Anda di halaman 1dari 8

MESIN TRESHER PADI OTOMATIS

1. PENDAHULUAN
1) 2)
Herwin riady , ahmad nurhuda , sari ametrina a. Latar belakang
akbar 3), liana agus fitria 4)
1 Indonesia adalah salah satu negara
Program studi D3 teknik mesin, fakultas teknik,
penghasil padi terbesar di dunia (6.905.612.600
universitas negeri padang (Herwin Riady)
Email: herwin_carloss@yahoo.com
ton dengan luas panen 1.344.552.400 Ha),
2
Program studi S1 teknik mesin, fakultas teknik, berdasarkan kontribusi terhadap produksi
universitas negeri padang (Ahmad Nurhuda) nasional terdapat sepuluh propinsi utama
Email: ahmadnurhuda947@yahoo.com penghasil padi yaitu Jawa Timur, Jawa Barat,
3
Program studi D3 teknik elektronika, fakultas teknik, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Sumatera
universitas negeri padang (Sari Ametrina Akbar) Utara, Lampung, Sumatera Barat, Nusa
Email: ametrinasari@yahoo.com Tenggara Barat, Kalimantan Selatan (data BPS
4
Program studi S1 teknik mesin, fakultas teknik, 2012).
universitas negeri padang (Liana Agus Fitria)
Padi merupakan bahan pangan utama
Email: liana.agus@yahoo.com
yang digunakan oleh masyarakat indonesia
setelah jagung dan ubi, sehingga
Abstract ketersediaannya cukup terjamin. Padi
West Sumatra is Indonesia's rice granary merupakan tanaman yang mudah hidup hampir
areas whose production is more than 2 million disetiap daerah di Indonesia. Padi tahan
tons per year, the county / city pariaman fields terhadap cuaca kemarau ataupun hujan, tahan
whose production is more than 300 thousand terhadap hama penyakit, mudah
tons per year. Constraints faced by farmers who dikembangbiakkan (satu batang padi dapat
continually was never resolved during the post- menghasilkan delapan batang padi) dan relatif
harvest rice, as the process is still done
cepat (umur empat bulan). Hampir setiap
traditionally, that is by hitting the rice stem
kedinding mairik bamboo and rice. In this way provinsi di Indonesia memiliki luas panen padi
a lot of rice is wasted, labor intensive and it yang mampu mencukupi kebutuhan
takes a long time. Although there have been masyarakatnya. Namun dalam proses untuk
tresher rice machine but not working optimally menghasilkan produktivitas padi yang baik
and power capacity is also small. Also the price seringkali petani harus mengalami masalah
is more expensive than 12.5 million dollars. setiap pasca panennya.
This activity aims to design a machine wake of
Salah satu daerah yang mengalami
appropriate technology, automatic rice tresher
machine "to improve the quality of post-harvest permasalahan tersebut adalah petani desa
rice quickly and quality". PKM-T program cubadak air kota pariaman sumatera barat.
activities include reviewing, planning / Penanganan pasca panen padi dan kualitas padi
engineering, strengthening the design, merupakan upaya sangat strategis dalam rangka
manufacture key components of automated rice pendukung peningkatan produksi padi.
tresher machine and testing machine design
Konstribusi penanganan pasca panen terhadap
results and preparing reports. This machine is
capable of removing the rice 2-fold compared peningkatan produksi padi dapat tercermin dari
to the old machine that is 2 acres tresher within penurunan kehilangan hasil dan tercapainya
4-5 hours per day. So as to increase the income mutu gabah/beras sesuai persyaratan mutu.
of farmers more than 19.2 million dollars. Dalam penanganan pasca panen padi,
salah satu permasalahan yang sering dihadapi
Keyword: rice and rice tresher automatic adalah masih kurangnya kesadaran dan
machine pemahaman petani terhadap penanganan pasca

1  
panen yang baik sehingga mengakibatkan untuk menggantikan mesin sederhana dalam hal
masih tingginya kehilangan hasil dan proses perontokan sekaligus pemisahan padi
rendahnya mutu gabah/ beras. Secara nasional dengan batangnya menjadi proses kerja satu
tingkat kehilangan hasil pasca panen padi kali yang secara cepat dan otomatis.
masih tinggi. Menurut data BPS 1994/1995, Mesin tresher saat ini yang dijumpai
tingkat kehilangan hasil pasca panen padi dibeberapa industri produksi yang kami survei
tercatat 20,51%, begitu pula pada 5 tahun masih dalam bentuk mesin sederhana yang
terakhir. Untuk mengatasi masalah ini maka hanya memiliki satu fungsi kerja serta
perlu dilakukan penanganan pasca panen penggerak dari mesin, proses kerja kedua masih
dengan mengembangkan alat yang mampu menggunakan tenaga manusia. Untuk kondisi
merubah petani untuk dapat menekan ini selain memerlukan waktu dan tenaga yang
kehilangan hasil dan mempertahankan kualitas banyak, hasil treser yang dihasilkan juga tidak
hasil gabah/beras. maksimal. Didasari oleh kondisi di atas, maka
Seiring dengan perkembangan ilmu kami tim PKM-T dari, FT UNP Padang
pengetahuandan teknologi saat ini, maka kami mencoba mengajukan usulan untuk merancang
mencoba untuk menciptakan suatu karya cipta sebuah gembangan mesin gresher padi otomatis
teknologi tepat guna yang dapat digunakan oleh dan multi fungsi . Harapan kami dengan
masyarakat dan petani. Tujuan utama kami adanya mesin ini dapat meningkatkan
dalam menciptakan inovasi teknologi ini adalah produktivitas padi di Indonesia.
untuk mengganti peran manusia dalam Sebagai dasar perbandingan
menciptakan suatu rekayasa produksi dengan menggunakan mesin sederhana/ tenaga manusia
teknologi yang sedang berkembang saat ini (manual) dalam proses perontokan dan
agar proses perontokan yang dilakukan dapat pemisahan batang padi, untuk 1 orang pekerja
lebih efektif, efisien dan berkualitas dengan hanya sekitar 100 kg/jam (untuk 2 jam kerja).
menggunakan tresher otomatis multi guna, Menggunakan mesin tresher yang akan coba
sehingga mampu menghasilkan padi/ beras, dirancang bangun ini dapat menghasilkan
yang memenuhi persyaratan mutu dan rontokan padi 200 kg/jam (untuk 1 jam kerja).
keamanan pangan. Jika nilai jual petani ini rata-rata
Dari hasil survei PKM-T ini, bagian perkilogram adalah Rp 6 .000,- berarti bisa
terberat dari proses perontokan padi ini adalah meningkatkan omset mereka menjadi sekitar
pada proses perontokan sekaligus pemisahan Rp 1 2 . 00.000/hari. Hal ini tentu akan sangat
padi dengan batangnya. Untuk proses pekerjaan membantu p e t a n i dan selain itu jika hasil
ini memerlukan waktu yang lama jika panen petani ini bertambah meningkat tentu
menggunakan mesin sederhana yang harus akan memberikan nilai dan lapangan
menempuh proses kerja dua kali. Jika untuk pekerjaan kepada masyarakat sekitar mulai
produksi yang besar tentu akan memerlukan dari petani hingga penjual padi ini.
tenaga yang banyak dan waktu yang lama, Dari pertimbangan diatas maka
sebagai contoh jelang panen tiba diperlukan diharapkan dengan adanya mesin Tresher ini
waktu 4 hari dengan mesin sederhana, betul-betul dapat membantu petani. Maka
sedangkan dengan mesin yang akan dirancang pada kegiatan PKM-T ini direncanakan
bangun hanya perlu waktu ± 6 jam dengan “Rancang Bangun Pengembangan Mesin
kualitas baik. Untuk mengatasi kondisi Tresher Padi Otomatis “ Untuk Meningkatkan
demikian diperlukan sentuhan teknologi yakni Mutu Padi Pasca Panen ”.
penggunaan tenaga mesin berteknologi tinggi b. Rumusan

2  
Dilatari oleh kondisi di atas dan potensi hektar per hari per 4 jam kerja,
yang dimiliki oleh para anggota pelaksana karena mesin ini memiliki daya kerja
maka pada kegiatan PKM-T ini dirumuskan 2 kali lebih cepat dibandingkan mesin
masalah: tresher yang lama.
1) Bagaimana merancang bangun 2) Dibandingkan dengan mesin tresher
sebuah mesin tresher padi otomatis lama yang harganya lebih dari 12,5
untuk meningkatkan mutu padi pasca jutaan, maka mesin ini jauh lebih
panen. menghemat biaya pembelian mesin
2) Bagaimana merancang bangun sekitar 8 jutaan, sehingga berpeluang
sebuah mesin tresher padi otomatis untuk semua petani memiliki mesin
yang mampu meningkatkan kuantitas ini.
padi pasca panen. 3) Dengan mudah mengatur kecepatan
Diharapkan dengan adanya mesin ini putaran mesin sesuai kondisi, karena
akan lebih meningkatkan mutu dan dilengkapi dengan LCD pembaca
produktivitas pemanfaatan padi/ beras menjadi putaran mesin.
makanan pokok maupun makanan olahan seperti 4) Mesin tresher ini jauh lebih aman dan
kue-luean, kerupuk dan sebagainya. mudah dalam pemakaian dan
pemindahannya
c. Tujuan e. Tinjauan pustaka
1) Tanaman padi
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1) Merancang bangun sebuah mesin
teknologi tepat guna mesin tresher
padi otomatis untuk meningkatkan
mutu padi pasca panen.
2) Berpartisipasi dalam rangka (Padi berumur 20 hari) (Padi berumur 90 hari)
mengembangkan teknologi tepat
guna untuk meningkatkan kualitas
dan taraf hidup masyarakat.

d. Manfaat dan potensi


(Padi berumur 120 hari/ siap panen)
Mesin treser ini dapat digunakan untuk:
2) Penanganan Padi Pasca Panen
1) Merontok padi pasca panen dengan Sistem panen mempengaruhi kegiatan
kualitas yang baik secara cepat dan perontokan yang akan dilaksanakan pada
otomatis dalam satu proses kerja. tahapan berikutnya. Proses pemanenan
2) Membantu para petani perontok padi merupakan tahapan kegiatan yang dimulai
untuk dapat bekerja lebih mudah, dari pemotongan padi hingga perontokan
cepat dan praktis (hanya dalam satu gabah. Dalam sistem panen tersebut secara
proses kerja) dan meningkatkan garis besar dipengaruhi oleh mekanisme panen
produktivitas. itu sendiri dan proses pemanenan. Mekanisme
Potensi mesin tresher ini adalah: panen sangat terkait dengan budaya serta
kebiasaan masyarakat setempat. Menurut
1) Mampu bekerja dengan cepat dan
Ananto (1992), terdapat tiga sistem pemanenan
praktis untuk merontokkan padi 2

3  
padi yang berkembang di masyarakat yaitu pemanen tidak terbatas (150-200 orang per ha)
sistem ceblokan, sistem individu atau tanpa ikatan kerja antara yang satu dengan
keroyokan dan sistem kelompok Sistem panen lainnya. Jumlah pemanen cukup banyak
tersebut sangat terkait dengan faktor sosial dan sehingga berebut panen dan mengumpulkan
budaya masyarakat setempat yang pada potongan padi secepatnya agar dapat segera
akhirnya mempengaruhi pada tahapan pindah ke sawah yang lain. Akibatnya banyak
selanjutnya berupa kegiatan perontokan gabah yang rontok dan potongan padi yang
serta faktor kehilangan hasil. Pemanenan tercecer.
padi sistem individual atau keroyokan Pada panen sistem kelompok jumlah
dengan jumlah pemanen yang tidak terbatas pemanen terbatas (20-30 orang per ha), bekerja
menyebabkan banyak gabah tercecer dan secara beregu, pembagian tugas jelas dan
yang tidak terontok. Pemanenan padi dengan perontokan menggunakan pedal threser atau
sistemkelompok atau beregu mudah terkontrol, power therser (Setyono dkk, 1993).
sehingga dapat menekan tingkat kehilangan Pembagian tugas dalam sistem kelompok
hasil panen (Ananto dkk, 2003). adalah 22 orang bertugas memotong padi, 5
Pada sistem ceblokan pemanenan orang mengumpulkan potongan padi dan 3
dilakukan dengan jumlah pemanen yang orang lagi merontok serta memasukkan gabah
terbatas. Pemanen ikut dalam proses kedalam karung. Berdasarkan pola pemanenan
pemanenan dan merawat tanaman tanpa padi tersbeut dapat mempengaruhi tingkat
mendapatkan upah dari pemilik sawah. Pada kehilangan hasil pada saat potong padi
sistem ceblokan, orang lain tidak boleh sampai dengan perontokan serta akibat dari
ikut panen tanpa seijin penceblok. Pada keterlambatan perontokan dalam waktu satu
sistem individu atau keroyokan, jumlah malam sebagaimana tertera pada tabel 3.

Tabel 3. Tingkat kehilangan hasil padi pada berbagai sistem pemanenan


Kahilangan hasil (%)
Keterlambatan
SISTEM PEMANENAN Potong padi s/d
perontokan satu malam Jumlah
perontokan
satu malam
Keroyokan 18,6 - 18,6
Ceblokan 13,1 1,2 14,3
Kelompok 5,9 - 5,9
Sumber: Setyono dkk (1993)

3) Nilai Perontok Padi penggilingan (Dirjen P2HP, 2007). Mekanisme,


Studi yang dilakukan oleh International system serta alat yang dipergunakan dalam
Rice Reasarch Institute (IRRI) menyebutkan proses perontokan sangat mempengaruhi
bahwa diperkirakan tingkat kehilangan tingkat kehilangan hasil sebagaimana hasil
pascapanen sebesar 5 – 16 % terjadi pada penelitian Setyono (1998) dibawah ini.
saat pemanenan, perontokan dan pembersihan, Tabel 7. Kapasitas operasional keempat
sedangkan 5 – 21 % terjadi pada proses mesin perontok dan tingkat kehilangan hasil
pascapanen dari pengeringan, penyimpanan dan pada beberapa sistem pemanenan padi

Sistem Alat Kehilangan hasil dari

4  
Pemanen perontok panen
an Kelompok TH6 Klari 4,7b
sampai perontokan (%)
A Kelompok TH6-Aceh 4,4b
B Kelompok TH6-Quik 4,9b
C Kelompok TH6-Quik-M 4,3b
D Keroyokan- Gebot 15,2a
1 Keroyokan- Gebot 16,3a
2 KK (%) 21,59

Keterangan: Angka diikuti huruf yang hubungan darah antara pemanen dan
sama dalam kolom yang sama enunjukkan pengasag. Kegiatan pengasag terjadi di lokasi
tidak berbeda nyata pada taraf 5% BNT. Sumber dengan sistem panen potong bawah dan
: Setyono dkk. (1998). perontokan gabah masih menggunakan cara
Penelitian di Karawang menunjukkan gebot atau pedal threser. Dalam
kehilangan hasil pada panen kelompok hanya perkembangannya, kegiatan mengasag
berkisar anatara 4,3-4,9%, sedangkan sistem cenderung menimbulkan dampak negatif
panen dengan kerotokan dan perontokan terhadap kegiatan panen.
dengan gebot tingkat kehilangan hasil
mencapai 15,2-16,3%. Di Subang system
panen kelompok memiliki tingkat kehilangan 4) Perontok Padi
hasil 4,89% dan sistem keroyokan memiliki Perontokan merupakan tahap
tingkat kehilangan hasil 16,17% (Ananto, penanganan pasca panen setelah pemotongan
2003). Di Yogyakarta, pemanenan padi dan penumpukan. Pada tahap perontokan
dengan system kelompok menyebabkan biasanya para petani akan kehilangan hasil
kehilangan hasil 5,6-5,9%, sedangkan dengan akibat ketidaktepatan dalam melakukan
system keroyokan lebih tinggi, mencapai perontokan, dimana hasil perontokan yang
12,05-14,7% (Mujisihono dkk, 1998). kurang efektif dapat mencapai lebih dari 5%.
Tingginya tingkat kehilangan hasil Oleh sebab itu cara perontokan padi telah
seringkali juga dihubungkan dengan adanya mengalami perkembangan dari zaman ke
kegiatan pengasag yaitu fenomena sosial zaman. Dalam hal memudahkan dan
dimana orang mengambil sisa padi yang memaksimalkan hasil perontokan padi dengan
tertinggal di petakan sawah yang telah selesai menggunakan mesin thresher padi otomatis,
di panen, baik sisa tanaman padi atau gabah direncanakan memberikan suatu inovasi
yang belum matang maupun sisa gabah yang terbaru yang dapat menekan proses kehilangan
masih belum terontok. Kondisi akan semakin hasil padi sekitar 3%.
diperparah untuk lokasi yang masih ada

Contoh : Perontokan yang banyak kehilangan hasil

2. METODE desain, pembuatan komponen-komponen utama


a. Rancangan kegiatan mesin tresher padi otomatis dan pengujian mesin
Kegiatan program PKM-T ini meliputi hasil rancang bangun serta pembuatan laporan.
peninjauan, perencanaan/rekayasa, pemantapan b. Ruang lingkup dan objek kegiatan

5  
Ruang lingkup dan objek kegiatan pada bekerja secara optimal dalam memisahkan padi
program ini meliputi perancangan dan berisi dan padi yang hampa. Dalam 1 hektar
pembuatan mesin tresher padi otomatis. sawah yang memiliki hasil panen sekitar 60 ton
c. Bahan dan alat yang digunakan padi dengan harga 1600 rupiah, maka
Bahan dan alat yang diperlukan untuk penghasilan petani akan meningkat dua kali lipat
membuat mesin tresher padi otomatis adalah dibandingkan memakai mesin tresher lama yaitu
besi siku 20 x 20 x 2 mm untuk rangka, besi plat lebih dari 19.200.000 rupiah atau dalam 1 hari
untuk body mesin, motor bensin 6,5 HP untuk mampu merontokan padi 2 hektar untuk jam
tenaga penggerak, belt dan pully serta baling kerja 4-5 jam perhari. Mesin ini juga bisa
angin untuk memisahkan padi yang berisi dan digunakan di daerah persawahan yang memiliki
padi yang hampa. kondisi tanah rawa-rawa, karena alas kaki mesin
dirancang khusus. Sehingga mesin ini tidak akan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN terbenam maupun oleng. Selain itu mesin ini
Hasil dari kegiatan program PKM-T ini juga dilengkapi dengan sensor sebagai pembaca
berupa mesin tresher padi otomati. Setelah kecepatan putaran mesin, oleh sebab itu akan
dirancang bangun selanjutnya mesin ini diuji mempermudahkan petani dalam mengatur
coba dengan menggunakan padi/ gabah di kecepatan putaran mesin dengan keadaan padi
daerah cubadak air, dikota pariaman. lembab ataupun kering, serta mesin ini
a. Hasil perontokan padi dilengkapi dengan tool box dan roda mesin,
Hasil perontokan padi/ gabah memiliki semuanya ini khusus dirancang dan telah
kecepatan yang cepat, tenaga yang sedikit, dan terlaksana dengan maksimal.
mutu padi yang berkualitas, yang mampu
b. Mesin tresher padi otomatis

Desain autocad mesin tresher padi otomatis

4. KESIPULAN 2) Mesin ini memiliki dua kali proses kerja


Setelah beberapa kali pengujian yang sekaligus karena memiliki perontokan
dilakukan terhadap mesin tresher padi otomatis dan pengipasan padi.
maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Harga mesin ini jauh lebih murah yaitu 3) Mesin ini mampu merontokan padi 2
sekitar 8 jutaan dibandingkan dengan hektar dalam waktu 4-5 jam perhari atau
mesin tresher yang lama yaitu 12,5 bekerja dua kali lipat dibandingkan mesin
jutaan. tresher lama.

6  
4) Dalam keadaan apapun kondisi padi 5) Mesin ini tetap bisa dioperasikan di
(kering atau basah), mesin ini tetap bisa sawah-sawah rawa. Karena alas kaki
bekerja secara optimal, karena dilengkapi mesin dirancang meniru profil perahu.
dengan speedometer mesin.

5. UCAPAN TERIMA KASIH Ananto E. E, A. Setyono dan Sutrisno.


2003. Panduan teknis penangnan panen
Allhamdulillah, puji syukur Kami ucapkan dan pascapanen padi dalam system
kepada Allah SWT yang telah memberikan usahatani tanaman-ternak. Puslitbangtan,
Kami kesempatan untuk menampilkan karya Bogor.
Kami pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional Anonim. 1982. Sub Direktorat
(PIMNAS) ke-27 Tahun 2014 di Universitas Pengambangan Alat dan Mesin
Diponegoro. Shalawat dan salam Kami curahkan Pertanian, Direktorat Bina Produksi
kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri Tanaman Pangan, Direktorat Jendral
teladan umat islam sedunia. Tanaman Pangan, Departemen
Kami mengucapkan terima kasih kepada: Pertanian.
1. Direktur Penelitian Dan Pengabdian Astanto dan Ananto, E. E. 1999.
kepada Masyarakat Optimalisasi sistem penanganan panen
2. Bapak Pembantu Rektor III UNP padi di lahan pasang surut Sumatera
3. Bapak Pembantu Dekan III Fakultas Selatan. Buletin Enjiniring pertanian VI
Teknik Universitas Negeri Padang (1/2):1-11.
4. Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Koes_Sulistiadji. 1988, Pengolahan Padi,
Teknik Universitas Negeri Padang Fakultas Pascasarjana, IPB, Bogor,
5. Bapak Dosen Pembimbing PKM-T yaitu Indonesia.
bapak Arwizet k, ST. MT Rachmat, R., Setyono dan R. Thahir. 1993.
6. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Evaluasi sistem pemanenan beregu
Teknik Universitas Negeri Padang menggunakan beberapa mesin perontok.
7. Mitra Kerja PKM-T Agrimex. Vol 4 dan 5, No. 1
8. Kedua Orang tua Kami yang selalu (1992/1993). Hal 1-7.
mendo’akan dan memberikan dukungan Ridwan Tahir, Sutrisno, Hadi K.
moril, materil serta kasih sayang yang Purwadaria dan Koes Sulistiadi, Kinerja
tak ternilai harganya Mesin Penyisir Padi, Makalah Pada
9. Serta semua pihak yang telah membantu Seminar Pengembangan Mesin Pemanen
dalam mensukseskan kegiatan program Pada Tipe Sisir, Bogor 27 Nopember
kreativitas mahasiswa bidang penerapan 1996.
teknologi yang berjudul Pengembangan Setyono, A., R. Tahir, Soeharmadi dan S.
Mesin Tresher Padi Otomatis “ untuk Nugraha. 1993. Perbaikan sistem
meningkatkan mutu padi pasca panen”, pemanenan padi untuk meningkatkan
Semoga karya yang Kami tampilkan mutu dan mengurangi kehilangan hasil.
bermanfaat untuk masyarakat, pembaca, dan Media Penelitian Sukamandi No. 13 hal
peneliti untuk memajukan bangsa Indonesia. 1-4.
Setyono, A., Sutrisno dan Sigit Nugraha.
6. DAFTAR PUSTAKA 1998. Uji coba regu pemanen dan
mesin perontok padi dalam pemanenan

7  
padi sistem beregu. Prosiding Seminar
Ilmiah dan Lokakarya Teknolog
Spesifik Lokasi dalam Pengembangan
Pertanian dengan Orientasi Agribisnis.
BPTP Ungaran. Hal 56-69.
Setyono, A., Sutrisno dan Sigit Nugraha.
2001a. Pengujian pemanenan padi
sistem kelompok dengan memanfaatkan
kelompok jasa pemanen dan jasa
perontok. Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan 2 (2): 51-57.
Setyono, A., Sutrisno dan S Nugroho. 2000,
Pemanenan Padi Sistem Kelompok
Dengan Memanfaatkan Kelompok Jasa
Pemanen dan Jasa Perontok,
Disampaikan pada Apresiasi Seminar
Hasil Penelitian Balitpa. Sukamandi 10-
11 Nop. 2000.

8  

Anda mungkin juga menyukai