Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MASYARAKAT MADANI

KELOMPOK 13
1. NAMA : BIMA HAMDHIKA IRFY
NPM : 192350043
2. NAMA : MANGARA
NPM :
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA

UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN


FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER
T.A 2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Masyarakat Madani”.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Masyarakat Madani. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi perbaikan dari kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Medan , 12 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1.Latar Belakang............................................................................................................. 3
2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
3. Tujuan ......................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
1. Konsep Masyarakat Madani ......................................................................................... 5
2. Masyarakat Madani dalam Sejarah ............................................................................... 7
3. Karakteristik Masyarakat Madani ................................................................................. 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 20
Kesimpulan ..................................................................................................................... 20
Kritik dan Saran .............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang masyarakat
madani sehingga banyak masyarakat yang melakukan akhlaq tercela (Al-Akhlaqul
Mazmumah) sesama teman, saudara bahkan kepada orang tua baik itu berbohong,
mencuri, berkata kasar, merendahkan orang lain,dan lain-lain. Dan juga masih banyak
yang belum ada niat untuk menuntut ilmu dan menerapkan ilmu tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Di dalam agama islam sudah diajarkan untuk melakukan akhlaq terpuji (Al-
akhlaqul Mahmudah) dengan tujuan agar terciptanya kehidupan yang tertib, damai,
harmonis, dan saling tolong-menolong. Dan di dalam agama islam sudah diajarkan
betapa pentingnya menuntut ilmu agar aqidahnya tidak tersesat, ibadahnya benar,
perilakunya sesuai syari’at dan dapat mengamalkan ilmu tersebut dalam kehidupan
sehari-hari sebagai contoh menguasai ilmu tentang teknologi.
Rumusan Masalah
1. Konsep Masyarakat Madani
2. Masyarakat Madani dalam Sejarah
3. Karakteristik Masyarakat Madani
Tujuan
Tujuan pembahasan ini adalah:

 Untuk mengetahui Konsep Masyarakat Madani


 Untuk mengetahui Masyarakat Madani dalam Sejarah
 Untuk mengetahui Karakteristik Masyarakat Madani
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Masyarakat Madani
Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang beradab dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, masyarakat demokratis, serta yang maju dan menguasai
ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya


dalam Q.S. Saba’ ayat 15:

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka
dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu)
adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.

Kata “madani” diadaptasi dari bahasa Arab yang memiliki arti “beradab” atau
dalam bahasa Inggris disebut dengan civilized. Pada dasarnya civil society memiliki
makna yang sama dengan “masyarakat sipil”, yaitu masyarakat yang berada dalam suatu
sistem sosial yang demokratis.

Madani pertama kali berasal dari bahasa Arab dari terjemahan al-mujtama al-
madany. Kemudian dicetuskan oleh Naquib al-Attas, seorang guru besar sejarah dan
peradaban Islam dari Malaysia yang mengambil istilah tersebut dari karakteristik
masyarakat Islam yang diaktulisasikan Rasulullah di Madinah dengan fenomena saat
ini. istilah tersbeut kemudian dibawa oleh Anwar Ibrahim, Deputi Perdana Menteri
dalam Festival Istiqlal September 1995.

Beliau menjelaskan masyarakat madani pada kehidupan kontemporer seperti


rasa kesediaan untuk saling menghargai dan memahami. Kemudian muncul beberapa
karya-karya dari intelektual Muslim Indonesia, diantarnya Azyumardi Azra dengan
bukunya “Menuju Masyarakat Madani” tahun 1999 dan Lukman Soetrisno dengan
bukunya “Memberdayakan Rakyat dalam Masyarkat Madani” tahun 2000.

Konsep masyarakat madani sudah diatur dalam Al-Quran yang dibagi menjadi 3
jenis yaitu masyarakat terbaik (khairah ummah), masyarakat seimbang (ummatan
wasathan) dan masyarakat moderat (ummah muqtashidah). Berikut adalah kutipan ayat
yang mengatur ketiga jenis istilah tersebut :
1. Khairah Ummah dalam QS Ali Imran 3:110, yaitu :

‫ع ِن‬ َ َ‫وف َوتَ ْن َه ْون‬ ِ ‫اس تَأ ْ ُم ُرونَ ِب ْال َم ْع ُر‬


ِ َّ‫ت ِللن‬ْ ‫ُك ْنت ُ ْم َخ ْي َر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬
ِ ‫اَّللِ َولَ ْو َءا َمنَ أَ ْه ُل ْال ِكتَا‬
‫ب لَ َكانَ َخي ًْرا لَ ُه ْم ِم ْن ُه ُم‬ َّ ‫ْال ُم ْن َك ِر َوتُؤْ ِمنُونَ ِب‬
َ‫ْال ُمؤْ ِمنُونَ َوأَ ْكثَ ُر ُه ُم ْالفَا ِسقُون‬
Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu
menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara
mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

2. Ummatan wasathan dalam QS Al-Baqarah 2:143, yaitu :

َ‫اس َويَ ُكون‬ ِ َّ‫علَى الن‬ ُ ‫طا ِلت َ ُكونُوا‬


َ ‫ش َهدَا َء‬ ً ‫س‬ َ ‫َو َكذَ ِل َك َج َع ْلنَا ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬
‫علَ ْي َها إِ ََّّل ِلنَ ْعلَ َم‬
َ ‫ت‬ َ ‫ش ِهيدًا َو َما َجعَ ْلنَا ْال ِق ْبلَةَ الَّتِي ُك ْن‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم‬َ ‫سو ُل‬ ُ ‫الر‬
َّ
‫علَى‬ َ ‫يرة ً إِ ََّّل‬ َ ِ‫َت لَ َكب‬
ْ ‫ع ِقبَ ْي ِه َو ِإ ْن َكان‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ب‬ ُ ‫سو َل ِم َّم ْن يَ ْنقَ ِل‬ َّ ‫َم ْن يَت َّ ِب ُع‬
ُ ‫الر‬
‫وف‬ ٌ ‫اس لَ َر ُء‬ َّ ‫ضي َع إِي َمانَ ُك ْم إِ َّن‬
ِ َّ‫َّللاَ بِالن‬ َّ َ‫َّللاُ َو َما َكان‬
ِ ُ‫َّللاُ ِلي‬ َّ ‫الَّذِينَ َهدَى‬
‫َر ِحي ٌم‬
Artinya : Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu “umat pertengahan” agar
kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan rasul menjadi saksi atas perbuatan
kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang dahulu kamu berkiblat kepadanya, melainkan
agar kami mengetahui siapa yang mengikuti rasul dan siapa yang berbalik kebelakang.
Sungguh, pemindahan kiblat itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi
petunjuk oleh allah. Dan allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, allah
maha pengasih, maha penyayang kepada manusia.

3. Ummah Muqtasidah dalam QS Al-Maidah 5:66, yaitu :

‫اْل ْن ِجي َل َو َما أ ُ ْن ِز َل ِإلَ ْي ِه ْم ِم ْن َر ِب ِه ْم ََل َ َكلُوا ِم ْن‬ ِ ْ ‫َولَ ْو أَنَّ ُه ْم أَقَا ُموا الت َّ ْو َراةَ َو‬
‫سا َء َما‬َ ‫ير ِم ْن ُه ْم‬ ٌ ِ‫صدَة ٌ َو َكث‬ ِ َ ‫ت أ َ ْر ُج ِل ِه ْم ِم ْن ُه ْم أ ُ َّمةٌ ُم ْقت‬
ِ ‫فَ ْوقِ ِه ْم َو ِم ْن تَ ْح‬
َ‫يَ ْع َملُون‬
Artinya : Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan hukum taurat, injil, dan
al-qur’an yang diturunkan kepada mereka dari tuhannya, niscaya mereka akan
mendapatkan makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka
ada sekelompok yang jujur dan taat. Dan banyak diantara mereka sangat buruk apa yang
mereka kerjakan.
Penjelasan dari masing-masing ayat di atas adalah :

 Konsep khairah ummah dalam QS Ali-Imran 3:110 adalah konsep masyarakat


yang ideal. Mereka ditugasi untuk mengembangkan beberapa fungsi diantaranya
menyerukan kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran. Selain itu,
mereka juga tidak boleh bercerai berai dan saling berselisih paham. Al Quran
telah memberikan Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa serta cara berdamai
untuk memecahkan masalah internal yaitu metode syurah atau musyawarah,
ishlah atau rekonsiliasi dan berdakwah dnegan cara al-hikmah wa al-mujadalah
bi allatu hiya ahsan yang berarti kebijaksanaan dan perundingan dengan cara
baik.
 Konsep ummatan wasathan dalam QS Al-Baqarah 2:143 menjelaskan bahwa
masyarakat seimbang adalah masyarakat yang berada di posisi tengah-tengah
yaitu menggabungkan yang baik dari yang bertentangan.
 Konsep ummah muqtashidah dalam QS Al-Maidah 5:66 adalah masyarakat
moderat yakni entitas di kalangan ahli kitab dan posisi ummah yang minoritas.
Artinya bahwa kelompok tersebut meskipun kecil, tetap dapat melakukan
kebaikan dan perbaikan dan meminimalisir kerusakan. Hampir sama dengan
ummatan wasathan bahwa keduanya memelihara penerapan nilai-nilai utama di
tengah komunitas sekitar yang menyimpang

Konsep-konsep yang sudah dijelaskan tersebut sungguh telah diterapkan


di Madinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Diterapkan setelah
Nabi berhijrah dengan para sahabat dan dikeluarkannya Sahifah ay Watsiqah
Madinah atau Piagam Madinah atau Madinah Charter yang berisi hal-hal berikut
ini :

1. Asas kebebasan beragama yakni negara mengakui dan melindungi kelompok


yang beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing

2. Asas persamaan yakni semua orang yang mempunyai kedudukan sama sebagai
anggota masyarakat untuk saling membantu dan tidak boleh memperlakukan orang
lain dengan buruk

3. Asas kebersamaan yaitu anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban sama
kepada Negara

4. Asas keadilan yaitu setiap warga negara memiliki kedudukan sama di hadapan
hukum dimana hukum harus ditegakkan

5. Asas perdamaian yakni warga negara hidup berdampingan tanpa perbedaan suku,
agama dan ras

6. Asas musyawarah yaitu semua permasalahan yang terjadi di negara tersebut


diselesaikan melalui dewan syura
2. Masyarakat Madani dalam Sejarah

Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai


masyarakat madani, yaitu:

1) Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman. Nama Saba’ yang terdapat
dalam Al Qur’an itu bahkan dijadikan nama salah satu surat Al Qur’an, yaitu surat
ke-34. Keadaan masyarakat Saba’ yang dikisahkan dalam Al Qur’an itu mendiami
negeri yang baik, yang subur dan nyaman. Di tempat itu terdapat kebun dengan
tanamannya yang subur, yang menyediakan rizki, memenuhi kebutuhan hidup
masyarakatnya. Negeri yang indah itu merupakan wujud dari kasih sayang Allah yang
disediakan bagi masyarakat Saba’. Allah juga Maha Pengampun apabila terjadi
kealpaan pada masyarakat tersebut. Karena itu, Allah memerintahkan masyarakat Saba’
untuk bersyukur kepada Allah yang telah menyediakan kebutuhan hidup mereka. Kisah
keadaan masyarakat Saba’ ini sangat populer dengan ungkapan Al Qur’an Baldatun
thayyibatun wa Rabbun ghafuur.

2) Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian Madinah antara Rasullullah SAW
beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama
Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga
unsur masyarakat untuk saling menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan
sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai
pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-keputusannya, dan memberikan
kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama serta beribadah sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya.

3. Karakteristik Masyarakat Madani

Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam


masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi


dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.

3. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan


organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap
keputusan-keputusan pemerintah.

4. Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim


totaliter.

5. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu


mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
6. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan
berbagai ragam perspektif.

7. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama,


yang mengakui adanya Allah dan menempatkan hukum Allah sebagai landasan yang
mengatur kehidupan sosial.

8. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun


secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.

9. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat
mengurangi kebebasannya.

10. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan
oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak
lain yang berbeda tersebut.

11. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.

12. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan


terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk umat
manusia.

13. Berakhlak mulia.

Dari beberapa karakteristik tersebut, dapat dikatakan bahwa masyarakat madani


adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak
dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-
kepentingannya, dimana pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya
bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-progam pembangunan di
wilayahnya.

Namun demikian, masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekali jadi,


yang hampa udara, diterima begitu saja. Masyarakat madani adalah konsep cair yang
dibentuk oleh proses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus menerus. Bila kita
kaji, masyarakat di negara-negara maju yang sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat
madani, maka ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat
madani, yakni adanya pemerintahan demokratis yang dipilih dan berkuasa secara
demokratis dan masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai keamanan sipil,
tanggung jawab sipil, dan ketahanan sipil.

Landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani adalah al-qur’an. Meski
al-qur’an tidak menyebutkan secara langsung bentuk masyarakat ideal namun tetap
memberikan arahan atau petunjuk mengenai prinsip-prinsip dasar yang terkandung
dalam sebuah masyarakat yang baik. Secara faktual, sebagai cerminan masyarakat yang
ideal dapat meneladani perjuangan rasulullah mendirikan dan menumbuhkembangkan
konsep masyarakat madani di madinah.
Prinsip terciptanya masyarakat madani bermula sejak hijrahnya nabi Muhammad
SAW. Beserta para pengikutnya dari mekkah ke yastrib. Hal tersebut terlihat dari tujuan
hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimism
dalam mewujudkan cita-cita membentuk yang madaniyyah (beradab).

Selang 2 tahun pasca hijrah atau tepatnya 624 M, setelah rasulullah mempelajari
karakteristik dan struktur masyarakat di madinah yang cukup beragam, beliau kemudian
melakukan beberapa perubahan sosial. Salah satu diantaranya adalah mengikat
perjanjian solidaritas untuk membangun dan mempertahankan sistem sosial yang baru.
Sebuah ikatan perjanjian antara beberapa suku, ras, dan etnis seperti Bani Qainuqa, Bani
Auf, Bani Al-Najjar dan lainnya yang beragam saat itu, termasuk yahudi dan nasrani.

Ada 7 karakteristik dasar dalam masyarakat madani.


Pertama, Ukhuwwah (Persaudaraan). Yang dimaksud dengan persaudaraan adalah
ukhuwah Islamiyah (seaqidah dan seiman). Wujud nyata nilai-nilai persaudaraan antara
lain: tolong-menolong, saling menghargai antara satu dengan yang lain, saling
melindungi dari kejahatan orang lain bukan sebaliknya saling memukul, saling memaki,
saling menyudutkan, saling menyerang, menyinggung perasaan dan lain-lain. Nilai-nilai
persaudaraan dalam masyarakat madani telah dicantumkan dalam Al-Quran surat al-
Hujurat ayat 10 yang menyatakan bahwa orang mukmin itu bersaudara. Konsep
persaudaraan itu, mengingatkan terutama pada kejadian manusia berasal dari sumber
yang sama, baik laki-laki maupun perempuan. Konsep persaudaraan yang disebut dalam
ayat di atas dijelaskan lebih lanjut oleh Nabi Muhammad dalam sebuah hadist, yaitu
“Orang beriman itu terhadap sesamanya bagaikan sebuah bangunan saling
mengokohkan. Ini berarti bahwa dalam masyarakat madani disatukan oleh satu
keyakinan, persaudaraan yang Islami.
Kedua, Musawamah (Persamaan). Yang dimaksud musawamah (persamaan) adalah
persamaan kedudukan di sisi Allah yang membedakan hanya ketaqwaannya. Dalam
surat al-Hujurat ayat 13 yang artinya menyatakan ”Wahai manusia! Sungguh, kami
telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,kemudian kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh,yang paling mulia diantara kamu di sisi allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, allah maha mengetahui, maha teliti.”
Ketiga, Tasamuh (toleransi). Yang dimaksud dengan tasamuh adalah sikap atau
perbuatan yang dapat membiarkan atau menghargai pendirian, pendapat dan perbuatan
orang lain, kendati pun tidak sama dengan pendirian atau pendapat sendiri. Rumusan ini
menyangkut rumusan sosial. Dalam masyarakat majemuk, kita dapat hidup
berdampingan dengan umat lain dalam batas-batas yang telah ditentukan, tanpa
mengorbankan aqidah yang telah diatur secara jelas dan rinci dalam Al-Qur’an dan
Hadist.
Kempat, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Yang dimaksud dengan amar ma’ruf nahi
mungkar adalah sesama muslim kita wajib saling mengingatkan untuk berbuat
kebajikan dan mencegah dari yang mungkar dan memelihara hukum-hukum Allah.
Kelima, Musyawarah. Untuk menyelesaikan segala urusan hendaknya dengan cara
musyawarah baik soal kemasyarakatan maupun soal kehidupan sosial lainnya, misalnya
masalah kenegaraan.
Keenam, Keadilan dan Menegakkan Keadilan. Ciri ini sangat penting bagi
kehidupan masyarakat dan sangat diutamakan dalam ajaran Islam. Sebab, selain
keadilan merupakan keinginan manusia, juga merupakan kehendak Allah untuk
mewujudkan dalam kehidupan masyarakat. Keadilan menurut ajaran Islam adalah titik
tolak, proses dan tujuan yang harus dicapai. Karena itu dalam al-Quran menyebutkan
kewajiban orang untuk menegakkan keadilan, baik keadilan hukum maupun keadilan
sosial. Seperti dalam surat An-Nisa ayat 135 dan Q.S. Al-Maidah ayat 8 yang
menyebutkan kewajiban orang untuk menegakkan keadilan, menjadi saksi yang adil
kendati pun untuk diri sendiri, orang tua dan kerabat, baik yang kaya maupun yang
miskin.
Ketujuh, Keseimbangan. Yang dimaksud dengan keseimbangan adalah
keseimbangan antara 1) hak dan kewajiban, 2) kewajiban individu dengan individu, 3)
kewajiban masyarakat dengan masyarakat, 4) kepentingan individu dengan kepentingan
masyarakat (Muhammad Daud Ali, 1998: 183-189).
Ketujuh prinsip dasar setidaknya menjadi refleksi bagi kita yang menginginkan
terwujudnya sebuah tatanan sosial masyarakat madani. Paling tidak hal tersebut menjadi
modal dasar untuk mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/masyarakat-madani.html
http://syahruddinalga.blogspot.com/2011/10/masyarakat-madani-dalam-
sejarah-ada-dua.html
https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/konsep-masyarakat-
madani-menurut-prespektif-islam
https://www.gurupendidikan.co.id/masyarakat-madani/
https://www.slideshare.net/dwioktalidiasari/makalah-agama-masyarakat-
madani
https://fixguy.wordpress.com/makalah-masyarakat-madani/
http://ummatulkhaerah.blogspot.com/2015/10/makalah-masyarakat-
madani-agama-islam.html

Anda mungkin juga menyukai