BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. PenelitianTerdahulu
Sumarah karya Tentrem Lestari. Namun sampai penulisan skripsi ini, monolog
tersebut belum pernah diteliti dalam bentuk laporan ilmiah, skripsi maupun tesis
tetapi, peneliti hanya menemukan beberapa bentuk tulisan berupa pers release dan
naskah monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari dalam beberapa blog.
12
13
pertama adalah skripsi yang ditulis oleh Putri Ayuni Gamas pada tahun 2012
bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan dalam berbagai bidang,
Penelitian yang ditulis Rosita Isminarti tahun 2010 dengan judul “Citra
merupakan penunjang tema. Alur cerita dalam novel dipengaruhi oleh kepribadian
suami yang kurang menghargainya sebagai seorang istri dan tema yang dipilih,
yaitu: kesabaran, keteguhan dan ketegaran seorang istri kepada suaminya yang
Kesempatan Kedua karya Jusra Chandra, antara lain: (a) citra perempuan sebagai
14
seorang istri yang setia, (b) citra perempuan sebagai istri yang sabar dan tabah, (c)
citra perempuan sebagai seorang istri yang tegas, (d) citra perempuan yang
seorang istri.
Skripsi yang ditulis oleh Nisa Kurniasih pada tahun 2014, dengan judul
“Citra Perempuan Dalam Tiga Cerpen Martin Aleida dan Implikasinya Terhadap
citra perempuan sebagai tokoh utama dalam ketiga cerpen Martin Aleida. Hasil
yakni, citra perempuan dalam aspek fisik yang ditunjukkan dalam fisik
perempuan dewasa, citra perempuan dalam aspek psikis yang mengarah pada
digambarkan sebagai makhluk sosial yang memiliki hubungan dengan pihak lain.
dalam Pandangan Gender pada Novel Wajah Sebuah Vagina karya Naning
Pranoto”. Hasil penelitiannya yaitu: a) Tokoh utama wanita dalam novel Wajah
Sebuah Vagina karya Naning Pranoto adalah Sumirah. Sumirah memiliki sifat
mudah tergoda atau dirayu, tidak mudah melupakan kebaikan orang lain,
menghargai orang lain, dan tidak ingin orang lain khawatir atau sedih, takut
menyinggung perasaan orang lain, dan pekerja keras. b) Jenis gender tokoh dalam
novel Wajah Sebuah Vagina karya Naning Pranoto meliputi sebagai berikut. (1)
Gender differrenc, seperti terlihat pada saat tokoh Sumirah menjadi penjual bir di
hotel karena disuruh oleh suaminya. (2) Gender Gap yaitu, adanya perbedaan
dalam hubungan berpolitik dan bersikap antara laki-laki dan perempuan, seperti
terlihat pada saat Sumirah diperlakukakan semena-mena oleh lurah di desanya. (3)
Genderization, seperti terlihat pada saat tokoh Sumirah menjadi penjual bir di
hotel, karena sebagai seorang wanita mempunyai sifat ulet, terampil, dan teliti,
maka oleh suaminya ia disuruh menjual bir di hotel. (4) Gender Identity, seperti
terlihat pada saat tokoh Sumirah merasa bersalah karena belum bisa membantu
oleh tokoh utama wanita dalam novel Wajah Sebuah Vagina karya Naning
bagaimana tokoh perempuan dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala
perjuangan kesetaraan tokoh wanita dalam novel Gadis Kretek karya Ratih
tangga.
Penelitian yang kurang lebih sama, dilakukan oleh Aulia Nurul Falah
Maret dengan judul “Ketidakadilan Gender dalam novel Galaksi Kinanti karya
Tasaro GK: Tinjauan Kritik Sastra Feminis”. Secara keseluruhan, penelitian ini
psikis, serta beban kerja. Salah satu contoh ketidakadilan gender yang dialami
oleh tokoh Kinanti dalam novel Galaksi Kinanti adalah saat dia ditukar orang
tuanya dengan 50 kilogram beras. Subordinasi yang terjadi dalam novel Galaksi
terjadi pada Kinanti saat dirinya tidak diperbolehkan berteman dengan Ajuj
17
karena anak baulawean. Kekerasan fisik dan psikis menimpa Kinanti ketika
bekerja menjadi TKW di Arab. Beban kerja menurut penelitian tersebut, yaitu
tanggung jawab suami dan istri atau laki-laki dan perempuan. Wujud perjuangan
perempuan dalam novel Galaksi Kinanti karya Tasaro GK, ditunjukkan dengan
keberhasilan tokoh Kinanti menjadi orang sukses dan mendapat gelar profesor.
karya sastra berupa novel sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
ingin menunjukkan bahwa kritik sastra feminis, dapat pula dijadikan sebagai „alat‟
untuk menganalisis karya sastra bergenre naskah drama (yang berupa monolog).
dilakukan peneliti, karena sama-sama mengkaji persoalan yang dialami oleh tokoh
perempuan. Akan tetapi, dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada
terletak pada objek penelitiannya, yakni monolog Balada Sumarah karya Tentrem
dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-kelas di masyarakat serta status sosialnya.
Sumarah karya Tentrem Lestari, akar penindasan yang dialami oleh perempuan
ini, dipilih aliran feminisme Liberal yang berdasarkan pemikiran Naomi Wolf.
Dalam pendekatan feminis, Wolf (1997:199) membaginya dalam dua hal, yaitu
2. Landasan Teori
perempuan. Sebagai teori sosial kritis, feminisme melibatkan diri dalam persoalan
pokok pada konteks sosial, politik, ekonomi, dan sejarah, yang dihadapi oleh
225). Secara etimologis, feminisme berasal dari kata femme (woman), berarti
Feminisme sebagai gerakan, pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa kaum
perempuan pada dasarnya ditindas dan dieksploitasi, serta usaha untuk mengakhiri
perempuan, demi kesamaan martabat sebagai manusia. Selain itu, feminisme juga
dalam mengontrol raga dan kehidupannya, baik di dalam maupun luar rumah
(Fakih, 1996:99).
hadapan laki-laki saja, karena pada dasarnya mereka juga sadar bahwa, laki-laki
dominasi, eksploitasi, serta represi dari sistem yang tidak adil. Gerakan feminis
yang tidak adil, menuju sistem yang adil bagi perempuan dan juga laki-laki.
menuju ke arah penciptaan struktur yang secara fundamental baru dan lebih baik.
Feminisme liberal muncul pada awal abad 18, lahirnya bersamaan dengan zaman
pencerahan. Dasar asumsi yang dipakai adalah doktrin John Lock tentang hak
asasi manusia (natural right), bahwa setiap manusia mempunyai hak asasi yaitu
hak untuk hidup, mendapatkan kebebasan, dan hak untuk mencari kebahagiaan
(Megawangi, 1999:118-119).
memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menuntut kebebasan
kemampuannya sama dengan laki-laki, sehingga harus diberi hak yang sama juga
istilah moral dan prudensial, sehingga mereka setuju bahwa masyarakat yang adil
feminisme liberal adalah untuk menempatkan masyarakat yang adil dan peduli
memihak antara kepentingan kelompok yang berbeda, yang berasal dari teori
pluralisme negara. Mereka menyadari bahwa, negara didominasi oleh kaum laki-
Salah satu tokoh feminisme liberal adalah Naomi Wolf, dengan konsep pemikiran
mengisahkan harga diri pribadi dan harga diri seluruh kaum perempuan. Dalam
perempuan untuk membayangkan diri mereka sebagai makhluk yang tidak hanya
mendorong ke arah aksi, yakni dengan citra tentang agresivitas, keahlian, dan
tantangan, ketimbang pencitraan tentang korban. Oleh karena itu, yang diperlukan
dasar perang dalam perjuangan meraih hak setara. Pendekatan ini bersifat terbuka
perempuan layak mendapatkan lebih banyak segala sesuatu yang tidak mereka
Lestari.
23
identitas sosial terhadap perempuan. Teori feminis berkaitan dengan analisis dan
dalam masyarakat, seperti yang tercermin dalam karya sastra. Perempuan dalam
tokoh yang dibela atau korban yang selalu diimbau untuk mendapatkan perhatian.
ada lima masalah yang muncul dalam kaitannya dengan teori feminis, yaitu: a)
mengkaji karya sastra perempuan karena, sastra hasil karya penulis perempuan
180).
Kritik sastra feminis, merupakan salah satu disiplin ilmu kritik sastra
dunia. Kritik sastra feminis merupakan aliran baru dalam sosiologi sastra. Tujuan
dari kritik sastra feminis yakni menginginkan adanya keadilan dalam memandang
tokoh perempuan sebagai manusia dan kelompok masyarakat lain secara lebih
luas. Studi ini dilakukan dalam bentuk studi kasus. Dalam karya sastra tertentu
sebagai objek studi kasus, hasil penelitian itu dapat menceritakan misalnya,
1. Kritik ideologis
pembaca adalah citra serta stereotip tokoh perempuan dalam karya sastra. Kritik
2. Ginokritik (gynokritik)
kelas di masyarakat serta status sosialnya. Kritik ragam jenis ini mencoba
tertindas.
mengidentifikasi penulis dan karya-karya lesbian. Ragam kritik ini masih sangat
terbatas karena beberapa faktor, yaitu kaum feminis kurang menyukai kelompok
Pada intinya, tujuan dari ragam kritik feminis lesbian adalah mengembangkan
suatu definisi yang cermat tentang makna lesbian. Kemudian pengritik sastra
lesbian akan menentukan apakan definisi ini dapat diterapkan pada teks sastra.
dan karyanya, baik dalam kajian wanita maupun dalam kanon sastra tradisional
dan sastra feminis. Kritik ini bermula dari diskriminasi ras dan seksual yang
2003:136).
untuk menganalis monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. Ragam jenis
ini dirasa relevan, terkait dengan monolog Balada Sumarah karya Tentrem
Lestari, akar penindasan yang dialami oleh perempuan lantaran kelas dan status
sosialnya di masyarakat.
27
menggunakan pendekatan ini jika tokoh perempuan itu dikaitkan dengan tokoh
laki-laki. Tidaklah menjadi soal apakah mereka berperan sebagai tokoh protagonis
Adapun cara penerapan kritik sastra feminis dalam meneliti sebuah karya
masyarakat.
masyarakat.
f. Diskriminasi
1. Peminggiran (marginalisasi)
Gramscian disebut sebagai subaltern, adalah mereka yang lemah secara ekonomi
dari perempuan dan laki-laki. Polemik yang sering dihadapi oleh para buruh salah
Eksploitasi tenaga buruh tanpa upah yang layak, merupakan praktek nyata dari
hak-hak yang seharusnya diperoleh oleh pihak-pihak yang termarginal (dalam hal
ini adalah perempuan), namun hak tersebut diabaikan dengan alasan tertentu. Ada
marginalisasi dalam hubungan relasi kuasa antara majikan dan buruh. Kedua,
terjadi sebagai akibat langsung dari melekatnya label-label buruk pada diri
2. Penomorduaan (subordinasi)
Definisi dari subordinasi adalah hubungan antara satu atau lebih dalam
pada perempuan selalu dikaitkan dengan kelemahan, tidak penting, tidak berguna,
disebut Beauvoir sebagai The Second Sex (jenis kelamin kedua), The Otherness
atau Sang Lain (Liyan). Budaya patriarkhi merupakan akar dari keterasingan yang
yang sengaja diproduksi oleh budaya patriarkat, dan ditebar ke pelbagai pranata
Akibat dari subordinasi, perempuan menjadi tidak bebas, kehilangan ruang untuk
haknya.
anggapan tidak penting dalam suatu keputusan atau menempatkan seseorang pada
masyarakat maupun negara terhadap perempuan, dan merupakan akar dari opresi
4. Kekerasan (violence)
Ada dua jenis kekerasan, yakni kekerasan fisik dan psikis. Kekerasan
fisik terbagi menjadi dua, yaitu seksual dan non seksual. Kekerasan fisik seksual
adalah kekerasan yang terkait dengan masalah seksual, yaitu bentuk pelecehan
perempuan yang sepenuhnya dikuasai oleh laki-laki menerapkan nilai dan norma
juga dalam tafsir agama yang sangat mempengaruhi kebijakan negara dan
dengan cara, memukul, menampar, meninju, dan lain sebagainya. Kekerasan fisik
manusia pada dasarnya berasal dari berbagai sumber, namun salah satu kekerasan
terhadap satu jenis kelamin tertentu disebabkan oleh anggapan gender. Kekerasan
yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender-related violence. Pada
dalam masyarakat (Fakih, 1996: 17). Stereotip yang melekat dalam masyarakat
penurut dan tidak berkuasa, sedangkan laki-laki adalah makhluk yang bersifat
rasional, memimpin, kuat, perkasa, dan berkuasa. Perbedaan gender tersebut juga
milik‟. Posisi perempuan sebagai „hak milik‟, membuat laki-laki merasa berhak
perempuan itu rajin dan memelihara, maka semua pekerjaan domestik dibebankan
pada perempuan. Sejak kecil, anak perempuan sudah dilatih untuk menekuni dan
memicu opresi.
tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus. Fakih
(1996:22) menyatakan bahwa bagi kelas menengah dan golongan kaya, beban
workers).
33
B. Kerangka Pikir
dengan cermat dan teliti monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari.
yang dialaminya.
34
tersebut.
Bentuk-bentuk diskriminasi
berupa: Bentuk perlawanan
1. Marginalisasi perempuan atas tindak
2. Subordinasi
diskriminatif yang
3. Stereotyping
4. Kekerasan dialaminya dalam monolog
5. Beban kerja berlebih Balada Sumarah karya
Tentrem Lestari
Simpulan
35