Makalah Tentang Masyarakat Madani
Makalah Tentang Masyarakat Madani
MASYARAKAT MADANI
KELOMPOK 13
1. NAMA : BIMA HAMDHIKA IRFY
NPM : 192350043
2. NAMA : MANGARA
NPM :
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Masyarakat Madani. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi perbaikan dari kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1.Latar Belakang............................................................................................................. 3
2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
3. Tujuan ......................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
1. Konsep Masyarakat Madani ......................................................................................... 5
2. Masyarakat Madani dalam Sejarah ............................................................................... 7
3. Karakteristik Masyarakat Madani ................................................................................. 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 20
Kesimpulan ..................................................................................................................... 20
Kritik dan Saran .............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang masyarakat
madani sehingga banyak masyarakat yang melakukan akhlaq tercela (Al-Akhlaqul
Mazmumah) sesama teman, saudara bahkan kepada orang tua baik itu berbohong,
mencuri, berkata kasar, merendahkan orang lain,dan lain-lain. Dan juga masih banyak
yang belum ada niat untuk menuntut ilmu dan menerapkan ilmu tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Di dalam agama islam sudah diajarkan untuk melakukan akhlaq terpuji (Al-
akhlaqul Mahmudah) dengan tujuan agar terciptanya kehidupan yang tertib, damai,
harmonis, dan saling tolong-menolong. Dan di dalam agama islam sudah diajarkan
betapa pentingnya menuntut ilmu agar aqidahnya tidak tersesat, ibadahnya benar,
perilakunya sesuai syari’at dan dapat mengamalkan ilmu tersebut dalam kehidupan
sehari-hari sebagai contoh menguasai ilmu tentang teknologi.
Rumusan Masalah
1. Konsep Masyarakat Madani
2. Masyarakat Madani dalam Sejarah
3. Karakteristik Masyarakat Madani
Tujuan
Tujuan pembahasan ini adalah:
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka
dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu)
adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.
Kata “madani” diadaptasi dari bahasa Arab yang memiliki arti “beradab” atau
dalam bahasa Inggris disebut dengan civilized. Pada dasarnya civil society memiliki
makna yang sama dengan “masyarakat sipil”, yaitu masyarakat yang berada dalam suatu
sistem sosial yang demokratis.
Madani pertama kali berasal dari bahasa Arab dari terjemahan al-mujtama al-
madany. Kemudian dicetuskan oleh Naquib al-Attas, seorang guru besar sejarah dan
peradaban Islam dari Malaysia yang mengambil istilah tersebut dari karakteristik
masyarakat Islam yang diaktulisasikan Rasulullah di Madinah dengan fenomena saat
ini. istilah tersbeut kemudian dibawa oleh Anwar Ibrahim, Deputi Perdana Menteri
dalam Festival Istiqlal September 1995.
Konsep masyarakat madani sudah diatur dalam Al-Quran yang dibagi menjadi 3
jenis yaitu masyarakat terbaik (khairah ummah), masyarakat seimbang (ummatan
wasathan) dan masyarakat moderat (ummah muqtashidah). Berikut adalah kutipan ayat
yang mengatur ketiga jenis istilah tersebut :
1. Khairah Ummah dalam QS Ali Imran 3:110, yaitu :
اْل ْن ِجي َل َو َما أ ُ ْن ِز َل ِإلَ ْي ِه ْم ِم ْن َر ِب ِه ْم ََل َ َكلُوا ِم ْن ِ ْ َولَ ْو أَنَّ ُه ْم أَقَا ُموا الت َّ ْو َراةَ َو
سا َء َماَ ير ِم ْن ُه ْم ٌ ِصدَة ٌ َو َكث ِ َ ت أ َ ْر ُج ِل ِه ْم ِم ْن ُه ْم أ ُ َّمةٌ ُم ْقت
ِ فَ ْوقِ ِه ْم َو ِم ْن تَ ْح
َيَ ْع َملُون
Artinya : Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan hukum taurat, injil, dan
al-qur’an yang diturunkan kepada mereka dari tuhannya, niscaya mereka akan
mendapatkan makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka
ada sekelompok yang jujur dan taat. Dan banyak diantara mereka sangat buruk apa yang
mereka kerjakan.
Penjelasan dari masing-masing ayat di atas adalah :
2. Asas persamaan yakni semua orang yang mempunyai kedudukan sama sebagai
anggota masyarakat untuk saling membantu dan tidak boleh memperlakukan orang
lain dengan buruk
3. Asas kebersamaan yaitu anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban sama
kepada Negara
4. Asas keadilan yaitu setiap warga negara memiliki kedudukan sama di hadapan
hukum dimana hukum harus ditegakkan
5. Asas perdamaian yakni warga negara hidup berdampingan tanpa perbedaan suku,
agama dan ras
1) Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman. Nama Saba’ yang terdapat
dalam Al Qur’an itu bahkan dijadikan nama salah satu surat Al Qur’an, yaitu surat
ke-34. Keadaan masyarakat Saba’ yang dikisahkan dalam Al Qur’an itu mendiami
negeri yang baik, yang subur dan nyaman. Di tempat itu terdapat kebun dengan
tanamannya yang subur, yang menyediakan rizki, memenuhi kebutuhan hidup
masyarakatnya. Negeri yang indah itu merupakan wujud dari kasih sayang Allah yang
disediakan bagi masyarakat Saba’. Allah juga Maha Pengampun apabila terjadi
kealpaan pada masyarakat tersebut. Karena itu, Allah memerintahkan masyarakat Saba’
untuk bersyukur kepada Allah yang telah menyediakan kebutuhan hidup mereka. Kisah
keadaan masyarakat Saba’ ini sangat populer dengan ungkapan Al Qur’an Baldatun
thayyibatun wa Rabbun ghafuur.
2) Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian Madinah antara Rasullullah SAW
beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama
Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga
unsur masyarakat untuk saling menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan
sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai
pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-keputusannya, dan memberikan
kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama serta beribadah sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya.
9. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat
mengurangi kebebasannya.
10. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan
oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak
lain yang berbeda tersebut.
Landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani adalah al-qur’an. Meski
al-qur’an tidak menyebutkan secara langsung bentuk masyarakat ideal namun tetap
memberikan arahan atau petunjuk mengenai prinsip-prinsip dasar yang terkandung
dalam sebuah masyarakat yang baik. Secara faktual, sebagai cerminan masyarakat yang
ideal dapat meneladani perjuangan rasulullah mendirikan dan menumbuhkembangkan
konsep masyarakat madani di madinah.
Prinsip terciptanya masyarakat madani bermula sejak hijrahnya nabi Muhammad
SAW. Beserta para pengikutnya dari mekkah ke yastrib. Hal tersebut terlihat dari tujuan
hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimism
dalam mewujudkan cita-cita membentuk yang madaniyyah (beradab).
Selang 2 tahun pasca hijrah atau tepatnya 624 M, setelah rasulullah mempelajari
karakteristik dan struktur masyarakat di madinah yang cukup beragam, beliau kemudian
melakukan beberapa perubahan sosial. Salah satu diantaranya adalah mengikat
perjanjian solidaritas untuk membangun dan mempertahankan sistem sosial yang baru.
Sebuah ikatan perjanjian antara beberapa suku, ras, dan etnis seperti Bani Qainuqa, Bani
Auf, Bani Al-Najjar dan lainnya yang beragam saat itu, termasuk yahudi dan nasrani.