Anda di halaman 1dari 7

RESIKO, KETIDAKPASTIAN, DAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KETIDAKPASTIAN, PROBABILITAS & NILAI HARAPAN

Istilah probabilitas digunakan untuk mengukur data secara kuantitatif berbagai


kemungkinan kejadian yang tidak pasti. Konsep probabilitas dibagi dua yaitu :
1 Probabilitas Obyektif yang merupakan suatu konsep yang didasarkan pada
frekuensi relatif dalam jangka panjang.
2 Probabilitas Subyektif dapat diterjemahkan dengan cara orang bertaruh,
misalkan taruhan sepak bola, dsb.

Variabel random merupakan variabel yang memiliki nilai yang tidak pasti, tetapi
mempunyai distribusi probabilitas yang diketahui, contohnya hasil dari
pertandingan sepak bola tsb merupakan variabel random, dll. Jika variabel
random X terdiri dari X1, X2, X3 ....... Xn dengan probabilitas p1, p2 ...... pn ( ingat p1,
p2 ...... pn = 1) kemudian nilai harapan (expected value) dari variabel random
dituliskan dengan E(X), maka persamaannya adalah sbb :

E(X) = p1.X1 + p2.X2 + ...... + pn.Xn


Ex : probabilitas menghasilkan laba Rp. 400 Jt = 1/2
probabilitas menghasilkan laba Rp. 300 Jt = 1/4
probabilitas menghasilkan laba Rp. 500 Jt = 1/4

E (laba) = 1/2.(400) + 1/4.(300) + 1/4.(500)


= 200 + 75 + 125
= Rp. 400 Jt

Rumus persamaan rata-rata atau laba yang diharapkan dengan x, maka varian
V(X) dari variabel random X adalah :

V(X) = p1(x1 - x)2 + p2(x2 - x)2 + ........... + pn(xn - x)2

Simbol M atau m (nilai mean) & varian dengan δ 2, maka terdapat hasil akar dari
varian disebut simpangan baku atau simbol s2 (standard deviation) yang
digunakan untuk mengukur resiko.
Dalam analisis ketidak pastian tsb, dapat menggunakan nilai harapan & varian
dari laba, harga, biaya dsb. Biasanya perusahaan dapat menaikkan nilai laba
harapan hanya dengan melakukan investasi yang beresiko yang lebih tinggi,
yang berarti akan menaikkan varian dari labanya. Akan tetapi, investasi yang
beresiko lebih tinggi tidak selalu menaikkan nilai laba harapan dengan tingkat
yang sama dengan resikonya. Hal tsb dapat dilihat pada kurva laba tumbal
(opportunity profit) perusahaan.

peluang memperoleh laba

deviasi
standar
laba (s)

laba yang diharapkan

kurva indeferens suatu perusahaan

deviasi
standar
laba (s)

laba yang diharapkan

tingkat resiko yang optimal


A
deviasi
standar
laba (s)
I1

C I2
δ2 I3

m laba yang diharapkan

SIKAP TERHADAP RESIKO

Seseorang yang menyukai resiko (risk lover) selalu akan membayar dengan nilai
yang positif, seorang yang netral terhadap resiko (risk neutral) akan membayar
nol, artinya dia belum tentu akan ikut permainan ini. Seorang yang takut dengan
resiko (risk averse) akan meminta uang untuk ikut permainan. Artinya :
♛ Seseorang disebut risk averter bila dia tidak bersedia ikut suatu taruhan yang
fair.
♛ Seseorang disebut risk neutral bila dia tidak bisa dipengaruhi untuk menolak
atau mengikuti suatu permainan taruhan yang fair.
♛ Seseorang disebut risk lover atau risk seeker bila dia akan senang sekali
mengikuti suatu permainan taruhan yang fair.
Fungsi utility pendapatan dari ketiga kelompok tsb akan berbeda, hal tsb dapat
dipecahkan dengan teori utilitas harapan (expected utility teory).
Ex :
Seseorang berpendapatan 800 ribu diajak bertaruh, dia akan menerima 100 ribu
dengan probalitas 1/2 & kehilangan 100 ribu dengan probalitas 1/2. Utilitas mula-
mula (initial utility) orang tsb adalah U (800 ribu). Setelah selesai bermain orang
tsb akan memperoleh utilitas U (700 ribu) dengan probabilitas 1/2 & U (900 ribu)
dengan probabilitas 1/2 juga. Utilitas yang diharapkan adalah sbb :

U* = 1/2U(700) + 1/2U(900)

Ini merupakan rata-rata tertimbang dari kemungkinan-kemungkinan utilitas


yang berbeda tsb, akan tetapi tanpa mengikuti taruhan orang tsb mempunyai
utilitas yang diharapkan sebesar U(800 ribu), tentu saja probabilitas = 1. Teori
utilitas harapan mengatakan bahwa seseorang akan berperilaku untuk
memaksimumkan utilitas yang diharapkannya. Oleh karena itu, dalam kasus ini
jika U(Rp 800) > U*, maka orang tsb tidak akan mengikuti taruhan. Ini
merupakan contoh kasus seorang yang risk averse. Jika U(Rp 800) & U* adalah
sama, orang tsb indeferen, maka orang tsb bersifat risk neutral. Apabila U(Rp 800)
< U*, & orang ybs masih mengikuti taruhan tsb, maka disebut risk lover.

Risk-Averse Individual Risk-Neutral Individual

U(x) U(x)
B
D
F C
A

700 800 900 pendapatan (y) 700 800 900

Risk-Loving Individual

U(x)

700 800 900 pendapatan (y)

Dalam setiap kasus, titik A berhubunan dengan U(Rp 700), titik B berhubungan
dengan U(Rp 900), & titik C merupakan titik tengah AB, mempunyai nilai
setengah dari jumlah titik A & B, berhubungan dengan U(Rp 800). Bagi seorang
yang risk averse, titik D lebih tinggi dari titik C. Bagi seorang risk neutral, kedua
titik tsb sama tingginya, & bagi seorang risk lover, titik B lebih tinggi dari titik C.

LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses pembuatan keputusan merupakan inti dari setiap masalah yang dihadapt
dalam dunia usaha. Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi
menjadi 6 bagian yaitu :

1 Pembatasan Masalah
Diarahkan pada usaha untuk menentukan dengan jelas batasan-batasan
keputusan apa yang akan dibuat, ini mencakup alternatif-alternatif apa yang
ada. Pada tahap ini biasanya ditanyakan : masalah apa yang dihadapi, siapa
yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang melatarbelakangi
pengambilan keputusan, & bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan
manajemen.
Keputusan-keputusan tidak dibuat dalam ruang "hampa udara", banyak
keputusan yang lahir sebagai bagian dari proses perencanaan, sementara
sebagian keputusan lainnya timbul karena adanya peluang atau masalah baru.
Oleh karena itu, pembatasan masalah merupakan suatu prasyarat untuk
permasalahan manajemen. Bagian utama dari pembatasan masalah ini adalah
pengidentifikasian latar belakang atau konteks : keputusan sektor swasta
atau pemerintah?. Pengidentifikasian konteks pengambilan keputusan ini &
siapa pengambil keputusannya merupakan suatu langkah besar menuju
pemahaman proses pemilihan keputusan.

2 Penentuan Tujuan
Tahap ini terdapat pertanyaan : apa tujuan pengambilan keputusan,
bagaimana seharusnya si pengambilan keputusan tsb menilai hasilnya
dibandingkan dengan tujuannya, bagaimana si pengambil keputusan tsb ingin
mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain. Dalam keputusan
memilih, kita harus tahu apa yang kita inginkan. Di sektor swasta, hampir
semua keputusan ditujukan untuk mendapatkan laba maksimum, selisih
antara TR & TC. Pada sektor pemerintah tujuannya lebih luas,
pertimbangannya biasanya berdasarkan analisis/kriteria manfaat-biaya.
Namun demikian, adanya resiko & ketidakpastian dalam dunia nyata
kadang-kadang menyulitkan seorang pengambil keputusan dalam memilih
alternatif keputusan. Fluktuasi ekonomi makro, adanya kebijakan baru dari
pemerintah, keadaan musim dll, semuanya membuat proses pencapaian
tujuan menjadi tidak pasti. Oleh karena itu, faktor resiko & ketidakpastian
juga harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan yang
biasanya dilakukan dengan teknik-teknik statistika.

3 Pencarian Alternatif
Terdapat pertanyaan : apa alternatif tindakan untuk pencapaian tujuan,
variabel apa saja yang dapat kita kendalikan, apa kendala yang kita hadapi
dalam pencapaian tujuan. Setelah mengetahui apa yang diinginkan, tentunya
akan ditanyakan apa pilihan kita. Seorang pengambil keputusan yang ideal,
akan membeberkan semua kemungkinan pilihan yang ada & kemudian
memilih satu di antaranya yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi
pencapaian tujuannya. Tetapi mengingat kendala keterbatasan manusia, para
pengambil keputusan tidak bisa mengharapkan untuk dapat mengidentifikasi
& mengevaluasi semua kemungkinan pilihan. Biayanya akan terlalu tinggi,
namun demikian beberapa pilihan alternatif yang paling menarik tetap ada &
harus kita pilih.

4 Peramalan Dampak
Pada tahap ini diamati : bagaimana konsekuensi dari setiap alternatif
pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya,
dapatkan informasi yang lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil.
Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung pada keadaannya; bisa dilakukan
secara langsung atau diabaikan sama sekali. Kadangkala, perhitungan secara
aritmatis sederhana sudah cukup, tetapi bisa juga dengan menggunakan
statistik atau ekonometrika, atau dapat dengan deterministik jika keadaannya
pasti & dengan model probabilistik jika pengambilan keputusan dalam
keadaan yang mengandung resiko atau ketidakpastian.

5 Penentuan Pilihan
Setelah semua analisis selesai dilakukan, kita bisa menentukan pilihan yang
paling kita inginkan. Setelah seorang pengambil keputusan menetapkan
konteks permasalahan, menetapkan tujuan dan mengidentifikasi alternatif-
alternatif yang tersedia, bagaimana caranya untuk memilih satu pilihan yang
diinginkan.
Jika semua variabel dalam proses pengambilan keputusan (ex : tujuan dan
hasilnya) bisa dikuantifikasikan, maka kita dapat menggunakan beberapa
metode tertentu untuk menetapkan keputusan yang paling optimal. Metode-
metode tsb antara lain : analisis marginal, programasi linier, pohon keputusan
(decision trees), analisis manfaat-biaya, dsb. Pendekatan ini tidak saja penting,
untuk perhitungan keputusan yang optimal tetapi juga untuk mengetahui
mengapa keputusan tsb optimal.

6 Analisis Sensitivitas
Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan : bagaimana sifat dari masalah
yang menentukan pilihan tindakan yang optimal tsb, bagaimana pengaruh
perubahan keadaan-keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal yang
diambil; apakah pilihan tsb peka terhadap perubahan-perubahan variabel
ekonomi utama yang terabaikan oleh si pengambil keputusan tsb.
Dalam menyelesaikan suatu masalah, penting bagi kita untuk memahami &
mampu menjelaskan kepada orang lain mengapa kita memilih keputusan tsb.
Pilihan tsb tidak lahir begitu saja. Pilihan tsb tergantung pada tujuan yang
dipilih, cara perumusan masalah, metode & peramalan hasilnya. Oleh karena
itu, analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal
akan berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah.
Analisis sensitivitas ini mempunyai beberapa kegunaan yaitu :
a. memberikan faktor-faktor kunci dalam permasalahan yang mempengaruhi
keputusan
b. menulusuri perubahan-perubahan variabel yang tidak diyakini manajer tsb
c. menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan
keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi

Anda mungkin juga menyukai