tegangan air untuk mengangkat
kotoran (emulsifier, bahan pengemulsi).Pada mulanya surfaktan hanya digunakan
sebagai bahan utama pembuat deterjen. Namun karena terbukti ampuh
membersihkan kotoran, maka banyak digunakan sebagai bahan pencuci lain.
Surfaktan merupakan suatu senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang
dapat diproduksi melalui sintesis kimiawi maupun biokimiawi. Karakteristik
utama surfaktan adalah memiliki gugus polar dan non polar pada molekul yang
sama.
Sifat aktif permukaan yang dimiliki surfaktan diantaranya mampu
menurunkan tegangan permukaan, tegangan antarmuka dan meningkatkan
kestabilan sistem emulsi. Hal ini membuat surfaktan banyak digunakan dalam
berbagai industri, seperti industri sabun, deterjen, produk kosmetika dan produk
perawatan diri, farmasi, pangan, cat dan pelapis, kertas, tekstil, pertambangan dan
industri perminyakan, dan lain sebagainya.
Dengan makin luasnya pemakaian surfaktan sebagai bahan utama pembersih
maka risiko bagi kesehatan dan lingkungan pun makin rentan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah)
1.2. Tujuan
2
BAB II
3
BAB III
PEMBAHASAN
Limbah industri adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
industri yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi
dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
(http://the-friendkerz.blogspot.com/2013/03/makalah-pencemaran-limbah-
industri.html)
4
Pabrik mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara, dibantu angin
memberikan jangkauan pencemaran yang cukup luas. Gas, asap dan lain-lain
berakumulasi/bercampur dengan udara basah mengakibatkan partikel tambah
berat dan malam hari turun bersama embun.
Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan
sampingan hasil proses produksi. Pada beberapa industri tertentu limbah ini
sering menjadi masalah baru sebab untuk proses pembuangannya
membutuhkan satu pabrik pula. Limbah penduduk kota menjadikan kota
menghadapi problema kebersihan. Kadang-kadang bukan hanya sistem
pengolahannya menjadi persoalan tapi bermakna, dibuang setelah diolah.
Menurut sifat dan bawaan limbah mempunyai karakteristik baik fisika, kimia
maupun biologi.
Limbah air memiliki ketiga karakteristik ini, sedangkan limbah gas yang sering
dinilai berdasarkan satu karakteristik saja seperti halnya limbah padat. Berbeda
dengan limbah padat yang menjadi penilaian adalah karakteristik fisikanya,
sedangkan karakteristikkimia dan biologi mendapat penilaian dari sudut akibat.
Limbah padat dilihat dari akibat kualitatif sedangkan limbah air dan limbah gas
dilihat dari sudut kualitatif maupun kuantitatif. Sifat setiap jenis limbah
tergandung dari sumber limbah.
(http://dedistyawan.blogspot.com/2012/12/pengertian-beserta-jenis-jenis-
limbah.html)
5
sumber utama dari limbah udara tersebut adalah akses pertambangan yang tak
diaspal, aktivitas penggalian, pembuangan, operasi sabuk conveyer, serta
pembukaan lahan pertambangan.
Adapun penanganan debu tersebut, berdasarkan besar partikel debu yang
dipisahkan. Tahap awal dikhususkan menangani partikel debu yang berukuran
cukup besar berskala milimeter. Alat yang sering digunakan untuk menangani
debu pada tahap awal adalah settling chamber (ruang pengendapan) dan siklon,
yang dijelaskan sebagai berikut.
a) Settling chamber
Alat ini merupakan teknologi penanganan debu yang telah diterapkan sejak lama.
Prinsip dari alat ini adalah pengendapan berdasarkan gaya gravitasi. Alat inipun
kemudian difungsikan sebagai pembersih awal (preliminary cleaners) gas dari
sistem penanganan debu yang ada.
b) Cyclone (siklon)
Alat ini menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force pemisahan debu dari
gas yang akan dihasilkan kegiatan pertambangan. Alat ini memiliki biaya instalasi
dan operasi yang rendah, serta memiliki dimensi yang relatif kecil untuk
mendukung efisiensinya.
c) Electrostatic precipitation
Alat ini memiliki teknik pemisahan partikel padat dan tetesan kecil cairan dari gas
terpolusi yang paling efisien. Gas yang mengandung partikel debu dilewatkan
melalui daerah yang dialiri listrik bertegangan 50.000 Volt antara dua elektroda
dengan polaritas berlawanan. Efesiensi alat ini dipengaruhi oleh laju alir gas yang
melalui sistem elekroda, temperatur gas, konsentrasi debu, dan ukuran partikel.
d) Fabric filters
Alat ini sering digunakan sebagai unit tahap akhir filtrasi partikel debu. Lapisan
kain atau tenun yang digunakan pada alat ini berfungsi untuk menahan partikel
debu yang masih terkandung didalam gas.
e) Wet collector (scrubber)
6
Venturi Scrubber menghilangkan partikel debu dan kontaminan gas tertentu dari
gas aliran dengan memaksanya melewati aliran cair, menghasilkan cairan yang
teratomisasi.
(http://duniawarnaku.wordpress.com/2012/10/01/pengolahan-limbah/)
7
(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-
industri/pengolahan-limbah-industri/)
8
Pengelolaan limbah industri dimulai dari pengumpulan limbah dari masing-
masing industri, kemudian memilah limbah yang sekiranya jika diolah, limbah
tersebut dapat benilai ekonomi. Sedangkan limbah-limbah cair yang mengandung
bahankimia biasanya akan diolah terlebih dahulu, sehingga air limbah tersebut
tidak berbahaya lagi.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomis yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk/material bekas pakai menjadi produk baru. Produk baru tersebut pada
umumnya memiliki kualitas yang lebih rendah karena sudah kehilangan sebagian
karakteristik bahannya. Berikut skema pengelolaan limbah industri
9
pinggirnya dengan mesin obras dan mesin jahit. Dan setelah diberi label
serta kemasan maka produk ini sudah dapat dilempar ke pasar. Rangkaian
prosesnya adalah sebagai berikut:
3. Keset
berbahan baku limbah garmen memiliki kekuatan dan penampilan yang
tidak kalah bersaing dengan yang berbahan baku non-limbah. Bahan
bakunya berupa pinggiran kain yang sudah dibauang oleh industri garmen
dan disebut tali. Tali yang sudah terkumpul dan dipisah menurut jenis
warna dan jenis kainnya kemudian diproses/tenun dengan menggunakan
alat tenun yang disebut Tustel. Untuk memberi ikatannya digunakan
bahan yang disebut Lusi. Untuk pekerja yang sudah mahir dapat
10
menghasilkan produk keset sebanyak 1,5 kodi atau sejumlah 30 keset per
hari atau sekitar 40 kodi per bulan. Pemasaran produk keset tidaklah sulit
karena disamping harganya murah juga sudah banyak bandar/pengepul
yang siap menampung hasil keset tersebut untuk selanjutnya
didistribusikan. Diagram proses pembuatannya dapat digambarkan
sebagai berikut:
(http://3rindonesia.blogspot.com/2010/02/1_17.html)
11
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Limbah industri adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
industri yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan.
Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi 3 bagian,yaitu: limbah
cair, limbah gas/asap dan limbah padat. Limbah berdasarkan nilai ekonominya
dirinci menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah nonekonomis.
Penanganan limbah pada industri yaitu difokuskan pada pengumpulan dan
penampungan sisa bahan baku, dan sisa dari masing-masing bagian proses
produksi.
Pengolahan limbah masing-masing industri mempunyai cara yang berbeda-
beda sesuai dengan sistem pabrik itu sendiri. Yaitu pabrik yang telah
mempergunakan peralatan dengan kadar buangan rendah sehingga buangan yang
dihasilkannya tidak lagi perlu mengalami pengolahan. Pengolahan juga dibedakan
berdasarkan bahan baku dari masing-masing pabrik.
Pengelolaan limbah secara baik dan benar akan mengurangi volume limbah
serta mengurangi pencemaran lingkungan dan dapat menjdikan limbah lebih
bernilai ekonomi, contoh pada industri garmen yang memanfaatkan sisa kain
untuk membuat keset dan aneka pernak-pernik lainnya.
4.2. Saran
Sebagai individu maupun pelaku industri sebaikmya menyadari betapa
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya sekadar mencari
keuntungan diri sendiri, namun juga memikirkan bagaimana cara agar limbah dari
industri tersebut dapat bermanfaat bagi ingkungan sekitar.
Diperlukan inovasi baru tentang pengolahan limbah industri untuk
mengurangi pencemaran lingkungan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.
12
Diharapkan kepada pembaca dapat mengaplikasikan isi dari makalah ini dan
juga dapat menumbuhkan jiwa enterpreneurship, di mana pembaca diharapkan
untuk mulai berpikir bagaimana caranya agar limbah tersebut bisa diubah menjadi
emas, emas disini berarti dapat bernilai ekonomi dan mendatangkan keuntungan.
13
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
http://the-friendkerz.blogspot.com/2013/03/makalah-pencemaran-limbah-
industri.html
http://dedistyawan.blogspot.com/2012/12/pengertian-beserta-jenis-jenis-
limbah.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-
industri/pengolahan-limbah-industri/
http://duniawarnaku.wordpress.com/2012/10/01/pengolahan-limbah/
http://3rindonesia.blogspot.com/2010/02/1_17.html
14