Anda di halaman 1dari 17

PERAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Kepemimpinan Sekolah dan Manajemen Sistem Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr. Akhmad Arif Musadad, M.Pd

Oleh:
1. Hari Kusuma Dharmawan (S811902005)
2. Yulia Enita (S811902013)

PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru merupakan sosok yang
dibutuhkan dalam mewujudkan tujuan pendidikan tersebut. Sebagai tenaga
profesional yang bertugas dalam mengajar, mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi para peserta didik, sosok
guru dibutuhkan dalam dunia pendidikan.
Guru merupakan salah satu profesi yang dibutuhkan oleh dunia
pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah profesi menuntut
orang untuk memiliki kompetensi tertentu. Begitu juga guru, profesi tersebut
dituntut memiliki kriteria dan syarat-syarat menjadi seorang guru. Selain
syarat, profesi guru juga dituntut untuk memiliki peran sertanya dalam dunia
pendidikan. Beberapa peran guru adalah: 1) sebagai pengajar; 2) sebagai
pendidik; 3) sebagai pembimbing; 4) sebagai tenaga profesional; dan 5)
seabagai pembaharu. Untuk melaksanakan peran guru tersebut, guru harus
memperhatikan bagaimana mengimplementasikan perannya dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai
peran guru dalam dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah yang dimaksud dengan guru sebagai pekerjaan profesional?
2. Apa sajakah keterampilan dasar mengajar bagi guru?
3. Bagaimanakah peran guru sebagai sumber belajar?
4. Bagaimanakah peran guru sebagai fasilitator?
5. Bagaimanakah peran guru sebagai pengelola?
6. Bagaimanakah peran guru sebagai demonstrator?
7. Bagaimanakah peran guru sebagai pembimbing?
8. Bagaimanakah peran guru sebagai motivator?
9. Bagaimanakah peran guru sebagai evaluator?

C. Tujuan Penulisan
1. Menguraikan tentang guru sebagai pekerjaan profesional.
2. Menjelaskan keterampilan dasar mengajar bagi guru.
3. Memaparkan peran guru sebagai sumber belajar.
4. Mengemukakan peran guru sebagai fasilitator.
5. Menjelaskan peran guru sebagai pengelola.
6. Menguraikan peran guru sebagai demonstrator.
7. Menjelaskan peran guru sebagai pembimbing.
8. Memaparkan peran guru sebagai motivator.
9. Menguraikan peran guru sebagai evaluator.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Guru Sebagai Pekerjaan Profesional


Untuk meyakinkan bahwa guru sebagai pekerjaan profesional, berikut
adalah ciri pokok dari pekerjaan profesional (Sanjaya, 2006:15).
a. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara
mendalam yang hanya mungkin diperoleh dari lembaga-lembaga
pendidikan yang sesuai
b. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu
yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya
c. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar
belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat
d. Suatu profesi, selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak
terhadap sosial kemasyarakatan
Berdasarkan ciri tersebut, mengajar sebagai tugas utama seorang guru
merupakan pekerjaan profesional jika ditinjau dari ciri dan karakteristik
proses mengajar sebagai berikut (Sanjaya, 2006:16).
a. Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan
tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks
b. Tugas seorang guru memiliki bidang keahlian yang jelas, yaitu
mengantarkan siswa ke arah tujuan yang diinginkan
c. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,sesuai dengan bidang
keahliannya, diperlukan tingkat keahlian yang memadai
d. Tugas guru adalah mempersiapkan generasi manusia yang dapat hidup
dan berperan aktif di masyarakat
e. Pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang dinamis yang selamanya
harus sesuai dan menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki
oleh seorang guru, yaitu meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi pribadi,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (Sanjaya, 2006:18).
a. Kompetensi pedagogis, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik, meliputi:
 Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
 Pemahaman terhadap peserta didik
 Pengembangan kurikulum/silabus
 Perancangan pembelajaran
 Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
 Pemanfaatan teknologi pembelajaran
 Evaluasi hasil belajar
 Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya
b. Kompetensi pribadi, merupakan kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya:
 Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama
sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya
 Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar-umat
beragama
 Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan
sistem nilai yang berlaku di masyarakat
 Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru
 Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik
c. Kompetensi profesional, merupakan kompetensi yang berhubungan
dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan, di antaranya:
 Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan
 Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan
bidang studi yang diajarkannya
 Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan
strategi pembelajaran
 Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan
sumber belajar
 Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
 Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran
 Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang
 Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah
untuk meningkatkan kinerja
d. Kompetensi sosial, merupakan kompetensi yang berhubungan dengan
kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk
sosial, meliputi:
 Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman
sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional
 Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan
 Kemampuan untuk menjalin kerja sama, baik secara individual
maupun secara kelompok

B. Keterampilan Dasar Mengajar Bagi Guru


Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat
melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Beberapa keterampilan
dasar tersebut dijelaskan berikut ini (Sanjaya, 2006:33-44).
1. Keterampilan Dasar Bertanya
Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan
keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai, sebab melalui
keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih
bermakna. Oleh karena itu, dalam setiap proses pembelajaran, apapun
strateginya, bertanya merupakan kegiatan yang tak terpisahkan.
Para ahli percaya bahwa pertanyaan yang baik memiliki dampak
yang positif terhadap siswa, di antaranya:
 Meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses
pembelajaran
 Meningkatkan kemampuan berpikir siswa
 Membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk
menentukan jawaban
 Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas
2. Keterampilan Dasar Memberikan Reinforcement
Keterampilan dasar penguatan (reinforcement) adalah segala
bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi
atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya yang
diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi. Melalui keterampilan
penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, siswa akan merasa
terdorong selamanya untuk memberikan respons setiap kali muncul
stimulus dari guru. Dengan demikian, fungsi keterampilan penguatan
(reinforcement) adalah untuk memberikan ganjaran kepada siswa
sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya
dalam setiap proses pembelajaran.
3. Keterampilan Variasi Stimulus
Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar
iklim pembelajaran tetap menarik perhatian dan tidak membosankan,
sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah
dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.
Adapun terdapat tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru,
yaitu:
 Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses
pembelajaran
 Variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran
 Variasi dalam melakukan pola interaksi
4. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan
prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai
kompetensi yang diharapkan. Dengan kata lain, membuka pelajaran
adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar terpusat pada
hal-hal yang akan dipelajari.
Sementara itu, menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari
siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui
tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
5. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.

C. Peran Guru Sebagai Sumber Belajar


Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat
penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan
materi pelajaran (Sanjaya, 2006:21). Kita bisa menilai baik atau tidaknya
seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran.
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran, hendaknya guru
melakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak
dibandingkan dengan siswa. Misalnya dengan melacak bahan-bahan dari
internet, bahan cetak terbitan terakhir, ataupun dari media massa. Hal ini
untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
materi yang akan dikaji bersama siswa.
b. Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa
yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang
lain.
c. Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya
dengan menentukan mana materi inti yang wajib dipelajari oleh semua
siswa mana materi tambahan, dan sebagainya.

D. Peran Guru Sebagai Fasilitator


Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran (Sanjaya, 2006:23).
Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, di antaranya sebagai
berikut.
a. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta
fungsi masing-masing media tersebut.
b. Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media.
Perancangan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses
pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara
optimal.
c. Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media
serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar.
d. Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini dapat memudahkan
siswa menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajarnya.

E. Peran Guru Sebagai Pengelola


Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan
dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara nyaman (Sanjaya, 2006:24). Melalui pengelolaan yang baik, guru
dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar
seluruh siswa.
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam
kegiatan yang harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan
melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru
memiliki empat fungsi umum, yaitu:
a. Merencanakan tujuan belajar
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang sangat penting bagi
seorang manajer. Kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan fungsi
perencanaan, di antaranya meliputi memperkirakan tuntutan dan
kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus kegiatan pembelajaran,
menentukan topik-topik yang akan dipelajari, mengalokasikan waktu,
serta menentukan sumber-sumber yang diperlukan. Melalui fungsi
perencanaan ini, guru berusaha menjembatani jurang antara dimana
siswa berada dan kemana mereka harus pergi.
b. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan
belajar
Fungsi pengorganisasian melibatkan penciptaan secara sengaja
suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta melakukan
pendelegasian tanggung jawab dalam rangka mewujudkan tujuan
program pendidikan yang telah direncanakan. Pengorganisasian yang
efektif hanya dapat diciptakan manakala siswa dapat belajar secara
individual karena pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah siswa
secara individual, walaupun pengajaran tersebut dilaksanakan secara
klasikal.
c. Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi
siswa
Fungsi memimpin atau mengarahkan adalah fungsi yang bersifat
pribadi yang melibatkan gaya tertentu. Tugas ini berhubungan dengan
membimbing, mendorong, dan mengawasi siswa sehingga mereka
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
d. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana
mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan
Fungsi mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwa-
peristiwa yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam batas-
batas tertentu, fungsi pengawasan melibatkan pengambilan keputusan
yang terstruktur, walaupun proses tersebut mungkin sangat kompleks,
khususnya bila mengadakan kegiatan remedial.

Walaupun keempat fungsi tersebut merupakan kegiatan yang terpisah,


namun keempatnya harus dipandang sebagai suatu lingkaran atau siklus
kegiatan yang berhubungan satu sama lain sebagai berikut.

Gambar 1. Fungsi Guru Sebagai Manajer

F. Peran Guru Sebagai Demonstrator


Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran
untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat
siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan (Sanjaya,
2006:26). Terdapat dua konteks guru sebagai demonstrator.
Pertama, sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-
sikap yang terpuji. Dengan demikian, dalam konteks ini, guru berperan
sebagai model dan teladan bagi setiap siswa. Kedua, sebagai demonstrator,
guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi
pelajaran dapat lebih dipahami dan dihayati oleh siswa. Oleh karena itu,
sebagai demonstrator, erat kaitannya dengan pengaturan strategi
pembelajaran yang lebih efektif.

G. Peran Guru Sebagai Pembimbing


Sanjaya (2006:27) mengemukakan bahwa siswa adalah individu yang
unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak
ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu
memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik
dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Di samping itu, setiap
individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan
mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus
berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar menemukan berbagai
potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa
agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka,
sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai
manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.
Seorang guru dan siswa seperti halnya seorang petani dengan
tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat
berbuah dengan menarik batang dan daunnya. Tanaman itu akan berbuah
manakala ia memiliki potensi untuk berbuah serta telah sampai pada
waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar tanaman
tersebut tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang dapat
menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat,
yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi pupuk, dan memberi obat
pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang guru.
Guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi “itu” atau jadi “ini”.
Siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seorang sesuai dengan minat
dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan, dan
membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi,
minat, dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai pembimbing. Menurut
Sanjaya (2006:27), beberapa hal yang harus dimiliki guru agar mampu
menjadi pembimbing yang baik.
a. Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Misalnya, pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar
serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak.
Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan menentukkan teknik
dan jenis bimbingan yang harus diberikan.
b. Guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik
merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun
merencanakan tujuan pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat
dilakukan dengan baik manakala sebelumnya guru merencanakan hendak
dibawa kemana siswa, apa yang harus dilakukan, dan lain sebagainya.
Untuk merumuskan tujuan yang sesuai sistem nilai masyarakat maupun
dengan kondisi psikologis dan fisiologis siswa, yang kesemuanya itu
terkandung dalam kurikulum sebagai pedoman dalam merumuskan
tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki. Di samping itu, guru perlu
mampu merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran
yang melibatkan siswa secara penuh.

H. Peran Guru Sebagai Motivator


Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu efek
dinamis yang sangat penting. Motivasi merupakaan penjelmaan dari motif
yang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan seseorang.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai
motivasi dalam belajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru
dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, di antaranya
memperjelas tujuan yang ingin dicapai, membangkitkan minat siswa,
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, memberi pujian
yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa, memberikan penilaian,
memberi komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, serta menciptakan
persaingan dan kerjasama.
I. Peran Guru Sebagai Evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan (Sanjaya,
2006:31). Terdapat dua fungsi dalam peran guru sebagai evaluator sebagai
berikut.
Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam
menyerap materi kurikulum. Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai
keberhasilan siswa, evaluasi memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan apakah siswa sudah mmiliki kompetensi yang ditetapkan atau
belum.
Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan
seluruh kegiatan yang telah diprogramkan. Evaluasi dilakukan untuk menilai
kinerja guru, apakah guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan perencanaan atau belum dan apa saja yang perlu diperbaiki. Biasanya
evaluasi ini dilakukan setelah pembelajaran berakhir atau yang biasa disebut
sebagai post-test.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh
seorang guru, yaitu meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi pribadi,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
2. Keterampilan dasar mengajar bagi guru meliputi keterampilan dasar
bertanya, keterampilan dasar memberikan reinforcement, keterampilan
variasi stimulus, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, serta
keterampilan mengelola kelas.
3. Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan
materi pelajaran.
4. Peran guru sebagai fasilitator, yaitu memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
5. Peran guru ebagai pengelola, yaitu menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.
6. Peran guru sebagai demonstrator adalah mempertunjukkan kepada siswa
segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami
setiap pesan yang disampaikan.
7. Peran guru sebagai pembimbing adalah menjaga, mengarahkan, dan
membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi,
minat, dan bakatnya.
8. Peran guru sebagai motivator adalah membangkitkan motivasi belajar
siswa.
9. Peran guru sebagai evaluator, yaitu mengumpulkan data atau informasi
tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
B. Saran
Dengan adanya tugas dan peranan guru dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam proses belajar mengajar diharapkan guru dapat mengetahui
serta menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan diharapkan
terjalin hubungan antara peserta didik sebagai subjek dan objek pembelajaran
sehingga tujuan pendidikan mudah tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai