Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai
minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok
dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest
yang sama (Riyadi, 2017).Dalam rangka mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan
masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri
adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat
bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya
kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan
masalah kesehatan. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok
masyarakat (Naomi, 2017). Untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT
dan RW. Di Wilayah Desa Wawai Gardu Kecamatan Batang Alai
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, jumlah kepala keluarga
yang terkaji sebanyak 324 KK dengan jumlah penduduk sebanyak
1138 jiwa yang terdiri dari 581 laki-laki dan 557 perempuan, kondisi
lingkungan di RT 1-6 Desa Wawai gardu merupakan daerah dengan
kelembaban udara yang tinggi. Warga tidak memiliki masalah
keamanan karena sudah terdapat poskamling dan ronda malam.
Perilaku pembuangan sampah di Desa Wawai gardu mayoritas sudah
tertib tetapi ada beberapa warga yang masih membuang sampah di

1
sungai. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa dikatakan
bahwa mayoritas dari warganya adalah lansia dan dewasa. Lansia di
wilayah ini aktif datang ke posyandu lansia posyandunya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan desa dan pihak
puskesmas didapatkan hasil kesehatan pada lansia di desa Wawai
Gardu kebanyakan dari mereka menderita hipertensi. Dalam praktek
keperawatan komunitas difokuskan kepada masalah keperawatan
yang timbul pada masyarakat yang dimungkinkan oleh karena
masalah kesehatan secara umum. Dengan keterbatasan waktu,
sumber daya manusia dan jam praktek maka masalah dibatasi dalam
lingkup masalah keperawatan. Dalam praktek keperawatan komunitas
kali ini kelompok memfokuskan masalah di bidang kesehatan. Selain
itu, selama proses belajar praktek keperawatan komunitas,
mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan risiko dan sumber yang
tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan
penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian
komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya
meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat di Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Kab HST.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di Desa Birayang
Surapati Kecamatan Batang Alai Kab HST.
Selama 5x dalam 1 minggu diharapkan mahasiswa dapat :
Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di Desa
Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai Kab HST.
a. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah
teridentifikasi

2
b. Memperoleh pengalaman dalam mengenal situasi dan kondisi
kesehatan masyarakat.
c. Memperoleh pengalaman dalam mengenal dan menentukan
sumberdaya di masyarakat.
d. Memperoleh pengalaman dalam mengelola asuhan keperawatan
komunitas.
e. Memperolah pengalaman dalam mengidentifikasi atau membantu
masyarakat, mengenal masalah-masalah kesehatan di masyarakat
dan berupaya menanggulangi permasalahan yang ada bersama
masyarakat.
f. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan (penyuluhan)
kepada masyarakat.
g. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Kab HST.

C. Manfaat Laporan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas khususnya di Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai
Kab HST.
2. Masyarakat di Desa Birayang Surapati
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang
ada serta pelayanan sosial serta kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Institusi Pendidikan
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di Desa Birayang
Surapati Kecamatan Batang Alai Kab HST.
4. Bagi profesi kesehatan khususnya keperawatan
Untuk acuan dan analisis dalam memudahkan penanganan masalah
kesehatan yang terjadi di Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang
Alai Kab HST.

3
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan
Praktik Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Kab HST ini sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang,tujuan penulisan,
manfaat,penulisan dan sistematika penulisan laporan.
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari paradigma sehat, tinjauan
tentang pelayanan kesehatan utama,konsep keperawatan
komunitas, peran perawat komunitas, asuhan keperawatan
komunitas, teori dan model, dan pengorganisasian masyarakat.
Bab III : Pembahasan terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan samapai intervensi keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas.
Bab IV : Pembahasan yang menguraikan tentang hasil kegiatan yang
telah dilaksanakan
Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perawatan Kesehatan Komunitas


Komunitas adalah suatu kesatuaan manusia yang menempati
wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta
terikat/ dibatasi wilayah geografi (Wahid Iqbal Mubarak, 2009).
“Tujuan membangun kesehatan nasional adalah untuk mencapai
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat meujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangun dibidang
kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
erat kaitan nya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional. (Tim
Pengajar keperawatan komunitas poltekkes Depkes RI,2006)”
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin di capai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan
untuk menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga
masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.”
(tim pengajar keperawatan komunitas poltekkes depkes RI,2006).
“Perawatan kesehatan menurut Ruth B.Friedman (1961) adalah
sebafai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan
hubungan antara manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam
hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain
dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat.
Oleh karenanya kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu,
keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap
keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan
berkelanjutan dipergunakan dlam pendekatan yang menyeluruh terhadap
keluarga, kelompok dan masyarakat.” Keperawatan komunitas perlu
dikembankan ditatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan
komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.

5
Sedangka asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American
Nurses Asociation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan
komponen pelauanan kesehatan.
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan. Dimana
hasil pendidikan dan peneletian m3landasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi


dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral darinpelayanan kesehatan khususnya keperawatan.
2. Merupakan bidang khusus keperwatan.
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial (interaksi sosial dan perana serta masyarakat).
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, dan kelompok khusus
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan sesosiatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat.
7. Bekerja secara tim (kolaboratif)
8. Menggunakan pendekatan dan pemecahan masalah dan prilaku.
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah.
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
sehat masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik
keperawatan komunitas adalah :
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan
dalam hal ini komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik.

6
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukng dan menghambat.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan
kesehatan.
Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang. Berdasarkan
pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsapah keperawatan komunitas keperawatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh
lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan
komunitas, dan memberikan prioritas dan strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan. Falsafah yanag melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dal 4 hal
penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditunjukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarkat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningakatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat
yang sehat umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan
dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari
upaya kesehatan.
4. Upaya prepentif dan promotif merupakan upaya tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehebilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara kesinambungan.
6. Perawatan kesehatan sebagai provider dan klien sebagai konsumen
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan
yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijakan dan pelayanan kesehatan kearah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.

7
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpatisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

B. Tujuan keperawatan kesehatan komunitas


1. Tujuan umum
Meningkatkan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan agar
sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga dan
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/ keperawatan dan prioritas
masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/ keperawatan yang mereka
hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/ keperawatan.
g. Meninhkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
h. Menanamkan prilaku sehatan melalui pendidikan kesehatan.
i. Lebih spesipik lagi untuk menunjang fungsi puskesmas dalam
menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita, serta diterimanya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtra.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan. (Ferry Efendy, 2009)

8
C. Sasaran
Sasaran perawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/ perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagia darianggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan karena ketidak
mampuan merawat diri sendiri oleh suatu al dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi angguta keuarga lain baik secara fisik, menta
maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
keppala keluarga, aggota keluarga lainnya yanng berkumpu dan
tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung
dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggotta keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang ada disekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan
Termasuk diantaranya adalah :
a. Kelompok Khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertummbuhannya, seperti :
1) Ibu Hamil
2) Bayi Baru lahir
3) Balita
4) Annak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbinggan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:

9
1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit
Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, cacat fisik, ganggua
mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
1) Wanita tuna sosilla
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu
4) Dan lain-lain
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerja sama cukup lama sehinngga mereka dapat mengatur dari
mereka yang mengnggap diri mereka sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas yang telah ditentukan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling
berenteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai
tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
(Ferry Efendi, 2009)

D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas


Ruang lingkup praktek keperawatan masyarakat meliputi : upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif) pemulihann kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakat(resosialitatif).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang di
tekkankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
menngaabaikan upayaa kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

10
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluaarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
memberikan :
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b. Peningkattan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks

2. Upaya Preventif
Upaya Preventif ditujukan untuuk mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :
a. Imunisasi masal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala malalui Posyandu,
Puskesmas maupun kunjungan rumah.
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Pusyandu, Puskesmas
maupun kunjungan rumah.
d. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Pusyandu, Puskesmas
ataupun rumah.

3. Upaya Kuratif
Upaya Kuratif ditujukan merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
Puskesmas dan rumah sakit.
c. Perawatanibu hamil kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas.
d. Perawataan payudara
e. Perawaatan tali pusat bayi baru lahir.

11
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya Rehabilitatif merupakan upaya pemulihann kesehatan
bagi penderita–penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalalui
kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tullang maupunn kkelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bbaggi penderita-penderita penyaki
tertentu, misalnya TBC, lattihann naafas dalam dan batuk,
penderita stroke: fisioterapi manual yaang mungkin dilakukan
oleh perawat.

5. Upaya Resosialitatif
Upaya Resosialitatif adalah upaya mengambalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya aadalah kelomok-kelompok yanng diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya Kusta, AIDS
atau kelompok-kelompok masyarakatt khusus seperti masyarakat
tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialitatif
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok
yyang mempunyai maslah kesehatan tersebut dan menjelaskan
secara benar masalah kesehatan yang mereka derita.. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-
batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

E. Kegiatan Praktek Keperawatann Komunitas


Kegiatann parktek keperaawatan kommunitas yang dilakukan
perawat mempunyai lahann yanng luas dan tetap menyesuasikan dengann
tigkat pelayanan kesehatann wilaayah kerja perawatt, tetapi secara umum
kegiatan praktekk keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan langsug kepada individu, keluarga, kelompok
khusus baik di rumah (home care), di sekolah (school health nursing),
di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan
kesehatan masyarakat

12
2. Penyuluhan/ pendiddikan kesehatan masyarakaat dallam rangka
merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalaha kesehatan yang dihadapi
4. Memberikan bimbingan dan pembinaan ssesuai dengan masalah
yang mereka hadapi.
5. Melakssanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut.
6. Penemuan kasus pada tingkat individu, kelluarga, kelompok dan
masyarakat.
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan
kesehatan.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan
masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan,,
pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses
keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
9. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan keperawatan
komunitas dan membentuk kelompok kerja kesehatan (pokjakes)
10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan penutan oleh
individu, kelluarga, kelompokk dan masyarakat yang berkaitan
dengan keperawatan dan kesehatan.

F. Prinsif Dasar
Perawatan kesehatan masyarakat merupkan bidang khusus dalam
ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, yang
merupakan ilmu gabungan keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
sosial (WHO, 1959). Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan
masyarakat, 1989). Dengan Demikian menjadi 3 teori dasar ilmu
keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu : (1) Ilmu keperawatan, (2)
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan, (3) Ilmu Sosial (Peran serta
masyarakat).

13
1. Ilmu Keperawatan
Konsep Keperawatan dikarakteristikan oleh komponen konsep
pokok yang menjadi paradigma dalam keperawatan, dimana
menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan
yang mengatur teori-teori tesebut berhubungan satu dengan lainya
yaitu : Konsep manusia, konsep kesehatan, konsep masyarakat dan
konsep keperawatan (Wahid Iqbal Mubarak, 2009)
2. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dalam Mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan dalam
komunitas diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat, dalam melihat prespektif proses
terjadiya masalah kesehatan masyarakat yang erat kaitannya
dengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik kesehatan sehingga
masalah tersebut diketahui faktor penyebab dan alternative
pemecahannya. Termasuk juga diperlukan pemahaman tentang
konsep puskesmas, PHC (Primary health care), atau posyandu dan
untuk merubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang
berkaitan dengan pendidikan kesehatan masyarakat (Soekidjo
Notoadmojo, 2003)
3. Ilmu Sosial
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk dipahami oleh
seorang perawat kesehatan masyarakat dalam menjalankan
tugasnya sebab dia akan berhadapan dengan kelompok-kelomok
sosial dalam masyarakat. Pengetahuan sosial yang dimaksud
adalah ilmu pengembangan dan pengorganisasian masyarakat,
pendekatan edukatif dan teori tentang pendekatan perubahan
perilaku. Hal ini bisa dirasakan oleh perawat saat menjalankan
tugas, peran dan fungsinya dalam keluarga, kelompok, atau
masyarakat dengan berbagai latar belakang agama, budaya,
pendidikan, ekonomi, norma, adat istiadat, dan aturan-aturan yang
berlaku dalam masyarakat (Wahid Iqbal Mubarak, 2009)

14
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS MASYARAKAT DESA WAWAI


GARDU KECAMATAN BATANG ALAI SELATAN KABUPATEN HULU
SUNGAI TENGAH

A. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan praktik keperawatan komunitas diawali dengan kegiatan
penerimaan mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 18 November 2019
di kantor camat Birayang. Dalam acara serah terima tersebut mahasiswa
mendapatkan penjelasan dari pihak pendidikan, Sekretaris camat dan
Kepala Puskesmas Birayang. Acara tersebut dilanjutkan dengan orientasi
diwilayah desa Wawai gardu. Selanjutnya mahasiswa merencanakan temu
kenal dengan masyarakat untuk menjelaskan maksud kedatangan
mahasiswa ke Wawai gardu, Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten
Hulu Sungai Tengah. Dalam Praktik Lapangan Terpadu serta
memperkenalkan program kerja yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa
praktik selama 5 minggu.

B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Pengkajian
a. Data Demografi
Kondisi jalan umum dan transportasi.
Jalan umum pada wilayah Desa Wawai Gardu merupakan aspal
yang sudah diperkeras sedangkan transportasi yang ada untuk
bepergian maupun ke pasar dan lain-lain menggunakan alat
transportasi pribadi.
b. Data Lingkungan Fisik
Jumlah kepala keluarga di desa birayang surapati adalah 181 KK
dengan jumlah penduduk sebanyak 535 jiwa yang terdiri dari 260
laki-laki dan 275 perempuan dengan pembagian RT 1 terdapat 31
KK, RT 2 terdapat 37 KK, RT 3 terdapat 30 KK, RT 4 terdapat 28
KK, RT 5 terdapat 21 KK, RT 6 terdapat 34 KK. Warga didaerah ini
kebanyakan berasal dari suku banjar sebagian besar warga
birayang surapati merupakan pribumi asli dari desa tersebut. Pada

15
wilayah desa birayang surapati ini kebanyakan penduduknya adalah
lansia dan dewasa, jumlah anak bayi dan balita hanya sedikit,
jarang sekali terdapat remaja karena kebanyakan remaja pergi
bekerja ke luar kota. Sehingga di wilayah ini kebanyakan warganya
didominasi lansia dan dewasa.
Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 20 – 27
November 2019 dengan teknik wawancara dan observasi
didapatkan data sebagai berikut :
1) Distribusi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin
Tabel 3.1 Distribusi penduduk berdasarkan usia di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 581 51,05
2 Perempuan 557 48,95
Jumlah 1138 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI / Tanjung
Pura

Berdasarkan table diatas, usia terbanyak laki-laki


adalah 581 orang (51,05).sedangkan untuk perempuan
terbanyak adalah 557 (48.95). Hal ini menunjukkan
diwilayah RT 1,2,3,4,5,6 desa wawai gardu yang terbanyak
adalah memasuki usia lansia awal, sehingga menurunnya
sumber daya manusia.

2) Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan


Tabel 3.2 Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan
di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab.
Hulu Sungai Tengah
No Pekerjaan Frekuensi Presentase
1 Petani/Berkebun 150 13.18
2 PNS 27 2.373
3 Buruh 111 9.754
4 IRT 235 20.65
5 Wiraswasta 173 15.20

16
6 Belum Bekerja 326 28.65
7 Pedagang 37 3.251
8 Tidak Bekerja 76 6.678
9 Pensiun 3 0.264
Jumlah 1138 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/
Tanjung Pura

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar penduduk


belum bekerja 326 orang (28,65%), sebagai swasta
yaitu sebesar 173 orang (15,20%), petani/berkbun 150
orang (13,18%) dan PNS 27 orang (2,373%),

3) Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan


Tabel 3.3 distribusi penduduk berdasarkan pendidikan
di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab.
Hulu Sungai Tengah
No Pendidikan Frekuensi Presentase
1 SD 354 31.11
2 SMP 279 24.52
3 SMA 254 22.32
4 Perguruan Tinggi 23 2.02
5 Belum Sekolah 97 8,52
6 Tidak Sekolah 131 11.51
Jumlah 1138 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/
Tanjung Pura

Berdasarkan table diatas, distribusi penduduk yang


paling banyak mempunyai pendidikan tingkat SMA ,
yaitu 254 orang (22,32%), sekolah dasar 354 orang
(31,11%), SMP 279 orang (24,52%), belum sekolah 97
orang ( 8,52%), perguruan tinggi 23 orang (2,02%).

17
4) Distribusi penduduk berdasarkan agama
Tabel 3.4 Distribusi penduduk berdasarkan agama di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Agama Frekuensi Persentase
1 Islam 1138 100
2 Kristen 0 0
3 Hindu 0 0
4 Budha 0 0
5 Konghucu 0 0
Jumlah 1138 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/
Tanjung Pura

Berdasarkan table diatas mayoritas agama yang


dianut oleh penduduk RT 1,2,3,4,5,6 Desa wawai
gardu adalah agama islam, yaitu sebesar 1138 orang
(100%)

c. Data social ekonomi ( SOSEK )


1) Distribusi penduduk bedasarkan penghasilan
Tabel 3.5 Distribusi keluarga berdasarkan penghasilan di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Penghasilan Frekuensi Persentase
1 Kurang Rp.500.000 97 29.94
2 Rp.500.000- 99 30.56
Rp.1.500.000
3 Lebih Rp.1.000.000 128 39.50
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Berdasarkan tabel diatas mayoritas rata-rata penghasilan


penduduk kurang Rp.500.000 perbulan yaitu 97 orang

18
(29,94%), penghasilan Rp.500.000-Rp.1.500.000 perbulan
yaitu 99 orang (30,56%) dan masih ada penduduk yang
berpenghasilan lebih Rp.1.000.000 perbulan yaitu 128 orang
(39,50%)

2) Distribusi penduduk berdasarkan penghasilan


Tabel 3.6 Distribusi keluarga berdasarkan penghasilan di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Penghasilan Frekuensi Persentase
1 Kurang Rp.500.000 97 29.94
2 Rp.500.000- 99 30.56
Rp.1.500.000
3 Lebih Rp.1.000.000 128 39.50
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Berdasarkan tabel diatas mayoritas rata-rata penghasilan


penduduk kurang Rp.500.000 perbulan yaitu 97 orang
(29.94%), penghasilan Rp.500.000-Rp.1.500.000 perbulan
yaitu 99 orang (3056%) dan masih ada penduduk yang
berpenghasilan Kurang Rp.1.000.000 perbulan yaitu 56 orang
(39.50%)

3) Jaminan Kesehatan
Tabel 3.7 Distribusi keluarga berdasarkan jaminan
kesehatan di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah
No Jaminan Kesehatan Frekuensi Persentase
1 Askes 36 11,11
2 BPJS 192 59,26
3 Tidak Ada 78 24,07
4 Lain-Lain 11 3,39
5 STKM 7 2,16

19
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Berdasarkan tabel diatas mayoritas rata-rata


menggunakan Askes 36 orang (11.11%), BPJS 192
orang(59.26%), Tidak ada 78 orang (24.07), lain-lain 11 orang
(3.39) STKM 7 orang (2.16%).

d. Data lingkungan fisik


1) Perumahan
Tabel 3.8 Distribusi keluarga berdasarkan tipe rumah di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Tipe Rumah Frekuensi Persentase
1 Permanen 120 37,04
2 Semi Permanen 104 32,10
3 Tidak Permanen 100 30,86
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura
Berdasarkan data tabel diatas sebagian besar 120
(37.04%)tipe rumah adalah rumah permanen dan sbagian
semi permanen 104 (32.10%) dan sebagian kecil penduduk
dengan tipe rumah tidak permanen 100 (30.86%)

2) Distribusi penduduk berdasarkan kepemilikan rumah


Tabel 3.9 Distribusi keluarga berdasarkan kepemilikan
rumah di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah

No Kepemilikan Frekuensi Persentase

20
1 Milik Sendiri 324 100
2 Numpang 0 0
3 Sewa 0 0
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Berdasarkan dari tabel diatas, status kepemilikan rumah


penduduk sebagian besar 324 (100%) adalah milik sendiri.

3) Jenis lantai
Tabel 3.10 Distribusi rumah berdasarkan jenis lantai di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Lantai Rumah Frekuensi Persentase
1 Tanah 0 0
2 Papan 229 70,68
3 Tegel 95 29,32
4 Semen 0 0
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Berdasarkan dari tabel diatas, jenis lantai rumah penduduk


sebagian besar 95 (29.32%) adalah berlantai tegel dan
sebagian kecil penduduk dengan papan 229 (70.68%).

4) Sistem pencahayaan rumah


Tabel 3.11 Distribusi rumah berdasrkan sistem
pencahayaan rumah pada siang hari di Desa Wawai Gardu
Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah

No Pencahayaan Frekuensi Persentase


1 Baik 218 67,28

21
2 Kurang 17 5,24
3 Cukup 89 27,47
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk 218 (67.28%)


memiliki system penerangan yang terang dan sebagian kecil
penduduk dengan system pencahayaan kurang 17 (5.24%).
Dan sebagian kecil dengan system pencahayaan cukup 89
(27.47%).

5) Jenis Atap
Tabel 3.12 distribusi jenis atap rumah di Desa Wawai
Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No. Jenis atap Frekuensi Persentase
1 Sirap 53 16,36
2 Seng 246 75,93
3 Genteng 25 7,71
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk menggunakan


atap sirap 53 (16.36%), dan sebagian menggunakan atap
seng 246 (75.93%), dan sebagian kecil menggunakan atap
genteng 225 (7.71%).

6) Faktor Yang mempengaruhi lingkungan


Tabel 3.13 distribusi faktor yang mempengaruhi
lingkungan di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah

22
No Faktor Yang Frekuensi Presentase
Mempengaruhi
Lingkungan
1 Lalat 210 64,81
2 Nyamuk 111 34,26
3 Kecoa 3 0,92
4 Burung 0 0
5 Anjing 0 0
6 Kucing 0 0
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar faktor yang


mengpengaruhi lingkungan lalat 210 (64.81%),dan nyamuk
111 (34.26%), kecoa 3 ( 0.92%).

7) Luas pekarangan
Tabel 3.14 Distribusi rumah berdasarkan luas pekarangan
di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Luas Pekarangan Frekuensi Persentase
1 4X6 89 27,47
2 5X6 127 39,20
3 3X5 108 33,33
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar luas perkarangan


penduduk wawai gardu 4 X 6 meter 89 (27.47%), 5 X 6 meter
127 (39.20%), 3 X 5 meter 108 (33.33%)

23
8) Luas bangunan
Tabel 3.15 Distribusi rumah berdasarkan luas bangunan di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Luas Bangunan Frekuensi Presentase
1 5X8 101 31,17
2 6 X 10 125 38,58
3 6X8 98 30,15
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar luas bangunan penduduk


wawai gardu 5 X 8 meter 101 (31.17%), 6 X 10 meter
(38.58%), 6 X 8 meter 98 (30.15%).

9) Luas jendela
Tabel 3.16 Distribusi rumah berdasarkan luas jendela di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Luas Jendela Frekuensi Presentase
1 >20 % 293 90,43
2 <20 % 31 9,568
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar luas jendela penduduk


wawai gardu >20% 293 (90.43%), dan sebagian <20% 31
(9.568%).
e. Sumber air bersih
1) Sumber air
Tabel 3.17 Distribusi sumber air di Desa Wawai Gardu
Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No Sumber Air Bersih Frekuensi Persen

24
1 Sumur Gali 116 35,80
2 Sungai 0 0
3 Mata Air 0 0
4 Ledeng 208 64,20
5 Sumur Pompa 0 0
6 Sumur Bor 0 0
7 Lain- Lain 0 0
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk menggunakan


sumber air PDAM 208 (64.20%) dan sebagian kecil
menggunakan sumur gali 116 ( 35.80%).

2) Tempat Penyimpanan Air


Tabel 3.18 Distribusi tempat penyimpanan air di Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Tempat Penyimpanan Frekuensi Presentase
Air
1 Tertutup 261 80,56
2 Terbuka 63 19,44
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar tempat penyimpanan air


penduduk wawai gardu 261 (80.56%) dengan tertutup, dan
sebagian kecil 63 (19.44%) dengan terbuka.
3) Pengursan tempat penampungan air
Tabel 3.19 Distribusi pengurasan tempat penampungan air
di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah

25
No Pengurasan Tempat Frekuensi Persentase
Penampungan Air
1 Tidak Pernah Dilakukan 48 14,81
2 <3 Hari 158 48,77
3 >3 Hari 118 36,42
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk wawai gardu


melakukan pengurasan tempat penampungan air 48 (14.81%)
tidak pernah dilakukan, sebagian besar 158 (48.77%) <3hari,
dan sebagian kecil 118 (36.42%) >3hari.
4) Penggunaan air minum
Tabel 3.20 Distribusi penggunaan air minum di Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Penggunaan Air Minum Frekuensi Persentase
1 Dimasak 324 100
2 Tidak Di Masak 0 0
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk mengolah air


minum dengan dimasak 324 ( 100%).

5) Kualitas sumber air


Tabel 3.21 Distribusi kualitas sumber air di Desa Wawai
Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No Kualitas Sumber Air Frekuensi Persentase
1 Berbau 0 0

26
2 Berasa 0 0
3 Berwarna 0 0
4 Tak Berbau, Tak Berasa, 324 100
Tak Berwarna
5 Lain-Lain 0 0
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk kualitas


sumber air tak berbau, tak berwarna, tak berasa 324 (100%).

6) Jarak sumber air dari septic tank


Tabel 3.22 Distribusi Jarak sumber air dari septic tank di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Jarak Sumber Air Dengan Septic Frekuensi Persentase
Tank
1 <10 175 54,01
2 >10 149 45,99
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar jarak sumber air dengan


septic tank penduduk >10 meter 149 (45.99%) dan sebagian
kecil dengan jarak <10 meter 175 ( 54.01%)

f. Sistem pembuangan sampah


1) Pembuangan sampah
Tabel 3.23 Distribusi pembuangan sampah di Desa Wawai
Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No Pembuangan Sampah Frekuensi Persentase

27
1 Got 132 40,74
2 Sungai 59 18,21
3 Selokan 43 13,27
4 Dibuang sembarangan 60 18,52
5 Bak penampungan 30 9,26
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar 132 (4074%)


pembuangan sampah dengan digot, 59 (18.21%) pembungan
sampah dengan disungai, 43 (13.27%) pmbungan sampah
dengan diselokan, 60 (18.52%) pembuangan sampah dengan
dibuang sembarangan, 30 (9.26%) pembuangan sampah
dengan bak penampungan.
.
2) Kondisi saluran pembuangan limbah
Tabel 3.24 Distribusi kondisi saluran pembuangan limbah
di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Kondisi Saluran Frekuensi Persentase
Pembuangan Limbah
1 Tertutup Lancar 54 16,67
2 Tertutup Tergenang 4 1,23
3 Terbuka Lancar 93 28,70
4 Terbuka Tergenang 173 53,40
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar kondisi saluran


pembuangan limbah penduduk 54 (16.67%) tertutup lancar, 4
(1.23%) tertutup tergenang, 93 (28.70%) terbuka lancar, dan
sebagian 173 (53.40%) terbuka tergenang.

Tabel 3.25 Distribusi cara pembuangan sampah di Desa


Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah

28
No Tempat penampungan Frekuensi Persentase
sampah
1 Dibakar 247 76,23
2 Ditimbun 0 0
3 Disungai 37 11,42
4 Di Sembarang Tempat 40 12,35
Jumlah 324 100

Sumber: Pendataan Mahasiswa Akper Kesdam VI/ Tanjung


Pura

Dari tabel diatas yang memiki tempat penampungan sampah


dengan cara di bakar 247 (76.23%), dan sebagian dibuang
disungai 40 (12.35%) sehingga kondisi ini dapat menimbulkan
bahaya kesehatan lingkungan bila tidak dirawat dengan baik.

Penampungan tempat sampah

Tabel 3.26 Distribusi keadaan tempat penampungan


sampah di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah
No Keadaan Tempat Frekuensi Persentase
Penampungan Sampah
1 Terpelihara 0 0
2 Tidak terpelihara 324 100
Jumlah 324 100

Sumber : Pendataan mahasiswa Akper Kesdam


VI/Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk 234 (100%)


keadaan tempat penampungan sampah tidak terpelihara
sehingga kondisi ini dapat menimbulkan bahaya kesehatan
lingkungan bila tidak dirawat dengan baik.

29
g. Kepemilikan kandang ternak
1) Pemilik kandang ternak
Tabel 3.27 Disttribusi pemilik kandang ternak di Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Pemilik kandang ternak Frekuensi Persentase
1 Ada 134 41,36
2 Tidak ada 190 58,64
Jumlah 324 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk 134 (41.36%)


mempunyai ternak dan sebagian 190 (58.64%) tidak
mempunyai ternak.

2) Kepemilikan Kandang Ternak


Tabel 3.28 Distribusi Kepemilikan Kandang Ternak Di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Pemilik kandang ternak Frekuensi Persen (%)
1 Ya 134 41,36
2 Tidak 190 58,64
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian kecil pemilik kandang ternak


keluarga 134 (41.36%) dan sebagian besar penduduk tidak
memiliki kadang ternak 190 (58.64%).

3) Letak Kandang
Tabel 3.29 Distribusi Letak Kandang Di Desa Wawai Gardu
Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No Letak kandang Frekuensi Persen (%)
1 Diluar Rumah 134 1,43
2 Menempel Dirumah 0 0
3 Didalam Rumah 0 0

30
Jumlah 134 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/TanjungPura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk 134 (1.43%)


menggunakan jenis kandang diluar rumah.
4) Cara pemanfaatan kotoran ternak
no Pemanfaatan kotoran frekuensi persentase
Ditampung 2 1,49
1
Ditimbun 19 14,18
2
Dibuang sembarang 113 84,33
3
tempat
Lain-Lain, sebutkan 0 0
4
Jumlah 134 100

Sumber:pendataan mahasiswa akper kesdam VI/Tanjungpura


Dari table diatas, sebagian besar penduduk pemanfaatan
kotoran ditmpung 2 (1.49%), ditimbun 19 (14.18%), dibuang
sembarangan tempat 113 (84.33%).

h. Pembuangan Kotoran atau Tinja


1) Tempat Pembuangan Tinja
Tabel 3.30 Distribusi Tempat Pembuangan Tinja
Di Desa wawai gardu kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah
No Tempat Pembuangan Tinja Frekuensi Persen (%)
1 Angsatrine 0 0
2 Kolam 0 0
3 Cemplung 0 0
4 Septictank 324 100
Jumlah 324 100
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

31
Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk tempat
pembuangan tinja 324 (100%) dengan menggunakan
septitank.

2) Jarak Tempat Pembuangan Tinja


Tabel 3.31 Distribusi Jarak Tempat Pembuangan Tinja
Di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah

No Jarak tempat pembungan Frekuensi Persen (%)


tinja
1 >10 m 187 57,72
2 <10 m 137 42,28
Jumlah 324 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar jarak pembuangan tinja


penduduk >10 meter 187 (57.72%), sebagian <10 meter 137
(42.28%).

i. Komunikasi dan Transportasi


1) Menerima Informasi Tentang Kesehatan
Tabel 3.32 Distribusi Menerima Informasi Tentang
Kesehatan Di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah
No Komunikasi dan Frekuensi Persen (%)
transportasi
1 Tv 137 42,28
2 Radio 0 0
3 Penyuluhan 150 46,30
Dipuskesmas/Posyandu
4 Papan pengumuman 37 11,42
Rw/Desa
Jumlah 324 100

32
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/Tanjung
Pura
Dari tabel diatas, sebagian besar komunikasi dan transportasi
penduduk 137 (42.28%) Tv, sebagian 150 (46.30%)
penyuluhan dipuskesmas/posyandu, dan sebaagian 37
(11.42%) dengan papan pengumuman Rw/desa.

2) Transportasi Umum Yang Digunakan Ke Pelayanan


Kesehatan
Tabel 3.33 Distribusi Transportasi Umum Yang Digunakan
Ke Pelayanan Kesehatan Di Desa Wawai Gardu Kec.
Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No Transportasi Frekuensi Persen (%)
1 Bus 0 0
2 Angkutan Umum 0 0
3 Becak 0 0
4 Andong 0 0
5 Kendaraan Sendiri 324 100
jumlah 324 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk menggunakan


transportasi kendaraan sendiri 324 (100%).

3) Cara Pergi Ke Pelayanan Kesehatan


Tabel 3.34 Distribusi Cara Pergi Ke Pelayanan Kesehatan
Di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Cara pergi ke pelyanan Frekuensi Persen (%)
kesehatan
1 Jalan kaki 15 4,63
2 Naik sepeda motor 224 69,14
3 Naik Mobil 85 26,23
4 Naik sepeda 0 0

33
5 Naik andong 0 0
Jumlah 324 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk pergi ke


pelayanan kesehatan dengan jalan kaki 15 (4.63%), naik
sepeda motor 224 (69.23%), naik motor 85 (2623%).

j. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


1) Jenis Penyakit
Tabel 3.35 Distribusi Jenis Penyakit Di Desa Wawai Gardu
Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No Jenis penyakit Frekuensi Persen (%)
1 Ispa 0 0
2 TBC 4 1,94
3 Asma 12 5,82
4 Typoid 0 0
5 Diare 1 0,48
6 DBD 1 0,48
7 Rheumatik 25 12,14
8 Kulit 9 4,36
9 Hipertensi 121 58,74
10 Maag 4 1,94
11 Pusing 16 7,76
12 Stroke 5 2,42
Jumlah 206 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk wawai gardu


menderita penyakit TBC 4 (1.94%), sebagian Asma 12
(5.82%),sebagan Diare 1 (0.48%), sebgian DBD 1 (0.48%),
sebagian Rheumatik 25 (12.14%),sebagain Kulit 9 (4.36%),
sebagian Hipertensi 121 (58.78%),sebagian Magh 4 (1,94%),
sebagan Pusing 16 (7.76%), sebagian Stroke 5 (2.42%).

34
2) Cara Mengatasi Penyakit
Tabel 3.36 Distribusi Cara Mengatasi Penyakit Di Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Cara mengatasi penyakit Frekuensi Persen (%)
1 Berobat ke Puskesmas 149 72,33
2 Berobat ke Rumah sakit 6 2,91
3 Berobat ke dokter umum 10 4,85
4 Berobat ke dokter spesialis 1 0,48
5 Berobat ke perawat/bidan 38 18,45
6 Berobat ke dukun 0 0
7 Diobati sendiri 2 0,91
8 Dibiarkan 0 0
Jumlah 206 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/Tanjungpura
Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk tempat berobat
adalah dipuskesmas 149 (72.33%), dan sebagian kecil
penduduk beroabt ke dokter spesialis 1 (0,33 %)

3) Jenis Kader
Tabel 3.37 Distribusi Kader Kesehatan Di Desa Wawai
Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No Jenis Kader Frekuensi Persen (%)
1 Kader Posyandu Bayi/Balita 16 76,19
2 Kader Posyandu Lansia 5 23,81
Jumlah 21 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar penduduk yang mengikuti


kader posyandu bayi/balita 16 (76.19%), dan sebagian kecil
yang mengikuti kader posyandu lansia 5 (23.81%).

4) Jenis Pelatihan Yang Didapat Kader


Tabel 3.38 Distribusi Jenis Pelatihan Yang Didapat Kader

35
Di Desa wawai gardu kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah
No Jenis Pelatihan Frekuensi Persen (%)
1 Sistem 5 meja dalam posyandu 21 100
Jumlah 21 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar system 5 meja dalam


posyandu 21 (100%).

k. Kesehatan Ibu Hamil Dan KB


1) Anggota Keluarga Yang Hamil
Tabel 3.39 Distribusi Anggota Keluarga Yang Hamil
Di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Anggota Keluarga Yang Frekuensi Persen (%)
Hamil
1 Ya 5 0,89
2 Tidak 552 99,10
Jumlah 557 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian anggota keluarga yang hamil 5


(0.89%), dan anggota keluarga yang tidak hamil 552 (99.10%).

2) Umur Kehamilan
Tabel 3.40 Distribusi Umur Kehamilan Ibu Hamil Di Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Umur Kehamilan Frekuensi Persen (%)
1 >3 bulan – 6 bulan 2 40
2 >6 bulan – 9 bulan 3 60
Jumlah 5 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

36
Dari tabel diatas,sebagian kecil penduduk umur kehamilan >3
bulan – 6 bulan 2 (40%) dan sebagian besar > 6 bulan – 9
bulan 3 (60%).

3) Pemeriksaan Kehamilan
Tabel 3.41 Distribusi Pemeriksaan Kehamilan Di Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Pemeriksaan Kehamilan Frekuensi Persen (%)
1 Bidan 8 80
2 Puskesmas 2 20
Jumlah 10 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas sebagian besar penduduk pemeriksaan


kesehatan bidan 8 (80%) dan sebagian kecil puskesmas 2
(20%),

4) Ibu Nifas
Tabel 3.42 Distribusi Apakah Didalam Keluarga Terdapat
ibu Nifas Desa wawai gardu kec. Batang Alai Selatan kab.
Hulu Sungai Tengah
No Ibu Nifas Frekuensi Persen (%)
1 Ya 0 0
2 Tidak 518 100
Jumlah 518 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas tidak terdapat ibu nifas di RT 1,2,3,4,5,6 di


Desa Wawai Gardu

5) Ibu Meneteki

37
Tabel 3.43 Distribusi Ibu Meneteki Di Desa Wawai Gardu
Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No Penolong Frekuensi Persen (%)
1 Ya 16 10,96
2 Tidak 130 89,04
Jumlah 146 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian anggota keluarga yang menetekii


16 (10,96%), dan anggota keluarga yang tidak meneteki 130
(89,04%).

6) Usia Anak Yang Di Susui


Tabel 3.44 Distribusi Usia Anak Yang Di Susui Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Usia Anak Yang Di Susui Frekuensi Persen (%)
1 0-6 bulan 5 31,25
2 6-12 bulan 4 25
3 1- 2 tahun 7 43,75
Jumlah 16 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar usia anak yang di susui 0-6
bulan 5 (31,25%), usia 6-12 bulan 4 (25%), dan 1-2 tahun 7
(43.75%),

7) Keluarga Berencana (KB)


Tabel 3.45 Distribusi Tentang Keluarga Berencana Di Desa
wawai gardu kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai
Tengah
No KB Frekuensi Persen (%)
1 Suntik 63 44,06

38
2 Norplan 12 8,392

3 Pil 68 47,55
Jumlah 143 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas, sebagian besar yang menggunakan KB


suntik 63 (44,06%), norplan 12 (8,392%), dan pil 68 (47,55%).

8) Bayi
Tabel 3.46 Distribusi Keluarga Yang Terdapat Bayi Di Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Bayi Frekuensi Persen (%)
1 Ya 11 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 1 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas sebagian kecil keluarga memiliki anak usia


bayi 11 (100%) dan sebagian besar tidak memiliki anak usia
bayi 0 (0%).

9) Balita
Tabel 3.47 Distribusi Usia Balita Saat ini Di Desa wawai
gardu kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah
No Balita Frekuensi Persen (%)
1 Ya 84 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 84 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

39
Dari tabel diatas sebagian besar besar keluarga memiliki anak
usia bayi 84 (100%) dan sebagian besar tidak memiliki anak
usia bayi 0 (0%).

10) Usia Balita


Tabel 3.48 Distribusi Berat Badan Balita Di Desa wawai
gardu kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah
No Usia Balita Frekuensi Persen (%)
1 1-2 tahun 34 40,48
2 3-4 tahun 23 27,38
3 5 tahun 27 32,14
Jumlah 84 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas sebagian besar balita umur 1-2 tahun 34


(40,48%), 3-4 tahu 23 (27,38%), dan 5 tahun 27 (32,14%).

11) Balita Yang Mempunyai KMS


Tabel 3.49 Distribusi Balita Yang Mempunyai KMS Di Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Balita Yang Punya KMS Frekuensi Persen (%)
1 Ya 84 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 84 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas sebagian besar balita mempunyai KMS 84


(100%) dan tidak mempunyai KMS 0 (0%),

12) Usia Sekolah

40
Tabel 3.50 Distribusi anak sudah diimunisasi Di Desa
wawai gardu kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai
Tengah
No Usia Frekuensi Persen (%)
1 6-7 th 33 20,75
2 8-9 th 53 33,33
3 10-11 49 30,82
4 12 th 24 15,09
Jumlah 159 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas sebagian besar anak sudah diimunisasi umur


6-7 tahun 33 (20,75%), 8-9 tahun 53 (33,33%), 10-11 tahun 49
(30,82%), dan 12 tahun 159 (15,09%).

13) Usia Remaja


Tabel 3.51 Distribusi Usia Remaja Di Desa wawai gardu
kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah
No Usia Frekuensi Persen (%)
1 13-14 th 38 28,57
2 15-16 th 29 21,80
3 17-18 th 26 19,55
4 19-20 th 40 30,08
Jumlah 133 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura

Dari tabel diatas sebagian besar keluarga mempunyai anak


usia remaja umur 13-14 tahun 38 (28,57%), 15-16 tahun 29
(21-80%), 17-18 tahun 26 (19,55%), dan 19-20 tahun 40
(30,08%).

14) Mengetahui Usia Reproduksi


Tabel 3.52 Distribusi Mengetahui Usia Reproduksi

41
Di Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Alasan Frekuensi Persen (%)
1 Ya 59 44,36
2 Tidak 54 55,64
Jumlah 0 0
Sumber ; Pendataan Mahasiswa Akper Kesdam VI/
Tanjungpura

Dari tabel diatas tidak ada alasan bagi orang tua untuk tidak
mengimunisasi anaknya diRT 5,6,7,8,13,21 didesa gunung
Makmur.

15) Mengetahui Tentang Penyakit Menular Seksual


Tabel 3.53 Distribusi Mengetahui Tentang Penyakit
Menular Seksual Di Desa Gunung Wawai Gardu Kec.
Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
No Pengetahuan Penyakit Frekuensi Persen (%)
Menular
1 Ya 44 33,08
2 Tidak 89 66,92
Jumlah 133 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura
Dari tabel diatas sebagian besar keluarga mengeahui tentang
penyakit menular seksual 44 (33,08%) dan tidak mengetahui
89 (66,92%).

16) Mengetahui Apakah Remaja Aktif Dalam Organisasi


Tabel 3.54 Distribusi Mengetahui Tentang Penyakit
Menular Seksual Di Desa Gunung Wawai Gardu Kec.
Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah

No Remaja Aktif Dalam Frekuensi Persen (%)


Organisasi
1 Ya 59 44,36

42
2 Tidak 74 55,64
Jumlah 133 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura
Dari tabel diatas sebagian besar remaja aktif dalam organisasi
59 orang (44,36%), dan yang tidak ikut organisasi 74 orang
(55,64%).

17) Mengetahui Tentang Fungsi Reproduksi


Tabel 3.55 Distribusi Mengetahui Tentang Penyakit
Menular Seksual Di Desa Gunung Wawai Gardu Kec.
Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah

No Remaja Mengetahui Frekuensi Persen (%)


Fungsi Reproduksi
1 Ya 133 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 133 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura
Dari tabel diatas sebagian besar remaja mengetahui fungsi
reproduksi 133 orang (100%).

18) Apakah Ada Penyimpangan Perilaku Pada Remaja


Tabel 3.56 Distribusi Mengetahui Tentang Penyakit
Menular Seksual Di Desa Gunung Wawai Gardu Kec.
Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah

No Remaja Mengetahui Frekuensi Persen (%)


Penyimpangan Perilaku
1 Ya 0 0
2 Tidak 133 133
Jumlah 133 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjungpura
Dari tabel diatas sebagian besar remaja tidak ada yang
melakukan perilaku menyimpang 133 (100%).
19) Pre-Monopouse

43
Tabel 3.57 Distribusi Hasil Pada KMS Pre-Monopouse Di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Usia Pre-Monopouse Frekuensi Persen (%)
1 <45 th 26 30,23
2 >45 th 60 69,77
Jumlah 82 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas, sebagian besar usia pre monopouse <45


tahun 26 (30,23%), dan >45 tahun 60 (69,77%).

20) Usia Lansia


Tabel 3.58 Distribusi didalam keluarga terdapat Lansia Di
Desa wawai gardu kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah
No Usia Lansia Frekuensi Persen (%)
1 65-70 th 49 71,01
2 >70 20 28,99
Jumlah 69 100
Sumber ; Pendataan Mahasiswa Akper Kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas terdapat lansia umur 65-70 tahun 49


(71,01%) dan >70 tahun 20 (28,99%).

21) Lansia Dengan Penyakit


Tabel 3.59 Distribusi Lansia Dengan Penyakit Di Desa
Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah
No Lansia Dengan Penyakit Frekuensi Persen (%)
1 Rheumatik 11 15,94
2 Hipertensi 43 62,32
3 Stroke 8 11,59

44
4 Jantung 1 1,449
5 Asma 1 1,449
6 Kulit 1 1,449
7 Diabetes Miletus 2 2,899
8 Maag 2 2,899
Jumlah 69 100
Sumber ; Pendataan Mahasiswa Akper Kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas lansia dengan penyakit rheumatic 11


(15,49%), hipertensi 43 (62,32%), stroke 8 (11,59%), jantung 1
(1,449%), asma 1 (1,449%), kulit 1 (1,449%), diabetes mellitus
2 (2,899%), dan maag 2 (2,889%).

22) Pelayanan Kesehatan Lansia


Tabel 3.60 Distribusi Pelayanan Kesehatan Lansia Di
Desa Wawai Gardu Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah
No Penggunaan waktu luang Frekuensi Persen (%)
1 Berobat Ke Sarana 64 94,12
Pelayanan kesehatan
2 Diobati Sendiri 24 5,882
Jumlah 68 100
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung
Pura

Dari tabel diatas pelayanan kesehatan lansia yang berobat ke


sarana pelayanan kesehatan 64 (94,12%), dan diobati sendiri
24 (5,882%).

45
2. Analisa Data

Data Problem Etiologi

1 DS: ketua RT melaporkan Cemas terhadap kejadian


bahwa di RW 3 tidak terdapat kejadian pencurian
penjaga keamanan, Poskamling kriminalitas khususnya di RT
juga tidak ada dan kegiatan terutama pencurian 1 RW 3
ronda malam sudah tidak di RW 3
berjalan. Ketua RT 01 juga
mengatakan bahwa baru-baru
ini telah terjadi pencurian
tepatnya pada tanggal 24
November 2011, sehingga
keamanan di RT 01 menjadi
lebih ditingkatkan lagi dan
ronda malam mulai
diberlakukan.
DO: tidak terlihat pos ronda di
RW 3
2 DS: ketua RW mengatakan Kesiapan posyandu lansia
bahwa di RW tiga jarang peningkatan koping yang tidak rutin
dilakukan rapat RT, warga komunitas dan komunikasi
jarang berkumpul ke sesama warga yang
tetangga, warga jarang kurang
mendatangi rapat RT, kegiatan
posyandu lansia jarang
dilaksanakan
3 DO: Ketua RW mengatakan Risiko Lingkungan perilaku warga
bahwa limbah di buang di RW 3 yang tidak RW 3 yang tidak
selokan, aliran WC dialirkan ke sehat efektif
kolam-kolam.
DS: ada beberapa warga yang
membuang sampah di selokan
4. DS: Bu bidan mengatakan Hipertensi pada Ketidakpatuhan

46
lansia RW 03 kebanyakan Lansia lansia dalam
menderita hipertensi dan mengikuti
perilaku lansia RW 03 yang posyandu lansia
malas mengikuti posyandu
lansia yang berada di RW 04.
Ketua RT juga mengatakan
bahwa lansia sudah jarang
mengikuti posyandu lansia
dibuktikan dengan sudah jarang
ada senam lansia.

Diagnosa Keperawatan:
1. Cemas terhadap kejadian kriminalitas terutama pencurian di RW 3
khususnya di RT 1 berhubungan dengan adanya kejadian pencurian
diraerah RT 1 RW 3.
2. Kesiapan peningkatan koping komunitas ditandai dengan posyandu
lansia yang tidak rutin dan komunikasi warga yang kurang
3. Risiko Lingkungan RW 3 yang tidak sehat berhubungan dengan perilaku
warga RW 3 yang tidak efektif.
4. Hipertensi pada lansia berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam
mengikuti posyandu lansia.

3. Penapisan Masalah (skoring)

47
4. Prioritas Masalah

Diagnosa Kriteria Penapisan


Keperawatan Tersedia Sumber
Komunitas a b C d e F g h I j k l Jumlah
Diagnosa 1 4 1 1 4 2 3 2 4 4 3 3 4 35
Diagnosa 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 40
Diagnosa 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 40
Diagnosa 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 41

a. Sesuai dengan peran perawat komunitas


b. Jumlah yang berisiko
c. Besarnya risiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diatasi
g. Sesuai program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya manusia

5. Perencanaan Keperawatan Komunitas


6. Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
7. Penilaian dan Evaluasi

48
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Analisis SWOT

STRENGTH : OPPORTUNITY :
1. Warga terbuka 1. Masih ada posyandu balita
2. Sudah mengenal kesehatan 2. Ada bidan desa dan dokter praktek
dibuktikan dengan apabila sakit 3. Ada Jaminan Persalinan
dating ke dokter, puskesmas, dan (Jampersal)
bidan desa. 4. Dekat dengan puskesmas dan
3. Warga yang usianya produktif pasar
meninggalkan desa untuk 5. Sumber air melimpah
bekerja. 6. Dengan dengan tempat wisata
7. Terdapat lapangan badminton di
RT 02
8. Wilayah RW 03 dekat dengan
gedung badminton
WEAKNESS : TREATH :
1. Perilaku buruk dalam membuang 1. Posyandu lansia sudah tidak
sampah berjalan
2. Sudah jarang berkumpul sehingga 2. Tidak terdapat gardu poskamling
komunikasi kurang (interaksi dan ronda malam
kurang) dibuktikan dengan rapat
yang sudah jarang karena warga
jarang datang
3. Kurang partisipasi aktif dari warga,
dibuktikan dengan senam lansia
yang sudah tidak berjalan dan
jarang mengikuti rapat
4. Pendidikan warga RW 03
kebanyakan masih lulusan SD

Analisis Strategis : S-W = 3-4 = -1

49
O-T = 8-2 = +6

B. Pembahasan

Analisa diatas membantu mengidentifikasi wilayah RW 03 tentang


kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dengan melihat analisa di
atas maka kelompok kami mencoba untuk merancanakan pengembangan
pelaksanaan proses keperawatan dengan melibatkan warga dan kondisi
lingkungan yang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kondisi warga yang terbuka memudahkan mahasiswa melakukan
pengkajian dan hal ini juga menjadi kelebihan dari warga yang mudah dalam
menerima informasi. Namun warga sekarang ini sudah jarang berkumpul
dibuktikan dengan ketika diadakan penyuluhan KB, petugas kesehatan
harus mendatangi warga dari rumah ke rumah. Solusi dari kami ketika akan
melakukan penyuluhan, petugas kesehatan sebaiknya memberikan
penyuluhan yang menarik perhatian dan minat warga. Misalnya ketika
melakukan penyuluhan disertai dengan pemeriksaan kesehatan gratis.
Warga yang memiliki usia produktif yang sebagian besar bekerja
diluar kota menjadi kelebihan dari wilayah ini karena dengan bekerja maka
ada penghasilan dan mengurangi angka pengangguran diwilayah ini, selain
itu warga yang memiliki usia produktif kemungkinan memiliki wawasan yang
lebih luas karena mereka telah hidup dalam kondisi yang berbeda. Petugas
kesehatan dapat bekerjasama dengan warga yang memiliki wawasan luas
untuk membantu menyelesaikan masalah untuk merubah perilaku warga
yang buruk seperti membuang sampah ke selokan, karena hal ini dapat
menyebabkan banjir dan sarana penyakit berkumpul.
Masalah posyandu lansia yang sudah jarang diikuti oleh lansia harus
segera diatasi bersama dengan tokoh masyarakat dan petugas kesehatan.
Solusi dari kelompok kami adalah perlunya pertemuan bersama untuk

50
memecahkan masalah posyandu lansia yang sudah jarang diikuti oleh lansia
RW 03. Diharapkan dalam pertemuan ini ada pembahasan mengenai alasan
lansia tidak mengikuti posyandu lansia yang ada di RW 04 dan solusi apa
yang bisa memotivasi lansia untuk tetap mengikuti posyandu lansia.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis meliputi
biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang utuh dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan yang
memungkinkan setiap individu hidup secara mandiri dan produktif secara
sosial dan ekonomis.
2. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer,
sekunder dan tersier.
3. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai
minat dan interest yang sama.
4. Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan kesehatan/ keperawatan.
5. Peran yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat adalah
sebagai penyedia pelayanan (Care Provider), pendidik dan konsultan
(Nurse Educator and Counselor), panutan (Role Model), pembela (Client
Advocate), manajer kasus (Case Manajer), kolaborator, perencana tindak
anjut (Discharge Planner), pengidentifikasi masalah kesehatan (Case
Finder), koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services),
pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and

51
Leader), dan pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas
(Community Care Provider And Researcher).
6. Tahapan proses keperawatan kesehatan komunitas yaitu 1) pengkajian
yang terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan, prioritas
masalah, dan aspek politis; 2) diagnosa keperawatan; 3) perencanaan
keperawatan; 4) pelaksanaan; serta 5) evaluasi dan penilaian.
7. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian di RW
03 adalah :
a. Cemas terhadap kejadian kriminalitas terutama pencurian di RW 3
khususnya di RT 1 berhubungan dengan adanya kejadian pencurian
diraerah RT 1 RW 3.
b. Kesiapan peningkatan koping komunitas ditandai dengan posyandu
lansia yang tidak rutin dan komunikasi warga yang kurang.
c. Risiko Lingkungan RW 3 yang tidak sehat berhubungan dengan
perilaku warga RW 3 yang tidak efektif.
d. Hipertensi pada lansia berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia
dalam mengikuti posyandu lansia.

B. Saran
Peran petugas kesehatan sangat penting untuk menangani masalah
kesehatan yang muncul di Desa Rempoah ini, khususnya di RW 03 serta
partisipasi dari masyarakat itu sendiri agar terciptanya lingkungan yang
sehat. Jika lingkungan di desa tersebut sudah baik maka insiden penyakit
akan berkurang. Sehingga kerjasama antara petugas kesehatan dan
masyarakat harus dijalin dengan kuat sehingga masalah-masalah kesehatan
yang ada di masyarakat segera teratasi.

52

Anda mungkin juga menyukai