Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN BENDUNG KARET KALI BLORONG


KABUPATEN KENDAL

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

A. Permasalahan terjadi:

1. Pengembangan SDA di Sungai Blorong yang telah diprogramkan adalah

pembuatan tampungan berupa waduk atau embung untuk penyediaan air

baku guna memenuhi berbagai kebutuhan, namun terdapat kendala

dalam implementasinya yaitu berupa masalah sosial, pengadaan lahan

dan masalah konservasi. Sehingga perlu upaya-upaya lain untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi yaitu dengan pembuatan

tampungan memanjang (long storage).

2. Terjadi permasalahan berupa luapan banjir dari Sungai Blorong yang

menimbulkan genangan di wilayah sekitar Sungai Blorong. Luapan

banjir tersebut terjadi akibat kapasitas alur sungai yang mengalami

penurunan sehingga tidak mampu mengalirkan debit banjir yang ada.

Beberapa penyebab terjadinya banjir di Sungai Blorong adalah

peningkatan debit banjir akibat kerusakan Daerah Aliran Sungai,

penurunan kapasitas sungai akibat sedimentasi, kerusakan tanggul akibat

aktivitas manusia dan sebagainya. Oleh karena itu, upaya pemanfaatan

Sungai Blorong sebagai sumber air baku dengan membuat bangunan di

sungai harus memperhatikan kondisi banjir yang selalu terjadi hampir

setiap tahun.

3. Debit tersedia di Sungai Blorong pada musim penghujan sangat

berlimpah dan bahkan selalu menimbulkan banjir. Saat ini, debit air

Tofa Hidayat
14.4110.4933 VI - 1
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN BENDUNG KARET KALI BLORONG
KABUPATEN KENDAL

tersebut terbuang dan mengalir ke laut tanpa dimanfaatkan. Sedangkan

pada musim kemarau terjadi kekurangan air baik untuk irigasi maupun

untuk air baku. Sehingga di masa mendatang tetap harus diupayakan

pembuatan tampungan yang berupa embung atau waduk dengan

pemanfaatan yang lebih besar.

4. Terdapat usaha pembuatan batu bata yang dilakukan di bantaran dan

tanggul sungai. Pemanfaatan sungai untuk tampungan (long storage)

akan mengganggu usaha tersebut, sehingga dapat memicu konflik sosial.

Walaupun kegiatan usaha tersebut dilakukan tanpa ijin namun perlu

dilakukan pendekatan atau sosialisasi agar tidak terjadi gejolak.

a. Kajian Awal:

1. Mencukupi kebutuhan air secara terus menerus diperlukan tampungan,

sedangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan ketersediaan air yang

ada Sungai Blorong, maka dilakukan simulasi tampungan. Simulasi

tampungan ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara perubahan

volume tampungan dan elevasi muka air selama periode

pemanfaatannya.

2. Kesetimbangan air (water ballance) guna mengetahui ketersediaan debit

Sungai Blorong setelah dilakukan pengambilan untuk berbagai

keperluhan, apakah masih terdapat sisa (surplus) atau sebaliknya terjadi

kekurangan (defisit). Apabila terjadi surplus air selama satu tahun maka

pengambilan air untuk memenuhi semua kebutuhan dapat langsung

dilakukan secara kontinyu. Sebaliknya bila terjadi defisit maka,

diperlukan tampungan untuk menyimpan volume air pada saat kondisi

Tofa Hidayat
14.4110.4933 VI - 2
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN BENDUNG KARET KALI BLORONG
KABUPATEN KENDAL

debit air berlebih (surplus) dan memanfaatkannya pada saat kondisi

debit air mengalami defisit.

Ada 4 faktor yang diperhitungkan dalam analisis kesetimbangan air

yaitu:

a) Ketersediaan air di Sungai Blorong

b) Kebutuhan air untuk irigasi

c) Kebutuhan air untuk PDAM

d) Kebutuhan air untuk industri

e) Kebutuhan air untuk tambak

f) Debit penggelontoran/pemeliharaan sungai.

3. Prinsip dasar simulasi tampungan air di Sungai Blorong dengan

tampungan memanjangnya (long storage) adalah kesetimbangan air di

tampungan dengan komponen debit masuk (Inflow) berupa debit sungai

dengan keandalan 80% dan komponen debit keluar (outflow) yang

berupa debit kebutuhan air untuk irigasi, Kawasan Industri dan

sebagainya.

4. As Bendung Karet ditetapkan pada koordinat S 06.914050 dan E

110.230170 bersama dengan Direksi Pekerjaan, Instansi terkait dan

konsultan dengan mempertimbangan aspek Volume Tampungan,

Geologi Teknik, Morfologi Sungai, Pemanfaatan dan Sosial Ekonomi.

b. Hasil analisa.

1. Dari hasil perhitungan Debit Banjir diketahui, untuk kondisi bankfull

besaran debit yang mengalir adalah 259,03 m3/det. Debit bankfull

capasity ini bersesuaian/mendekati nilai debit banjir rancangan periode

Tofa Hidayat
14.4110.4933 VI - 3
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN BENDUNG KARET KALI BLORONG
KABUPATEN KENDAL

ulang 2 tahunan yang dihitung dengan Metode Nakayasu (Q2 = 278,57

m3/det).

2. Pada semua kondisi baik pada saat bendung karet belum

dibangun/mengempis serta pada saat bendung karet dalam kondisi

mengembang terjadi luapan banjir pada ruas sungai di hilir bendung

karet maupun di hulu bendung karet.

3. Direkomendasikan dilakukan perbaikan alur Sungai Blorong dengan

kegiatan pengerukan dan peninggian tanggul.

4. Elevasi muka air banjir yang terjadi di lokasi Bendung Karet Blorong

pada kondisi bendung karet mengempis adalah sebagai berikut :

a) Q50 = + 5,17 mdpl.

b) Q100 = + 5,30 mdpl

c) Q 121,29 m3/dt = + 2,31 mdpl.

5. Hasil perhitungan neraca air Sungai Blorong dengan kondisi tanpa

tampungan (tanpa bendung karet) diketahui terjadi kekurangan (defisit)

air pada Bulan Juli (tengah bulanan ke-1) sebesar 0,30 m3/det yang

setara dengan 388.359,73 m3, September (1 bulan) sebesar 0,23 m3/det

yang setara dengan 298.205,33 m3 dan Oktober (tengah bulanan ke-2)

sebesar 0,16 m3/det yang setara dengan 205.447,60 m3.

6. Dari perhitungan simulasi dengan tampungan, diketahui kekurangan air

yang terjadi pada Bulan Juli (Tengah Bulanan 1), September (1 bulan)

dan Oktober (tengah bulanan ke-2) dapat dipenuhi oleh ketersediaan air

di tampungan (long storage) yang dihasilkan oleh bendung karet

setinggi 2,5 meter.

Tofa Hidayat
14.4110.4933 VI - 4
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN BENDUNG KARET KALI BLORONG
KABUPATEN KENDAL

7. Outcome yang dihasilkan dari perhitungan kesetimbangan air adalah:

a) PDAM = 0.20 m3/dt

b) Industri = 0.24 m3/dt

c) Tambak = 0.22 m3/dt

d) Penggelontoran = 0.32 m3/dt

8. Hasil perhitungan sedimentasi khususnya dalam rangka OP digunakan

hasil yaitu sebesar 37.122 m3/tahun. Bila pengendapan sedimen terjadi

secara merata pada ruas sungai di hulu bendung sepanjang 6.740 m dan

lebar sungai rerata 100 m, maka tinggi sedimentasi yang terjadi adalah =

37.122/(6.740x100) = 0,0018 m= 0,18 cm. Diketahui bangunan intake

mempunyai ambang 50 cm. Sehingga pada kondisi ekstrim dimana tidak

terjadi pembilasan sedimen di hulu bendung, maka ambang tersebut

akan penuh dalam waktu 55 tahun.

c. Hasil Desain Bendung Karet:

1. Bendung Karet

a) Lokasi : Hilir Jembatan Jalan Raya Semarang - Kendal

b) Elevasi dasar bendung : - 0,50 mdpl

c) Elevasi mercu bendung : + 2,00 mdpl

d) Elevasi Abutment : + 5,97 mdpl

e) Elevasi rencana muka air operasi :

Deflating Water Level (DWL) : + 2,75 mdpl

Design Flood Water Level (DFWL) : + 5,17 mdpl

f) Tinggi bendung : 2,5 meter

g) Jumlah bentang : 3 buah

Tofa Hidayat
14.4110.4933 VI - 5
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN BENDUNG KARET KALI BLORONG
KABUPATEN KENDAL

h) Lebar bentang : 3 x 33,00 meter

i) Side slope (V : H) : 1 : 1

j) Tinggi jepit pada dinding tepi : 3,30 meter

k) Sistem pengisian rubber dam : Udara

2. Control/power house : 3 buah

3. Tanggul : Lebar 6 meter kanan – kiri

4. Pondasi Bendung :

a) Type : Beton bertulang

b) Panjang : 112 m, tebal 1,00 m

c) Lebar : 7,30 m

d) Pondasi Tiang Pancang : Spun Pile, L = 25,00 m (φ 45 cm)

e) Tiang penahan rembesan : Sheet pile, L = 10,00 m (2 x 5) m

5. Operasi Bendung

a) Waktu Pengembangan : 25 menit

b) Waktu Pengempisan : 19 menit

6. Bangunan Pelengkap

a) Kantor/Rumah Jaga : 1 buah

b) Rumah Pompa Udara : 1 buah

c) Rumah Genset : 2 buah

d) Intake Air Baku : 2 buah

B. Saran

Untuk mendukung dan mensukseskan implementasi Bendung Karet Kali Blorong,

maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

Tofa Hidayat
14.4110.4933 VI - 6
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN BENDUNG KARET KALI BLORONG
KABUPATEN KENDAL

a. Perlu diterbitkan Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung, diantaranya

tentang batas pengambilan air baku Sungai Blorong.

b. Pihak Industri, Perusahaan Air Minum Daerah dan Pemerintah perlu

bekerjasama untuk menginventarisasi daerah yang terkena dampak konstruksi

Bendung Karet.

c. Lokasi-lokasi yang diproyeksikan untuk fasilitas Bendung Karet lainnya

perlu juga diinventarisasi. Hal ini untuk menghindari adanya penyalah

gunaan fungsi atau peruntukan.

Tofa Hidayat
14.4110.4933 VI - 7

Anda mungkin juga menyukai