Anda di halaman 1dari 37

KONSTRUKSI KAPAL

( MIDSHIP SECTION )

OLEH :

SOFYAN HANANDIS
D 331 10 266

JURUSAN PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
KONSTRUKSI KAPAL 2012
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
PENGANTAR

BAB I : PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3. Batasan Masalah
I.4. Maksud dan tujuan
I.5. Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI


II.1 Pengertian Konstruksi
II.2 Macam-Macam Sistem Konstruksi
II.3 Elemen Konstruksi pada Midship Section
II.4 Konstruksi Alas Tunggal dan Konstruksi Alas Ganda
II.5 Bukaan Kulit (Shell Expantion Plan)
II.6 Cara Penggambaran Bukaan Kulit
II.7 Elemen-elemen pada konstruksi profile
II.8 Cara penggambaran kontruksi profile

BAB III : PENYAJIAN DATA


III.1. Ukuran Pokok Kapal
III.2. Perhitungan Koefisien dan Radius Bilga
III.3. Perhitungan Luasan dan Volume
BAB IV : PEMBAHASAN

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
IV.1. Perhitungan Beban yang Bekerja Pada Kapal
IV.2. Perhitungan Konstruksi Pelat
IV.3. Perhitungan Konstruksi Alas
IV.4. Perhitungan Konstruksi Gading - Gading
IV.5. Perhitungan Konstruksi Geladak, Stiffener, dan Ambang
Palka
IV.6. Perhitungan Konstruksi Bukaan Kulit
IV.7. Perhitungan Tangki - Tangki
IV.8. Perhitungan Pelengkap

BAB V : PENUTUP
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran – Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Midship Section

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita masih dapat melakukan aktivitas
seperti biasanya dan dengan kekuatan darinyalah Penyusun dapat menyelesaikan
tugas laporan mata kuliah konstruksi kapal ini tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa penyelesaian tugas laporan serta gambar ini
penuh dengan tantangan dan hambatan karena itu merupakan suatu kebanggaan bagi
penyusun sendiri telah mampu menyelesaikannya dengan baik walaupun di sadari
maupun tidak terdapat hal-hal yang bertentangan sebagai mana mestinya,karena itu
melalui kesempatan ini penyusun memohon maaf atas segala kehilafan yang
dilakukan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya penyusun haturkan
kepada dosen pengasuh mata kuliah Konstruksi kapal atas bimbingannya semoga
Allah membalas semua ilmu yang telah diajarkan dan kepada asisten, senior, dan
teman-teman mahasiswa jurusan perkapalan yang telah membantu hingga
terselesaikanya tugas-tugas mata kuliah Konstruksi Kapal dengan sebaik-baiknya.
Tidak kalah pentingnya adalah “tiada gading yang tak retak” tentunya tugas
yang penyusun kerjakan ini masih banyak kekurangan baik dalam hal laporan
maupun cara penggambaranya baik itu secara sengaja maupun secara tidak sengaja.
Olehnya itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan tugas-tugas selanjutnya.
Harapan penyusun, kiranya laporan tugas mata kuliah konstruksi kapal ini
dapat memenuhi fungsi sebagaimana yang kita harapkan bersama.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Juni 2012

Hormat saya,

Penyusun

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dahulu kala jasa transportasi laut sudah diketahui dan dimanfaatkan
oleh manusia. Terbukti dengan berhasilnya nenek moyang kita dimasa lampau yang
berhasil menjelajahi dunia dengan menggunakan perahu Pinisi yang fasilitasnya
sangat terbatas. Demikian pula untuk perkembangan di bidang perdagangan,
penggunaan kapal laut juga sangat berperan karena selain lebih murah, kapasitas
muatannya juga lebih besar dan banyak kelebihan lainnya.
Kebutuhan akan alat transportasi laut yang antara lain kapal laut semakin
besar seiring dangan semakin ketatnya persaingan di bidang ekonomi, sosial, politik,
dan pertahanan dan keamanan. Untuk itu kita termotifasi untuk merancang dan
membuat kapal-kapal yang dalam pengoprasiannya layak teknis, ekonomis serta
mampu bersaing dengan kapal-kapal yang dihasilkan Negara lain.Sehingga dalam
perencanaan sebuah kapal,kita harus merencanakan konstriksinya juga.
Pengertian konstruksi dalam kaitannya dengan disiplin ilmu perkapalan adalah
bagaimana suatu kapal dibangun sesuai dengan urutan-urutannya, serta bagaimana
hubungan dari bagian-bagian dari kapal serta bagaimana cara penyambungannya.
Dalam pembangunan suatu kapal, diperlukan beberapa faktor yang harus
diperhatikan. Selain perencanaan bentuk dan karakteristik badan kapal, juga
perencanaan kekuatan dan susunan kapal itu sendiri. Konstruksi kapal pada
umumnya teridri dari dua bagian utama, yaitu badan kapal dan bangunan atas kapal
atau rumah geladak.
Pada dasarnya proses penggambaran konstruksi ini dapat dilakukan dengan tiga
macam cara, yakni sistem konstruksi melintang, sistem konstruksi memanjang dan
sistem konstruksi kombinasi. Penggambaran yang akan dilakukan disini adalah
penggambaran terhadap bagian midship, detail, potongan, bukaan kulit, dan profile.
Pada umumnya konstruksi dari badan kapal, terdiri dari lambung kanan, dasar dan
atau beberapa geladak. Sedangkan bangunan atas kapal atau rumah geladak adalah

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
bangunan tambahan yang terletak di bagian atas badan kapal. Bangunan atas yang
terletak di sebelah depan kapal, dimulai dari linggi muka disebut forecastle,
sedangkan bangunan atas yang terletak di tengah adalah bridge dan yang di belakang
disebut poop.
Fungsi dari penggambaran konstruksi ini adalah antara lain untuk memudahkan
dalam proses pembangunan suatu type kapal karena memberikan petunjuk urutan-
urutan pembangunan dan cara penyambungan dengan memperlihatkan penampang
dari pelat-pelat dan ukuran dari tiap lajur pelat, serta menggambarkan letak dari
seluruh lubang atau bukaan pada lambung kapal.
1.2 Rumusan Masalah
Perencanaan suatu kapal mempunyai beberapa tahapan pengerjaan. Kapal sebagai
sarana transportasi, selain mengalami beban muatan juga mengalami beban
konstruksinya sendiri. Permasalahan yang akan dihadapi disini adalah bagaimana
merencanakan konstruksi untuk suatu kapal General cargo yang dapat memikul
beban yang dialami oleh kapal itu sendiri, sehingga kapal tersebut layak teknis.

1.3 Batasan Masalah


Untuk mencapai tujuan pembuatan tugas ini maka masalah yang dibahas akan
dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Type kapal, yakni kapal Chargo Ship


2. Elemen bentuk pada konstruksi
3. Bukaan kulit
Dari permasalahan yang ada, akan di titik beratkan pada :

Penggambaran penampang tengah kapal dan perhitungan-perhitungan yang


relevan dalam penggambaran penampang tengah kapal. Dan penggambaran
bukaan kulit.

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
1.4 Maksud dan tujuan
Tugas mata kuliah kontruksi kapal satu ini mempunyai tujuan dan maksud antara
lain ;
1. Mengetahui ukuran konstruksi yang dapat menahan beban yang dialami
oleh kapal.
2. Berfungsi sebagai pedoman / petunjuk dalam pembangunan kapal.
3. Mengetahui berat baja yang diperlukan kapal
4. Mahasiswa mampu merencanakan elemen-elemen yang disebut diatas
berdasarkan rumus yang ada, kemudian mampu menggambarkannya.
5. Mahasiswa mampu menyusun hasil kerjanya dalam bentuk laporan.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan mencakup latar belakang dari pembuatan laporan, rumusan


masalah yang spesifik terfokus pada kapal tertentu, batasan masalah yang
mencakup perhitungan dan penggambaran midship, shell ekspansion,
maksud dan tujuan penulisan laporan ini, serta sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas pengertian konstruksi, Macam-macam konstruksi kapal,


elemen konstruksi kapal pada penampang tengah kapal, konstruksi alas
tunggal dan alas ganda, bukaan kulit serta cara penggambaran bukaan
kulit, serta cara penggambarannaya.

BAB III PENYAJIAN DATA

Menyajikan ukuran utama data kapal yang akan diolah serta kerangka
pemikirannya.

BAB IV PEMBAHASAN

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
Meliputi perhitungan beban yang bekerja pada kapal, perhitungan
konstruksi plat kapal, perhitungan konstruksi gading-gading serta
perhitungan konstrusi geladak, stay ambang palka, sekat-sekat, luas
tangki-tangki,dan perhitungan tambahan lainnya.

BAB V PENUTUP

Penutup ini berisikan kesimpulan dan saran-saran.

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Konstruksi


Konstruksi secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan yang
mendukung suatu bangunan yang mendukung suatu desain. Dalam bidang
perkapalan, konstruksi kapal merupakan susunan komponen-komponen pada
bangunan kapal yang mana terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas (super
structure). Bangunan atas ( super structure ) adalah bangunan diatas deck yang
meliputi seluruh lebar kapal, panjangnya adalah sebagian panjang geladak, dan ada
pula sepanjang geladak.bangunan atas pada bagian buritan adalah poopdeck, dan
bagian haluan adalah fore castle deck yang terletak diatas bangunan geladak utama.

Bidang konstruksi yang membagi badan kapal dalam ruangan pada arah
tingginya disebut geladak. Geladak yang memanjang seluruh arah kapal dan dari
lambung kiri dan kanan disebut geladak penuh. Bidang konstruksi yang membagi
badan kapal pada arah melintang dan memanjang disebut sekat melintang dan
memanjang.

Ruangan yang terletak diantara dua geladak disebut ruang antara geladak
(tweendeck ). Ruangan dibawah geladak yang terbawah disebut ruang palka. Untuk
pemuatan barang pada ruang palka dan tweendeck, pada geladak dibuat lubang yang
disebut lubang palka ( hatchway ). Lubang dibatasi dengan dinding vertikal yang
disebut ambang palka (hatccoaming ). Pada tepi geladak dipasang kubu-kubu yang
berfungsi untuk melindungi jatuhnya orang keluar dari kapal dan menghindari
limpahnya air laut ke geladak pada waktu air laut berombak. Untuk mengalirkan air
laut yang melimpah ke geladak, pada kubu-kubu dibuat lubang pada bagian bawah
yang disebut lubang pembebasan (freeing ports ). Pada geladak-geladak yang lebih
diatas, tepatnya kubu-kubu diganti pagar yang berupa pipa- pipa dan bilah-bilah pelat.

II.2 Macam-Macam Sistem Konstruksi

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
Pada dasar badan kapal terdiri dari komponen-komponen konstruksi yang
letaknya arah melintang dan memanjang. Dalam menyusun komponen-komponen
di atas menjadi konstruksi badan kapal secara keseluruhan dikenal beberapa cara
yang biasa dipakai dalam praktek antar lain:

A. Sistem Rangka Konstruksi Melintang


Sistem rangka konstruksi melintang ialah merupakan konstruksi dimana
beban yang bekerja pada konstruksi diterima oleh pelat kulit dan balok-
balok memanjang dari kapal dengan pertolongan balok-balok yang
terletak melintang kapal. Fungsi balok-balok memanjang adalah:
1. Menjamin kestabilan bentuk lengkungan balok-balok melintang utama
2. Untuk pembagian gaya yang terpusat pada beberapa balok melintang
utama yang berdekatan
 Kebaikan dari rangka konstruksi melintang:
1. Menghasilkan konstruksi yang sederhana
2. Mudah dalam pembangunannya
3. Kekuatan melintang kapal baik sekali dengan adanya gading-gading
utama
4. Jumlah dinding sekat melintang diperkecil
5. Memperkecil ruang palka
6. Mempergunakan ruang palka dengan baik
 Kejelekan dai sistem rangka konstruksi melintang:
1. Modulus penampang melintang kapal adalah kecil dimana balok-balok
memanjang hanyalah pelat geladak, dasar ganda dan kulit dasar serta
penumpu tengah yang tak terpotong dan penumpu geladak.
2. Kestabilan dari pelat kulit lebih kecil.
3. Sistem konstruksi ini hanya dipakai pada kapal-kapal yang pendek
dimana kekuatan memanjang kapal sebagai akibat momen lengkung
kapal tidak besar dan tidak begitu berbahaya.
B. Sistem Rangka Konstruksi Memanjang

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
Sistem konstruksi rangka memanjang ialah konstruksi dimana padanya
bekerja beban yang diterima oleh rangka konstruksi dan diuraikan pada
hubungan-hubungan kaku melintang kapal dengan pertolongan balok-
balok memanjang.
 Kebaikan dari sistem rangka konstruksi memanjang ialah:
1. Dengan adanya balok-balok memanjang yang tidak terpotong akan
memperbesar modulus penampang melintang kapal.
2. Dengan melekatnya balok-balok memanjang pada pelat dasar ganda
berarti akan lebih kaku konstruksi-konstruksi tersebut serta
memperbesar kestabilannya.
 Kejelekan dari sistem rangka konstruksi memanjang ialah:
1. Mengharuskan membuat dinding sekat melintang yang banyak pada
kapal.
2. Memperbesar jumlah lubang palka.
3. Mempersatukan operasi pemuatan dan pembongkaran barang.
4. Sulit mengangkat barang-barang berukuran besar.
C. Sistem rangka konstruksi kombinasi.
Mengingat akan kekurangan-kekurangan pada sistem konstruksi
melintang maka timbul pemakaian sistem rangka konstruksi kombinasi.
Sistem rangka konstruksi kombinasi ialah gabungan dari sistem rangka
konstruksi melintang dan sistem rangka konstruksi memanjang.
II.3. Elemen Konstruksi pada Midship Section
1. Wrang
Merupakan bagian konstruksi kapal yang menggunakan konstruksi alas
ganda (double bottom) berupa pelat yang melintang sepanjang lebar kapal.
Ada tiga jenis wrang yaitu wrang pelat(solid floor), wrang terbuka(open
floor), dan wrang kedap air (water tight floor). Wrang sangat berguna dalam
menambah kekuatan melintang kapal
2. Lubang Manusia (man hole)

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
Merupakan elemen konstruksi yang banyak dijumpai pada jenis wrang
pelat(solid floor). Pemasangan man hole atau lubang manusia pada alas
ganda berguna untuk tempat jalannya pekerja pada waktu pengelasan dan
pemeriksaan alas kapal. Bentuk man hole adalah bulat atau lonjong dan
dibuat secukupnya agar orang bisa masuk dan keluar lewat man hole.
3. Lubang Pembebasan (lightening Hole)
Merupakan elemen konstruksi yang banyak dijumpai pada kapal yang
memiliki konstruksi alas ganda dan jenis wrang terbuka. Lubang
pembebasan yang berbentuk lingkaran berfungsi sebagai peringan pada
konstruksi dasar ganda.

4. Penumpu Utama (centre girder)


Merupakan pelat penumpu yang terletak vertikal pada bagian tengah
konstruksi alas. Berfungsi agar di dalam ruang dasar ganda dapat
dilaksanakan pekerjaan pada pembuatan, reparasi kapal, ketika kapal kandas
pada dasar perairan dan terjadi pada pelat kulit, dasar sedapat mungkin
dihindarkan dari kerusakan.
5. Penumpu Samping (side girder)
Bentuknya vertikal merupakan pelat penumpu yang terletak dikiri dan kana
center girder (penumpu tengah) dimana bersama-sama center girder
menambah kekuatan memanjang kapal dan ikut mengambil bagian pada
lengkungan kapal.
6. Gading Besar (web frame)
Membentuk profil T, merupakan penegar-penegar sebagai penguat pelat
lambung. Web frame berfungsi sebagai penerus gaya-gaya atau beban yang
diterima oleh pelat sisi untuk disalurkan ke konstruksi dasar, terutama pada
sistem rangka konstruksi melintang.
7. Gading Utama (main frame)

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
Berbentuk profil L, sebagai penguat pelat lambung sisi kapal dalam arah
melintang.
8. Gading Alas (bottom frame)
Merupakan kelanjutan dari gading utama, maka profilnya adalah profil L,
dipasang pada pelat alas. Jadi gading alas berfungsi untuk menumpu beban
yang diterima pelat alas.
9. Gading Balik (reverse frame)
Merupakan kelanjutan dari gading-gading utama. Bentuk profilnya adalah
profil L, gading balik diletakkan pada pelat alas dalam (inner bottom).
Gading balik berfungsi untuk menumpu beban yang bekerja pada alas
dalam.
10. Balok Geladak
Balok geladak dipasang pada tiap jarak gading-gading. Ada dua cara
pemasangan balok geladak:
1. Arah melintang
Pemasangan balok geladak arah melintang berfungsi agar:
a. Gading-gading dapat lebih berfungsi sebagai penguat melintang dari
gading-gading sehingga tidak melengkung ke arah dalam atau ke arah
luar akibat adanya tekanan air atau gaya-gaya lain yang bekerja pada
sisi kapal.
b. Menahan geladak sebanyak mungkin beserta muatan diatasnya, dalam
hal ini balok geladak harus cukup teger agar tidak melentur ke bawah.

2. Arah memanjang
Pemasangan balok geladak secara memanjang berfungsi untuk:
a. Penguatan memanjang, sehingga kekakuan seluruh strukturkapal
bertambah.
b. Menyangga geladak sebnyak mungkin serta muatan diatasnya,
sehingga balok geladak memiliki ketegaran yang cukup.

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
11. Penumpu Geladak
Berbentuk profil T, terletak pada pelat geladak dan berfungsi untuk
menumpu geladak.
12. Bracket
Merupakan pelat siku yang berfungsi sebagai penguat sambungan antara
dua elemen konstruksi, misalnya digunakan pada sambungan antara balok
geladak dengan gading besar(web Frame) atau dengan gading utama(main
Frame).
13. Pelat Kulit
Terletak pada bagian terluar kapal yang membungkus gading-gading dimana
berfungsi sebagai:
a. Melindungi ruangan-ruangan kapal dari air laut.
b. Menahan tekanan air laut yang tegak lurus lambung kapal
c. Menahan gaya-gaya lengkungan dan puntiran yang timbul dalam
pelayaran
d. Menahan beban-beban setepat, antara lain : pada waktu peluncuran
kapal, benturan-benturan dengan kapal lain, dan pukulan ombak di
haluan kapal.

14. Lunas
Lunas ialah balok memanjang di dasar kapal yang terletak pada bidang
memanjang kapal, antara linggi haluan dan linggi buritan sepanjang kapal.
Lunas merupakan bagian konstruksi terpenting pada suatu kapal, bersama-
sama dengan lunas dalam pelat antar lunas.
15. Lunas Bilga
Lunas bilga adalah bagian konstruksi yang bebentuk sirip yang dipasang
pada bilga kapal yang dipasang memanjang pada daerah bilga kapal,

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
sepanjang seperdua sampai duapertiga panjang kapal. Berfungsi sebagai
“anti rolling device” (alat untuk mengurangi keolengan kapal).
16. Kubu-kubu (bulkwark)
Kubu-kubu merupakan pagar pada tepi kapal yang berfungsi menjaga
keselamatan penumpang dan awak kapal serta melindungi barang-barang
diatas geladak agar tidak jatuh ke dalam laut pada saat kapal mengalami
oleng.
17. Geladak
Geladak disamping berfungsi untuk kekedapan kapal juga melindungi
barang- barang muatan dan ruangan tempat tinggal anak buah kapal serta
penumpang, selanjutnya geladak juga berfungsi menambah kekuatan
memanjang kpal.
18. Ambang Palka
Ambang palka adalah lubang pada geladak kapal yang berfungsi sebagai
tempat masuk keluarnya muatan ke ruang muat dan juga berfungsi
menjamin kelancaran bongkar muat.
19. Penutup Palka (hatchway beam)
Penutup palka adalah kayu atau metal ringan atau baja yang menutup
ambang palka yang mana berfungsi untuk melindungi muatan.
II.4 Konstruksi Alas Tunggal dan Konstruksi Alas Ganda
1. Konstruksi alas tunggal (single bottom)
Rangka dasar dari konstruksi alas tunggal terdiri dari balok
melintang kapal dan balok-balok memanjang yaitu : Lunas pada tengah
yang terletak pada bidang memanjang tengah kapal dan lunas dalam
samping yang terletak antara lambung kiri dan lunas dalam tengah.
2. Konstruksi alas ganda (double bottom)
Pada pengoperasian kapal dengan sistem konstruksi alas tunggal
ternyata mengalami kesulitan. Untuk mencukupi kemampuan manuver
kapal pada pelayaran tanpa muatan, kapal harus diisi dengan ballst padat.

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
Pada abad ke-19 ballast padat diganti dengan ballast cair, untuk menyimpan
ballast cair tersebut di atas ruang dibuat tangki-tangki yanh dihubungkan
satu sama lain dengan pipa –papa. Untuk mengurangi kejelekan-kejelekan di
atas maka konstruksi tangki dirubah yang mana di atas wrang diletakkan
balok-balok memanjang. Di atas balok-balok tadi diletakkan pelat yang
selanjutnya dinamai pelat dasar ganda. Pada sistem dasar ganda bentuk
pertama ini dimana balok-balok memanjang biasanya 1,5 kali jarak antara
wrang.
Bentuk kedua dari sistem dasar ganda adalah terdiri dari pelat
vertikal memanjang setinggi ruang dasar ganda, memotong wrang dan
dihubungkan sisi atasnya dengan pelat dasr ganda. Sistem dasar ganda ini
memberikan kemungkinan memperkecil tingginya sampai ukuran yang
efisien dan bersamaan dengan itu menghilangkan kerugian yang berlebihan
dari volume yang berguna di ruang palak dengan adanya dasar ganda.

Bentuk ketiga adalah sistem rangka dasar berpetak-petak. Balok


dasar sistem ini adalah wrang pelat yang lubang peringan diletakkan pada
tiap-tiap gading dan kontinu dari lunas dalam tengah sampai pelat tepi lunas
dalam samping terdiri dari pelat yang terpotong-potong yang diletakkan
diantara wrang-wrang yang berarti juga menghilangkan sistem bracket.
Sistem rangka dasar dengan wrang yang tidak terpotong-potong menjadi
peraturan BKI untuk bangunan kapal dengan dua variasi:
a. Dengan wrang yang kontinu pada tiap gading
b. Dengan wrang yang kontinu berselang-selang dengan wrang yang diberi
peringan yang dinamai juga wrang terbuka.
Konstruksi ini merupakan perkembangan sistem dasar ganda yang berfungsi
sebagai tangki ballast cair, di samping itu ruang dasar ganda dipakai untuk
menyimpan air tawar, sebagai tempat cadangan air tawar dan tempat untuk

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
menyimpan minyak pelumas yang dibatasi dengan dua wrang kedap air
dengan jarak satu gading. Ruangan ini disebut “cofferdam”.

II.5 Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan)


Bukaan kulit ialah elemen desain konstruksi untuk menghitung jumlah pelat
dan penempatan pelat-pelat tersebut pada kapal.
Fungsi pelat kulit:
1. Melindungi ruangan kapal dari air laut
2. Menahan tekanan air laut yang tegak lurus lambung kapal
3. Menahan beban setempat antara lain pada waktu peluncuran dan benturan-
benturan dengan kapal.
Adapun kegunaan gambar bukaan kulit sebagai berukut:
1. Bagi para pekerja memperlihatkan lay out dari pelat-pelat dan ukuran-
ukuran dari tiap-tiap lajur pelat.
2. Memperlihatkan letak dari seluruh lubang pada lambung kapal.

II.5.1. Cara Penggambaran Bukaan Kulit


Adapun cara penggambaran bukaan kulit :
1. Pertama-tama digambarkan garis-garis gading tegak lurus garis lunas.
2. Pada tiap-tiap garis gading diukurkan panjang garis yang didapat dari center
line hingga tepi ujung atas yang bermacam-macam.
3. Dari hubungan titik-titik itu diperoleh gambar bukaan kulit.
Pada gambar bukaan kulit ini akan tergambar sambungan-sambungan pelat
melintang dan memanjang, jari-jari tepi geladak, alas dalam, dan sekat
melintang.

II.6 Elemen kontruksi pada kontruksi profile


Elemen – elemen kontruksi kapal pada kontruksi profile :
a. Penumpu tengah ( center girder )

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
b. Penumpu samping ( side girder )
c. Wrang ( floor ) terdiri dari :
- Wrang pelat / Solid floor
- Wrang kedap air / Watertight floor
- Wrang terbuka / Open floor
d. Stiffenner
e. Balok lintang geladak / deck tranvers
f. Deck longitudinal
g. Gading – gading utama dan besar
h. Palka
i. Tiang utama (mast)

II.6.1 Kontruksi alas tunggal dan Kontruksi alas ganda


a. Kontruksi alas tunggal ( single bottom )
tunggalyang terdiri dari balok Kontruksi alas tunggal merupakan rangka
dasar dari sistem rangka dasar melintang kapal wrang dan balok – balok
memanjang yaitu lunas dalam tengah yang terletak pada bidang
memanjang tengah kapal dan lunas dalam tengah.
b. Kontruksi alas ganda ( Double bottom )
Kontruksi alas ganda adalah kontruksi dimana kontruksi tang ki dirubah.
Diatas wrang diletakan balok – balok memanjang tersebut diletakan pelat
yang dinamai pelat alas dalam ( Inner bottom plae )

II.6.2.Cara penggambaran kontruksi profile


Kontruksi profile merupakan penggambaran kontruksi kapal secara
mamanjang,dimana kontruksi yang dibuat adalah kontruksi yang berada pada
mid ship section yang digambarkan ulang hanya kedudukanya secara
memanajang. Dan penggambaran kontruksi profile ini lebih komplek dari

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
pada mid ship section, karena banyaknya penggambaran yang ditambahakan
dan akan terlihat lebih jelas tentang letak dan bagaian – bagaian kontruksinya.
Kontruksi profile terdiri dari gambar lay out kapal secara memanjang
yang dilihat dari samping dan dipotong pada bagaian tengah kapal secara
vertical. Kemudian gambara tersebut akan lebih jelas lagi dengan penambahan
gambar mengenai ; Bangunan atas yang terdiri dari poop deck , boat deck,
navigation deck, top deck dan fore castle. Yang kedua main deck dan yang
ketiga double bottom.Dan dari penampakan gambar tersebut akan lebih jelas
lagitentang penempatan – penempatan stiffener , gading besar ,gading utama,
wrang center girder side girder dan bagaian bagaian lainya. Adapun cara
penggambaran lay out atau kerangka ukurandiambil dari hasil pengukuran
tugas pengerjaan body plan.

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
BAB III
PENYAJIAN DATA

Data yang digunakan untuk Midship Section

UKURAN UTAMA (MAIN DIMENTION)

Type kapal = Passanger Cargo


LBP = 98.00 meter
B = 15.00 meter
T = 6.40 meter
H = 8.00 meter
V = 12.00 knot

III.2. KOEFISIEN

Cb = 0.72
Cm = 0.98265
Cwl = 0.81
Cph = 0.73393
Cpv = 0.89137

Ukuran lain
hdb (Tinggi double bottom) = 350 + 45B (mm)
= 1.02500 m

ket.daerah panjang kapal = L>90m


L<100m

Perhitungan Radius Bilga


R = (BxTx(1-Cm))^1/2

R = 1.29056

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
BAB IV
PEMBAHASAN

1V.1 PERHITUNGAN KONSTRUKSI MIDSHIP SECTION

1. PERHITUNGAN BEBAN YANG BEKERJA PADA KAPAL

1. Beban geladak cuaca (Load on weather decks)

Geladak cuaca adalah geladak yang bebas berhadapan dengan cuaca luar.
Besarnya beban geladak cuaca tidak boleh kurang dari :
(BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-1)
PD = Po x 20 x T / ( 10+Z-T )H x CD
= 31.59 KN/m2
PDmin = 16f (untuk L<90m)
= 16 KN/m2

Di mana CD = 1.0
Po = 2,1(Cb+07) Co x CL x f
= 23.50 KN/m2
Co = L/25+4,1(untuk L<90m)
7.88
Cl = 1/(2-L/90) (untuk L<90m)
= 1.00
f = 1.0
z = jarak vertikal dari pusat beban struktur
=
= H+(1/50*B)
= 8.3 meter

2. Beban Luar sisi kapal ( Load on ship sides)


(BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-2)
- untuk bagian dengan pusat beban yang berada di bawah garis air
PS = 10 x ( T - Z2 ) + Po x Cf ( 1 + Z2 / T ) ( KN/m2)
= 73.99 KN/m2
di mana :
Po = 23.50 KN/m2
Cf = 1.0
Z2 = (1/3)x T
Z2 = 2.13333 meter
- untuk bagian dengan pusat beban yang berada di atas garis air

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
PS = Po x Cf x 20 /(10 + Z2 - T)
43.51 KN/m2
di mana :
Z2 = ((H-T)/2)+T
Z2 = 7.2 meter
3. Beban Luar alas kapal ( Load on the ship bottom )
(BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-2)
PB = 10 x T + Po x Cf (KN/m2)
= 87.50 KN/m2
4. Beban Geladak bangunan atas dan rumah geladak ( Load on deck superstructures )
(BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-3)
PDA = PD.n
= 27.64 KN/m2

di mana : PD = Beban geladak cuaca


= 31.59 KN/m2
n = 1 - ( Z - H )/10
= 0.875
z = H + tinggi deck
= 9.25
5. Beban Geladak muatan ( Load on cargo deck )
(BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-3)
PL = Pc ( 1 + av ) (KN/m2)
= 55.34 KN/m2

di mana : Pc = Beban Statis muatan = 7 x h


= 48.825 KN/m2
Hdb = tinggi double bottom = 350+45B
= 1025 mm atau 1.025 m
h = H-hdb
= 6.975
Av = Faktor akselerasi
= Fxm = 0.13

F = 0.11 x V / LBP1/2) = 0.13


m = 1.0
6. Beban Alas dalam ( Load on inner botom )
(BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-4)
PI = 9.81 x G / V x h ( 1 + av ) (KN/m2)
= 77.55 KN/m2
di mana : G/V = Massa Jenis muatan
= 1.0 Kg/m2
h = Jarak titik tertinggi muatan di atas alas dalam

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
jika ruang muat terisi penuh
= H - hdb
= 6.98 m

7. Beban Geladak akomodasi ( Load on accomodation decks )


(BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-4)
a. Beban geladak akomodasi dan ruang servis

P = 3.5 x (1 + av ) (KN/m2)
= 3.96669 KN/m2

b. Beban geladak mesin

P = 8 (1 + av ) (KN/m2)
= 9.07 KN/m2

2. PERHITUNGAN KONSTRUKSI PELAT

1. Pelat alas (Bottom plate)


(BKI VOL. II 1996 SEC. 6 B,1)
untuk kapal dengan panjang L>90m tebal pelat alas
tidak boleh kurang dari persamaan berikut :

tb = 1.9 x nf x a x Pb1/2 + tk
= 9.15 mm atau 12 mm
di mana :
Nf = 1.0 (untuk sistem melintang)
Ao = Jarak antar gading
= 0.676 m
PB = Beban luar alas kapal
= 87.50 KN/m2
k = 1.0 (untuk baja)
tk = 1.5 (Corrosion allowance, BKI Vol.II Section III K.I)

2. Pelat lajur bilga (Bilga strake)


(BKI VOL. II 1996 SEC. 6 B.4)

Tebal pelat lajur bilga pada radiusnya tidak boleh kurang dari
tebal pelat alas atau pelat sisi yang terbesar.
Lebar pelat lajur bilga tidak kurang dari :
B = 800 + 5 . L
= 1290 mm

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
B max = 1800 mm

3. Pelat lunas (Flate plate keel)


(BKI VOL. II 1996 SEC. 6 B.4)
# Lebar pelat lunas tidak kurang dari :
B = 800 + 5 . L
= 1290 mm
B max = 1800 mm
# Tebal pelat lunas pada 0.7 L tengah kapal tidak boleh kurang dari :
Tfk = tb+2,0
= 11.15 mm atau 14 mm
4. Pelat sisi geladak (Side shell plate)
(BKI VOL. II 1996 SEC. 6 C.1)
tmm = (4,4 + 0,05 x L) k^0,5
= 9.3 mm atau 9 mm
5. Pelat sisi
(BKI VOL. II 1996 SEC. 6 B.3)
Untuk kapal dengan ukuran L>90m
panjang
ts = 1.9 x nf x a x (PS x K)^0,5 + tk
= 8.54 atau 9 mm

6. Pelat lajur atas (Sheer strake)


(BKI VOL. II 1996 SEC. 6 C.1)
# Lebar pelat lajur atas tidak kurang dari :
B = 1290 mm
B max = 1800 mm

# Tebal pelat lajur atas secara umum tidak boleh kurang dari :
t = 0.5 x ( td + ts )
= 9.27 mm atau 9 mm

di mana :
Td = tebal pelat geladak
= 9.40 mm atau 10 mm
Ts = tebal pelat sisi
Ts = 9 mm
7. Pelat Kubu-kubu (Bulkwark)
(BKI VOL. II 1996 SEC. 6 C.1)
tebal pelat bulkwark tidak boleh kurang dari :
t = 6.45447 mm atau 6 mm

tinggi bulkwark tidak boleh kurang dari 1 meter


modulus stay Bulkwark

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
w = 4 x E x P x l^2 x k
= 600.42 cm3

di mana : PS = 73.99 KN/m2 (Beban dengan pusat beban berada di


bawah garis air)
E = Jarak antara Stay
= 3 x A0
= 2.03 m
Panjang stay(l) 1 m
=

profil = 280 x 14

3. PERHITUNGAN KONSTRUKSI ALAS

1. Perhitungan Konstruksi Alas

a. Pelat alas dalam


Tebal pelat alas dalam tidak kurang dari :
Ti = 1.1 x a x (P x K)^0,5 + tk
= 8.05 mm atau 8 mm

di mana : P = Tekanan desain (KN/m2)


k = 1.0 (untuk baja normal)
Tk = 1.5 (corrosion allowance)
P1 = 10 * (T-Hdb)

P1 = 53.75 KN/m2
P2 = 10* (H-Hdb)
P2 = 69.75 KN/m2
Ps = Beban alas dalam
Ps = 77.55 KN/m2
a =

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012

Tekanan di sini diambil yang terbesar yaitu 77.55 KN/m2

b. Pelat tepi (Margin Plate)

Tebal pelat tepi lebih tebal 20 % dari tebal pelat alas dalam
t = ti + 20% ti
= 9.66 mm atau 10 mm
Dimana
tib = Tebal pelat alas = 8 mm

c. Penumpu tengah (Center girder)

Tinggi penumpu tengah tidak boleh kurang dari :


Hdb = 1.025 m
h minimal = 600 m

Tebal penumpu tengah 0.7 L dari tengah kapal :


t = [Hdb / 100 + 1.0] K1/2
= 11 mm

d. Penumpu sisi (side girder)


t = [Hdb / 120] K1/2
= 8.54 mm

e. Wrang plate (plate floor)

tebal wrang plate tidak kurang dari :


t = [Hdb / 100 - 1.0] K1/2
= 9.25 mm

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012

f. Lubang lalu orang (man hole) pada wrang plate :

panjang (L) : 0,75 x Hdb


panjang (L) : 768.75 mm

Tinggi (H) : 0,5 x Hdb


Tinggi (H) : 512.50 mm

Radius ® : ( 1 / 3 ) x Hdb
Radius ® : 341.67 mm

g. Wrang terbuka (Bracket floor)

Modulus penampang gading alas dan gading balik tidak kurang dari :
W = n x c x a x l2 x P x k

di mana : a 0.676
n 0.44 jika P = P2
n 0.7 jika P = PI
n 0.55 jika P = P3
l panjang tak ditumpu
l= 5.95 m

berikut :
P1 : Beban alas dalam
P1 : 77.55 KN/m2
P2 : 9,81 x ( H-Hdb )
P2 : 68.42 KN / m2
P3 : 10 x T + ( P0 x Cf )
P3 : 87.50 KN/m2

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012

Jadi nilai P adalah :


Untuk gading balik : 87.50 KN/m2
Untuk gading alas : 77.55 KN/m2

Modulus untuk gading balik adalah :


W =
profil =

Modulus untuk gading alas adalah :


W = 779.48 cm3
profil = 250 x 90 x 16 mm

5. PERHITUNGAN GADING - GADING

1. Jarak antara gading


a = L / 500 + 0.48
= 0.676 m

2. Gading utama (main frame)

Modulus penampang gading utama tidak boleh kurang dari :


Modulus penampang gading utama di bawah geladak antara
WR = n.c.a.L².ps.f.k
= 480.85 cm3
n = 9- 0,0035 L
di mana n = 0.557
:
c = 0.65
PS = 73.99 KN/m2
F = 0.75
K = 1.0 (untuk baja)
l = 5.95 m (panjang tak ditumpu)

profil = 300 x 12 mm
Bracket = 380 x 12 mm

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
Modulus penampang gading utama di atas geladak
antara
l = 2.48 m (panjang tak ditumpu)
PS = 43.51 KN/m2
WR = n.c.a.L².ps.f.k
= 282.75 cm3
1 profil = 200 x 100 x 16 mm
2 profil = 250 x 90 x 10 mm
Bracket = 260 x 17 mm

3. Gading Besar ( Web Frame )

Modulus penampang gading besar tidak boleh kurang dari :


W = 0.6 x e x l2 x PS x n x K cm3

di mana e = jarak antar gading besar


:
= 2.028 m
n = 0.5570
PS = 73.99 KN/m2
l = 5.95 m

jadi, Modulus penampang gading besar di bawah geladak antara adalah :

W = 1775.4288 cm3
profil = 430 x 15 mm

Perencanaan profil T
h = 280 mm = 28 cm
s = 18 mm = 1.8 cm
f = 0.061 x e x Ps x l x k
f = 54.46 cm2
Tebal pelat geladak (td) = 10 mm = 0.1 cm

b = 40 x s = 72
fs = hxs = 50.4
F = b x td = 72
b' = f/s = 30.26
fs/F = 0.70
f/F = 0.76
Dari diagram W = 0.9

Wo = 1814.4
Wo > W (Memenuhi)

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
jadi,
profil = 430 x 30 x 15 mm
Bracket = 530 x 16.5 mm

jadi, Modulus penampang gading besar di atas geladak antara adalah :


PS = 73.99 KN/m2
l = 2.48 m
W = 308.441417 cm3
profil = 250x90x10 mm

Perencanaan profil T
h = 280 mm = 28 cm
s = 22 mm = 2.2 cm
f = 22.70 cm2

Tebal pelat geladak (td) = 10 mm = 0.1 cm

b = 40 x s = 88
fs = hxs = 61.6
F = b x td = 88
b' = f/s = 10.32
fs/F = 0.70
f/F = 0.26
Dari diagram W = 0.28

Wo = 689.92
Wo > W (Memenuhi)
jadi,
profil = 250 x 90 x 10 mm
Bracket = 260 x 17 mm

6. PERENCANAAN KONSTRUKSI GELADAK DAN AMBANG PALKA

1. Balok pelintang geladak (Transverse deck beam)

Modulus penampangnya
W = c x a x l2 x P x K
= 225.23 cm3
di mana : c = 0.75
0.676 m
P = PD (beban geladak cuaca)
= 31.59 KN/m2
l = n.B n = 15%-25%

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
3.75 m
profil = 130 x 75 x 12
Bracket = 230 x 8

2. Penumpu dan pelintang geladak (Girder and transverse deck)


Modulus penampangnya tidak kurang dari :
W = c x e x l2 x P x K
= 675.69 cm3
di mana :
c = 0.75
e = 2.028 m
P = PD (beban geladak cuaca)
= 31.59 KN/m2
l = 3.75 m

Profil = 300 x 14
Bracket = 390 x 12.5

perencanaan profil T
h = 320 mm
s = 14 mm
f = 12.01 cm2

Tebal pelat geladak (td) : 10 mm


b: 56
fs : 44.8

F = 56
b' = 9.00
fs/F = 0.80
f/F = 0.21

Dari diagram W = 0.4


Wo = 716.8
Wo>W (memenuhi)

jadi,
Profil = h x b' x t
= 300 x 9 x 12
Bracket = 380 x 12

3. Balok Palka (Hatchway Beam)

Modulus penampangnya

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
W = (125.c.a.l^2.P)/Tb = 849.921 cm3

di mana :

c = 1.0
l = 0.5 x B
= 7.5 m
P = PD (Beban geladak cuaca)
= 31.59 KN/m2
Tb = Reh / 1.5
untuk = 0.91
Reh = 265
Tb = 176.67
profil = 320 x 14

4. Penegar ( Stay )
Modulus penampangnya :

W = 4 x e x P x l^2 x k
di mana :
e = 2.028 m
P = PD = 31.59 KN/m2
L = 0.5
k = 1.0 ( untuk baja )

Jadi W = 64.06516488
profil = 100 x 50 x 10 mm

5. Ambang palka

Tebal pelat ambang palka tidak boleh kurang dari :

t = 6.0 + 0.08333.l
= 6.31 mm atau 6 mm

tinggi ambang palka minimum 600 mm


`

6. Penutup Palka (Hatchway Cover)

Tebal penutup palka


t = 10 x a
= 20.28 mm

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
7. Lubang pembebasan (Freeing pots)

Luas Lubang pembebasan


A = 0.07 x l = 4.802
Di mana : L = panjang bulkwark = 68.6 mm

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Konstruksi secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan yang
mendukung suatu bangunan yang mendukung suatu desain. Dalam bidang
perkapalan, konstruksi kapal merupakan susunan komponen-komponen pada
bangunan kapal yang mana terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas. Konstruksi
kapal adalah bagian-bagian kapal yang umumnya terdiri dari lambung kapal beserta
bangunan atasnya dimana terbagi atas komponen-komponen konstruksi yang letaknya
arah memanjang dan melintang.
Tetapi pada sistim konstruksi konstruksi melintang maupun memanjang
terdapat bebagai macam kekurangnan, oleh karena itu timbul pemakaian sistim
rangka konstruksi kombinasi, dimana sistim ini memadukan keunggulan dari kedua
sistim konstruksi tersebut.

5.2 SARAN-SARAN
 Dalam penggambaran agar memperhatikan waktu yang diberikan dalam
melaksanakan tugas.
 Informasi yang berkenaan dengan penggambaran baik mengenai waktu maupun
transfer ilmu dan lainnya diharapkan detailnya.
 Asisten diharapkan mengawasi hasil kerja gambar secara kontinuitas dan sabar
tentunya.
 Antar elemen yang terkait sangat diperlukan kerja sama yang baik dan kesabaran.
 Perlunya kegiatan menggambar lebih banyak pada studio gambar dan setiap
asisten diwajibkan untuk hadir.
 Dalam pengambilan pengukuran dilakukan dengan baik agar tidak terjadi
kesalahan yang besar.
 Perlunya fasilitas studio gambar ditambah seperti meja gambar dan mesin
gambar.

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012
 Dibutuhkan koordinasi yang baik antara asisten dengan praktikan.
 Perlunya pemanfaatan yang optimal dari studio gambar.

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012

DAFTAR PUSTAKA

 Biro Klasifikasi Indoneia ( 1996 ) : Rule for the Classification and Contruction
of Sea going Ship, Vol II.
 Biro Klasifikasi Indoneia ( 2001 ) : Rule for the Classification and Contruction
of Sea going Ship, Vol II.
 Harvald phoels : Ship design and ship theory, University of Hannnover
 Ir Sumarjono, WA. : Kontruksi kapal I dan II, Fakultas Teknologi kelautan
Jurusan Perkapalan ITS Surabaya.
 Ir.Hj. Rosmani ,MT. Konstruksi Kapal 1. Fakultas Teknik Jurusan Perkapalan
Universitas Hasanuddin.
 Basic Ship and Theory 1966:Lonhman Scientific andTechnical (Rawson K J)
 Introduction to Naval Architecture,London end F.N.Spon: Great Britania 1982
(Gilmen Thomas C)

SOFYAN HANANDIS D331 10 266


KONSTRUKSI KAPAL 2012

LAMPIRAN – LAMPIRAN

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

Anda mungkin juga menyukai