Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN PERILAKU BERISIKO PADA SISWA SMA DAN SMK NEGERI

DI KABUPATEN SIDRAP

Description of Risk Behavior in Senior High School Students and Vocational School Students
of Sidrap District

Ria Febriana Muhtar, Dian Sidik Arsyad, Indra Dwinata


Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
(rhea_prasetya@yahoo.co.id, dian_sidiq@yahoo.com,
dwinata_indra@yahoo.co.id,085299233918)

ABSTRAK
Perilaku berisiko pada remaja merupakan aktivitas yang dilakukan remaja dengan frekuensi
atau intensitas yang meningkatkan risiko penyakit atau cidera. Perilaku berisiko di Kabupaten Sidrap
merupakan permasalahan kompleks yang terjadi di kalangan remaja. Penelitian bertujuan untuk
memperoleh gambaran perilaku berisiko pada siswa SMA dan SMK Negeri di Kabupaten Sidrap
tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah
siswa SMA dan SMK negeri di Kabupaten Sidrap tahun 2015 sebanyak 368 orang. Penarikan sampel
menggunakan simple random sampling. Data dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian
diperoleh 2,4% yang pernah berhubungan seksual (senggama), 27,4% yang pernah merokok, 11,7%
yang pernah mengkonsumsi minuman beralkohol 2,7% yang pernah menggunakan narkoba 6,5% yang
pernah mengalami tindak kekerasan, jenis sayur yang paling sering dikonsumsi adalah tomat dengan
frekuensi konsumsi yang sering yakni sebanyak 3-6 kali per minggu, dan jenis buah yang sering
dikonsumsi oleh responden adalah apel dengan frekuensi konsumsi yang jarang yakni 1-3 kali per
bulan, dan seluruh responden berperilaku sedentari tinggi. Kesimpulan dari penelitian bahwa ada
siswa yang pernah melakukan senggama, merokok, konsumsi alkohol, narkoba, kekerasan, jarang
konsumsi buah, dan berperilaku sedentari tinggi.
Kata kunci : Perilaku berisiko, remaja, perilaku remaja

ABSTRACT
Risk behaviors in adolescent are activities undertaken teenager with a frequency or intensity
which increases the risk of illness or injury. Sidrap risky behavior in a complex problem that occurs
among teenagers. The research aims to obtain description of risky behavior in senior high school
students and vocational school student of Sidrap district in 2015. This type of research is descriptive
quantitative. Samples were high school students and vocational students of Sidrap district in 2015 as
many as 368 people. Sampling using simple random sampling and analyzed by univariate analysis.
The results were obtained 2.4% ever having sex (intercourse), 27.4% had ever smoked, 11.7% were
never consume alcoholic beverages, 2.7% had ever used drugs, 6.5% had ever experienced acts
violence, the type most commonly consumed vegetables is the tomato with the frequency of
consumption that is often as much as 3-6 times per week, and the type of fruit that is seldom consumed
by the respondent is an apple with a rare frequency of consumption that is 1-3 times per month, and
all respondents high sedentary behavior. The conclusion from this study that there are students who
never had intercourse, smoking, alcohol consumption, drugs, violence, infrequent consumption of
fruit, and sedentary behavior.
Keywords: Risk behaviors, adolescents, adolescents behaviors
PENDAHULUAN
Masa remaja secara psikologis adalah usia di mana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana anak tak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang
lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah
hak. 1 Hal ini mengakibatkan remaja berpikir cenderung egosentris yakni dengan berperilaku
yang berdasarkan dari dirinya sendiri, padahal perilaku tersebut dapat berisiko bagi
kesehatannya.
Perilaku berisiko yang terjadi dikalangan remaja yaitu masalah hubungan seksual yang
juga merupakan masalah global, karena hampir di seluruh negara di dunia menunjukkan
kecenderungan serupa. 1,5 juta orang meninggal disebabkan karena penyakit terkait HIV
diseluruh dunia pada tahun 2013 kematian tersebut salah satu penyebabnya adalah masalah
hubungan seksual yang juga merupakan masalah global, karena hampir di seluruh negara di
dunia menunjukkan kecenderungan serupa.2 Selain itu kurang dari 6 juta orang meninggal
karena penggunaan tembakau dan paparan asap tembakau (satu kematian setiap 6 detik). Dan
22% dari populasi dunia yang berusia >15 tahun adalah perokok.3 Masalah penyalahgunaan
narkoba juga makin menyebar. Secara global diperkirakan 183.000 kematian terkait narkoba
yang dilaporkan pada tahun 2012.4 Adapun menurut WHO, 133 negara yang melaporkan
tentang penganiayaan, kekerasan remaja dan sekitar 250.000 kasus pembunuhan remaja
sepanjang tahun 2013, yaitu 43% dari total jumlah pembunuhan global setiap tahun.5
Hasil penelitian PKBI yang dilakukan di lima kota yakni Kupang, Palembang,
Singkawang, Cirebon, dan Tasikmalaya yang melibatkan sekitar 2.479 siswa SMU dan
Mahasiswa sebagai responden yang berusia 15-24 tahun sekitar 64,44% yang pernah
melakukan hubungan seksual pra nikah.6 sebanyak 27% penduduk merupakan perokok
dengan rata-rata 14 batang rokok per hari.7 Sulawesi Selatan adalah 5,9% lebih tinggi dari
angka nasional (4,6%), dan yang tertinggi adalah pada penduduk di Tana Toraja sampai
27,5%.8 Adapun jumlah tersangka narkoba menurut kelompok umur 16-19 tahun pada tahun
2010 sebanyak 1.515 orang dan pada tahun 2011 yakni 1.774 orang.9 Selain kasus narkoba
masalah-masalah kesehatan remaja yang paling umum terjadi di Indonesia adalah masalah
psikososial, salah satunya masalah perilaku kekerasan remaja. Data terakhir yang diperoleh
adalah kejadian tawuran pelajar pada tahun 2003 di Jakarta dan sekitarnya yaitu sebanyak 108
kasus.10 Untuk prevalensi penduduk yang kurang melakukan aktivitas fisik sebesar 72,9%,
dengan provinsi yang penduduknya paling rendah dalam aktivitas fisik secara teratur adalah
Kalimantan Timur yaitu sebesar 61,7%.11 Adapun di Sulawesi Selatan berdasarkan Riskesdas
2013 menunjukkan proporsi aktivitas kurang aktif.7
Perilaku berisiko juga menjadi masalah kompleks remaja di Kabupaten Sidrap, hal ini
dapat terlihat dari survei pendahuluan yang dilakukan pada Desember 2014 salah satu sekolah
di Kabupaten Sidrap yang menyatakan bahwa 81% dari siswa laki-laki adalah perokok dan
37% juga mengaku pernah minum minuman beralkohol. Hasil wawancara dengan guru di
sekolah tersebut juga mengemukakan bahwa pernah terjadi kekerasan kelompok geng pada
bulan Juli 2014, selain itu hasil wawancara dengan bagian tindak kriminal reskrim khusus
Polres Sidrap mengatakan telah terjadi kasus penganiayaan secara bersama-sama oleh
sekelompok remaja sehingga menewaskan seorang remaja berusia 18 tahun. Selain itu
penggunaan narkoba, khususnya shabu mengalami peningkatan yang cukup signifikan tiap
tahunnya. Menurut Haris Suntojaya (Kapolres Sidrap AKBP), selama tahun 2013 sekitar 50
kasus yang ditangani, dengan jumlah tersangka mencapai 90 orang dengan barang bukti
sekitar 9.254 gram.11 Secara umum jumlah kasus baik narkoba dan tindak kriminal yang
ditangani Polres Sidrap, sepanjang tahun 2013 mencapai 218 kasus yang mencakup kasus
narkoba, penganiayaan, pencurian dengan kekerasan, asusila, perjudian, dan sejumlah kasus
kriminal lainnya.
Berdasarkan fakta tersebut dapat terlihat gambaran akan meningkatnya jumlah
perilaku berisiko pada remaja Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk Untuk
memperoleh gambaran perilaku berisiko pada siswa SMA dan SMK Negeri di Kabupaten
Sidrap tahun 2015.

BAHAN DAN METODE


Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di SMA dan SMK Negeri di Kabupaten Sidrap pada bulan Desember 2014 –
April 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA dan SMK Negeri di
Kabupaten Sidrap tahun 2015 yaitu 8796 siswa. Sampel diperoleh dengan menggunakan
metode simpel random sampling dengan besar sampel 368 siswa. Pengumpulan data
dilakukan dengan membagikan kuesioner. Analisis data yang dilakukan adalah univariat.
Penyajian data dalam bentuk tabel dan disertai narasi.

HASIL
Sebagian besar umur responden yaitu kurang dari 17 tahun sebanyak 54,1%, sebagian
besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 62,5% dan sebagian besar responden duduk
dikelas X yaitu sebesar 41,3%. Adapun responden yang bersekolah di SMA Negeri 1 Pangsid
yaitu sebanyak 53 siswa (14,4%) dan yang paling sedikit bersekolah di SMK Negeri 1 Pitu
Riawa sebanyak 2 siswa (0,5%) (Tabel 1).
Sebanyak 279 siswa yang pernah berpacaran (75,8%). Sebagian besar responden
berpacaran pada kelompok umur 13-15 tahun yaitu sebanyak 185 siswa (66,3%). Hasil
penelitian menenemukan sebagian besar perilaku seksual responden yaitu berpegangan tangan
sebanyak 263 siswa (71,5%), selanjutnya diikuti perilaku cium kering yaitu sebanyak 188
siswa (51,1%), berpelukan sebanyak 163 siswa (44,3%), cium basah sebanyak 53 siswa
(14,4%), dan meraba sebanyak 47 (12,8%). Adapun untuk perilaku seksual Intercorse
(senggama) yaitu sebanyak 9 siswa (2,4%) dengan sebagian besar umur pertama kali
melakukan hubungan seksual adalah lebih dari 15 tahun yaitu sebanyak 6 siswa (66,6%) dan
sebagian besar responden mengetahui bahaya perilaku seksual (89,7%) dan telah
mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi (82,9%) (Tabel 2).
Sebanyak 101 siswa yang pernah merokok (27,4%) dan mulai merokok pada umur 13-
15 tahun yaitu sebanyak 62 siswa (61,4%) dengan alasan pertama kali merokok responden
adalah coba-coba sebanyak 78 siswa (77,2%). Dari 101 responden yang merokok, sebanyak
66 siswa (65,3%) masih merokok dan 35 siswa lainnya telah berhenti merokok (34,7%).
Adapun responden yang berhenti atau tidak merokok dengan alasan mengganggu kesehatan
yaitu sebanyak 206 siswa (62,0%). Dan sebagian besar responden mengetahui bahaya rokok
yaitu sebanyak 364 siswa (98,9%) (Tabel 2).
Sebanyak 43 siswa yang pernah mengkonsumsi minuman beralkohol (11,7%).
sebagian besar responden mulai mengkonsumsi alkohol pada umur 13-15 tahun yaitu
sebanyak 20 siswa (46,5%). Sebagian besar alasan responden pertama kali mengkonsumsi
alkohol yaitu coba-coba sebanyak 28 siswa (65,1%). Dari 43 responden, sebagian besar
responden berhenti mengkonsumsi alkohol sebanyak 41 siswa (95,3%). Responden yang tidak
atau berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol dengan alasan mengganggu kesehatan
sebanyak 213 siswa (58,2%) Dan sebagian besar responden mengetahui bahaya konsumsi
minuman beralkohol yaitu sebanyak 358 siswa (97,3%) (Tabel 2).
Sebanyak 363 siswa SMA dan SMK di Kabupaten Sidrap Tahun 2015 yang pernah
mendengar jenis NAPZA yaitu ganja (98,6%) dan terdapat 10 siswa yang pernah
mengkonsumsi NAPZA (2,7%). Sebagian besar jenis NAPZA yang pernah dikonsumsi oleh
responden yaitu zat yang membuat mabuk sebanyak 6 siswa (1,6%). Sebagian besar
responden mulai mengkonsumsi NAPZA pada umur 13-15 tahun yaitu sebanyak 6 siswa
(60%) dengan alasan pertama kali mengkonsumsi NAPZA yaitu coba-coba sebanyak 7 siswa
(70%). Adapun sebagian besar dari responden tidak/ berhenti mengkonsumsi NAPZA dengan
alasan mengganggu kesehatan yaitu sebanyak 176 siswa (58,2%). Sebagian besar responden
juga mengetahui bahaya dari penggunaan NAPZA yaitu sebanyak 347 siswa (94,3%).
Sedangkan responden dengan perilaku kekerasan yaitu sebanyak 24 siswa (6,5%) (Tabel 2).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis sayur yang dikonsumsi paling sering
yakni tomat, daun bawang, jagung, kangkung, bayam, kentang, dan wortel dengan frekuesi
konsumsi sayur yang termasuk sering yaitu 3-6 kali per minggu dan jenis buah yang sering
dikonsumsi oleh responden adalah apel, anggur, jeruk manis, mangga, nangka, pepaya, salak,
dan semangka dengan rata-rata frekuensi konsumsi buah yang jarang yakni 1-3 kali per bulan
(Tabel 2).
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua responden berperilaku sedentari.
Adapun perilaku sedentari yang dilakukan adalah aktivitas yang dilakukan sambil duduk yaitu
menonton TV (16,3%), mendengarkan musik (5,2%), bermain game (7%), membaca buku
atau koran (4,2%), bermain video game atau game dikomputer (4,6%), menelepon/ SMS
(10%), dan aktivitas yang dilakukan sambil baring yaitu dengan mendengar musik (8,2%),
menonton TV (12,1%), menulis (3,1%), berbicara/ menelepon (6,4%), serta membaca (4,2%)
(Tabel 2).

PEMBAHASAN
Perilaku pacaran remaja pada siswa SMA dan SMK di Kabupaten Sidrap cukup tinggi
yakni 75,8%, bahkan umur pertama kali pacaran remaja ada yang dibawah 13 tahun dan
kebanyakan pada kelompok umur 13-15 tahun. Pacaran bukan merupakan hal yang asing
dikalangan remaja, mereka beranggapan masa remaja adalah masa pacaran. Remaja yang
tidak berpacaran dianggap sebagai remaja yang kuno, kolot, tidak mengikuti perkembangan
jaman dan dianggap kuper atau kurang pergaulan.13 Berdasarkan hasil penelitian, perilaku
seksual yang paling banyak dilakukan oleh siswa SMA dan SMK di Kabupaten Sidrap adalah
berpegangan tangan dengan lawan jenis, kemudian diikuti dengan perilaku berpelukan dan
cium kering. Hal ini karena mereka menganggap perilaku tersebut merupakan hal yang wajar
dalam berpacaran. Namun jika perilaku yang dilakukan lebih dari sekedar berpegangan
tangan, berpelukan, lalu cium kering, maka perilaku tersebut melebihi dari hubungan pacaran.
Dari hasil penelitian juga didapatkan siswa yang melakukan perilaku seksual yakni
cium basah, meraba, oral seks, dan petting, bahkan dari 368 siswa terdapat 9 orang siswa
yang melakukan tindakan intercorse/senggama. Perilaku tersebut sejalan dengan yang terjadi
pada siswa SMPN “X” Jakarta dengan total sampel 78 siswa dengan hasil penelitian yakni
perilaku seksual yang paling banyak dilakukan adalah berpegangan yakni 33,3%, selanjutnya
32,1% sudah melakukan petting, 23,1% remaja sudah melakukan kissing dan sebanyak 11,5%
sudah melakukan sexual intrecourse.14
Besarnya keingintahuan remaja mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
seksualitas, menyebabkan remaja selalu berusaha mencari tahu akan hal tersebut, sehingga
muncul hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Dari hasil penelitian
2,4% siswa yang pernah melakukan hubungan seksual (senggama). Kebanyakan dari mereka
yang melakukan hubungan tersebut pertama kali saat berumur lebih dari 15 tahun. Hal ini
disebabkan mereka menyatakan bahwa hal tersebut merupakan ungkapan rasa sayang dan
cinta mereka dan juga karena mereka teransang oleh pasangannya, sebagian responden
lainnya mengemukakan alasan melakukan hubungan seksual senggama adalah untuk
mendapatkan pengalaman.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 27,4% responden yang pernah merokok.
Remaja memang memiliki latar belakang kepribadian yang relatif labil dan sebagian diantara
mereka ingin dianggap lebih dewasa, lebih jantan, dan keren apabila mereka merokok. Dari
101 orang responden yang merokok, 61,4% responden yang mengaku merokok pertama kali
pada kelompok umur 13-15 tahun dengan alasan yakni coba-coba. Artinya pada masa ini
merupakan tahap perkembangan awal, dimana remaja masih mencari jati diri dan selalu ingin
mencoba sesuatu atau perilaku yang baru salah satu perilaku yang mereka lakukan adalah
merokok. Masa tersebut juga merupakan masa kritis atau rawan terhadap perilaku merokok.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 267 responden merokok, sebagian besar
berhenti merokok yakni sekitar 65,3% responden dengan alasan mengganggu kesehatan.
Sementara sebagian besar siswa telah mengetahui bahaya akan merokok yakni 98,9% siswa.
Bahaya akan merokok dapat kita ketahui dari penyuluhan tentang rokok, dari media massa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang pernah mengkonsumsi
alkohol 11,7% siswa SMA dan SMK di Kabupaten Sidrap. Mereka mengaku pertama kali
mengkonsumsi minuman beralkohol pada umur 13-15 tahun (46,5%) dan frekuensi yang
jarang yaitu hanya satu kali konsumsi dengan alasan coba-coba. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa dari 43 responden mengkonsumsi alkohol. Sebagian besar berhenti
mengkonsumsi alkohol yakni sekitar 41 reponden (95,3%) dengan alasan mengganggu
kesehatan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Nandra pada remaja dengan
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kebanyakan responden tidak ingin berubah
sebanyak 48% dan tidak tahu ingin berubah atau tidak sebanyak 16,3%, jumlah responden
yang ingin berubah sebanyak 34,9%.15 Sebagian besar responden telah mengetahui akan
bahaya konsumsi minuman beralkohol yaitu (97,3%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis narkoba yang sebagian besar responden
pernah dengar yakni ganja, zat yang sengaja dihisap sampai mabuk, obat yang di minum
berlebihan sampai mabuk, shabu, ekstasi, dan kokain. Mereka mengetahui jenis narkoba
tersebut dengan melihat di televisi atau pada internet, dan membaca pada media cetak. Selain
itu siswa juga mendapatkan pengetahuan akan NAPZA di pelajaran sekolah mereka, dimana
pelajaran akan NAPZA dijadikan sebagai mata pelajaran muatan lokal di beberapa sekolah di
Kabupaten Sidrap. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 10 responden yang pernah
mengkonsumsi NAPZA (2,7%). Dimana kita ketahui bahwa masa remaja merupakan masa
transisi untuk mencari jati diri mereka dan rasa ingin tahu yang tinggi1 sehingga menyebabkan
remaja berusaha untuk mencoba menggunakan narkoba.
Responden mengaku mengkonsumsi NAPZA pertama kali pada kelompok umur 13-
15 tahun. Selain itu jenis NAPZA yang biasa mereka konsumsi adalah lem fox yang
kebanyakan dihisap oleh remaja. Selain haraga yang terjangkau lem fox juga mudah
didapatkan di toko-toko terdekat di sekitar tempat tinggal remaja. Banyak faktor yang
mempengaruhi remaja mengkonsumsi narkoba salah satunya adalah rasa penasaran dari
gambaran menyenangkan yang mereka dapatkan dari konsumsi narkoba tersebut, oleh karena
rasa ingin tahu yang tinggi maka mereka pun mencoba untuk mengkonsumsi narkoba
tersebut. Semua responden yang mengkonsumsi NAPZA telah berhenti mengkonsumsi
dengan alasan mengganggu kesehatan dan 94,3% responden mengetahui akan bahaya
konsumsi NAPZA.
Hasil penelitian data menunjukan bahwa persentase responden yang pernah
mengalami kekerasan yaitu 94,6%. Beberapa diantara mereka tidak ke sekolah 3-5 hari karena
merasa tidak aman dijalan menuju dan pulang sekolah. Beberapa diantara mereka juga sering
berkelahi fisik dalam setahun baik di sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Dan
beberapa yang pernah terluka akibat senjata tajam. Selama sebulan 2,4% membawa senjata
tajam lebih dari 5 hari. Selama setahun 3-5 kali remaja tersebut juga pernah dirawat oleh
dokter atau perawat karena berkelahi fisik.
Konsumsi sayur dan buah merupakan hal yang penting bagi kesehatan mengingat
manfaat dari sayur dan buah yang begitu banyak. Adapun jenis sayuran yang paling tinggi
tingkat konsumsinya pada siswa SMA dan SMK Negeri di Kabupaten Sidrap adalah jenis
sayuran tomat, daun bawang, jagung, kangkung, bayam, kentang dan wortel dengan frekuensi
konsumsinya yaitu 3-6 kali perminggu. Sama hanya penelitian yang di SD Sudirman 1
Makassar pada tahun 2012 yang memeperoleh hasil bahwa untuk pola frekuensi konsumsi 3-6
kali perminggu di temukan jenis sayur wortel, tomat, kangkung, bayam, kacang panjang,
kentang dan jagung.16 Jenis buah apel, anggur, jeruk manis, mangga, nangka, pepaya, salak,
dan semangka dengan frekuensi rata-rata yakni 1-3 kali perbulan. Hal ini menunjukkan
kurangnya frekuensi konsumsi buah responden. Sebagaimana menurut menurut Santoso,
dikategorikan baik bila frekuensi konsumsinya 2 kali per hari dan tidak baik bila frekuensi
konsumsinya <2 kali per hari.17 Padahal buah tersebut merupakan buah yang yang sering
ditemui, apalagi pada daerah penelitian yang dilakukan. Buah tersebut juga merupakan buah
dengan harga yang terjangkau.
Seluruh siswa SMA dan SMK di Kabupaten Sidrap Tahun 2015 berperilaku sedentari.
Tingginya perilaku sedentari dalam sehari yakni lebih dari 5 jam perhari dengan rata-rata
perilaku sedentari dari siswa SMA dan SMK Negeri di Kabupaten Sidrap tahun 2015 adalah
1066 menit atau 18 jam perhari. Hal ini sejalan dengan penelitian di SLTP di Kota Tomohon
bahwa para remaja banyak melakukan aktivitas duduk setiap hari.18 Begitu pula dengan
penelitian di SMA Katolik Cendrawasih Makassar bahwa sebanyak 55 responden (62,5%)
yang aktivitas sedentarinya tergolong sering dan mengalami overweight.19 Hasil penelitian
pada variabel aktivitas sedentari menunjukkan bahwa responden tetap melakukan aktivitas
fisik lainnya tetapi aktivitas sedentari yang mereka lakukan lebih besar dibandingkan dengan
aktivitas fisik lainnya. Mereka cenderung hanya belajar dirumah atau bermalas-malasan,
menonton televisi, mendengarkan musik, menggunakan media komunikasi telepon genggam
seperti mengirim pesan dan menelpon, membaca novel, bermain laptop, bermain hp, bermain
game, bermain kartu, dan aktivitas lainnya yang tidak begitu banyak mengeluarkan energi.
Remaja berusia 15 hingga 17 tahun, sepertiganya menggunakan internet selama 6 jam
perminggu atau lebih.20

KESIMPULAN DAN SARAN


Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebesar 2,4% yang pernah melakukan hubungan
seksual (senggama), 27,4% yang pernah merokok, 11,7% yang pernah mengkonsumsi
minuman beralkohol, 2,7% yang pernah menggunakan narkoba, dan 6,5% yang pernah
mengalami tindak kekerasan. Adapun untuk konsumsi sayur dan buah ditemukan jenis sayur
yang paling sering dikonsumsi adalah tomat, daun bawang, jagung, kangkung, bayam,
kentang, dan wortel dengan frekuensi konsumsi yang sering yakni sebanyak 3-6 kali per
minggu, dan jenis buah yang sering dikonsumsi oleh responden adalah apel, anggur, jeruk
manis, mangga, nangka, pepaya, salak dan semangka dengan frekuensi konsumsi yang jarang
yakni 1-3 kali per bulan. Hasil penelitian juga menemukan seluruh responden berperilaku
sedentari yang tinggi. Penelitian ini menyarankan kepada kepada pihak sekolah untuk dapat
memperhatikan pengetahuan siswa tentang perilaku berisiko yakni dengan mengadakan
kurikulum mengenai perilaku seksual, merokok dan NAPZA, adapun bagi mata pelajaran
olahraga untuk memberikan pengarahan tentang pola makan dan aktivitas fisik. Dan
disarankan kepada keluarga, guru dan masyarakat agar dapat menjadi panutan dalam
membentuk sikap remaja dan mengarahkan untuk membentuk sikap tidak mendukung
terhadap perilaku berisiko pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hurlock & Elizabeth, B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga; 2004
2. WHO. Global Information System on Alcohol and Health. 2010; [diakses 20
Nopember 2014] Available at: http://apps.who.int/globalatlas/default.asp.
3. WHO. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, 2009. 2012; [diakses 20
Nopember 2014] Available at: http://www.who.int/tobacco/global_report/2009/en/
index.html
4. United Nations Office on Drugs and Crime. World Drug Report 2014. New York:
United Nations; 2014.
5. WHO. Global Status Report on Violence Prevention 2014. 2014; [diakses 20 Nopember
2014] Available at: http://who.int/violence_injury_prevention/violence/status_report/
2014/en/
6. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia;
2000 Commented [w81]: https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&
q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F
7. Badan Pusat Statistik. Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia. Jakarta: Badan %2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789
Pusat Statistik; 2013. %2F6910%2FSURVAI%2520PERILAKU%2520BERISIKO%2520PADA%
8. Badan Pusat Statistik. Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia. Jakarta: Badan 2520MAHASISWA%2520BARU%2520FKM%2520UNHAS.pdf%3Fseq
uence%3D1&ei=jIVhVe2-FdC3uQTfsYDYAg&usg=AFQjCNH2gj0zT8c-
Pusat Statistik; 2007. mOjIDtomvkV3IOqLfg&sig2=xnfud0F4UCgMdoq3RrYwgA&bvm=bv.
9. Badan Narkotika Nasional. Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan 93990622,d.c2E&cad=rjt
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. Jakarta: Badan narkotika Nasional;
2011. Itu alamat web, pdf dari penelitian Wahiduddin dan Ida leida,
10. Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta; 2005. tolong cari hasilnya saja ini dek yg sesuai dengan keperluannya.
Jikapake sumber data ini sy kira sudah using sekali minimal 5 – 10
11. Badan Litbang Kesehatan. Survey Kesehatan Nasional, Survei Kesehatan Rumah tahun terkahir (Journal / report risert)
Tangga (SKTR) 2004. Jakarta: Depkes RI; 2004.
12. Akhwanali. Polres Sidrap Tangani 218 Kasus, 50 Narkoba, Tribun Timur, 22 Desember
2013.
13. Novita. Hubungan Lingkungan Sosial dengan Perilaku Seksual pada Mahasiswa
Keperawatan Politeknik Kesehatan Masyarakat Makassar Tahun 2008 [Skripsi].
Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin; 2008.
14. Ramadhani, F. Gambaran Modelling Perilaku Seksual Pranikah dan Bentuk-bentuk
Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja SMPN "X" Jakarta [Skripsi]. Ilmu Psikologi
Universitas Bina Nusantara; 2014.
15. Nendra, V. Perilaku Remaja Pengguna Minuman Keras di Desa Jatigono Kecamatan
Kuni Kabupaten Lumajang [Skripsi]. Surabaya: FKM Universitas Airlangga; 2012.
16. Rustiaty, Suci. Pola Jajan dan Pola Konsumsi Buah dan Sayur pada Anak 9-11 Tahun di
SDN Sudirman 1 Kota Makassar Tahun 2012 [Skripsi]. Makassar: Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Hasanuddin; 2012.
17. Santoso, S. & Ranti, A. L. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Penerbit Rianeka Cipta; 2004.
18. Melisa, Maya. Perbedaan Aktivitas Fisik Antara Siswa SLTP Obesitas dan Tidak
Obesitas di Kota Tomohon [Skripsi]. Manado: Fakultas Kesehatan Masyrakat,
Universitas Sam Ratulangi; 2006.
19. Annisa, Nurul. Persepsi Remaja tentang Obesitas dan Perilaku Makan Terkait Obesitas
di SMA Katolik Cendrawasih Makassar [Skripsi]. Makassar: Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Hasanuddin; 2014.
20. Santrock & John, W. Adolescence (7nd ed), Washington DC: Mc Graw-Hill; 1998.
LAMPIRAN

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karaktersitik Responden Siswa SMA dan


SMK Negeri di Kabupaten Sidrap
Karakteristik Responden n %
Kelompok Umur
14-16 199 54,1
17-19 169 45,9
Jenis Kelamin
Laki-laki 138 37,5
Perempuan 230 62,5
Kelas
X 152 41,3
XI 121 32,9
XII 95 25,8
Sekolah
SMA Negeri 1 Pangsid 53 14,4
SMA Negeri 2 Pangsid 6 1,6
SMA Negeri 1 Panca Rijang 43 11,7
SMA Negeri 2 Panca Rijang 25 6,8
SMA Negeri 1 Pitu Riase 6 1,6
SMA Negeri 1 Pitu Riawa 18 4,9
SMA Negeri 1 Dua Pitue 39 10,6
SMA Negeri 1 Panca Lautang 17 4,6
SMA Negeri 1 Tellu Limpoe 16 4,3
SMA Negeri 1 Baranti 4 1,1
SMA Negeri 1 Wattangpulu 22 6
SMK Negeri 1 Sidenreng 42 11,4
SMK Negeri 2 Sidenreng 22 6
SMK Negeri 1 Wattang Pulu 16 4,3
SMK Negeri 1 Panca Rijang 26 7,1
SMK SPP Negeri Rappang 11 3
SMK Negeri 1 Pitu Riawa 2 0,5
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Berisiko Siswa SMA dan SMK
Negeri di Kabupaten Sidrap
Perilaku Berisiko n %
Perilaku Pacaran (n=368)
Pernah 279 75,8
Tidak pernah 89 24,2
Perilaku Seksual
Berfantasi 24 6,5
Berpegangan tangan 263 71,5
Cium kering 188 51,1
Cium basah 53 14,4
Meraba 47 12,8
Berpelukan 163 44,3
Mastrubasi/onani 28 7,6
Oral seks 1 3,0
Petting 3 0,8
Intercorse/senggama 9 2,4
Perilaku Merokok (n=368)
Pernah 101 27,4
Tidak pernah 267 72,6
Perilaku konsumsi alkohol (n=368)
Pernah 43 11,7
Tidak pernah 325 88,3
Perilaku penyalahgunaan NAPZA (n=368)
Ya 10 2,7
Tidak 358 97,3
Perilaku Kekerasan (n=368)
Pernah 24 6,5
Tidak pernah 344 93,5
Perilaku Sedentari (n=368)
Tinggi 368 100
Rendah 0 0
Sumber: Data Primer, 2015

Anda mungkin juga menyukai