PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
II. UJI TUMBUK (IMPACT TEST)
1
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
Starting position
Starting Point
Pointe
r
Spesimen
Anvill
ℓ a
ℓcos α
b
ℓ
ho ho
h1 c
(1) (2)
Gambar 2.2 Sketsa Perhitungan Energi Impact Teoritis
Keterangan :
ho = Ketinggian bandul sebelum dilepas (m)
h1 = Ketinggian bandul setelah dilepas (m)
ℓ = Panjang lengan bandul (m)
α = Sudut awal (o)
β = Sudut akhir (o)
Besarnya energi impact (joule) dapat dilihat pada skala mesin penguji. Sedangkan
besarnya energi impact dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Eo = W.ho.........................................................................................................(2.1)
E1 = W.h1.........................................................................................................(2.2)
2
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
∆E = Eo - E1
= W (ho- h1) .................................................................................................(2.3)
dari (gambar 2.2) didapatkan :
ho = ℓ - ℓcos α
= ℓ (1 - cos α)…........…………....………...................................................(2.4)
h1 = ℓ - ℓcos β
= ℓ (1 - cos β)….........…...…………...........................................................(2.5)
Dengan substitusi persamaan 2.4 dan 2.5 pada 2.3 didapatkan :
∆E = Wℓ(cosβ - cosα)………………………………....…………………........(2.6)
dimana : Eo = Energi awal (J)
E1 = Energi akhir (J)
W = Berat bandul (N)
ho = Ketinggian bandul sebelum dilepas (m)
h1 = Ketinggian bandul setelah dilepas (m)
ℓ = Panjang lengan bandul (m)
α = Sudut awal (o)
β = Sudut akhir (o)
Untuk mengetahui kekuatan impact atau impact strength (Is) maka energi impact
tersebut harus dibagi dengan luas penampang efektif spesimen (A) sehingga :
Is = ∆E/A
= W.ℓ.(cos β - cos α)/A…...........………………………………………..(2.7)
Pada suatu konstruksi, keberadaan takikan atau nocth memegang peranan yang amat
berpengaruh terhadap kekuatan impact. Adanya takikkan pada kerja yang salah
seperti diskontinuitas pada pengelasan, atau korosi local bisa bersifat sebagai
pemusat tegangan (stress concentration). Adanya pusat tegangan ini dapat
menyebabkan material brittle (getas), sehingga patah pada beban di bawah yield
strength. Ada tiga macam bentuk takikan pada pengujian impact yakni takikan V, U
dan key hole sebagaimana ditunjukkan pada (gambar 2.3) di bawah ini :
3
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
4
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
2) Metode Izod
Pada metode ini sebagaimana ditunjukkan pada (gambar 2.5 b), spesimen
dijepit pada salah satu ujungnya dan diletakkan tegak. Arah pemukulan dari
depan takikan. Biasanya metode ini digunakan di Inggris.
5
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
2.3 Alat
1) Mesin Uji Impact
2) Thermo couple
3) Kompor listrik dan panci
4) Stopwatch
5) Jangka sorong
6) Kikir
7) Stamping
8) Ragum
9) Tang
10) Palu
11) Sarung tangan
12) Thermos
13) Hand grinding
6
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
2.4 Bahan
1) Spesimen uji impact untuk temperatur panas (1 buah)
2) Spesimen uji impact untuk temperatur ruangan (1 buah)
3) Spesimen uji impact untuk temperatur dingin (1 buah)
4) Es kering dan alkohol
7
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
4) Pengkondisian Spesimen Pada Temperatur Kerja
Temperatur Panas (50,2 °C)
a. Masukkan air ke dalam panci dan letakkan di atas kompor listrik yang
telah dinyalakan.
b. Tunggu sampai air mendidih dan masukkan spesimen berkode P ke
dalam panci dan tunggu ±5 menit.
c. Ukur temperatur air sesaat sebelum spesimen diambil untuk diuji
impact.
d. Catat pada lembar kerja.
Temperatur Ruangan (25,5 °C)
Untuk temperatur kamar, spesimen berkode R bisa langsung diuji.
Temperatur Dingin (-64,6 °C)
a. Siapkan es batu dan masukkan ke dalam termos yang berisikan alkohol.
b. Masukan spesimen yang berkode D ke dalam termos.
c. Tunggu ±10 menit kemudian ukur temperatur spesimen dalam termos.
d. Catat pada lembar kerja, temperatur sesaat sebelum spesimen diambil
untuk diuji impact.
5) Pengujian pada Mesin Uji Impact
a. Catat data mesin pada lembar kerja.
b. Tempatkan bandul pada posisi awal untuk pengujian.
c. Atur jarum penunjuk pada posisi 0.
d. Ambil spesimen dan letakkan pada tempatnya secara tepat dan cepat,
terutama untuk kondisi panas dan dingin.
e. Letakkan tangan kiri pada pen pengunci beban dan tangan kanan pada
rem.
f. Tekan pen pengaman dan pen pengunci beban, sehingga bandul
meluncur menumbuk spesimen.
g. Tekan rem dengan tangan kanan ketika bandul hendak mengayun untuk
yang kedua kalinya.
h. Amati dan catat besarnya sudut dan besarnya energi yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk.
i. Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
8
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
6) Menentukan panjang lengan bandul
a. Angkat bandul sehingga membentuk sudut 100 dari garis tegak.
b. Lepaskan bandul sehingga berayun.
c. Ukur dengan stopwatch waktu yang dibutuhkan untuk 50 ayunan (T50).
d. Hitung lengan bandul dengan menggunakan persamaan berikut :
T = 2 ( / g ) ……......………….........………...................................(2.8)
9
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
2.7.1 Analisa
1) Perhitungan Kekuatan Impact (J/mm2) sesuai Pengujian
a. Spesimen “P” (Panas) temperatur 50,2 oC
Diketahui :
Eimpact = 149,500 joule
Luas Penampang (An) = 83,415 mm2
Maka kekuatan Impact
I = E/An
= 149,500 joule/83,415 mm2
= 1,792 joule/mm2
b. Spesimen “R” (Ruang) temperatur 25,5 oC
Diketahui :
Eimpact = 147,800 joule
Luas Penampang (An) = 82,500 mm2
10
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
Maka kekuatan Impact
I = E/An
= 147,800 joule/82,500 mm2
= 1,792 joule/mm2
c. Spesimen “D” (Dingin) temperatur -64,6 oC
Diketahui :
Eimpact = 6,000 joule
Luas Penampang (An) = 82,913 mm2
Maka kekuatan Impact
I = E/An
= 6,000 joule/82,913 mm2
= 0,072 joule/mm2
2) Perhitungan Kekuatan Impact (J/mm2) sesuai Teori
Mencari panjang lengan (L)
Waktu 50 periode (T50) = 90 detik
Periode 90/50 = 1,800 detik
𝐿
T = 2 𝜋√𝑔
𝐿
1,800 = 2𝜋√9,81
𝐿
(1,800)2 = 42. 9.81
L = 0,798 m
Berat bandul (W) = 96,500 N
Sudut Awal (α) = 160,43o
a. Spesimen “P” (Panas) temperatur 50,2 oC
Diketahui :
Sudut akhir (β) = 5,5o
Luas Penampang (An) = 83,415 mm2
Maka kekuatan Impact
I = W.ℓ (cosβ – cosα)/An
96,5N .0,798 m (cos5,5 – cos 160,43)
= 83,415 mm2
= 1,789 joule/mm2
11
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
b. Spesimen “R” (Ruang) temperatur 25,5 C o
Diketahui :
Sudut akhir (β) = 13,9o
Luas Penampang (An) = 82,500 mm2
Maka kekuatan Impact
I = W. ℓ (cosβ-cosα)/An
96,5 N .0,798 m (cos13,9– cos 160,43)
= 82,500 mm2
= 1,786 joule/mm2
c. Spesimen “D” (Dingin) temperatur -64,6 oC
Diketahui :
Sudut akhir (β) = 150o
Luas Penampang (An) = 82,913 mm2
Maka kekuatan Impact
I = W.ℓ(cosβ-cosα)/An
96,5 N .0,798m(cos150o– cos 160,43o)
= 82,913mm2
= 0,071 joule/mm2
Tabel 2.1 Perbandingan kekuatan Impact hasil pengujian dan hasil perhitungan.
Selisih Kekuatan
Kekuatan Impact Kekuatan Impact Impact hasil pengujian dan
Temperatur
hasil pengujian hasil perhitungan hasil perhitungan
Spesimen (0C)
(joule/mm2) (joule/mm2) (joule/mm2)
P 50,2 1, 792 1,789 0,003
12
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
13
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
pada suhu ruangan lebih rendah dari pada temperatur panas. Karena pada kondisi
temperatur tinggi partikel-partikel merenggang (internal stress rendah), sehingga
apabila diberi tekanan dari luar, spesimen menjadi lebih sulit patah. Sedangkan
spesimen pada temperatur dingin mempunyai kekuatan impact lebih tinggi dari
pada temperatur ruangan, hal ini terjadi karena pada kondisi temperatur rendah
partikel-partikel merapat (internal stress tinggi), sehingga apabila diberi tekanan
dari luar, spesimen menjadi mudah patah.
Ketidaktepatan data hasil pengujian dengan hasil perhitungan disebabkan
terjadinya ketidaktepatan pada perhitungan mencari panjang lengan. Hal ini terjadi
karena ketidaktepatan dalam pencatatan waktu 50 periode, sehingga berpengaruh
pada perhitungan dalam menentukan periode. Selain itu, ketidaktepatan pada saat
membaca nilai energi impact dan sudut akhir pada alat ukur, berpengaruh pada
nilai kekuatan Impact dari hasil pengujian dan perhitungan.
2.9 Kesimpulan
Uji kekuatan tumbuk (impact test) merupakan salah satu cara untuk mengukur
kekuatan material terhadap beban kejut. Pengujian ini dilakukan pada tiga keadaan
yang berbeda yakni pada temperatur -64,6oC, 25,5oC, dan 50,2oC. Dari analisa
perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan temperatur dapat
mempengaruhi kekuatan impact suatu material.
14
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA
PRAKTEK UJI BAHAN 608217A2
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Metallurgi, [1986], Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI,
ITS
Harsono, Dr, Ir &T.Okamura, Dr, [1991], Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradya
Paramita, Jakarta
M.M. Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan
Kapal, PPNS
Prasojo, Budi ST, [2012],Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, PPNS
Wachid Suherman, Ir, [1987], Diktat Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin
FTI, ITS
15