Anda di halaman 1dari 7

JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA, 2(1), 2017

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga


ISSN-Online : 2548-141X
Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang
http:// jurnal.akfarprayoga.ac.id

ANALISIS KADAR PROTEIN TEMPE


KEMASAN PLASTIK DAN DAUN PISANG

Reny Salim1), Intan Sri Rahayu2)


1
Akademi Farmasi Prayoga, Jalan Sudirman no 50 (penulis 1)
email: renyhandra@yahoo.co.id
2
Akademi Farmasi Prayoga, Jalan Sudirman no 50 (penulis 2)
email: intansrirahayu29@gmail.com

ABSTRAK

Tempe merupakan makanan favorit bangsa Indonesia. Tempe yang disukai atau telah biasa
dikonsumsi adalah salah satu jenis makanan yang terbuat dari kacang kedelai kuning. Kacang
kedelai ini difermentasikan dengan menggunakan kapang Rhizopus oligosporus. Hasil
fermentasi ini mengandung protein yang mudah dicerna oleh tubuh manusia sehingga
menjadikan tempe sebagai salah satu makanan yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi
dalam rangka pemenuhan gizi setiap individu. Namun proses fermentasi ini tidak begitu
mudah saja terjadi, perlu kondisi tertentu. Hal ini yang sering terabaikan, sehingga perlu
dilakukan kegiatan penelitian yang bertujuan menganalisis kadar protein pada kemasan yang
berbeda. Kegiatan analisis kadar protein ini menggunakan metode biuret dilengkapi
spektrofotometri UV-Vis dengan larutan standar protein yang digunakan adalah larutan BSA
(Bovine Serum Albumin). Kegiatan pengukuran yang dilakukan memberikan informasi
kadar protein tempe kemasan plastik sebesar 3,739 µg/mL dan tempe kemasan daun pisang
sebesar 4,912 µg/mL.

Kata kunci: protein, tempe, kemasan, Biuret

Pendahuluan ekuivalen dengan karbohidrat karena


Protein merupakan salah satu menghasilkan 4 kkal/g protein. Kelebihan
kebutuhan manusia yang penting dalam dan kekurangan protein dapat
menjaga stabilitas tubuh. Protein dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
dijadikan sebagai sumber energi yang Akibat dari kekurangan protein dapat
Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik Dan Daun Pisang Salim R

menyebabkan beberapa penyakit yaitu lembab sehingga kebutuhan kapang akan


kwaskior (busung lapar), marasmus (gizi oksigen dapat teratasi dengan baik dengan
buruk). Kelebihan protein di dalam tubuh kata lain tidak terjadi kondensasi uap air
juga dapat menyebabkan berat badan dan panas secara berlebihan selama
meningkat, kolesterol, kerusakan hati, pertumbuhan, sehingga pembentukan
kerusakan otak dan kerusakan ginjal miselia jamur lebih baik. Sementara itu
( Sarwono, 2005). pengemasan tempe dengan plastik
Salah satu sumber protein pada dilakukan dengan cara memberi lubang-
makanan adalah tempe. Tempe adalah lubang kecil agar bagian dalam substrat
hasil fermentasi kacang kedelai kuning cukup memperoleh udara. Kapang tempe
oleh kapang Rhizopus oligosporus. Tempe membutuhkan banyak udara selama proses
mengandung berbagai nutrisi yang fermentasi. Penggunaan kemasan dalam
diperlukan oleh tubuh seperti protein, fermentasi akan mempengaruhi kadar
lemak, karbohidrat, mineral, dan protein tempe kedelai yang dihasilkan. Di
isoflavon. Beberapa penelitian samping karena faktor koreksi lingkungan
menunjukkan bahwa zat gizi tempe yang dibentuk oleh kemasan tersebut
lebih mudah dicerna, diserap dan selama proses fermentasi, juga karena
dimanfaatkan tubuh. Hal ini dikarenakan adanya reaksi yang mungkin terjadi antara
kapang yang tumbuh pada kedelai bahan yang difermentasi dengan
menghidrolisis senyawa-senyawa komponen kemasan (Astuti, 2009).
kompleks menjadi senyawa sederhana Pernyataan ini memberikan sebuah
yang mudah dicerna oleh manusia ide untuk melakukan kegiatan analisis
(Kasmidjo, 1990). pengaruh kemasan terhadap kadar protein
Kemasan yang umum dipakai oleh pada tempe. Kegiatan analisis kadar
produsen tempe ada dua jenis yaitu daun protein ini menggunakan metode Biuret.
dan plastik. Daun yang umum digunakan Metode biuret merupakan salah satu
adalah daun pisang. Di antara kedua metode penentuan kadar protein dengan
bungkus tersebut tempe yang dibungkus menggunakan larutan Biuret pada suasana
daun pisang lebih diminati dibandingkan basa bereaksi dengan ikatan peptida dari
tempe yang dibungkus plastik karena protein tempe mengakibatkan terjadinya
rasanya lebih enak dan masa simpannya perubahan warna dari larutan Biuret yang
lebih lama. Kemasan daun pisang berwarna biru menjadi berwarna ungu.
memberikan kondisi tetap hangat namun Perubahan warna yang teramati diukur

20 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 2 No 1, 2017


Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik Dan Daun Pisang Salim R

intesitas serapan panjang gelombangnya corong Buchner, labu Buchner, ball filter,
menggunakan spektrofotometri UV-Vis. spatula, pipet tetes, kaca arloji, batang
Semakin tinggi intensitas cahaya yang pengaduk.
diserap oleh spektrofotometer UV-Vis
maka semakin tinggi pula kadar protein Prosedur Penelitian
yang terdapat dalam zat tersebut (Jubaidah, Pembuatan Reagen
2016). 1. Larutan Natrium hidroksida 10%
METODE PENELITIAN Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan
Bahan dan Alat dalam 30 mL aquadest dalam gelas
Bahan kimia. Setelah larut dan agak dingin,
Bahan alami yang digunakan sebagai masukkan ke dalam labu ukur 100 mL,
sampel adalah tempe yang diproduksi oleh dan tambahkan aquadest sampai tanda
produsen X di daerah Parak Karakah, batas.
Padang Timur. 2. Reagen Biuret (Jubaidah, 2016)
Bahan kimia yang digunakan adalah Sebanyak 0,15 gram tembaga (II) sulfat
aquades, Larutan BSA Induk (Bovine dan 0,6 gram kalium natrium tartarat
Serum Albumin) 22% (J.Mitra& Co. Pvt. dilarutkan dalam 50 mL aquadest pada
Ltd), tembaga (II) sulfat hidrat, natrium gelas kimia 100 mL. Setelah larut
asetat, natrium hidroksida, kalium natrium sempurna, pindahkan ke dalam labu
tartarat, asam asetat glasial 100%, ukur 100 mL, kemudian tambahkan 30
ammonium sulfat kristal. mL natrium hidroksida 10%. Aduk
campuran tersebut lalu tambahkan
Alat aquadest sampai tanda batas.
Alat-alat yang digunakan adalah labu ukur 3. BufferAsam Asetat pH 5 (Tarmizi,
(10 mL, 100 mL) spektrofotometer UV- 2008)
Vis, timbangan analitik (Denver), pHmeter Larutan buffer ini merupakan campuran
(Metrohm), sentrifugen (Hettrich), tabung dari 2,8 mL asam asetat 0,2 M dengan 5
reaksi besar, tabung reaksi sedang mL natrium asetat 0,2 M maka terlebih
bertutup, rak tabung reaksi, gelas ukur (5 dahulu dibuatlah:
mL, 10 mL, 500 mL), pipet tentukur (1 a. Larutan asam asetat 0,2 M
mL, 2 mL, 5 mL), blender (Philips), gelas Encerkan 1,2 mL asam asetat glasial
kimia (25 mL, 50 mL, 250 mL, 500 mL), 100%dengan aquadest ad 100 mL.
corong, kertas saring, vortex (Heidolph), b. Larutan natrium asetat 0,2 M

21 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 2 No 1, 2017


Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik Dan Daun Pisang Salim R

Larutan 1,64 gram natrium asetat bereaksi), ukur serapan pada panjang
dengan aquadest ad 100 mL. gelombang 400-800 nm. Catat panjang
Setelah itu campurkan kedua larutan dalam gelombang serapan maksimum yang
labu ukur 100 mL, tambahkan aquadest diperoleh tersebut.
sampai tanda batas dan kocok. Ukur pH
larutan yang dikehendaki yaitu 5. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan
BSA (Jubaidah, 2016)
Penentuan Panjang Gelombang Siapkan enam tabung reaksi. Isi setiap
Maksimum (Jubaidah, 2016) tabung reaksi sesuai dengan tabel 1 di
Larutan BSA induk 22% diencerkan bawah ini. Tabung yang telah diisi
menjadi 3% dengan cara mengambil dibiarkan selama 10 menit, kemudian
sebanyak 0,9 mL larutan BSA diukur absorbansi masing-masing larutan
ditambahkan 0,8 mL reagen Biuret dengan spektrofotometer UV-Vis pada
kemudian tambahkan aquadest 1,3 mL panjang gelombang maksimum yang telah
sehingga volume menjadi 3 mL, aduk diperoleh.
dengan menggunakan vortex. Setelah itu
larutan didiamkan selama ± 10 menit (agar

Tabel 1. Komposisi Larutan BSA + Biuret


Air suling Konsentrasi BSA
Larutan BSA Induk 22% (mL) Reagen Biuret (mL)
(mL) (%)
0 0 3,0 0
0,3 0,8 1,9 2,2
0,6 0,8 1,6 4,4
0,9 0,8 1,3 6,6
1,2 0,8 1,0 8,8
1,5 0,8 0,7 11

Pengukuran Kadar Protein Tempe kemudian disaring dengan corong


(Purwanto, 2014) Buchner. Cairan yang diperoleh
1. Tempe kemasan daun dan plastik merupakan filtrat tempe yang akan
ditimbang masing-masing ± 100 gram, diukur kadar proteinnya.
dimasukkan ke dalam blender lalu 2. Pengukuran kadar protein dilakukan,
tambahkan 500 mL aquadest, dengan cara sebagai berikut:
dihaluskan hingga berbentuk cairan
22 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 2 No 1, 2017
Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik Dan Daun Pisang Salim R

Ambil 5 mL filtrat tempe tambahkan pada panjang gelombang maksimum


sedikit demi sedikit amonium sulfat yang telah diperoleh.
kristal sambil diaduk menggunakan
vortex. Penambahan ini dilakukan Analisa Data
sampai amonium sulfat kristalnya Data yang diperoleh dari hasil pengukuran
jenuh. Campuran filtrat dan garam yang kadar protein dari tempe tiap kemasan
mengendap disentrifugasi dengan dikalibrasi dengan menggunakan kurva
kecepatan 2000 rpm selama 10 menit, kalibrasi (kurva baku).
diperoleh 2 lapisan yaitu lapisan atas HASIL DAN PEMBAHASAN
(protein yang mengendap) dan lapisan Penentuan Panjang Gelombang
bawah (larutan garam amonium sulfat). Maksimum
Lapisan atas diambil dan dimasukkan Larutan BSA 3% sebagai larutan standar
dalam labu ukur 10 mL. Setelah itu yang telah direaksikan dengan reagen
dilarutkan dengan menggunakan larutan Biuret memiliki panjang gelombang
buffer asam asetat pH 5. Larutan yang maksimum sebesar 534 nm dengan nilai
terbentuk diambil masing-masing 5 mL absorbansinya 0,292. Panjang gelombang
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, yang diperoleh ini menjadi standar untuk
kemudian ditambahkan 10 mL reagen pembuatan kurva larutan standar BSA.
Biuret dan diaduk menggunakan vortex, Gambar 1 di bawah ini memperlihatkan
setelah itu didiamkan selama 10 menit. spektrum panjang gelombang maksimum
Berikutnya lakukan pengukuran larutan BSA.
absorbansi dari pencampuran tersebut

Gambar 1.Spektrum Panjang Gelombang Maksimum Larutan Standar BSA

23 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 2 No 1, 2017


Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik Dan Daun Pisang Salim R

Pembuatan Kurva Regresi Larutan (Copriadi, 2010). Hasil pengukuran


Standar BSA absorbansi pada masing-masing ekstrak
Larutan BSA yang dibuat sebagai larutan tempe tersebut dapat dilihat pada tabel di
standar mencakup konsentrasi protein bawah ini.
dalam ekstrak tempe yang ditentukan

Tabel 2. Hasil Pengukuran Absorbansi Pada Larutan BSA

No Konsentrasi BSA (%) Absorbansi


1 2,2 0,257
2 4,4 0,297
3 6,6 0,322
4 8,8 0,342
5 11 0,371

Tabel diatas memberikan informasi bahwa antara konsentrasi dan absorbansi. Namun
semakin besar konsentrasi BSA maka nilai kelinieritasnya belum terbaca sehingga
absorbansinya juga semakin besar, ini perlu dibuatkan kurva regresi linear dari 5
menyatakan bahwa terdapat hubungan larutan standar BSA tersebut.

0.4
0.3
Absorbansi

0.2 y = 0.0273x + 0.2359


R² = 0.9855
0.1
0
- 2 4 6
Konsentrasi (%)

Gambar 2. Kurva Regresi Larutan Standar BSA

Pembacaan terhadap kurva regresi yang dipengaruhi oleh faktor lain. Selain itu
ada diketahui bahwa nilai R2 dari juga menunjukkan bahwa larutan BSA
pengukuran tersebut sebesar 0,98. Ini yang digunakan murni.
menunjukkan bahwa absorbansi
dipengaruhi 98% oleh konsentrasi larutan
standar, sedangkan 2% lainnya

24 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 2 No 1, 2017


Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik Dan Daun Pisang Salim R

Pengukuran Kadar Protein Pada diukur absorbansinya pada panjang


Tempe gelombang maksimum yaitu 534 nm dan
Larutan protein tempe tiap kemasan yang memberikan hasil sebagai berikut: 20

telah direaksikan dengan reagen Biuret

Tabel 3. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Protein dari Tempe


No Larutan Protein Abs
1 Tempe Bungkus Daun Pisang 0,370

2 Tempe Bungkus Plastik 0,338

Nilai absorbansi masing-masing larutan Dibungkus Plastik, Daun


protein tempe disubstitusikan ke dalam Pisang dan Daun Jati. Karya
Tulis Ilmiah tidak diterbitkan.
persamaan regresi y = 0,0273X + 0,2359 UMS. Surakarta.
untuk mengetahui kadar protein pada
Jubaidah, S., et. al. 2016. PENETAPAN
tempe kemasan daun pisang dan plastik. KADAR PROTEIN TEMPE
Hasil substitusi tersebut memberikan hasil JAGUNG ( Zea Mays L .) DENGAN
KOMBINASI KEDELAI (Glycine
berupa kadar protein dari tempe kemasan Max(L.)Merill) SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SINAR
daun pisang sebesar 4,912 µg/mL dan
TAMPAK. In Jurnal Ilmiah
tempe kemasan plastik sebesar 3,739 Manuntung (Vol. 2, pp. 111–119).
µg/mL.
Purwanto, M. G. M. (2014). Perbandingan
Analisa Kadar Protein Terlarut
dengan Berbagai Metode
Kesimpulan Spektroskopi UV-Visible. Jurnal
Hasil pengukuran terhadap kadar protein Ilmiah Sains Dan Teknologi.
tempe kemasan plastik dan daun pisang Sarwono. 2005. Membuat Tempe dan
memiliki perbedaan. Oncom. Jakarta : Penebar Swadaya

Tarmizi. 2008. Pembuatan Pereaksi


UCAPAN TERIMA KASIH Kimia. Padang : UNP Press
Terima kasih kami sampaikan kepada
Laboratorium Kopertis Wilayah X yang telah
menfasilitasi laboratorium untuk penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, N.P. 2009. Sifat Organoleptik
Tempe Kedelai Yang
25 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 2 No 1, 2017

Anda mungkin juga menyukai