Anda di halaman 1dari 52

Siklus Hidrologi (Pengertian, Proses

Terjadinya, dan Macam)


Kebutuhan air di bumi dapat terpenuhi akibat adanya hujan. Hujan tersebut tercipta dari
mekanisme alam secara terus menerus dan berlangsung secara siklus. Mekanisme penyebaran
air yang ada di bumi sering disebut dengan siklus hidrologi ataupun siklus air. Dibawah ini
terdapat penjelasan tentang pengertian siklus hidrologi, proses terjadinya siklus hidrologi, dan
macam macam siklus hidrologi.
Baca juga : Pengertian dan Macam Macam Piramida Penduduk

Pengertian Siklus Hidrologi


Hal pertama yang akan saya bahas ialah pengertian siklus hidrologi. Siklus hidrologi merupakan
salah satu jenis siklus biogeokimia yang berlangsung dan berada di bumi. Pengertian siklus
hidrologi tersebut ialah sebuah siklus air yang berada di bumi menuju ke atmosfer, kemudian
akan kembali lagi ke bumi dan akan berlngsung secara terus menerus. Jenis siklus ini memiliki
tugas penting dalam menjaga kelangsungan hidup makhluk di bumi. Dengan adanya siklus
hidrologi di bumi memberikan beberapa manfaat seperti ketersediaan air di bumi tetap terpenuhi
dan terjaga, suhu lingkungan teratur, hujan teratur, ekosistem dibumi dapat tercipta dengan
seimbang, dan cuaca teratur.

Siklus Hidrologi

Proses Terjadinya Siklus Hidrologi


Proses terjadinya siklus hidrologi berlangsung melalui beberapa tahapan. Tahapan dalam proses
terjadinya siklus hidrologi meliputi transpirasi, sublimasi, evaporasi, adveksi, run off, infiltrasi,
evapotranspirasi, presipitasi, dan kondensasi. Berikut penjelasan masing masing prosesnya:
Evaporasi
Proses terjadinya siklus hidrologi yang pertama ialah tahap evaporasi. Tahap ini mengawali
terjadinya siklus hidrologi. Dalam tahap tersebut terjadi penguapan air yang berada dipermukaan
bumi. Air air di bumi yang telah ditampung di badan air seperti sungai, sawah, waduk,
bendungan dan danau akan berubah menjadi uap air karena sinar matahari. Penguapan air ini
juga terjadi dipermukaan permukaan tanah. Tahap penguapan iniah yang disebut evaporasi.

Proses terjadinya siklus hidrologi pada tahap evaporasi melakukan pengubahan air yang
awalnya berwujud cair menjadi gas. Uap air tadi akan naik menuju atmosfer bumi. Panas
matahari yang semakin tinggi (seperti musim kemarau) akan mengakibatkan pengubahan uap
air dan akan naik ke atmosfer bumi kemudian menjadi semakin besar pula.

Transpirasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap transpirasi. Air yang mengalami
peguapan tidak hanya berlangsung di tanah maupun badan air. Penguapan air ini juga
berlangsung pada jaringan makhluk hidup, baik tumbuhan ataupun hewan. Tahap penguapan
pada makhluk hidup inilah yang dinamakan transpirasi.

Proses terjadinya siklus hidrologi pada tahap transpirasi memiliki kesamaan dengan tahap
evaporasi. Tahap ini juga mengubah air pada jaringan makhluk hidup yang wujudnya cair
menjadi uap air, kemudian membawanya menuju atmosfer bumi. Namun untuk jumlah air yang
menguap pada tahap transpirasi akan lebih sedikit daripada jumlah air pada tahap evaporasi.

Evapotranspirasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap evapotranspirasi. Evapotranspirasi
ialah tahap penguapan air yang terjadi dipermukaan bumi secara menyeluruh, baik yang berada
di dalam tanah, badan air, maupun di dalam jaringan makhluk hidup. Tahap ini merupakan
kombinasi antara tahap evaporasi dengan tahap transpirasi. Laju evapotranspirasi pada siklus
hidrologi akan berpengaruh pada jumlah air yang menuju permukaan atmosfer.

Sublimasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap sublimasi. Sublimasi ialah tahap
perubahan es yang berada dikutub maupun di puncak gunung menjadi uap air melalui proses
pencairan terlebih dahulu. Tahap sublimasi tetap berpartisipasi dalam mengangkut jumlah uap
air menuju atmosfer walaupuan hanya sedikit dan berlangsung dengan siklus yang panjang.
Tahap sublimasi memang berlangsung lebih lambat daripada tahap penguapan.

Kondensasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap kondensasi. Saat uap air yang berhasil
dihasilkan melalui tahap evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi naik sampai
ketinggian tertentu akan berubah menjadi partikel es dengan ukuran kecil. Perubahan partikel
menjadi es inilah melalui tahap kondensasi. Uap air yang berubah menjadi es diakibatkan oleh
suhu udara yang sangat rendah pada ketinggian tertentu.

Proses terjadinya siklus hidrologi pada tahap kondensasi akan mengakibatkan partikel es
menjadi saling mendekat hingga akhirnya bersatu dan membentuk awan. Jika partikel es yang
saling bergabung semakin banyak akan membentuk awan hitam dan tebal.

Adveksi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap adveksi. Awan yang telah terbentuk
melalui tahap kondesasi akan mengalami adveksi. Adveksi ialah tahap pemindahan awan dari
satu titik menuju titik lain secara horizontal akibat dari perbedaan tekanan udara maupun arus
angin. Tahap inilah awan akan berpindah dan menyebar dari afmosfer lautan ke atmosfer
daratan. Namun harus diketahui bahwa tahapan adveksi tidak berlangsung pada siklus hidrologi
pendek.

Presipitasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap presipitasi. Awan yang telah mengalami
adveksi kemudian berlanjut ke tahap presipitasi. Tahap presipitasi ialah tahap pencairan awan
karena suhu udara yang terlalu tingi. Pada tahap inilah akan terjadi hujan. Butiran air akan jatuh
serta membasahi permukaan bumi.

Proses terjadinya siklus hidrologi pada tahap presipitasi akan mengakibatkan hujan salju jika
suhu udara pada awan lebih rendah atau sekitar kurang dari 0 derajat celcius. Awan yang
didalamnya terdapat kandungan air akan turun menuju ke litosfer dengan wujud butiran salju
tipis.

Run Off
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap run off. Run off (limpasan) ialah proses
pergerakan air dari tempat tinggi menuju tempat rendah dipermukaan bumi. Proses pergerakan
air ini berlangsung melalui saluran contohnya salurn danau, got, muara, sungai, laut sampai
samudra. Pada tahap inilah air yang mengalami siklus hidrologi akan kembali ke lapisan
hidrosfer.

Infiltrasi
Proses terjadinya siklus hidrologi yang terakhir ialah tahap infiltrasi. Air hujan yang telah
mengalami presipitasi tidak semuanya mengalir ke permukaan bumi melalui tahap run off.
Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak menuju pori pori tanah, merembes serta
mengakumulasi menjadi air tanah. Pergerakan air menuju pori pori tanah inilah yang dinamakan
tahap infiltrasi. Tahap ini juga akan membawa air tanah menuju ke laut lagi walaupun prosesnya
lambat.

Macam Macam Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi dapat dibagi menjadi 3 macam berdasarkan panjang pendeknya proses kejadian
yang dialami. Macam macam siklus hirologi tersebut meliputi siklus hidrologi panjang, siklus
hidrologi pendek dan siklus hidrologi sedang. Berikut penjelasan macam macam siklus hidrologi:

Siklus Hidrologi Pendek

Macam siklus hidrologi yang pertama ialah siklus hidrologi pendek. Siklus hidrologi pendek ialah
jenis siklus hidrologi yang tidak mengalami tahap adveksi. Pada siklus ini, uap air akan
diturunkan menuju sekitar laut melalui hujan. Berikut penjelasan singkat pada siklus hidrologi
pendek yaitu air laut akan mengalami tahap evaporasi. Kemudan air tadi akan berubah menjadi
uap air karena panas matahari. Uap air akan berkondensasi dan terciptalah awan. Hingga pada
akhirnya akan menurunkan hujan menuju permukaan laut.
Baca juga : Penyebab Kenapa Indonesia Disebut Negara Maritim

Siklus Hidrologi Sedang

Macam siklus hidrologi selanjutnya ialah siklus hidrologi sedang. Siklus hidrologi sedang ialah
jenis siklus hirologi yang biasaya terjadi di negara Indonesia. Pada siklus ini akan terciptalah
hujan di daratan akibat adveksi. Tahap ini akan membawa awan menuju atas daratan. Berikut
penjelasan singkat siklus hidrologi sedang yaitu air laut akan berevaporasi dan melakukan
perubahan bentuk menjadi uap air karena panas matahari. Uap air akibat adveksi akan dibawa
oleh angin menuju daratan. Uap air yang berada di atmosfer daratan akan menurunkan hujan.
Air hujan yang berada dipermukaan daratan akan mengalai tahap run off ke sungai dan kembali
menuju laut.

Siklus Hidrologi Panjang


Macam siklus hidrologi yang terakhir ialah siklus hidrologi panjang. Siklus hidrologi panjang ialah
jenis siklus hidrologi yang biasanya terjadi diwilayah iklim sub tropis (pegunungan). Pada siklus
ini, awan tidak langsung berubah wujud menjadi air. Namun sebelumnya turun dengan bentuk
salju dan gletser. Berikut penjelasan singkat siklus hidrologi panjang yaitu air laut akan
berevaporasi dan berubah bentuk menjadi uap air karena panas matahari. Kemudian
terbentuklah awan yang didalamnya terdapat kristal es. Awan tersebut akan mengalami
presipitasi dan turun dalam bentuk salju. Salju inilah akan membentuk gletser. Gletser kemudian
akan berubah menjadi cair akibat dari suhu udara dan akan terciptalah aliran sungai. Air dari
hasil gletser akan bergerak menuju laut.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian siklus hidrologi, proses terjadinya siklus hidrologi,
dan macam macam siklus hidrologi. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Siklus Hidrologi, Pengertian, Proses


Terjadinya, Macam-macam, Dan
Penjelasan
by Arifin Saddoen

Siklus hidrologi – Bumi ialah salah satu planet yang terdapat dalam susunan
tata surya galaksi bima sakti. Planet bumi memiliki permukaan yang berbentuk
daratan dan perairan. Jika dilihat dari luar angkasa bumi terlihat bulat dan
memiliki banyak warna biru yang menandakan wilayah perairan.
Warna putih adalah pesisir, ombak-ombak pantai, dan kawasan salju, hijau
menandakan wilayah hutan rindang dan coklat adalah daratan yang
digunakan sebagai tempat tinggal manusia. Apabila dilihat dari kejauhan
tersebut bumi akan tampak memiliki wilayah perairan lebih besar daripada
daratan. Hal itu menandakan bahwa bumi ini kaya akan sumber daya alam
berbentuk perairan baik lautan, danau, sungai maupun rawa-rawa.
Air adalah jenis sumber daya alam yang sangat penting di bumi. Bukan hanya
bagi manusia, namun juga bagi semua makhluk hidup Ketersediaan air di
daratan bumi dapat tetap terjaga karena adanya hujan. Hujan dapat tercipta
karena adanya suatu mekanisme alam yang berlangsung secara siklus dan
terus menerus.
Dalam pengaturan penyebaran air di daratan bumi, mekanisme alam yang
dimaksud tersebut dikenal dengan istilah siklus hidrologi. Untuk mengetahui
bagaimanakah proses terbentuknya siklus hidrologi itu? Yuk simak ulasan
berikut.
Daftar Isi [show]

Pengertian Siklus Hidrologi

saatsantai.com

Siklus hidrologi adalah salah satu dari enam siklus biogeokimia yang
berlangsung dan berada di bumi. Kata hidrologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu “Hydrologia” yang berarti ilmu air. Hidrologi ialah cabang ilmu geografi
yang membahas tentang distribusi, kualitas dan pergerakan air di bumi.
Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup
organisme yang ada di bumi. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air
yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer
melalui tahap kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Siklus hidrologi merupakan siklus atau sirkulasi air yang berasal dari Bumi
kemudian menuju ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung
secara terus menerus. Karena bentuknya memutar dan berlangsung secara
berkelanjutan inilah yang menyebabkan air seperti tidak pernah habis.
Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, proses
siklus hidrologi juga berdampak pada teraturnya suhu lingkungan, cuaca,
hujan dan keseimbangan ekosistem bumi.
Pemanasan air laut oleh paparan sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan
salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Lebih dalam lagi ilmu hidrologi mengkaji tentang hidrometeorologi (air yang
berada di udara dengan wujud gas), potamologi (aliran permukaan
air), kriologi (air dengan wujud padat misalnya es dan salju), geohidrologi (air
tanah), serta limnologi (air permukaan yang cenderung lebih tenang
misalnya danau dan waduk).
Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi)
atau mengalir menjadi air permukaan (run off). Air yang ada di permukaan
serta sebagian air yang ada di bawah permukaan, baik itu yang mengalir atau
yang tergenang seperti air pada waduk, danau, rawa, sungai.
Air tersebut terkumpul dan mengalir yang akhirnya membentuk sungai yang
mengalir menuju laut.Baik aliran air yang berada di bawah tanah maupun air
permukaan keduanya menuju ke tubuh air di permukaan Bumi (laut, danau
dan waduk).
Panasnya air laut didukung oleh sinar matahari karena matahari merupakan
kunci sukses dari siklus hidrologi sehingga mampu berjalan secara terus
menerus kemudian air berevoporasi, kemudian jatuh ke bumi sebagai
prespitasi dengan bentuk salju, gerimis atau atau kabut, hujan, hujan es dan
salju dan hujan batu.
Dengan kata lain hidrosfer merupakan semua air yang berada di Bumi, baik
dalam bentuk cair yakni air, padat berupa es dan salju, maupun dalam bentuk
gas yakni berupa uap air.

Proses Terjadinya Siklus Hidrologi


hendraalzair.blogspot.com

Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan. Tahapan- tahapan


tersebut apabila tergabung antara satu dengan yang lainnya maka akan
terciptalah sebuah siklus. Dengan kata lain, siklus ini terjadi karena adanya
tahapan- tahapan yang saling berkaitan satu sama lain dan bentuknya
memutar.
Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfer ke
bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi. Air di lautan, akan menguap karena energi panas yang disediakan
oleh paparan radiasi sinar matahari dan membentuk uap air.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian di intersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah. Uap air ini bergerak ke atas ke ketinggian
yang lebih tinggi membentuk awan. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi
terus bergerak secara berkelanjutan dalam berbagai tahapan yang berbeda
Evaporasi
saatsantai.com

Siklus hidrologi berawal dengan terjadinya penguapan air yang ada di


permukaan bumi. Air-air yang tertampung di danau, sungai, laut, bendungan
atau waduk berubah menjadi uap air dengan bantuan panas matahari.
Penguapan serupa juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah.
Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi.
Evaporasi adalah Suatu proses yang mengubah air yang berwujud cair menjadi
air dalam wujud gas atau biasa disebut dengan penguapan. sehingga
memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas
matahari (misalnya saat musim kemarau), maka jumlah air yang menjadi uap
air dan naik ke atmosfer bumi.
Transpirasi
slideplayer.com

Penguapan air ini bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air
juga dapat berlangsung di jaringan makhluk hidup, seperti hewan dan
tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi. selain
itu, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan makhluk
hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer.
Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya
jauh lebih sedikit dan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uap air yang
dihasilkan melalui proses evaporasi.
Kondensasi
id.phoneky.com

Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel- partikel


es. Ketika uap air dari proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan
sublimasi sudah mencapai ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah
menjadi partikel-partikel es yang berukuran sangat kecil melalui proses
konsendasi.
Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah
saat berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel es yang terbentuk
tersebut akan saling mendekati satu sama lain dan bersatu hingga
membentuk sebuah awan.
Semakin banyak partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal dan juga
hitam awan yang terbentuk. Inilah hasil dari proses kondensasi.
Sublimasi
brantinstore.com

Tahapan yang lainnya adalah sublimasi yaitu proses naiknya uap air ke atas
atmosfer bumi. Sumblimasi merupakan proses perubahan es di kutub atau di
puncak gunung menjadi uap air, tanpa harus melalui proses pencairan.
Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun transpirasi),
namun meski sedikit tetap saja sublimasi ini tetap berkontribusi erat terhadap
jumlah uap air yang naik ke atmosfer, namun jumlah air yang di hasilkan
menjadi lebih sedikit.
Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini
berjalan lebih lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap
siklus hidrologi panjang.
Adveksi
saatsantai.com

Adveksi merupakan perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun
masih dalam satu horizontal. Jadi setelah partikel- partikel es membentuk
sebuah awan yang hitam dan gelap, awan tersebut dapat berpindah dari satu
titik ke titik yang lain dalam satu horizontal.
Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan
udara sehingga mengakibatkan awan tersebut berpindah. Adveksi adalah
proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal
akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara.
Proses adveksi ini memungkinkan awan yang terbentuk dari proses
kondensasi akan menyebar dan berpindah dari atmosfer yang berada di lautan
menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun perlu diketahui bahwa tahapan
adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses hidrologi, tahapan ini tidak terjadi
dalam siklus hidrologi pendek.
Run off
water.usgs.gov

Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap run off. Tahapan run
off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Run off (limpasan) ialah suatu
proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju tempat rendah di
permukaan bumi.
Proses pergerakan air ini berlangsung melalui saluran-saluran air
contohnya danau, got, muara, sungai, laut hingga samudra. Dalam proses
inilah air yang mengalami siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.
Infiltrasi
sumagroulx.com

Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di bumi
akibat proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan bumi dan
mengalami run off. Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak menuju ke
pori- pori tanah, merembes, dan menumpuk menjadi air tanah.
Proses pergerakan air ke dalam pori- pori tanah ini disebut sebagai proses
infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah untuk
menuju kembali ke laut.
Setelah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah
mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu
yang berangsur- angsur, air tersebut akan kembali mengalami siklus hidrologi
yang baru, dimana diawali dengan evaporasi. Dan itulah beberapa dari
tahapan siklus hidrologi.

Macam-Macam Siklus Hidrologi


hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan segala
elemen dalam proses pencatatan, kegiatan survei dan pemetaan keadaan air
di permukaan bumi.Siklus hidrologi yang memiliki berbagai tahapan, ternyata
tidak hanya terdiri atas satu macam saja.
Siklus hidrologi ini terbagi atas beberapa macam. Varian siklus hidrologi ini
dilihat dari panjang atau pendeknya proses siklus hidrologi tersebut.
Berdasarkan proses panjang dan pendeknya, siklus hidrologi ini dibagi
menjadi 3 macam, yakni siklus hidrologi panjang, siklus hidrologi sedang dan
hidrologi pendek.
Siklus hidrologi pendek (Short cycle)

gerbangilmu.com

Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak mengalami


proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan
diturunkan melalui hujan yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut. Pada
siklus ini, uap air akan diturunkan menuju sekitar laut melalui hujan. Berikut
adalah penjelasan mengenai siklus hidrologi pendek:
1. Air laut mengalami proses penguapan dan berubah menjadi uap air
akibat adanya panas matahari.
2. Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.
3. Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.
Siklus hidrologi sedang (medium cycle)

gerbangilmu.com

Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di


Indonesia. Siklus ini terjadi saat air yang berada pada badan air (danau, rawa,
laut, sungai) menguap, terkondensasi menjadi awan, kemudian awan tersebut
bergerak ke tempat lain karena terdorong oleh angin atau karena perbedaan
tekanan dan menurunkan hujan di permukaan tanah.
Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi
membawa awan yang terbentuk ke atas daratan Siklus ini terjadi di wilayah
daratan yang di dekatnya terdapat laut atau di wilayah tropis.
Berikut penjelasan singkat mengenai siklus hidrologi sedang ini:
1. Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air
akibat adanya panas matahari.
2. Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju
daratan.
3. Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi
hujan.
4. Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai
dan kembali ke laut.
Siklus hidrologi panjang (long cycle)

gerbangilmu.com
Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di
daerah beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Siklus hidrologi panjang
sebenarnya sama peristiwanya dengan siklus hidrologi sedang. Yang
membedakannya adalah siklus ini memiliki daerah yang sangat luas sehingga
perubahannya terjadi menjadi hujan salju dan mengalir melalui sungai dan
akan kembali menuju laut.
Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah wujud menjadi air,
melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut
penjelasan singkat tentang siklus hidrologi panjang ini:
Penjelasan mengenai siklus hidrologi panjang ini adalah sebagai berikut:
1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami
penguapan dan menjadi uap air
2. Uap air yang telah terbentuk akan mengalami proses sublimasi
3. Kemudian awan terbentuk dengan mengandung kristal-kristal es
4. Awan mengalami proses adveksi dan kemudian bergerak ke daratan
5. Awan akan mengalami presipitasi dan kemudian akan turun sebagai
salju
6. Salju akan terakumulasi menjadi gletser
7. Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara dan
membentuk aliran sungai
8. Air yang berasal dari gletser akan mengalir di sungai tersebut kemudian
akan kembali ke laut.
Siklus pendek atau yang sering disebut dengan siklus kecil merupakan siklus
hidrologi yang terjadi di lautan. Pada siklus menengah atau sedang
berlangsung di dua tempat yaitu sungai atau danau atau waduk dan lautan.
Siklus yang terakhir adalah siklus panjang atau disebut juga dengan siklus
besar.
Jumlah air di bumi memang selalu tetap, hanya terjadi perubahan bentuk.
Suatu saat air laut berubah menjadi menguap, menjadi awan, kemudian
menjadi hujan, masuk ke sungai dan mengalir kembali ke laut.
Nah, demikianlah pemaparan tentang pengertian, proses dan tahapan, serta
macam-macam siklus hidrologi. Siklus hidrologi ini sangat berperan penting
dalam menjaga keseimbangan ekosistem di bumi ini. Melalui siklus ini,
ketersediaan air di tanah bumi dapat terjaga.
Air sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini mengalami suatu
siklus. Karena adanya siklus inilah ketersediaan air di bumi bisa selalu
terjaga. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua
dalam pengetahuan ilmu alam.
Siklus Air | Pengertian, Urutan,
Proses Siklus Hidrologi dan
Gambarnya
11 Juli 2019 Oleh Zakky

Air merupakan salah satu komponen abiotik dalam lingkungan dan


ekosistem. Manfaat air sangat penting untuk menunjang kehidupan di
muka bumi bagi makhluk hidup. Adanya siklus air atau yang dikenal
sebagai siklus hidrologi pun memastikan bahwa air di bumi tidak akan
pernah habis dan akan selalu ada.

Jika kita perhatikan air di bumi memang jumlahnya selalu sama dan stabil,
dan tidak akan pernah habis. Sumber air selalu ada baik di laut, sungai,
danau, air pegunungan, air hujan, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena
adanya siklus hidrologi, yang merupakan salah satu dari 6 siklus biokimia
yang terjadi di bumi.

Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup


organisme bumi, termasuk berhubungan dengan proses terjadinya hujan.
Karena siklus air, maka ketersediaan air tetap terjaga dan bermanfaat bagi
keseimbangan alam, termasuk bagi manusia juga.
Proses siklus hidrologi pun memiliki beberapa jenis, dari mulai siklus
hidrologi pendek, sedang, dan panjang. Tiap macam-macam siklus
hidrologi tersebut memiliki tujuan yang sama, hanya saja ada beberapa
tahapan yang berbeda satu sama lain.

(baca juga siklus batuan)


Siklus Air (Siklus Hidrologi)
Berikut akan dijelaskan mengenai proses-proses siklus hidrologi meliputi
pengertian, komponen, urutan dan tahapan, jenis-jenis, serta gambar siklus
hidrologi selengkapnya.

Pengertian Siklus Air


Apa itu siklus air? Pengertian siklus hidrologi atau siklus air adalah sirkulasi
air yang tidak berhenti dari atmosfer ke bumi, dan kembali ke atmosfer lagi.
Terdapat banyak proses siklus air yang dijalani, di antaranya yaitu melalui
proses kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.

Siklus air adalah salah satu siklus biogeokimia yang terjadi di bumi dengan
tujuan mempertahankan jumlah atau ketersediaan air. Adanya siklus
hidrologi membuat air akan terus berputar dan berulang, serta selalu ada
dan dapat diperbaharui.

Melalui siklus hidrologi, ketersediaan air di bumi akan tetap terjaga,


sehingga termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Proses
siklus hidrologi juga berdampak pada teraturnya suhu lingkungan, cuaca,
hujan dan keseimbangan ekosistem bumi. Manusia pun bisa menggunakan
air tanpa pernah habis karena adanya siklus air ini.
Proses Siklus Air
Apa sajakah proses siklus hidrologi? Secara singkat, proses siklus air terjadi
saat pemanasan air laut oleh sinar matahari. Karena panas matahari, air laut
kemudian mengalami proses evaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk hujan, salju, atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi


kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi
terus berlangsung pada langkah-langkah yang berbeda-beda.

Air yang jatuh kemudian bergerak ke dalam tanah melalui cela-cela tanah
dan batuan. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak
secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Selain itu, air yang jatuh ke tanah juga dapat bergerak di atas permukaan
tanah dekat dengan aliran utama dan danau. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama
lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
di sekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Lama kelamaan air permukaan dan sebagian air bawah permukaan akan
terkumpul membentuk sungai dan berakhir ke laut. Setelah itu proses siklus
hidrologi akan kembali dari awal saat air laut berevaporasi. Dengan siklus
air ini, jumlah air sebagai komponen ekosistem abiotik di bumi akan tetap,
hanya wujud dan tempatnya yang berbeda dan berganti-ganti.
Urutan Siklus Air
Dari proses siklus air yang sudah dijelaskan di atas, terdapat beberapa
tahapan-tahapan siklus hidrologi yang terjadi. Nah di bawah ini akan
dijelaskan tahapan dan urutan siklus hidrologi dari awal sampai akhir
selengkapnya/

1. Evaporasi
Tahapan siklus air yang pertama adalah evaporasi. Tahap evaporasi terjadi
saat air yang ada di permukaan laut menguap karena pemanasan sinar
matahari. Artinya tahapan evaporasi hanya dapat terjadi saat pagi atau
siang hari saat matahari masih bersinar.

Air akan diubah menjadi uap air dalam bentuk gas, sehingga bisa naik ke
atas atmosfer. Tahapan evaporasi tidak hanya terjadi pada air laut saja, tapi
juga air di sungai, danau, dan aliran air lainnya.

2. Transpirasi
Selain evaporasi, juga terjadi tahapan transpirasi secara bersamaan. Jika
evaporasi adalah penguapan air laut karena matahari, maka transpirasi
adalah penguapan air dari jaringan makhluk hidup, seperti yang ada pada
hewan atau tumbuhan.

Transpirasi mengubah air pada jaringan makhluk hidup menjadi uap air
dalam bentuk gas, sehingga bisa naik menuju ke atas atmosfer. Umumnya
jumlah air pada proses transpirasi lebih sedikit dibandingkan yang
dihasilkan melalui proses evaporasi.

3. Evapotranspirasi
Sesuai namanya, proses evapotranspirasi ini merupakan gabungan dari
proses evaporasi dan transpirasi. Pada proses ini, penguapan air dari
tahapan evaporasi dan transpirasi akan digabung dan diakumulasikan.

Secara teori, evapotranspirasi bukanlah tahapan utama, karena perannya


hanya menggabungkan dua proses tahapan yang sudah terjadi. Namun
untuk tujuan memudahkan, proses ini sering dimasukkan dalam tahapan
siklus hidrologi.
4. Sublimasi
Urutan siklus hidrologi yang berikutnya adalah proses sublimasi. Proses ini
sebenarnya masih sama dengan proses-proses di atas, yakni proses
penguapan air, hanya saja penguapan air pada sublimasi terjadi di gunung
dan daerah kutub.

Sublimasi juga mengubah molekul cair pada daerah kutub dan gunung
menjadi uap air dalam bentuk benda gas. Cairan yang diuapkan pada
sublimasi cenderung lebih sedikit. Selain itu proses sublimasi juga
memerlukan waktu yang relatif lebih lama.

5. Kondensasi
Uap air yang telah dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, dan proses sublimasi akan naik hingga titik ketinggian
tertentu. Melalui proses kondensasi, uap-uap air tersebut akan diubah
menjadi partikel es berukuran sangat kecil.

Dengan kata lain, proses kondensasi merupakan proses berubahnya air


menjadi partikel es akibat suhu udara yang rendah hingga akhirnya
membentuk awan hitam yang tebal. Hal ini memungkinkan terjadi karena
pengaruh suhu udara yang rendah di titik ketinggian tersebut.

6. Adveksi
Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu ke titik ke titik lain
dalam satu horizontal. Awan tersebut merupakan hasil dari proses
kondensasi sebelumnya. Proses adveksi ini dapat terjadi karena adanya arus
angin atau perbedaan tekanan udaara.

Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer


lautan menuju atmosfer daratan, ataupun sebaliknya. Sebagai catatan,
tahapan adveksi ini tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.

7. Presitipasi
Proses presitipasi merupakan tahap mencairnya awan karena tidak mampu
lagi menahan suhu yang semakin meningkat. Pada tahap ini awan akan
mencair hingga air akan turun ke bumi. Fenomena inilah yang kita kenal
sebagai hujan.
Butiran-butiran air akan jatuh dan membasahi permukaan bumi lewat
hujan. Jika suhu udara di sekitar awan terlalu rendah atau suhunya kurang
dari 0 derajat celcius, maka kemungkinan akan terjadi hujan salju atau
hujan es.

8. Run Off
Tahapan siklus air berikutnya adalah proses run off. Proses ini juga dinamai
limpasan, yakni proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat
yang rendah di permukaan bumi. Tahapan run off ini terjadi setelah hujan
pada proses presitipasi.

Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui saluran-saluran seperti


saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga samudra. Dalam proses ini,
air yang telah melalui siklus hidrologi tersebut akan kembali menuju lapisan
hidrosfer.

9. Infiltrasi
Tahapan siklus air yang terakhir adalah proses infiltrasi. Pada tahapan ini air
hujan akan diubah menjadi air tanah. Pada proses run off, tidak semua air
hujan akan mengalir, namun ada juga yang diserap dan mengalir ke bawah
permukaan tanah.

Pada proses ini air hujan merembes melalui pori-pori tanah, dan kemudian
seluruhnya juga akan kembali ke laut. Setelah melalui proses run off dan
infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul
ke lautan dan akan kembali mengalami siklus hidrologi dari awal lagi.

Macam-Macam Siklus Hidrologi


Secara umum terdapat 3 jenis-jenis siklus hidrologi yakni siklus hidrologi
pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang.

1. Siklus Hidrologi Pendek


Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak mengalami
proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan
diturunkan melalui hujan yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut, tanpa
ada perpindahan awan.
Pada siklus ini, uap air akan diturunkan menuju sekitar laut melalui hujan.
Dalam siklus air pendek, air laut yang menguap akan mengalami
kondensasi dan pembentukan awan, hingga kemudian turun hujan di
permukaan laut tersebut.

2. Siklus Hidrologi Sedang


Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang sering terjadi di
Indonesia. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses
adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas daratan. Siklus ini
memungkinkan terjadinya hujan di daratan.

Pada siklus air sedang ini, air laut menguap menjadi gas, hingga terjadi
evaporasi. Kemudian uap air bergerak karena tiupan angin ke darat dan
terjadilah pembentukan awan. Kemudian hujan turun, setelahnya air hujan
mengalir ke sungai untuk menuju ke lautan.

3. Siklus Hidrologi Panjang


Siklus hidrologi panjang merupakan siklus hidrologi yang sering terjadi di
daerah beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi
ini, awan tidak langsung diubah menjadi air, melainkan terlebih dahulu
turun sebagai salju dan membentuk gletser.

Pada siklus air panjang, air laut menguap menjadi gas, hingga mengalami
sublimasi. Kemudian terjadi pembentukan awan yang mengandung kristal
es. Lalu awan bergerak ke darat dan terjadi pembentukan awan, hingga
salju turun dan terjadi pembentukan gletser. Terakhir gletser mencair
membentuk aliran sungai yang menuju ke lautan.

Gambar Siklus Air dan Penjelasannya


Nah itulah referensi siklus hidrologi beserta pengertian, proses, urutan,
macam-macam, dan gambar siklus airnya. Semoga bisa menjadi tambahan
referensi dan pengetahuan umum.

Seperti Apa Tahapan Siklus Hidrologi Itu?


Kresnoadi

Jan 9, 2018 • 3 min read

Konsep Pelajaran SMA Kelas X Biologi X


Seperti yang kita tahu, air adalah salah satu sumber daya yang sangat
penting di bumi. Manfaatnya bukan hanya bagi manusia, Squad. Tapi juga
berdampak pada kehidupan secara keseluruhan. Nah, di dalam bumi ini,
air memiliki daur perputarannya. Daur ini disebut sebagai daur hidrologi.
Seperti apa ya tahapan siklus hidrologi itu?
Sumber: freepik.com

Secara sederhana, siklus hidrologi terdiri dari 9 tahapan:


Evaporasi

Daur hidrologi dimulai dengan adanya evaporasi. Evaporasi adalah proses


penguapan air yang ada di permukaan bumi karena adanya energi
matahari. Sumbernya bisa bermacam-macam. Mulai dari perairan di laut,
danau, sungai, bahkan tanah. Titik-titik air ini berubah menjadi uap air dan
naik ke lapisan atmosfer.

Transpirasi

Selain berasal dari sumber air langsung, tumbuhan juga dapat melakukan
penguapan. Fenomena ini dinamakan dengan transpirasi. Akar tanaman
yang menyerap air, dipakai dalam proses fotosintesis, kemudian akan
dikeluarkan melalui stomata.

Evapotranspirasi

Evapotranspirasi merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi.


Artinya, terjadinya penguapan air yang berada di permukaan bumi.

Sublimasi

Tempat-tempat tertentu seperti kutub, atau tempat-tempat lain yang


banyak mengandung lapisan es, akan mengalami proses yang dinamakan
sublimasi. Sublimasi adalah perubahan es menjadi uap iar tanpa melewati
fase zat cair.

 Baca juga: Keanekaragaman Hayati: Tingkat Genetik, Individu, dan


Ekosistem

Kondensasi

Uap-uap air tadi (baik mela;lui proses evaporasi, transpirasi,


evapotranspirasi, dan sublimasi) akan naik menuju ke lapisan atmosfer.
Semakin tinggi, dan, ketika berada di titik tertentu, uap-uap air ini akan
berubah menjadi titik-titik air yang sangat kecil. Proses perubahan uap air
menjadi cairan ini dinamakan kondensasi.
Titik-titik air ini kemudian berkumpul di udara dan menjadi awan. Semakin
banyak kumpulan titik-titik airnya, semakin tebal pula awan yang akan
terbentuk.

Adveksi

Awan yang sudah terbentuk di fase sebelumnya, kemudian akan berjalan


menuju ke titik lain karena adanya arus angin atau perbedaan tekanan
udara. Perpindahan awannya bisa bervariasi, Squad. Nah, proses
pindahnya awan ini disebut dengan adveksi. Adveksi membuat awan-awan
bisa menjadi menyebar, atau justru berpindah tempat dari yang
sebelumnya berada di atas lautan, menjadi ke daerah daratan.

Presipitasi

Awan yang telah mengalami adveksi, kemudian akan menurunkan hujan


(presipitasi). Secara teoritis, pengertian presipitasi adalah proses
mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi.
Run Off

Air yang turun dari hujan akan jatuh ke permukaan bumi. Jika air tersebut
jatuh ke sungai yang tinggi, misalnya. Maka air tersebut akan mengalir ke
daerah yang lebih rendah sampai akhirnya menuju laut. Proses pergerakan
air ini disebut run off.

Infiltrasi

Air-air yang jatuh hasil presipitasi, tentu tidak semuanya langsung


mengarah ke danau, sungai, atau aliran air. Ada sebagian yang jatuh ke
tanah, masuk ke dalam pori-pori, lalu merambat masuk menjadi air tanah.
Proses masuknya air ke dalam pori-pori tanah ini yang disebut sebagai
infiltrasi. Setelahnya, air-air yang ada akan kembali mengalami fase
evaporasi, dan terjadi daur hidrologi kembali.
Siklus Hidrologi : Pengertian, Tahapan, dan
Macamnya
Bumi merupakan planet di tata surya yang mana permukaannya terdiri dari dua bentuk, yakni daratan
(baca: ekosistem daratan) dan juga perairan (baca: ekosistem air). Bumi jika dilihat dari luar angkasa
maka warnanya akan seperti kelereng, yakni ada biru, putih, dan juga coklat. Biru menandakan
perairan, putih adalah ombak- ombaknya, dan coklat adalah daratan yang digunakan sebagai tempat
tinggal manusia. Apabila kita melihat Bumi dari kejauhan tersebut, akan tampak bahwa perairan lebih
besar daripada daratan. Hal itu berarti Bumi ini kaya akan sumber air. Sumber air di Bumi ini
bermacam- macam, bukan hanya samudera atau macam- macam laut, namun juga macam- macam
danau, sungai (baca: ekosistem sungai), rawa (baca: rawa-rawa), mata air (baca: proses terjadinya
mata air),dan lain sebagainya.

Air adalah jenis sumber daya alam yang sangat vital di Bumi. Bukan hanya bagi manusia, namun
juga bagi semua makhluk hidup. Tanpa adanya air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup
lama. Makhluk hidup sangat membutuhkan air (baca: fungsi air hujan), bukan hanya untuk memenuhi
cairan di dalam tubuh saja, namun juga berbagai kepentingan lain. Untung saja air temasuk sumber
daya alam yang dapat diperbaharui. Sehingga untuk mendapatkan air kembali, kita tidak
membutuhkan waktu bertahun- tahun lamanya seperti jika barang tambang habis. Air sebagai sumber
daya alam yang dapat diperbaharui ini mengalami suatu siklus (baca: proses terjadinya siklus
batuan). Siklus air ini juga dikenal sebagai siklus hidrologi. Pada kesempatan kali ini kita akan
membicarakan lebih lanjut mengenai siklus hidrologi. Artikel ini akan memuat mengenai pembahasan
siklus hidrologi.

Apa Itu Siklus Hidrologi?


Mungkin sebagian dari kita sudah seringkali mendengar tentang siklus hidrologi. Ya, siklus hidrologi
adalah salah satu bahasan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Siklus hidrologi ini
adalah salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di Bumi. Siklus hidrologi merupakan
siklus atau sirkulasi air yang berasal dari Bumi kemudian menuju ke atmosfer dan kembali lagi ke
Bumi yang berlangsung secara terus menerus. Karena bentuknya memutar dan berlangsung secara
terus- menerus inilah yang menyebabkan air seperti tidak pernah habis. Siklus ini mempunyai
peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk di Bumi. Karena adanya siklus inilah
ketersediaan air di Bumi bisa selalu terjaga. Dan karena siklus hidrologi inilah keseimbangan
ekosistem (baca: ekosistem air laut) di Bumi bisa selalu terjaga.

Tahapan- tahapan Siklus Hidrologi


Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan yang berangkai. Tahapan- tahapan tersebut
apabila tergabung antara satu dengan yang lainnya maka akan terciptalah sebuah siklus. Dengan
kata lain, siklus ini terjadi karena adanya tahapan- tahapan yang saling berkaitan satu sama lain dan
bentuknya memutar. Siklus hidrologi ini setidaknya mencakup 9 tahap, yakni evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi. Siklus air secara
umum dapat digambarkan dalam gambar disamping. Gambar disamping menunjukkan langkah-
langkah atau tahapan siklus hidrologi yang membentuk gerakan memutar. Adra lebih jelas, masing-
masing tahapan tersebut akan kita bahas sebagai berikut.

1. Evaporasi

Tahapan pertama dalam siklus hidrologi ini adalah evaporasi. Evaporasi merupakan istilah lain dari
penguapan. Siklus hidrologi akan dimulai dari adanya penguapan. Penguapan yang mengawali
terjadinya siklus hidrologi adalah penguapan dari air yang ada di Bumi, seperti samudera, laut,
danau, rawa, sungai , bendungan (baca: bendungan terbesar di dunia), bahkan di areal persawahan.
Semua air tersebut akan berubah menjadi uap air karena adanya pemanasan dari sinar matahari. Hal
inilah yang disebut dengan evaporasi atau penguapan.

Evaporasi ini akan mengubah bentuk air yang semula cair menjadi uap air yang berwujud gas.
Karena menjadi wujud gas, hal ini memungkinkan bahwa gas tersebut dapat naik ke atas (ke
atmosfer) karena terbawa oleh angin. Semakin panas sinar matahari yang diterima, maka akan
semakin banyak air yang berubah menjadi uap air, dan semakin banyak pula yang terbawa ke lapisan
atmosfer Bumi.

2. Transpirasi

Selain evaporasi, ada bentuk penguapan lainnya yakni penguapan yang berasal dari jaringan
makhluk hidup. Penguapan yang terjadi di jaringan makhluk hidup ini disebut sebagai transpirasi.
Transpirasi ini terjadi di jaringan hewan maupun tumbuhan.

Sama halnya dengan evaporasi, transpirasi ini juga mengubah air yang berwujud cair dari jaringan
makhluk hidup tersebut menjadi uap air. Uap air ini juga akan terbawa ke atas, yakni ke atmosfer.
Namun, biasanya penguapan yang terjadi karena transpirasi ini jumlahnya lebih sedikit atau lebih
kecil daripada penguapan yang terjadi karena evaporasi.

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi ini merupakan gabungan dari evapotasi dan juga transpirasi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa evapotranspirasi ini merupakan total penguapan air atau penguapan air secara
keseluruhan, baik yang ada di permukaan Bumi atau tanah maupun di jaringan makhluk hidup. Dalam
siklus hidrologi, evapotranspirasi ini sangatlah mempengaruhi jumlah uap air yang ternagkut ke atas
atau ke atmosfer Bumi.

4. Sublimasi

Tahapan yang lainya adalah sublimasi. Jadi selain melalui proses penguapan, naiknya uap air ke
atmosfer ini juga terjadi melalui proses sublimasi. Apa sebenarnya sublimasi itu? Sumblimasi
merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air, tanpa harus
melalui proses cair terlebih dahulu.

Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun meski sedikit
tetap saja sublimasi ini berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang terangkat ke atmosfer.
Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini berjalan lebih lambat dari
pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap sikulus hidrologi panjang.

5. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel- partikel es (baca: hujan es).
Ketika uap air dari proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi sudah mencapai
ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es yang berukuran sangat
kecil melalui proses konsendasi. Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu udara yang
sangat rendah saat berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel es yang terbentuk tersebut akan
saling mendekati satu sama lain dan bersatu hingga membentuk sebuah awan. Semakin banyak
partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal dan juga hitam awan yang terbentuk. Inilah hasil
dari proses kondensasi.

6. Adveksi

Adveksi ini terjadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan. Adveksi merupakan
perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun masih dalam satu horisontal. Jadi setelah
partikel- partikel es membentuk sebuah awan yang hitam dan gelap, awan tersebut dapt berpindah
dari satu titik ke titik yang lain dalam satu horizontal.

Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan udara sehingga
mengakibatkan awan tersebut berpindah. Proses adveksi ini memungkinkan awan akan menyebar
dan berpindah dari atmosfer yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun
perlu diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses hidrologi, tahapan ini tidak
terjadi dalam siklus hidrologi pendek.

7. Presipitasi

Awan yang telah mengalami proses adveksi tersebut selanjutnya akan mengalami presipitasi.
Presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam akibat adanya pengaruh suhu udara yang
tinggi. Pada tahapan inilah terjadinya hujan. Sehingga awan hitam yang tebentuk dari partikel es
tersebut mencair dan air tersebut jatuh ke Bumi manjadi sebuah hujan. Namun, tidak semua
presipitasi menghasilkan air.

Apabila presipitasi terjadi di daerah yang mempunyai suhu terlalu rendah, yakni sekitar kurang dari 0ᵒ
Celcius, maka prepitisasi akan menghasilkan hujan salju. Awan yang banyak mengandung air
tersebut akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran- butiran salju tipis. Hal ini dapat kita temui di
daerah yang mempunyai iklim sub tropis, dimana suhu yang dimiliki tidak terlalu panas seperti di
daerah yang mempunyai iklim tropis.

8. Run Off

Tahapan run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Ketika awan sudah mengalami proses
presipitasi dan menjadi air yang jatuh ke Bumi, maka air tersebut akan mengalami proses run off. Run
off atau limpasan ini merupakan proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menjuju ke tempat
yang lebih rendah yang terjadi di permukaan Bumi. Pergerakan air tersebut dapat terjadi melalui
saluran- saluran, seperti saluran got, sungai, danau, muara sungai, hingga samudera. Proses ini
menyebabkan air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju ke lapisan hidrosfer Bumi.

9. Infiltrasi

Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di Bumi akibat proses presipitasi,
tidak semuanya mengalir di permukaan Bumi dan mengalami run off. Sebagian dari air tersebut akan
bergerak menuju ke pori- pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Sebagian air
yang merembes ini hanyalah sebagian kecil saja. Proses pergerakan air ke dalam pori- pori tanah ini
disebut sebagai proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah untuk
menuju kembali ke laut.

Setalah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah mengalami siklus hidrologi akan
kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang berangsunr- angsur, air tersebut akan kembali
mengalami siklus hidrologi yang baru, dimana diawali dengan evaporasi. Dan itulah kesembilan dari
tahapan siklus hidrologi.
Macam-macam Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi yang tahapan- tahapannya telah dijelaskan di atas ternyata tidak hanya terdiri atas
satu macam saja. Siklus hidrologi ini terdiri atas beberapa macam. Macam- macam siklus hidrologi ini
dilihat dari panjang atau pendeknya proses siklus hidrologi tersebut. Berdasarkan proses panjang dan
pendeknya, siklus hidrologi ini dibagi menjadi 3 macam, yakni siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi
sedang dan siklus hidrologi panjang.

1. Siklus hidrologi pendek

Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak mengalami proses adveksi. Uap air
yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan diturunkan mealui hujan yang terjadi di daerah sekitar
laut tersebut. Penjelasan mengenai siklus hidrologi pendek ini adalah sebagai berikut:

 Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan menjadi uap air
 Uap air tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk awan
 Awan yang terbentuk tersebut akan menjadi hujan di sekitar permukaan laut tersebut.

2. Siklus hidrologi sedang

Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi sedang. Siklus hidrologi sedang merupakan siklus
hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Hasil dari siklus hidrologi sedang ini adalah turunnya hujan
di atas daratan. Hal ini karena proses adveksi akan membawa awan yang terbentuk ke atas daratan.
penjelasan mengenai siklus hidrologi sedang ini adalah sebagai berikut:

 Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan menjadi uap air
 Uap air yang sudah terbentuk mengalami proses adveksi karena adanya angin dan tekanan udara,
sehingga bergerak menuju ke daratan
 Di atmosfer daratan, uap air tersebut akan membentuk awan dan kemudian akan berubah menjadi
hujan
 Air hujan yang jatuh di permukaan Bumi atau daratan akan mengalami run off, menuju ke sungai dan
kembali ke laut.

3. Siklus hidrologi panjang

Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi panjang. Siklus hidrologi panjang merupakan siklus
hidrologi yang umum terjadi di daerah beriklim sub tropis atau di daerah pegunungan. Melalui siklus
hidrologi panjang ini hujan tidak langsung berbentuk air, namun turun dalam bentuk salju ataupun
gletser terlebih dahulu. Penjelasan mengenai siklus hidrologi sedang ini adalah sebagai berikut:

 Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan menjadi uap air
 Uap air yang telah terbetuk tersebut mengalami proses sublimasi
 Kemudian terbentukla awan yang mengandung kristal- kristal es
 Awan mengalami proses adveksi dan kemudian bergerak ke daratan
 Awan akan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju
 Salju akan terakumulasi menjadi gletser
 Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai
 Air dari gletser dan mengalir di sungai tersebut kemudian akan kembali ke laut.

Itulah macam- macam siklus hidrologi yang dilihat dari panjang dan pendeknya proses yang terjadi.
Contoh dari masing- masing proses adalah hujan lokal di area lautan (siklus hidrologi pendek), hujan
di daerah tropis (siklus hidrologi sedang), dan hujan salju (siklus hidrologi panjang).
Penguapan
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Uap air yang telah menguap dari teh panas terkondensasi menjadi tetesan air. Gas air tidak terlihat, tetapi
awan tetesan air adalah petunjuk dari penguapan yang diikuti oleh kondensasi

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan
dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-
angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan
akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka
saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan.
Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan
energi yang cukup untuk menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan
molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap"
Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu
(contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang
cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu
molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun
cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu
lebih tak terlihat

Dari Ke

Padat Cair Gas Plasma

Padat N/A Mencair Menyublim -

Cair Membeku N/A Menguap -


Gas Mengkristal Mengembun N/A Ionisasi

Plasma - - Rekombinasi/Deionisasi N/A

Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul menjadi
awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat bergabung
(berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan.[1]. Siklus air terjadi terus menerus. Energi
surya menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan sumber air lainnya.
Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan penguapan di
dalam stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi.

Evaporasi Adalah – Suatu proses perubahan air atau es menjadi gas? nah untuk
melengkapi penjelasan mengenai apa itu evaporasi, simak selengkapnya dibawah
ini, tapi sebelum kita bahas lebih lanjut, pada materi sebelumnya kita sudah bahas
mengenai stomata. Materi pembahasan kita kali ini yakni mengenai evaporasi
adalah beserta pengertian, fakta, faktor, proses, rumus dan contoh, baiklah simak
berikut ini.

Daftar Isi
 Pengertian Evaporasi(Penguapan)
 Fakta Mengenai Evaporasi(Penguapan)
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Evaporasi(Penguapan)
o Faktor Langsung
o Faktor Tidak Langsung
 Proses Evaporasi
 Rumus Evaporasi(Penguapan)
 Contoh Evaporasi (Penguapan)
 Contoh Evaporasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pengertian Evaporasi(Penguapan)
contoh evaporasi
Evaporasi atau penguapan adalah proses perubahan air atau es menjadi gas (uap
air). Susunan kimia air (H2O) secara alami di atmosfer terbagi dalam 3 tingkatan:
gas, cair dan padat. Air dapat mengalami perubahan dari bentuk yang satu ke
bentuk yang lain dengan terikut sertanya panas. Molekul-molekul tersebut dapat
memenuhi ruang yang sama. Biasanya pada molekul tidak mempunya sebuah
energi yang cukup untuk lepas dari cairan.

Penguapan terjadi sangat besar berada diatas laut daripada di darat, karena Suplai
air di laut yang tak terbatas. Dilintang 100U – 100S, kebalikannya, penguapan di
darat lebih besar daripada di laut, karena hujan cukup lebat dan ditambah vegetasi
lebat sehingga transpirasi cukup besar. Penguapan maksimal dilaut terjadi di Lintang
100 – 200 utara maupun selatan.

Untuk dapat menguapkan air tersebut, diperlukan panas laten di atmosfer sebanyak
600 kalori per gram air pada temperatur-50’C dengan 540 kalori per gram air pada
temperatur 1000’C. Sebaliknya pada proses kondensasi dan pembekuan, hal
tersebut melepaskan panas. 1 cm3 air berisi 3.4 x1022 Mol H2O diameter mol H2O :
3 x 10-8 cm (Ø). Dalam melakukan evaporasi atau penguapan, dipastikan terdapat
perubahan struktur tersebut yang memerlukan energi panas, berikut tenaga (cal/g)
yang diperlukan untuk menguapakan suatu air:

 Suhu (‘C) -10 Panas yang diperlukan/menguapkan (cal/g) 603.0


 Suhu (‘C) -5 Panas yang diperlukan/menguapkan (cal/g) 600.0
 Suhu (‘C) 0 Panas yang diperlukan/menguapkan (cal/g) 597.3
 Suhu (‘C) 10 Panas yang diperlukan/menguapkan (cal/g) 591.7
 Suhu (‘C) 20 Panas yang diperlukan/menguapkan (cal/g) 586.0
 Suhu (‘C) 30 Panas yang diperlukan/menguapkan (cal/g) 580.4
 Suhu (‘C) 40 Panas yang diperlukan/menguapkan (cal/g) 574.7
 Suhu (‘C) 50 Panas yang diperlukan/menguapkan (cal/g) 569.0
Baca Juga : Panca Indra

Fakta Mengenai Evaporasi(Penguapan)


1. Air mendidih pada temperatur 1000’C, tetapi berhenti memanas, tetapi tetap
mendidih dan menguap. Pada temperatur itu air menggunakan segenap
energi untuk merubah dirinya.
2. Suatu zat menguap atau mengembun zat tersebut akan memperoleh atau
kehilangan energi tepat seperti yang terjadi pada waktu zat tadi meleleh atau
membeku.
3. Es mendinginkan minuman karena es mencair menyerap energi minuman
disekitarnya.
4. Air mendidih selama dipanaskan tekanan mol yang lepas sama dengan
tekanan atmosfer. Semakin tinggi tempat semakin rendah pula temperatur
yang diperlukan untuk mendidihnya air. Misalnya:

 New York, Tinggi Tempat (m dpl) 0 Temperatur yang diperlukan (‘C) 100
 Colorado, Tinggi Tempat (m dpl) 1.610 Temperatur yang diperlukan (‘C) 90
 Equador, Tinggi Tempat (m dpl) 2.850 Temperatur yang diperlukan (‘C) 90
 Tibet, Tinggi Tempat (m dpl) 3.685 Temperatur yang diperlukan (‘C) 87
 Gunung Everest, Tinggi Tempat (m dpl) 8.825 Temperatur yang diperlukan
(‘C) 71

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Evaporasi(Penguapan)
Terdapat faktor faktor yang mempengaruhi dalam hal penguapan ini. Terdapat dua
faktor, yakni faktor langsung dan faktor tidak langsung

Faktor Langsung
Didalam faktor langsung berikut faktor faktor yang mempengaruhi penguapan, yakni:

 Temperatur, semakin tinggi temperatur, semakin besar evaporasi


 Tekanan Uap, semakin tinggi tekanan uap air, semakin tinggi penguapan.
 Kecepatan Angin, semakin cepat angin, semakin besar penguapan.
 Kelembaban Udara: semakin tinggi kelembapan udara, semakin rendah
penguapan.
 Lama Penyinaran matahari : semakin lama penyinaran matahari, semakin
tinggi penguapan.
 Intensitas radiasi matahari : semakin lama intensitas radiasi matahari,
semakin tinggi penguapan.

Faktor Tidak Langsung


Sementara faktor tidak langsung yang mempengaruhi penguapan, yakni:
 Letak lintang
 Ketinggian tempat
 Waktu (bervariasi dari Januari sampai Desember)

Proses Evaporasi
Cairan pada molekul dapat memperoleh cukup suatu energi dalam bentuk panas
yakni dari lingkungan, maka molekul tersebut berubah menjadi uap. Evaporasi
sering terjadi pada setiap permukaan cairan, namun tidak pada tubuh atau volume.
Saat penguapan terjadi, tekanan uap lebih rendah dari tekanan atmosfir sekitarnya.
Kondensasi ialah merupakan kebalikan dari penguapan. Hal tersebut dapat terjadi
apabila suhu uap berubah menjadi dingin, sehingga menyebabkan uap mengembun
kembali ke bentuk cair.

Baca Juga : Stomata Adalah

Rumus Evaporasi(Penguapan)
perhitungan penguapan bedasarkan pendekatan langsung evaporasi permukaan
tanah dan transpirasi dari vegetasi (ET) berdasarkan dari neraca air, berikut rumus
penguapan, yakni:

ET = P – (R+S)

dimana:
ET : Evapotranspirasi
P : Presipitasi atau Hujan
R : Run off
S : Simpanan Lengas Tanah

Contoh Evaporasi (Penguapan)


Terdapat dua contoh evaporasi yang sering dikenal ialah berkeringat dan siklus
hujan. Apabila kita sedang terkena panas dari sinar matahari atau sedang menjalani
suatu aktivitas berat, maka dari tubuh kita akan mengeluarkan cairan keringat.
cairan tersebut yang keluar dari kulit kita telah mendapatkan energi dari tubuh dan
akhirnya menguap, pada gilirannya mendinginkan kita. Dalam cuaca, evaporasi
ditunjukkan selama siklus hujan.

Pada proses tersebut yang mana air di permukaan bumi menguap dan bergerak
melalui atmosfer, menuju tempat yang lebih dingin. Suhu yang lebih dingin
menyebabkan uap mengembun kembali ke tetesan air, yang datang bersamaan
untuk membentuk awan. Pada saat awan menjadi mendung dan gelap, tetesan air
akan jatuh ke tanah dikarenakan hujan.

Contoh Evaporasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Evaporasi atau Penguapan umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika
Anda keluar dari kamar mandi, air di tubuh Anda menguap karena Anda kering.
Apabila Anda meninggalkan segelas air diluar , perlahan-lahan tingkat air akan
berkurang karena air menguap. Salah satu contoh penting dari penguapan adalah
berkeringat.

Keringat membutuhkan energi untuk menguapkan dari kulit Anda. Energi tersebut
didapat dari kelebihan suatu panas yang dihasilkan dari tubuh Anda, pada gilirannya
menyebabkan Anda untuk mendinginkan.

Demikianlah materi evaporasi adalah beserta pengertian, faktor, fakta, proses dan
contohnya kali ini, semoga artikel ini dapat bermanfaat serta dapat menambah ilmu
pengetahuan kita semua.

Penjelasan Proses Penguapan


(Evaporasi)
Posted on April 1, 2015 | By Tedi Mulyadi | 1 comment
Penjelasan Proses Penguapan (Evaporasi) – Penguapan mengacu pada proses di mana air
berubah dari bentuk cair menjadi uap. Ini adalah satu-satunya cara perubahan air dari bentuk
cair menjadi gas atau uap, sehingga bisa kembali ke siklus air di atmosfer sebagai uap.
Penelitian menunjukkan bahwa laut, sungai, danau, dan samudra berkontribusi sekitar 90%
dari kelembaban atmosfer melalui penguapan sedangkan transpirasi dari tanaman
memberikan kontribusi 10%. Hanya sedikit dari uap memasuki atmosfer melalui sublimasi.
Sublimasi adalah proses di mana air berubah dari bentuk padat, yaitu es, menjadi gas/uap.
Sublimasi memungkinkan air untuk melewati keadaan cair dan biasanya terjadi di sekitar
Pegunungan berbatu serta ketika angin Chinook bertiup dari Samudera Pasifik menjelang
akhir musim dingin dan awal musim semi.
Hembusan angin Chinook menyebabkan peningkatan dramatis suhu dalam beberapa jam.
Tiupan udara di salju mengubahnya es langsung menjadi uap. Sublimasi menyebabkan
hilangnya salju cukup cepat di daerah kering.

Bagaimana Penguapan Terjadi


Panas, yaitu energi, harus hadir untuk terjadinya penguapan. Ini adalah energi yang memecah
ikatan molekul air yang bergabung. Hal ini menjelaskan mengapa air menguap dengan
mudah saat mencapai titik didih daripada titik beku, tingkat penguapan sangat lambat.

Penguapan terjadi ketika tingkat penguapan lebih tinggi dari tingkat penguapan. Ketika
tingkat penguapan dan tingkat penguapan ini sama, saturasi terjadi. Tingkat kelembaban di
udara biasanya pada 100% selama saturasi. Kondensasi, yang merupakan kebalikan dari
penguapan, terjadi ketika jumlah udara yang jenuh didinginkan di luar titik embun. Titik
embun mengacu pada suhu di mana udara didinginkan di bawah tekanan terus menerus
sehingga menjadi jenuh penuh dengan air. Sebagai soal fakta penguapan ekstrak panas dari
atmosfer. Itu menjelaskan efek pendinginan yaitu penguapan air dari kulit pada tubuh
manusia.

Artikel Terkait
 Pengertian dan Proses Penguapan (Evaporasi)
Pengertian dan Proses Penguapan (Evaporasi) - Penguapan adalah proses perubahan molekul
air yang menguap diri dari permukaan bumi dan memasuki…
 Penjelasan Proses Kondensasi
Penjelasan Proses Kondensasi - Kondensasi adalah proses yang mengubah zat gas dalam
bentuk cair. Substansi yang mengalami kondensasi secara kimiawi…
 Penjelasan Aliran Energi dalam Ekosistem
Penjelasan Aliran Energi dalam Ekosistem - Kita telah melihat bahwa ada pasokan terus
menerus dan aliran energi di seluruh ekosistem…
 Proses Dekomposisi dalam Ekosistem
Proses Dekomposisi dalam Ekosistem - Dekomposisi melibatkan serangkaian langkah-
langkah penting, yaitu fragmentasi, peluluhan, katabolisme, humidifikasi dan mineralisasi.
Pengurai memainkan peran…
 5 Tahap Proses Megasporogenesis
5 Tahap Proses Megasporogenesis - Megasporogenesis adalah proses terbentuknya gamet
betina yang terjadi dalam ovarium. Dalam ovarium, terdapat bakal biji…
Pengertian Evaporasi adalah:
Proses Terjadinya
admin January 26, 2019 0 Comments 1111

Daftar Isi
Definisi Umum Evaporasi
Pengertian evaporasi adalah proses perubahan molekul air menjadi uap air. Jadi

evaporasi ini juga dikenal dengan istilah penguapan. Proses evaporasi selalu terjadi

setiap harinya. Dari air di sungai, danau, genangan air, tetesan air, air laut dan lainnya.

Ketika terkena sinar matahari, air yang ada di bumi akan menguap dan berkumpul di

atmosfer bumi. Proses ini, seperti keringat yang terjadi pada tubuh kita. Ketika cuaca

panas, otomatis tubuh kita akan mengeluarkan keringat, jadi ketika bumi panas, maka

air yang ada dibumi akan menguap menjadi uap air.

Proses Terjadinya Evaporasi


Dalam proses terjadinya hujan, ada yang namanya proses evaporasi. Jadi evaporasi

menjadi siklus alami yang dilakukan oleh bumi. Untuk proses hujan, air yang ada

dibumi akan mengalami evaporasi dan mengumpul menjadi awan.

Lalu akan jatuh ke bumi dalam bentuk tetes air. Penguapan atau evaporasi juga

dianggap sebagai fase transisi. Fase ini terjadi ketika air akan menguap dan berubah

menjadi gas kemudian menjadi uap air lagi. Ketika kita minum air panas di gelas, juga

akan terjadi evaporasi. Yang mengakibatkan tetes air menempel pada gelas.
Ketika kita memahami lebih dalam tentang pengertian evaporasi. Dapat

menyimpulkan, bahwa evaporasi tidak hanya terjadi di siklus bumi saja. Tapi juga

disekitar kita. Ketika menanak nasi,. Memasak air dan lainnya juga akan terjadi

penguapan.

Terkadang penguapan juga tidak terlihat. Ketika molekul air tidak memiliki

perpindahan panas yang cukup. Sehingga proses evaporasinya lebih lambat. Dengan

adanya energi panas bumi, air di bumi mengalami titik uap tidak titik beku.walaupun

tingkat penguapannya cukup lambat.

Kelembaban udara dibumi, juga dipengaruhi oleh evaporasi yang terjadi di bumi.

Semakin tinggi tingkat pengupannya akan semakin tinggi tingkat kelembaban di bumi.

Jadi dalam hidup ini, kita tidak bisa terlepaskan dari yang namanya penguapan. Setiap

hari pasti terjadi penguapan. Itulah sedikit penjelasan yang bisa kami sampaikan

tentang pengertian evaporasi dan proses terjadinya. Semoga bisa memberikan

informasi yang bermanfaat buat anda.


EVAPORASI
Pengertian Evaporasi
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan
spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan
dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.

Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah
menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam
berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah,
sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi
di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap"

Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak
makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi
satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang
diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya
jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat

Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Energi surya menggerakkan penguapan air dari samudera,
danau, embun dan sumber air lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan penguapan
di dalam stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi.
Evaporasi merupakan unsur hidrologi yang sangat penting dalam keseluruhan proses hidrologi. Meskipun dalam
beberapa analisis untuk kepentingan tertentu seperti analisis banjir, penguapan ukan merupakan unsur yang
dominan, namun untuk kepentingan lain seperti analisis irigasi, dan analisis bendungan, penguapan merupakkan
unsur yang sangat penting. Evaporasi sangat mempengaruhi debit sungai, besarnya kapasitas waduk, besarnya
kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan konsumtif (consumtif use) untuk tanaman dan lain-lain.

Proses penguapan sebenarnya terdiri dari dua kejadian yang berkelanjutan, yaitu :

a. Interface evaporation, yaitu proses transformasi dari air menjadi uap air di permukaan yang tergantung dari
besarnya tenaga yang tersimpan (stored energy).

b. Vertical vapor transfer, yaitu pemindahan (removal) lapisan udara yang kenyang uap air dari interface
sehingga proses penguapan berjalan terus. Transfer ini dipengaruhi oleh kecepatan angin, stabilitas topografi
dan iklim lokal di sekitarnya.

Penguapan atau evaporasi sangat bervariasi baik harian maupun musiman. Penguapan di siang hari lebih besar
jika dibandingkan dengan pengupan di malam hari. Demikian pula penguapan pada musim kemarau dan musim
penghujan juga akan berbeda.

Evaporasi atau penguapan juga dipengaruhi oleh besarnya faktor meteorologi, yaitu antara lain :

1. Radiasi matahari (solar radiation).


Evaporasi merupakan konversi air ke dalam uap air. Proses ini terjadi hampir tanpa berhenti di siang hari dan
sering kali juga di malam hari. Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan input energi yang
berupa panas latent atau evaporasi. Proses tersebut akan sangat aktif jika ada penyinaran langsung dari matahari.
Awan merupakan penghalang radiasi matahari dan akan mengurangi input energi, jadi akan menghambat proses
evaporasi.

2. Angin (wind)
Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara tanah dengan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga
proses evaporasi terhenti. Agar proses tersebut berjalan terus, lapisan jenuh itu harus diganti dengan udara
kering. Pergantian itu dapat dimungkinkan hanya kalau ada angin, jadi kecepatan angin memegang peranan
dalam proses evaporasi.

3. Kelembaman Relatif (relative humidity)


Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembapan relatif udara. Jika kelembapan relatif ini naik,
kemampuannya untuk menyerap uap air akan berkurang sehingga laju evaporasinya munurun. Penggantian
lapisan udara pada batas tanah dan udara dengan udara yang sama kelembapan relatifnya tidak akan menolong
untuk memperbesar laju evaporasi. Ini hanya dimungkinkan jika diganti dengan udara yang lebih kering.

4. Suhu (temperature)
Seperti disebutkan di atas, suatu input energi sangat diperlukan agar evaporasi berjalan terus. Jika suhu udara
dan tanah cukup tinggi, proses evaporasi akan berjalan lebih cepat jika dibandingkan dengan suhu udara dan
tanah rendah, karena adanya energi panas yang tersedia. Karena kemampuan udara untuk menyerap uap air akan
naik jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya evaporasi, sadangkan suhu
tanah dan air hanya mempunyai efek tunggal.

Pada waktu pengukuran evaporasi, maka kondisi/keadaan ketika itu harus diperhatikan, mengingat faktor itu
sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Karena kondisi-kondisi tidak merata di seluruh daerah,
umpamanya di bagian yang satu disinari matahari, dibagian yang lain berawan, maka harus diakui bahwa
perkiraan evaporasi yang menggunakan harga yang hanya diukur pada sebagian daerah itu adalah sulit dan
sangat menyimpang.

Pelaksanaan Proses Evaporasi


Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh
larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya
terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk
memisahkan komponenkomponennya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan,
sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Disinilah letak perbedaan antara evaporasi dan
distilasi.

Pelaporan Proses Evaporasi


Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia dilakukan dengan peralatan yang namanya
evaporator. Perlengkapan peralatan : Evaporator, kondensor, Injeksi uap, perangkap uap, perangkap tetes Proses
evaporasi didokumentasikan dalam lembar pelaporan sesuai data :
1. Kerja kondensor
2. Kerja injeksi uap
3. Kerja perangkap uap
4. Kerja perangkap tetes
Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri Kimia
1. Pemekatan larutan NaOH
2. Pemekatan larutan KNO3
3. Pemekatan larutan NaCL
4. Pemekatan larutan nira dan lain-lain.

Penjelasan evaporasi secara molekular

Evaporasi Pendinginan melalui evaporasi dapat dijelaskan dengan mudah


melalui kinetik molekul sebuah zat.Pada sembarang suhu, molekul dari zat cair dalam keadaan gerak bebas
dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kalor disekeliling diserap oleh zat cair dan biasanya prosesnya dipercepat
dengan tiupan angin. Oleh karena itu, molekul zat cair memiliki energi untuk bergerak lebih cepat.
Pada permukaan zat cair, molekul yang energinya berlebih mampu untuk mengatasi gaya tarik dari molekul lain
dan lepas menuju atmosfer. Proses pelepasan molekul tersebut lambat dan mungkin molekul tersebut tertarik
kembali oleh molekul lain. Efek keseluruhan adalah terjadinya pelepasan molekul dari molekul lainnya.
Molekul zat cair yang lambat bergerak lebih dingin karena suhu berbanding lurus dengan energi kinetik rata-rata
molekul tersebut. Hal ini menjelaskan mengapa suhu turun ketika terjadi evaporasi.
Kejadian sehari-hari yang terkait dengan evaporasi adalah sebagai berikut.
1. Terasa dinginnya kulit ketika menggunakan parfum cair atau kolonyet.
2. Baju basah kemudian kering ketika diangin-anginkan.
3. Sewaktu pengompresan pada tubuh orang sakit. Pengompresan mengakibatkan kalor terserap
sehingga suhu tubuh orang yang sakit tetap terjaga.
4. Bersamaan dengan proses pengembunan, evaporasi dimanfaatkan oleh lemari pendingin atau
kulkas dalam proses pendinginan.

Model-model Analisis Evapotranspirasi


Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeoro-logi. Pengukuran langsung
evaporasi maupun evapotranspirasi dari air maupun permukaan lahan yang luas akan mengalami banyak
kendala. Untuk itu maka dikembangkan beberapa metode pendekatan dengan menggunakan input data-data
yang diperkirakan berpengaruh terhadap besarnya evapotranspirasi. Apabila jumlah air yang tersedia tidak
menjadi faktor pembatas, maka evapotranspirasi yang terjadi akan mencapai kondisi yang maksimal dan kondisi
itu dikatakan sebagai evapotranspirasi potensial tercapai atau dengan kata lain evapotranspirasi potensial akan
berlangsung bila pasokan air tidak terbatas bagi stomata maupun permukaan tanah.
Pada daerah-daerah yang kering besarnya evapotranspirasi sangat tergantung pada besarnya hujan yang terjadi
dan evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu disebut evapotranspirasi aktual.

Analisis Evapotranspirasi Metode Meyer


E = 0,35 (ea – ed) (1 + V/100) mm/hari
Ed = ea * RH
ea ===>lihat tabel berdasar t bola kering
RH ===>lihat tabel berdasar t bola basah & Δ t
V = kecepatan angin (mile/hari)
Evapotranspirasi merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan
proses yang penting dalam siklus hidrologi.

Analisis Evapotranspirasi Potensial Metode Thornwaite

Data yang diperlukan dalam metode ini adalah suhu rata-rata bulanan yang didapat dari suhu rata-rata harian.
Data tersebut dianalisis dengan rumus-rumus :

Analisis Neraca Air Metode Thornwaite Mather


Perhitungan neraca air menurut fungsi meteorologis sangat berguna untuk evaluasi ketersediaan air di suatu
wilayah terutama untuk mengetahui kapan ada surplus dan defisit air. Neraca air ini umumnya dihitung dengan
metoda Thornthwaite Mather.
Data yang diperlukan berupa :
1. Curah hujan bulanan
2. Suhu udara bulanan
3. Penggunaan lahan
4. Jenis tanah atau tekstur tanah
5. Letak garis lintang
Langkah-langkah perhitungan :
1. Hitung suhu udara bulanan rata-rata
Data suhu udara pada umumnya sulit diperoleh, oleh karena itu suhu udara dapat diperkirakan dengan
data suhu yang ada di suatu tempat :Δ t = 0,006 x Δ ht1 = t
2 ± ΔtΔ h = beda tinggi tempat lokasi 1 dengan lokasi 2 (dalam meter)Δ t = beda suhu udara (Δ C);t2 =
suhu udara di lokasi 2.
2. Hitung Evapotranspirasi dengan metode Thornthwaite Mather (Ep)
3. Hitung selisih hujan (P) dengan evapotranspirasi
4. Hitung “accumulated potential water losses” (APWL)
5. Hitung “Water Holding Capacity” (Sto) berdasar Tabel (Lampiran 4)
6. Hitung soil moisture storage (St.)
7. Sto dihitung atas dasar data tekstur tanah, kedalaman akar
8. Hitung delta St tiap bulannyaΔ st = Sti bulan ke i dikurangi St bulan ke (i – 1)
9. Hitung evapotranspirasi aktual (Ea)
untuk bulan basah ( P > Ep), maka Ea = Ep
untuk bulan kering ( P < ea =" P">
10. Hitung surplus air (S); Bila P > Ep, maka S = ( P – EP) – Δ St.
11. Hitung defisit (D), D = Ep – Ea.
Analisis Evapotranspirasi Metode Turc Langbein
Rumus umum yang digunakan yaitu konsep neraca air secara meteorologis pada suatu DAS(Seyhan, 1977) :
P = R + Ea ± Δ St
Dalam hal ini :
P = curah hujan
R = limpasan permukaan
Ea = evapotranspirasi aktual
Δ St = perubahan simpanan
Apabila neraca air tersebut diterapkan untuk periode rata-rata tahunan, maka Δ St dapat dianggap nol, sehingga
surplus air yang tersedia adalah :
R = P – Ea

Dan jumlah air yang tersedia diperkirakan sebesar 25% hingga 35% dari surplus air.
Menurut Keijne (1973), evapotranspirasi aktual tahunan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus Turc-
Langbein :

Dalam hal ini :


E = evapotranspirasi aktual (mm/tahun)
Eo = evaporasi air permukaan (mm/tahun)
P = curah hujan rata-rata (mm/tahun)
T = suhu udara rata-rata (oC)

Nilai suhu udara dapat diketahui berdasarkan data suhu udara rata-rata tahunan dari stasiun yang diketahui
dengan persamaan :

T1 = T2 ± (Z1 – Z2) 0,006


Dalam hal ini :
T1 = suhu udara yang dihitung pada stasiun 1
T2 = suhu udara yang diketahui dari stasiun 2
Z1 = elevasi stasiun 1
Z2 = elevasi stasiun 2

Anda mungkin juga menyukai