Anda di halaman 1dari 2

NOMOR 4

1. PHC : kontak pertama individu, keluarga atau masyarakat dengan sistem pelayanan kesehatan Atau upaya kesehatan yg esensial yg secara universal mudah
dijangkau oleh perorangan dan keluarga dalam masyarakat dgn cara yg dpt diterima oleh mereka dgn peran serta penuh mereka dan dgn biaya yg dpt ditanggung
oleh masyarakat dan Negara yg bersangkutan.
Konsep PHC : Bagian integral dari SKN & pembangunan Sosialekonomi, perlu peran serta masyarakat, pelayanan kesmas dari oleh untuk masyarakat. PHC
meliputi: perbaikan gizi, penyediaan air bersih, sanitasi dasar, KIA dan KB, imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit, pendidikan kesehatan,
pengobatan.
Puskesmas : Unit pelaksana teknis dari Dinkes kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis : melaksanakan sebagian tugas Dinkes Kab/Kota
Tujuan Puskesmas : Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemauan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Visi Puskesmas : Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat
Indikator Kecamatan Sehat : 1. Lingkungan Sehat, 2. Perilaku Sehat, 3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, 4. Derajat kesehatan penduduk
kecamatan setinggi-tingginya.
Fungsi Puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
• Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
• Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
• Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga & masyarakat.
• Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.
• Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.
• Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
• Pelayanan kesehatan perorangan
• Pelayanan kesehatan masyarakat
Upaya Puskesmas :
Upaya wajib(upaya KIA dan KB, upaya promkes, upaya kesling, upaya perbaikan gizi, upaya pengobatan dasar, upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit
menular). Upaya pengembangan (upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan lansia, upaya kesehatan gigi mulut, upaya kesehatan jiwa).
Upaya kesehatan penunjang (laborat dan kesehatan masyarakat & pencatatan dan pelaporan).

2. Patient Safety : Suatu system yg membuat asuhan patient di RS menjadi aman dgn tujuan terciptanya budaya keselamatan px di RS, mengakuntabilitas RS thd
px dan masy, menurunkan KTD di RS, terlaksana program2 pncgahan shga tdk trjadi pengulangan KTD.

3. Penilaian Status Gizi pada Bumil :


1) Umur
2) Berat Badan : Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Kenaikan berat badan yang ideal ibu hamil 7 kg (untuk ibu yang
gemuk) dan 12,5 kg (untuk ibu yang tidak gemuk). Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg kemudian dinilai normal bila setiap
minggu berat badan naik 0,5 kg
3) Tinggi Badan
4) Lingkar Lengan Atas (LLA)
Metode ini digunakan untuk mendeteksi adanya Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS)
Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK apabila LLA kurang dari 23,5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan
melahirkan BBLR. Bila lebih dari sama dengan 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK.
Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut :
a) Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg.
b) Tinggi badan ibu < 145 cm.
c) Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg.
d) Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00
e) Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %)
Penilaian Status Gizi pada Bayi dan Anak :
• Umur
• Berat Badan : Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonates). Pada masa bayi-balita,
berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi.
• Tinggi badan :Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.
Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua terpenting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan, faktor umur dapat
dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukuran tinggi mikrotoa (microtoise) yang
mempunyai ketelitian 0,1
• Indeks Antropometri : Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks Antropometri.
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) dalam penelitian ini digunakan (BB/U)
Menurut rujukan WHO 2007, indeks BB/U, TB/U, BB/U dan BMI/U disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standard
deviation score = z score). Pengukuran Skor Simpang Baku (Standar Deviasi) atau Z Score diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan
Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan
rumus:

• Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)


Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat. Pengukuran status gizi balita dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Rumus IMT: IMT = BB (kg) x TB2 (m)
4. Penyediaan Air Bersih :
Tersedianya air tergantung kualitas dan kuantitas
Kualitas air selalu terbaharui o/ alam, menurun setelah dimanfaatkan, diperbaharui o/ daur hidrologi
Kuantitas air yg tersedia tergantung pada penghematan dan pengendaliannya. Bentuk pengendalian a.l meningkatkan kuantitas air mantap.
Air mantap adl air hujan yg terkendali (tdk berbahaya) shg akan berbetuk air sungai, air telaga/danau, deposit air tanah yg dapat dimanfaatkan sepanjang musim
(hujan dan kemarau)
Sumber air terdiri atas: air angkasa/air hujan, air permukaan (waduk,sungai, danau), air tanah, mata air
Beberapa cara air dlm mempengaruhi kesehatan :
- Krn menelan air (water ingestion disease) : typhoid, cholera, poliomyelitis, hepatitis
- Mll kontak (water contact disease): schistosomiasis (larva masuk mll kulit), peny. Jamur
- Mll vector (water insect related disease) : malaria, dbd, filariasis, chikunguya, dll
- Air sbg pembersih (water wash disease) : peny. Sal cerna , scabies
Kualitas air berpengaruh thd kes:
- Air mengandung bahan2 yg diperlukan manusia (fluor, yodium)
- Air mengandung bahan2 toksik (nitrit, Cd, Hg, Pb, dsb)
- Air sbg vehicle dlm penularan penyakit
Air Limbah :
Sumber air limbah : 1. Sumber domestic(hanya sekitar 7% air yg dibutuhkan dikonsumsi, sisanya mnjadi air limbah); 2. Kegiatan industry, bersama air imbah
terkandung bahan kimia toksik, bahan yg mengganggu ekosistem lainnya, energy (panas) – 60% panas dibuang brsma air limbah
System pengolahan air limbah :
1. Sistem P.A.L individu
Cesspool (kolam resapan) dianjurkan pada lahan yg luas dan air tanah yg dalam, kendala : terjadinya clogging
Septic tank berperan bukan sbg sewage purifier, tetapi membantu proses natural purification. Menguraikan bahan organic dlm limbah scr anaerobic. Mampu
mereduksi 60-70% kandungan organic slma retention period 24 jam
2. System P.A.L perkotaan (septic tank) scr kolektif
Pengolahan scr fisik (pengendapan penyaringan), scr biologic (penguraian), scr kimiawi (pembubuhan klor)
3. Sistem P.A.L pada industry (disesuaikan dgn sifat bahan/air limbah yg diolah)
- Pre eliminary treatment (penyaringan mll penapis) menghilangkan kotoran scr fisik dgn screen
- Primary treatment (pengendapan/sedimentasi)
- Secondary treatment (penguraian scr aerobic/anaerobic termasuk flokulasi, trickling filter
- Tertiart treatment (penggunaan desinfektan, penyaringan pasir, pemberian karbon aktif, ion exchange, chemical precipitation, lagooning, inceneration sampai
pembuangan padatan ke landfill
Dampak pembuangan air limbah :
1. Terjadinya perubahan ekosistem
- Perubahan struktur dan fungsi ekosistem (perubahan aerobic mnjd anaerobic, eutrofikasi, algal bloom)
- Menurunnya parameter DO dan meningkatnya BOD dan COD
- Kematian flora/fauna
- Kematian ikan krn kekurangan O2 atau polutan energy, adanya bahan2 toksik (pestisida)
2. Efek toksik pada rantai makanan

5. Disease centered diagnosis : model tradisonal yg didasarkan atas sejarah, pemeriksaan & penelitian khusus dgn penekanan pd pembuatan diagnosis & perawatan
penyakitnya.termasuk detail2 ttg px sbg manusia, reaksi emosional thd penyakitnya, keluarga, pngruh hub seksual dan waktu luang, cara hidup & lingkungannya.
Patient centered diagnosis, arti penyakit utk px, pengaruh utk kluarga, pengaruh thd pkerjaan pendapatan, pengaruh psikologis, seksualitas dan sikap pd spiritual.

6. Hipotesis : Jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang akan diuji kebenarannya dan pembuktian dalam penelitian

7. Statistika Deskriptif : Statistika Deskriptif: statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai
kelompok itu saja. Cth : Untuk menggambarkan karakteristik penduduk diperlukan data seperti: umur, jenis kelamin, status perkawinan, dsb

Anda mungkin juga menyukai