Bab I-Iii 2
Bab I-Iii 2
Bab I-Iii 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia, Indonesia menempati urutan ke -102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998),
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi
Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic
Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya
menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih
pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah
dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan
1
dengan negara lain. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan
didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Hasil itu
Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years
Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan
sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years
Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang
2
2. Rendahnya kualitas guru,
Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Guru
Dalam hal ini tugas atau pekerjaan yang dimaksud adalah profesi Guru..
kompetensi guru yang berbunyi “bahwa setiap guru wajib memenuhi kualifikasi
akademik Guru atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam
4
1. Kompetensi Pedogogik
pembelajaran;
pembelajaran;
5
Berikut diuraikan indikator masing-masing kompetensi inti pedagogi.
yang harus dimiliki oleh guru. Indikator penguasaan kompetensi ini ditunjukan
belakang sosial- budaya, (b) mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata
mendidik, merupakan kompetensi inti pedagogi yang harus dimiliki oleh seorang
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, (c) menerapkan
pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pelajaran, (d) memilih
materi pelajaran yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran,
(e) menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karakteristik peserta didik. Kompetensi ini dilakukan oleh guru dalam
6
Keempat; kemampuan kompetensi pedagogi berikutnya yaitu
media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran
dan santun, baik secara lisan maupun tulisan, (b) berkomunikasi secara efektif,
7
empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam
interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (1) penyiapan kondisi
psikologis peserta didik, (2) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai ajakan
kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik, (d) reaksi
belajar. Kompetensi evaluasi sangat penting dikuasai oleh guru, karena evaluasi
menjadi alat ukur keberhasilan bagi guru dan peserta didik dalam mengikuti
prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan
dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan
dan evaluasi proses dan hasil belajar, (d) mengembangkan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar, (e) mengadministrasikan penilaian proses
instrument, (f) menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
guru juga harus mampu untuk memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan,
8
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti (a)
bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja,
tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan
(e) menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Secara rinci kompetesi kepribadian
membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender,
(b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang
Kedua; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
9
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, seperti; (a) berperilaku jujur, tegas, dan
manusiawi, (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia, (c)
berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
Ketiga; menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, seperti; (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan
stabil, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
Keempat; Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri, seperti; (a) menunjukkan etos kerja dan
tanggung jawab yang tinggi, (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri,
Kelima; Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, seperti; (a) memahami
kode etik profesi guru, (b) menerapkan kode etik profesi guru, (c) berperilaku
3. Kompetensi Sosial
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat
sekitar. Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi, seperti; (1) bersikap inklusif dan objektif
10
terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan
sejawat, orang tua, peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama,
ditunjukan dengan cara; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas
ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif, (2) berkomunikasi dengan
orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang
tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam
dikuasai oleh pendidik, apalagi jika tugas tidak ditempatkan di daerah asal.
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain, seperti; (1) berkomunikasi dengan teman
sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media
11
hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan
4. Kompetensi Professional
Pertama, menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
ini sangat penting dimiliki bagi seorang guru sebab apa yang akan disampaikan
guru kepada siswa berupa ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh guru.
kompetensi mata pelajaran, (2) memahami kompetensi dasar mata pelajaran, (3)
(1) memilih materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik, (2) mengolah materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif
12
peningkatan keprofesionalan, (4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari
berbagai sumber.
13
B. Kualitas Guru dan Sertifikasi Guru
1. Kualitas Guru
penting, guru adalah kreator proses belajar mengajar, artinya seorang guru
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
keahlian khusus sebagai guru. Selain itu guru adalah tenaga pendidik yang
tugas utamanya mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa dan
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
14
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru
penelitiannya.
materi yang dapat disajikan secara jelas, memiliki nilai dan karakteristik
profesional.
d. Memberikan intensif atau tunjangan bagi guru baik guru PNS maupun
berkelanjutan;
tenaga profesional.
Pendidikan.
17
Berbagai upaya terobosan tengah dilakukan oleh pemerintah dewasa
harus dikuasai oleh guru, yang bertindak sebagai Sumber Daya Manusia
serta potensi yang dimiliki peserta didik sehingga kelak kemudian hari
2. Sertifikasi Guru
portofolio.
18
C. Evaluasi Hasil Pembelajaran dan Mutu Sekolah
dalam bahasa Arab: Al-Qimah; dalam bahasa Indonesia berarti: nilai. James
comparing the actual and real with the predicted or promised” dimana perlu
adanya renungan atas apa yang dicapai dalam perbandingannya dengan apa
harapan yang beragam. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, ada tiga hal
yang saling berkaitan yaitu evaluasi, pengukuran dan tes. Menurut Gronlund
dalam Toto dan Cepi (2011:165) evaluasi adalah suatu proses yang
individu (siswa). Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis untuk
19
(quantitative description), dapat pula didasarkan pada hasil pengamatan
dan memahami terlebih dahulu tentang tujuan dan fungsi evaluasi. Bila
a. Fungsi formatif
dipelajari.
b. Fungsi sumatif
c. Fungsi diagnostik
20
Yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan
pengajaran, karena itu evaluasi tidak bisa dipisahkan dari belajar dan
bukan hanya guru tetapi juga siswa. Maka tujuan evaluasi pembelajaran
meliputi:
belajar mengajar
Hasil Belajar.
mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari
hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang
21
konkrit sampai dengan hal yang abstrak. Adapun rincian domain tersebut
dan memilih.
meningkatkan.
22
dan konkrit. Kata kerja operasional yang dapat digunakan
memecahkan, menggunakan.
menghubungkan, merinci.
23
penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi
kemampuan, yaitu:
24
4) Organisasi (organization), yaitu jenjang kemampuan yang
menampilkan.
memindahkan, membentuk.
didik dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tingkat tinggi dan tingkat
25
D. Mutu Pendidikan
sebagainya. Namun pada hasil pendidikan, mutu berkaitan dengan prestasi yang
dicapai sekolah dalam kurun waktu tetentu yang dapat berupa tes kemampuan
akademik, seperti ulangan umum, raport, ujian nasional, dan prestasi non-
akademik seperti dibidang olah raga, seni atau keterampilan”. Dikatakan pula
1. Mutu masukan dapat dilihat dari kondisi baik atau tidaknya masukan
sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf, dan siswa.
dan deskripsi kerja. Mutu masukan yang berupa harapan, seperti visi,
26
keterampilan) pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang
pendidikan tidak hanya berada pada unsur masukan (input), tetapi juga proses,
meraka, terutama unsure keluaran atau lulusan (output) agar dapat memuaskan
pendidikan.
Dengan menggunakan konsep sistem maka input, proses, dan output yang
ada dalam pendidikan memiliki hubungan yang saling mempengaruhi untuk dapat
didunia global.
rekognisi.
peningkatan mutu seluruh elemen yang ada dalam suatu organisasi ikut terlibat
27
serta memiliki tugas, visi, misi yang sama.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain
B. Saran
perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing
secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa
yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini
30
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/32786152/MAKALAH_EVALUASI_PEMBELAJAR
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/196108141986031-
Dewi, Ni Waryan. 2017. Meningkatkan Kualitas Guru untuk Pendidikan yang Lebih
Baik.
https://www.researchgate.net/publication/315099931_MENINGKATKAN_KUA
31