KEUANGAN
ISUSUN OLEH:
Analisis pertanggungjawaban untuk investment center dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Return on investment (ROI) yaitu suatu ukuran kinerja yang biasanya dipakai oleh pihak
manajemen guna mengambil keputusan investasi.
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊
ROI = 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝒐𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂
Pengukuran ini ingin melihat berapa besarnya tingkat pengembalian (return) yang diperoleh
terhadap investasi yang dilakukan leh perusahaan. Karena ROI pada investment center dipergunakan
untuk menilai kinerja, maka definisi investasi yang sebaiknya dipakai adalah Total aset yang dikelola
dalam investment center tersebut. Sedangkan definisi laba yang dipakai adalah laba operasi dan bukan
laba bersih.
2. Residual Income
Residual income mengukur besarnya kelebihan keuntungan perusahaan diatas yang dipersyaratkan.
Residual Income = Laba Operasi – (Tingkat Pengembalian yang Disyaratkan X Total Aset)
Residual Income yang positif berarti perusahaan dapat memperoleh laba operasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan minimal persyaratan yang ditentukan. Model residual income ini dapat mengatasi
masalah pertama yang terdapat dalam ROI, yaitu mengenai masalah investasi baru dalam pusat
investasi.
Konsep dasar Economic value added memiliki kesamaan dengan konsep residual income, yaitu
mengukur berapa kelebihan laba diats jumlah minimal yang dikehendaki perusahaan.
Economic Value Added = Net Operating Profit After Tax – {Weighted Average Cost of Capital
(Total Aset – Non Interest Bearing Liabilities)}
Keterangan:
Net Operating Profit After Tax adalah Laba Operasi setelah dikurangi dengan pajak
Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah rata-rata tertimbang dari biaya permodalan
perusahaan.
Non Interest Bearing Liabilities adalah Utang perusahaan yang tidak memiliki biaya, seperti utang gaji,
utang dagang, dan akrual lainnya.
WACC = {Utang/ (Utang + Ekuitas) X (1 – Tingkat Pajak) X (Biaya Utang)} + {Ekuitas/ (Utang +
Ekuitas) X Biaya Ekuitas}
B. TRANSFER PRICING
Transfer Pricing merupakan suatu metode penentuan harga apabila terjadi penjualan antar
divisi yang terdapat dalam satu perusahaan.Kegunaan dari transfer pricing adalah untuk
melakukan pengukuran kinerja dari sebuah responsibility center.
Penentuan transfer pricing harus memenuhi 3 kriteria, yaitu:
1. Penilaian kinerja yang akurat, hal ini berarti harga yang ditentukan tersebut tidak boleh
menguntungkan satu divisi tapi merugikan divisi lainnya.
2. Keselarasan tujuan (goal congruence), hal ini berarti harga yang ditentukan harus dapat
memaksimal keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
3. Otonomi atau kebebasan divisi dalam mengambil keputusan, hal ini berarti setiap divisi yang
terlibat dalam transaksi berhak untuk memutuskan menerima atau menolak tawaran tersebut
tanpa campur tangan dari kantor pusat.
1. Harga transfer minimum, dilihat dari sudut pandang divisi penjual, dimana divisi penjual
menentukan minimal harga transfer yang bisa diterima agar trasaksi dapat terlaksana.
Harga Trasfer Maksimum = Harga Pasar (Harga beli divisi tersebut dari luar perusahaan)