Anda di halaman 1dari 43

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Sastra Jepang Kertas Karya Diploma

2017

Kata Sifat

Manik, Amitha

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4367
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KATA SIFAT
KEIYOUSHI
Kertas Karya
Disusun
O
L
E
H
AMITHA MANIK
142203096

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Disetujui oleh:

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi D III Bahasa Jepang

Ketua Program Studi

Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt

NIP.197212281990032001

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam

Bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Studi D-III Bahasa Jepang


Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S


NIP: 196008051987031001

Panitia Tugas Akhir :


No. Nama Tanda Tangan
1. ( )
2. ( )
3. ( )

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa,

atas berkat-Nya, saya telah menyelesaikan Kertas Karya saya yang sebagaimana

untuk melengkapi syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Study D-III

Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya dengan gelar Ahli Madya pada Universitas

Sumatera Utara. Ada pun judul kertas karya ini adalah KEIYOUSHI.

Dalam kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan oleh berbagai pihak

yang bersedia memebantu, baik berupa bimbingan maupun pengarahan, oleh sebab

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah meluangkan

waktu dan tenaganya untuk memantu menyelesaikan kertas karya ini. Untuk itu

penulis sangat berterima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syahron Lubis.MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt selaku Ketua Jurusan program Studi D-

III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Rani Arfianti, S.S.,M.Phil selaku dosen pembimbing saya yang sudah

banyak membimbing serta membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan

juga kertas karya ini.

4. Bapak dan Ibu dosen bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di jurusan bahasa

Jepang.

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Kedua orang tua saya Parlin Manik dan Mariati Marpaung yang senantiasa

memberikan semangat, dukungan doa, moral dan material juga spiritual untuk

meraih cita-cita setinggi-tingginya.

6. Kepada Feri Fernando yang kusayang karena sudah bersedia untuk meluangkan

waktunya untuk memberi semangat, membantu mengerjakan tugas akhir saya,

selalu memberi motivasi, dan rela mengantar-jemput saya.

7. Teman-teman saya yang telah banyak membantu dalam penyelesaian kertas karya

ini. Eflyn Sinaga, Nindi Simarmata, Ayu Purba dan semua teman- teman

mahasiswa bahasa Jepang 2014 yang tidak mungkin disebutkan satu persatu

namanya yang telah menemani dalam suka maupun duka kepada saya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir,

baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dn

pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan.

Medan, 2017
Penulis

Amitha Manik
NIM. 142203096

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul……………………………………….1


1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………...2
1.3 Batasan Masalah……………………………………………....3
1.4 Metode Penulisan……………………………………………..3
BAB II GAMBARAN UMUM

2.1 Tata Bahasa Jepang………………………………………..….4


2.2 Kelas Kata di Dalam Bahasa Jepang…………………..….….7
BAB III KEIYOUSHI

3.1 い[i] KEIYOUSHI…………………………………………....20


3.2 な [NA] KEIYOUSHI………………………………………..25
3.3 PERBEDAAN I KEYOUSHI DAN NA KEYOUSHI…….…28
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan………………………………………………….31
4.2 Saran…………………………………………………………32
DAFTAR PUSTAKA

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan pemilihan judul

Dewasa ini penggunaan bahasa Jepang sangat diperlukan di Indonesia karena

banyaknya investor Jepang yang menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu,

sudah lama terjalin hubungan kerja sama yang erat di berbagai bidang antara bangsa

Jepang dengan bangsa Indonesia. Baik dalam bidang industri, ekonomi, pendidikan,

dan lain-lain.

Namun, untuk dapat berkomunikasi dengan baik, kita harus memahami

struktur dalam kalimat bahasa Jepang. Adanya kekurangan pemahaman akan

gramatika bahasa Jepang, dapat menimbulkan kesulitan dalam menggunakan pola

kalimat bahasa Jepang yang baik dan benar, dapat menimbulkan pergeseran makna.

Di dalam tata bahasa Jepang terdapat kosa kata dan kelas kata terbagi pada

sembilan kelas kata, yaitu doushi, keiyoushi, meishi, fukushi, setsuzokushi, rentaishi,

kandoshi, jodoshi, dan joshi.

Kata sifat atau keiyoushi merupakan kelas kata yang sangat penting di dalam

kalimat bahasa Jepang. Menurut Iwabuchi Tadasu dalam Sujianto (2007:155) dalam

struktur bahasa Jepang, kata sifat atau keyoushi merupakan salah satu jenis kelas kata.

Dalam bahasa Jepang, kata sifat dikelompokkan menjadi 2, yaitu [i] い

kieyoushi dan [na] な keiyoushi . い dan な pada akhir keiyoushi adalah suku kata

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang berada di akhir kata sifat masing -masing. Suku kata ini nantinya bisa dipakai,

dihilangkan atau diganti dengan partikel lain ketika digunakan pada pola kalimat

tertentu. Kata sifat い dan な juga mengalami perubahan bentuk sesuai dengan pola

kalimat yang mengikutinya. Dimana perubahan bentuk pada kata sifat bahasa Jepang

ini tidak ada ditemui pada kata sifat di dalam bahasa Indonesia. Hal inilah yang

membuat pelajar merasa kesulitan dalam merubah kata sifat dalam bentuk kalimat

dan membedakan kata sifat [i] い dan [na] な. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

membahas judul ” Kata Sifat bahasa Jepang (keiyoushi) ” pada kertas karya ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk mengetahui kata sifat di dalam bahasa Jepang beserta ciri-ciri khusus

yang ada di dalamnya

2. Untuk mengetahui perbedaan い keiyoushi dan な keiyoushi didalam bahasa

Jepang

3. Sebagai salah satu syarat kelulusan program diploma III bahasa Jepang

1.3 Batasan Masalah

Dalam kertas karya ini penulis hanya menjelaskan tentang kata sifat bahasa

Jepang, yaitu [i] い keiyoushi dan [na] な keiyoushi serta perbedaan [i] い keiyoushi

dan [na] な keiyoushi.

2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan Kertas Karya ini adalah metode

kepustakaan. Metode kepustakaan adalah metode yang dilakukan dengan mencari

informasi lewat buku, majalah, koran, dan literature lainnya yang bertujuan untuk

membentuk sebuah landasan teori (Arikunto, 2006).

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Tata Bahasa Jepang

Tata bahasa adalah aturan yang berhubungan dengan struktur pengutaraan

bahasa. Unit-unit tata bahasa adalah, paragraph, kalimat, penggalan kalimat dan kata.

Tetapi, masing-masing bidang tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Tetapi,

mempunyai hubungan yang tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya.

Paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat, dan kalimat adalah

kumpulan dari beberapa penggalan kalimat, dan penggalan kalimat adalah merupakan

kesatuan dari berbagai kata (Hamzon Situmorang, 2015).

Perbedaan tata bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia adalah, di dalam

bahasa Indonesia kita membuat kalimat dengan struktur Subjek + Predikat + Objek.

Hal tersebut berbeda dengan struktur kalimat bahasa Jepang yang dalam penyusunan

kalimatnya menggunakan struktur Subjek + Objek + Predikat .

Contoh :

- Struktur kalimat bahasa Indonesia :

S + P + O

Saya makan nasi

- Strukuktur kalimat bahasa Jepang :

S + O + P

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Watashi wa gohan o tabemasu

Saya – partikel – nasi – partikel – makan

Dalam aturan tata bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang lainnya

dapat terlihat dalam penggabungan kata. Gabungan kata dalam bahasa Jepang

menggunakan sistem menerangkan–diterangkan (M-D) . Hal tersebut berbeda dengan

bahasa Indonesia yang menggunakan sistem gabungan kata diterangkan–

menerangkan (D-M).

Contoh :

- Bahasa Indonesia

Kertas putih

D M

- Bahasa Jepang

Shiroi kami

Putih kertas

M D

Susunan kalimat dasar di dalam bahasa Jepang adalah sebagai berikut :

1. … は … です

 WA adalah salah satu pertikel yang berfungsi untuk menerangkan subjek.

 DESU adalah kata di akhir kalimat yang menunjukkan bentuk positif.

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Contoh : わたし は がくせい です

Watashi wa gakusei desu

Saya (adalah) siswa

あなた は せんせいです

Anata wa sensei desu

Kamu (adalah) guru

2. … は … では/じゃ ありません

 DEWA ARIMASEN atau JA ARIMASEN adalah bentuk negatif

(menyangkal) dari DESU, artinya adalah “bukan”

Contoh : さくら さんはさちょうじゃ ありません

Sakura san wa sachou ja arimasen

Sakura bukan direktur

わたし は やまだ じゃ ありません

Watashi wa Yamada ja arimasen

Saya bukan Yamada

3. …は…でした

 DESHITA adalah bentuk lampau dari DESU, menunjukkan kata benda,

sifat dalam lampau.

Contoh : あの ひと は いしゃ でした

Anohito wa isha deshita

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dia mantan (dulunya) dokter

4. …は…ではありませんでした

 DEWA/JA ARIMASENDESHITA adalah bentuk lampau dari

DEWA/JA ARIMASEN,berarti “dulunya bukan”

Contoh : ここ は がっこう では ありません でした

Koko wa gakkou dewa arimasen deshita

Ini dulunya bukan sekolah

2.2 Kelas Kata di Dalam Bahasa Jepang

Kelas kata adalah golongan kata di dalam satuan bahasa berdasarkan kategori

bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal. Di dalam bahasa Jepang terdapat

9 kelas kata yaitu :

1. DOUSHI ( Kata Kerja)

Kata kerja yang digunakan untuk menyatakan sebuah aktivitas,

perubahan, keadaaan,maupun keberadaan .

Ciri-ciri doushi :

1. Dapat berdiri sendiri

2. Berkonjugasi/mengalami perubahan bentuk

3. Bermakna suatu kegiatan, keberadaan, perubahan keadaan

4. Dapat menjadi predikat dalam kalimat

Jenis kata kerja :

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Tadoshi (Kata Kerja Transitif)

Kata kerja yang memerlukan objek

Contoh: ドアを あける

Doa o akeru

Membuka pintu

2. Jidoushi (Kata Kerja Intransitif)

Kata kerja yang tidak memerlukan objek

Contoh: ドアがあきます

Doa ga akimasu

Pintu terbuka

Golongan kata kerja :

- Godan Doushi (kata kerja golongan pertama)

Golongan kata kerja yang berakhiran u, tsu, ru, bu, nu, mu, ku, gu, su

Contoh : あう au bertemu

もつ motsu membawa

帰る kaeru pulang

遊ぶ asobu bermain

読む yomu membaca

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
,かく kaku menulis

話す hanasu berbicara

泳ぐ oyogu berenang

死ぬ shinu mati

- Ichidan Doushi (kata kerja golongan kedua)

Golongan kata kerja yang berakhiran iru, eru

Contoh : 見る miru melihat

出る deru keluar

- Henshoku Doushi (kata kerja golongan ketiga)

Golongan kata kerja yang terdiri dari kata kerja Suru ( melakukan),

Kuru (datang)

Contoh : 勉強する benkyousuru belajar

くる kuru datang

2. KEIYOUSHI (Kata Sifat)

Adalah sebuah kata yang digunakan untuk menunjukkan keadaan atau

perasaan menurut sudut pandang pembicara terhadap suatu hal (orang, benda,

suasana, dsb).

Ciri-ciri keiyoushi :

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Dapat berdiri sendiri

2. Menunjukkan sifat atau keadaan suatu benda

3. Mempunyai perubahan bentuk (konjugasi)

4. Selalu berakhiran i untuk kata sifat i

5. Dapat menjadi predikat

Contoh: い keiyoushi -> 高い takai mahal

な keiyoushi -> 賑やか nigiyaka ramai

3. KATA BENDA (Meishi)

Kata benda adalah kata yang menunjukkan benda, orang, peristiwa,

dll. Kata benda merupakan satu-satunya Taigen dalam kelas kata bahasa

Jepang. Taigen adalah kata yang berdiri sendiri dan tidak bisa mengalami

konjugasi (perubahan bentuk kata). Kemudian, kata benda tidak hanya bisa

berperan sebagai subjek maupun predikat. Tetapi, juga bisa berperan sebagai

kata keterangan.

Ciri-ciri meishi :

1. Dapat berdiri sendiri

2. Tidak mengenal konjugasi (perubahan)

3. Menjadi subjek atau objek dalam kalimat

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adapun jenis-jenis kata benda yaitu :

- Futshuu Meishi

Adalah kata benda umum. Seperti menyebutkan barang, peristiwa, dll.

Contoh : 帽子 (topi), 祭り (festival) dll.

- Koyuu Meishi

Adalah kata benda khusus. Seperti namaorang, nama daerah, dll.

Contoh : 山田さん (sdr.Yamada), フランス (Prancis) dll.

- Keishiki Meishi

Adalah kata benda yang tidak memiliki arti yang sebenarnya

Contoh : koto, mono, Hazu, hodo, wake dll.

- Suushi

Adalah kata benda sistem perhitungan (bilangan)

Contoh : はち(delapan), 一つ (satu buah), 三人 (tiga orang) dll.

- Daimeishi

Adalah kata benda sebagai kata ganti benda

Contoh : これ (ini), そちら (sebelah situ), 私(saya), 彼女 kanojo

(dia pria)

4. FUKUSHI (Kata Keterangan)

Adalah kata yang berfungsi untuk menerangkan dan memberikan

nuansa kepada jenis kata lainnya. Kata ini tidak bisa berperan sebagai subjek,

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
predikat, maupun objek walaupun bisa berdiri sendiridan tidak mengalami

konjugasi (perubahan bentuk kata).

Suzuki Shigeyuki (1972) membagi jenis kata keterangan menjadi 4 jenis

yaitu:

- Yousu Fukushi -> Kata keterangan yang menerangkan suatu keadaan.

Contoh : 早く(dengan cepat), 一緒に Isshoni (bersama-sama), だんだん

(lambat laun)

- Teido Fukushi -> Kata keterangan yang menunjukkan tingkatan/derajat

Contoh : たくさん (banyak), 大体 Daitai (sebagian besar), 少し Sukoshi

(sedikit)

- Jikan Fukushi -> Kata keterangan waktu

Contoh : いま に (dalam waktu dekat), やがて (sebentar lagi), さっき

(barusan)

- Sono ta -> Kata keterangan lainnya

Contoh : いろ いろ (macam-macam)

Ciri-ciri fukushi

1. Dapat berdiri sendiri

12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Tidak berkonjugasi

3. Tidak menjadi subjek, tidak menjadi predikat, dan tidak menjadi

objek

4. Menerangkan doushi, keiyoushi, dan menerangkan fukushi lagi.

5. SETSUZOKUSHI ( Kata Sambung)

Kata sambung atau disebut juga konjungsi, merupakan kata yang

berperan sebagai kata yang menghubungkan antarkalimat. Kata sambung

memiliki ciri-ciri yang sama dengan kata keterangan yaitu tidak bisa

mengalami konjugasi (perubahan bentuk kata) dan tidak bisa menjadi subjek,

predikat, maupun objek .

Contoh : そして (lalu), それから (kemudian), でも (tetapi), ので (sebab)

Ciri-ciri kata sambung

1. Dapat berdiri sendiri

2. Tidak mempunyai perubahan bentuk

3. Tidak menjadi subjek, objek, predikat, dalam kalimat

4. Berfungsi menyambung dua buah kalimat, bukan menyambung dua

buah kata, karena untuk menyambung dua buah kata dalam bahasa

Jepang dipergunakan setsuzokujoshi.

6. RENTAISHI (Kata Penjelas)

13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kata penjelas dalah sebuah kata yang berfungsi untuk menjelaskan

kata benda setelahnya. Kemudian, kata penjelas tidak bisa berdiri sendiri dan

tidak bisa mengalami konjugasi (perubahan bentuk kata) walaupun memiliki

makna. Karena itulah kata ini dijadikan satu paket dengan kata benda yang

menyertainya.

Contoh : ある ひ (suatu hari), この みち (jalan ini), あの ひと (orang itu) .

Ciri-ciri rentaishi :

1. Dapat berdiri sendiri

2. Tidak mempunya perubahan bentuk

3. Diikuti kata nama tanpa diantarai kata lain .

7. KANDOSHI (Interjeksi)

Dalam bahasa Jepang kandoushi adalah kata yang cukup berperan

dalam sebuah kalimat. Karena kata ini dapat menjelaskan secara langsung

mengenai apa yang ingin diungkapkan pembicara. Interjeksi berdiri sendiri

dan tidak memerlukan bantuan kelas kata lain. Selain itu, interjeksi juga tidak

mengalami konjugasi (perubahan bentuk kata)

Contoh : はい (ya), ああ (wah..), もしもし (halo?) いいえ(tidak)

Ciri-ciri kandoshi :

1. Dapat berdiri sendiri sebagai kata, dan dapat juga sebagai kalimat

2. Tidak mempunyai perubahan (konjugasi)

14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Tidak menjadi keterangan, tidak menjadi subjek, predikat

4. Tidak menjadi penyambung kata atau kalimat

5. Berfungsi untuk mengutarakan rasa terkejut, kaget, heran, marah,

memanggil, kagum, jawaban ya atau tidak, dan sebagai kata-kata salam

8. JODOSHI (Verba Bantu)

Adalah salah satu kelas kata yang juga berperan untuk membuat

kalimat yang sempurna. Verba bantu dapat berubah bentuk. Tetapi verba

bantu ini tidak bisa berdiri sendiri kalau tidak bergabung dengan kelas kata

lain. Selain itu, apabila verba bantu berdiri sendiri jelas tidak mempunyai

makna yang nyata. Verba bantu dibagi menjadi dua macam yaitu verba bantu

berkonjugasi dan tidak berkonjugasi

- Verba bantu berkonjugasi

Verba bantu berkonjugasi adalah verba bantu yang membuat perubahan

bentuk kata. Misalnya: ada verba bantu bentuk formal (~masu) bertemu

kata kerja yomu (membaca). Apabila kata kerja tersebut dibuat bentuk

formal, maka keduanya tidak langsung di campur. Tetapi, bentuk kata

kerjanya diubah dulu (yomu menjadi yomi). Maka jadilah yomimasu

(membaca)

Contoh : 1. Bentuk Pasif (~reru/~rareru)

ごはんは たべられる

15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gohan wa taberareru (nasi dimakan)

2. Bentuk Kausatif (~seru/~saseru)

ほん お よませる

Hon o yomaseru (menyuruh membaca buku)

3. Bentuk Keinginan (~tai/~tagaru)

せんせい に なりたい

Sensei ni naritai (ingin menjadi guru)

4. Bentuk Negatif (~nai)

がっこう へ いかない

Gakkou e ikanai (tidak pergi ke sekolah)

- Verba bantu tidak berkonjugasi

Verba bantu tidak berkonjugasi adalah verba bantu yang tidak membuat

perubahan bentuk kata.

Contoh : ~desu/~da

わたし はリナです

Watashi wa Rina desu (saya Rina)

~sou (katanya)

16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
あの ひと は やさしいそう

Ano hito wa yasashii sou (orang itu katanya baik hati)

~Rashii (kelihatannya)

かのじょ は きれいらしいよ

Kanojo wa kirei rashii yo (dia kelihatannya cantik lho)

Ciri-ciri jodoshi :

1. Tidak dapat berdiri sendiri

2. Berkonjugasi, sama seperti doushi

3. Ada yang mempunyai arti sendiri da nada yang hanya

memberi atau menambah makna pada kata lain .

9. JOSHI (Partikel)

Partikel dalam bahasa Jepang, berperan penting dalam pembuatan

kalimat, karena fungsi partikel adalah sebagai penanda dan penunjuk

hubungan sebuah kata. Sehingga kata tersebut benar-benar memiliki makna

yang nyata. Partikel memiliki ciri yang sama dengan verba bantu yaitu tidak

bisa berdiri sendiri kalau tidak digabung dengan kelas kata lain. Dan jelas

tidak memiliki makna apabila berdiri sendiri. Adapun jenis-jenis partikel

yaitu:

- Kakujoshi

17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adalah partikel yang menunjukan hubungan antar kata. Partikel yang

termasuk jenis ini yaitu : ga, o, no, ni, de, e, to, ya, yori, kara.

- Fukujoshi

Adalah partikel yang melekat atau mengikuti sebuah kata. Partikel yang

termasuk jenis ini yaitu : wa, mo, made, ka, sae, koso, bakari, nado dll

- Setsuzokujoshi

Adalah partikel yang mengikat kata tertentu (kata kerja, kata sifat, verba

bantu) agar dapat tersambung dengan kata lainnya. Partikel yang

termasuk jenis ini yaitu: tara, nagara, karedomo, noni,node, tokoro dll

- Shuujoshi

Adalah partikel yang digunakan diakhir kalimat untuk menyatakan

sesuatu. partiekl yang teramasuk jenis ini yaitu: ka, ne, tomo, yo, na, wa

- Heiritsu joshi

Adalah partikel yang menunjukkan kesetaraan anatr kata. Partikel yang

termasuk jenis ini yaitu : to, ya, ni, ka dll

Ciri-ciri joshi :

1. Tidak dapat berdiri sendiri

2. Tidak berkonjugasi

18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Tidak menjadi subjek, predikat, objek dan keterangan dalam

kalimat

4. Selalu mengikuti kata lain

5. Ada yang mempunyai arti sendiri, tetapi ada juga ynag berfungsi

memberi arti pada kata lai

19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III

KEIYOUSHI

3.1 い[i] KEIYOUSHI

い keiyoushi adalah kata sifat yang berakhiran bunyi/huruf “i”. Akhiran huruf

い inilah yang akan mengalami perubahan bentuk seperti ke dalam bentuk

menyangkal, bentuk lampau dan sebagainya. Misalnya, untuk kata samu-i (dingin)

bisa berubah kedalam berbagai bentuk seperti berikut:

寒い samui bentuk positif

寒いくない samukunai bentuk negatif

寒かった samukatta bentuk positif lampau

寒くなかった samukunakatta bentuk negatif lampau

寒くて samukute bentuk sambung

Kata sifat ini bisa digunakan sebagai predikat kalimat yang berpola

“…wa…desu”. Kopula desu bisa mengikuti kata sifat i, tidak akan mengalami

perubahan bentuk, karena yang mengalami perubahan adalah sifatnya sendiri seperti

yang telah di singgung di atas. Disini, desu digunakan hanya sebagai penghalus

kalimat saja.

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Kalimat Positif

~ wa k.sifat i desu

Ini adalah pola kalimat positif dari kalimat yang mnggunakan kata sifat i

sebagai predikatnya. Kita tinggal memasukkan subjek kemudian diikuti

oleh kata bantu wa, lalu kata sifat i dan kemudian diikuti oleh desu

Contoh :

- きょう は さむい です

kyou wa samui desu (hari ini dingin)

- インドネシア は ひろい です

Indonesia wa hiroi desu (Indonesia luas)

2. Kalimat Negatif

~ wa k.sifat + kunai desu

Untuk mengubah kata sifat i dari bentuk positif ke bentuk negatif,

dilakukan dengan mengganti akhiran i menjadi kunai. Kemudian, jika

dimasukkan ke dalam pola kalimat “…wa..desu”, maka kalimat tersebut

merupakan suatu kalimat negatif.

Contoh :

- きょう は さむくない です

Kyou wa samu-kunai desu (hari ini tidak dingin)

- インドネシア は ひろくない です

Indonesia wa hiro-kunai desu (Indonesia tidak luas)

21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Kalimat Positif Lampau

~ wa k.sifat lampau + desu

Untuk membuat bentuk positif lampau dari kata sifat i yaitu dengan cara

mengubah akhiran i menjadi katta. Sedangkan pola kalimat lampaunya

tetap menggunakan pola “…wa…desu”. Bentuk lampau ditandai juga

dengan perubahan kata keterangan waktu yang menunjukan hal yang

sudah berlalu.

Contoh :

- きのう は さむ かった です

Kinou wa samu-katta desu (kemarin dingin)

- きょねん の しん にゅうしぇい は おお かった です

Kyonen no shin-nyuushei wa oo-katta desu (mahasiswa tahun lalu

banyak)

4. Kalimat Negatif Lampau

~ wa k.sifat kunakatta desu

Bentuk negatif lampau dari kata sifat i dibuat dengan cara mengubah

akhiran i menjadi kunakatta, kemudian kita bisa memasukkan ke dalam

pola kalimat “…wa…desu” kata keterangan waktu dalam bentuk lampau

Contoh :

- きのう は さむ くなかった です

Kinou wa samu-kunakatta desu (kemarin tidak dingin)

- にねん まえ の しん にゅうせい は おお くな かった です

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ninen mae no shin-nyuusei wa oo-kunakatta desu (mahasiswa baru 2

tahun lalu tidak banyak)

5. Pengabungan Kalimat

~ wa k.sifat1+ kute + k.sifat2 desu

Dua buah kalimat atau lebih yang berpredikat kata sifat dapat

digabungkan menjadi satu kalimat majemuk dengan cara mengubah

akhiran i menjadi kute sebagai bentuk sambungnya.

Contoh :

- この えんぴつ は やすい です. この えんぴつ は ながい です

Kono empitsu wa yasu-i desu. Kono enpitsu wa nagai desu.

(Pensil ini murah. Pensil ini bagus)


この えんぴつ は やす くて ながい です

Kono enpitsu wa yasu-kute, nagai desu.

(pensil ini murah dan bagus)

6. Kalimat Dugaan

~ wa k.sifat i/kunai deshoo

Untuk menyatakan dugaan terhadap kejadian pada waktu yang akan

datang dapat menggunakan pola kalimat “…wa…desho” lalu masukkan

kata sifat apakah bentuk positif atau negatif.

Contoh :

- あした は たぶん あつい でしょう

Ashita wa tabun atsui deshoo (besok mungkin panas)

23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- あさって たはぶん あつくない でしょう

Asatte wa tabun atsukunai deshoo (lusa mungkin tidak panas)

7. …i + kata benda

Kata sifat i dalam bentuk yang utuh bisa digabungkan langsung dengan

kata benda untuk menerangkan kata benda yang mengkutinya. Seperti

pada “ A no B = BA” yang menggunakan hukum MD (menerangkan-

diterangkan). Pada kata sifat i yang menerangkan kata benda juga berlaku

hukum MD tersebut.

Contoh :

- この しろい くつは だれのです か


KB
Kono shiroi kutsu wa dare no desu ka (sepatu putih ini punya siapa ?)

- さくら さん はいい ひと です
KB
Sakura san wa ii hito desu (Sakura adalah orang baik)

8. Penggunaan Kata Bantu Ga

~ wa…ga k.sifat i desu

Pola kalimat diatas digunakan untuk menyatakan bahwa subjek

mempunyai sifat tertentu dalam sesuatu hal. Jadi, pola kalimat di atas,

pertama subjek (pokok kalimat) di ikuti kata bantu wa kemudian sesuatu

hal yg dimiliki oleh subjek tersebut di ikuti kata bantu ga, dan terakhir

diikuti oleh kata sifat i sebagai karakternya.

Contoh :

- うさぎはみみ が ながい です

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Usagi wa mimi ga nagai desu (kelinci telinganya panjang)

- このコンピューター はちょうし が いい です

Kono kompyuutaa wa chooshi ga ii desu (komputer ini kondisinya

bagus)

3.2 な [NA] KEIYOUSHI

な keiyoushi adalah kata sifat yang berakhiran huruf/bunyi na. Tetapi jika kata

sifat ini digunakan sebagai predikat suatu kalimat, maka akhiran na tidak di gunakan

lagi, melainkan langsung diikuti dengan desu, seperti contoh berikut:

ハンサムな kata sifat na

ハンサムです bentuk positif

ハンサムでした bentuk lampau

ハンサム ではありません bentuk negatif

ハンサムではありませんでした bentuk negatif lampau

ハンサムで bentuk sambung

1. Kalimat Positif

Untuk membentuk kata sifat na menjadi bentuk positif, kita hanya

mengganti akhiran な dengan akhiran です

Contoh :

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- さくら さんは きれい です

Sakura san wa kirei desu (Sakura cantik)

- かわ の みず が きれい です

Kawa no mizu ga kirei desu (air sungainya bersih)

2. Kalimat Negatif

Akhiran な pada kata sifat na dihilangkan diganti dengan ではありまん

Contoh :

- かわ の みず は きれい ではありません

Kawa no mizu wa kirei dewa arimasen (air sungainya tidak bersih)

- わたし はハンサムでは ありません

Watashi wa hansamu dewa arimasen (saya tidak ganteng)

3. Kalimat Lampau

Akhiran な pada kata sifat na dihilangkan diganti dengan でした

Contoh :

- フェリさん はハンサムでした

Feri san wa hansamu deshita (Feri dulunya ganteng)

- あの ひと は びんぼう でした

Ano hito wa binbou deshita (orang itu dulunya miskin)

4. Kalimat Negatif Lampau

Akhiran な diganti dengan ではありませんでした

Contoh :

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- フェリ さん はハンサムでわ ありません でした

Feri san wa hansamu dewa arimasen deshita (Feri dulunya tidak

ganteng)

- あの ひと は びんぼう でわ ありません でした

Ano hito wa binbou dewa arimasen deshita (orang itu dulunya tidak

miiskin)

5. Kalimat Sambung

Untuk menggabungkan dua kalimat atau lebih yang berpredikat kata sifat

na, kita hanya tinggal merubah akhiran な menjadi で

Contoh :

- わたし は きれい です。わたしは しんせつ です

Watashi wa kirei desu. Watashi wa shinsetsu desu

(Saya cantik. Saya baik)

- わたし は きれい で しんせつ です

Watashi wa kirei de, shinsetsu desu

(Saya cantik dan ramah)

6. Menghubungkan kata sifat な dengan objek

Jika で diatas digunakan untuk menghubungkan dua kalimat yang sama-

sama berpredikat kata sifat な, maka untuk menghubungkan kata sifat な

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan objek kita tinggal menambahkna な didepan kata sifat な, lalu

diikuti objek

Contoh :

- フェリ さん はハンサムな おとこ です

Feri san wa hansamu na otoko desu (fFeri adalah cowok yang

ganteng)

- ジャカルタ は にぎやかな な まち です

Jakaruta wa nigiyakana na machi desu (Jakarta adalah kota yang

ramai)

3.3 PERBEDAAN I KEYOUSHI DAN NA KEYOUSHI

 Kalimat positif

1. (i) keiyoushi

フェリさんはたかい です

Feri san wa takai desu

Feri tinggi

2. (na) keiyoushi

ひろひと さん は しんせつ です

Hirohito san wa shinsetsu desu

Pak Hirohito ramah

 Kalimat negatif

1. (i) keiyoushi

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
フェリさんはたかくない です

Feri san wa takakunai desu

Feri tidak tinggi

2. (na) keiyoushi

ひろひと せんせ は しんせつ じゃ ありません

Hirohito sense wa shinsetsu jya arimasen

Pak Hirohito tidak ramah

 Kalimat positif lampau

1. (i) keiyoushi

フェリさん は たかった です

Feri san wa takatta desu

Feri tinggi

2. (na) keiyoushi

ひろひと せんせ は しんせつ でした

Hirohito sense wa shinsetsu deshita

Pak Hirohito ramah

 Kalimat negatif lampau

1. (i) keiyoushi

フェリさん は たかくなかった です

Feri san wa takakunakatta desu

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Feri tidak tinggi

2. (na) keiyoushi

ひろひと せんせい は しんせつ じゃ ありません でした

Hirohito sense wa shinsetsu jya arimasen deshita

Pak Hirohito tidak ramah

 Kata sifat い dan な di tengah kalimat

1. (i) keiyoushi

この ほん は あたらしくて, おもしろい です

Kono hon wa atarasikute, omoshiroi desu

Buku ini baru dan menarik

2. (na) keiyoushi

いもうと は きれいで しんせつ です

Imouto ha kirei de shinsetsu desu

Adik saya cantik dan ramah

 Kata sifat い dan な di ikuti dengan kata benda

1. (i) keiyoushi

私は やさしい です

watashi wa yasashii desu

Saya ramah

2. (na) keiyoushi

私は きれいな です

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Watashi wa kireina desu

Saya cantik

Berdasarkan penjelasan mengenai い keyoushi dan な keiyoushi di atas, dapat

diketahui bahwa い keyoushi dan な keiyoushi mengalami perubahan bentuk sesuai

kalimat yang mengikutinya tetapi, bentuk perubahannya berbeda.

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian mengenai kata sifat い dan な keiyoushi pada bab

sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Kata sifat adalah salah satu jenis kelas kata di dalam tata bahasa Jepang yang

sering di sebut dengan keiyoushi. Kata sifat dalam bahasa Jepang dapat

berkonjugasi sesuai dengan kalimat yang mengikutinya.

2. Keiyoushi adalah jenis kata yang di gunakan untuk mengungkapkan keadaan,

perasaan menurut sudut pandang pembicara terhadap satu hal.

3. Kata sifat dalam bahasa Jepang dibagi menjadi 2 bagian, kata sifat berakhiran

i dan kata sifat berakhiran na.

4. い keyoushi adalah kata sifat yang berakhiran i sedangkan な keyoushi adalah

kata sifat yang berakhiran na.

5. い keyoushi mengalami perubahan bentuk menngikuti pola kalimat dan

keterangan waktu yang mengikutinya, sedangkan な keyoushi hanya perlu di

tambahkan kata keterangan yang menunjukkan keterangan waktuya.

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 Saran

Tulisan ini masih memerlukan banyak perbaikan lagi. Melalui tulisan ini

penulis berharap pembelajar bahasa Jepang mempunyai minat lebih dalam lagi untuk

mengetahui tentang kata sifat bahasa Jepang sehingga penelitian mengenai tata

bahasa bahasa Jepang lebih banyak lagi di lakukan di masa mendatang.

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (2004). Linguistik umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dahidi, Ahmad dan Sudjianto, 2009. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Jakarta:
Kesaint Blanc Indonesia
Dahidi, Ahmad dan Drs Soedjianto. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.
Jakarta: Kesaint Blanc Indonesia

Situmorang, Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan: USU


Press.

https://purnomosejati.wordpress.com

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
抽象

仕事だけでなく、「い」形容詞 と日本語文献の方法を使用することに

より、「日本の形容詞(keiyoushi)」と題された作品紙は Arikunto(2006)

によって対処されています。論文を書くの目的は、日本における形容詞 ので

形容詞「な」の違いの説明を記述することです。

言語は、コミュニティでの通信に使用される言語音のシンボルシステ

ムであります。言語は、通信の手段として統合および適応の手段として機能

します。言語は、人間の生活の中で重要な要素です。良い国は踏襲し、言語

を尊重する国です。言語は、すべてのユーザーが従わなければならないルー

ルのセットがあります

人間は私たちが同胞されている人や他の国のいずれかに誰と交流した

い場合、我々は言語を使用し、社会的な生き物です。私たちは他の国とよく

社交的にしたい場合は、我々は彼らの言語を習得しなければなりません。例

えば、日本の社会は、我々は、少なくともそれはほんの少しだったにも関わ

らず、日本語を習得することができるはずです。

ただ、インドネシアのように、日本は、日本における文法の単語クラ

スを持っています。一つは、日本語の文法に属する形容詞です。

日本語の形容詞が形容詞と呼ばれています。日本語の形容詞又は形容

詞は、二分割すなわち形容詞とない形容詞れます。これらの音節は、後に、

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
使用される除去または特定の文章のパターンで使用される場合、他の粒子と

置き換えることができます。

形容詞は、「い」と「な」はまた、以下の文のパターンに応じてその

形状を変えています。どこ変形日本の形容詞は、インドネシア語形容詞で見

つかったものは何もありません。だから、意味についての混乱を引き起こす

可能性がそれを正しく使用しての難しさを有していてもよく、また、受信者

の情報のための良い思い出に残るませんすることができます。

形容詞またはそれ自体が唯一の一人で立つことができる文法日本語の

単語でのクラスです 形容詞、いつも私は、述語することができ形容詞のため

の私で終わる、形状の変化を持っている、オブジェクトの性質や状況を示し

ます。

「い」は次の文と時間情報のパターン以下 形容詞 変更形状、時刻情

報のみを表す副詞を追加する必要が形容詞「な」しばらく。

形容詞又は形容詞の機能が一つに向かって話者の感情の観点によれば

、状況を明らかにすることです。

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai