Anda di halaman 1dari 4

1.

Fungsi dan tata letak (layout) unit dalam hatchery

15 Keterangan :

1. Bak pemeliharaan
larva
2. Bak induk
2
3. Bak kultur artemia
4. Bak penampungan
2 naupli
6
8 5. Tabung oksigen
6. Tempat parkir
7. Bak kultur
3 4 5 skeletonema costatum
1. 8. Sumber listrik
9. Tempat mesin mesin
10. Bak tandon
11. Bak filter air
12. Rumah jaga dan
7
ruang pakan
13. Wc
14. Pompa air laut
15. Pompa air tawar

10 11
11

12

13 10

14
2. Pola produksi

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum memulai suatu produksi adalah membersihkan atau mencuci semua bak
yang telah digunakan pada produksi sebelumnya, pembersihan bak menggunakan deterjen ataupun kaporit banyaknya
deterjen dan kaporit yang digunakan hanya bergantung pada pemakaian. Setelah dilakukan pencucian bak, maka
dilakukanlah kegiatan pemasangan aerasi. Aerasi adalah salah satu alat untuk menyuplai oksigen ke dalam air,
menguapkan zat-zat dan gas-gas beracun di dalam air, mengaduk air sehingga larutan pupuk, pakan dan obat obatan
yang diberikan dapat merata ke seluruh bagian bak.

Pengisian air dilakukan setelah bak dibersihkan dan semua peralatan pendukung terpasang. Pengisian air
dilakukan sampai ketinggian mencapai 70-80 cm, yang sebelumnya air laut tersebut telah disaring terlebih dahulu
dengan menggunakan kain satin (filter back) di ikat pada ujung pipa pemasukan air. Indukkan yang berasal dari luar
kota tarakan lebih tepatnya berasal dari Balikpapan, induk yang di pesan merupakan indukan yang termasuk dalam
kategori siap memijah. Induk yang tiba dilokasi diseleksi satu per satu untuk mengetahui tingkat kematangan
gonadnya. Setelah induk sampain ke lokasi induk akan langsung di simpan ke bak dan akan dilakukan penanganan
aklimatisasi agar indukan dapat menyesuaikan diri dengan lingkunagn yang baru sehingga indukan terhindar dari
kondisi stress dan mendapatkan telur yang memiliki kualitas baik.

Telur-telur yang dikeluarkan olehb induknya akan menetas setelah 24 jam, telur yang sudah menetas menjadi
nauplius dapat berubah 6 kali perubahan selama 24 jam. Dengan mengalami 6 kali moulting dan berubah menjadi
zoea. Dipindahkan ke bak pemeliharaan larva. Pemanenan nauplius dilakukan dengan cara menyinari bak dengan
lampu hingga nauplius berkumpul mendekati cahaya pada lampu tersebut, hal ini disebabkan karena nauplius ini
memiliki sifat foto taksis. Setelah itu nauplius langsung disipon atau diseser dan dimasukkan ke ember yang
selanjutnya ditebar ke dalam bak pemeliharaan. Sebelum penebaran nauplius maka akan dilakukan aklimatisasi, sebab
kondisi daripada saat mengambil nauplius dengan air dalam bak pemeliharaan yang baru tidak mungkin sama baik
salinitas, suhu, dan pHnya. Fase nauplius dapat dihitung mulai dari penetasan telur dalam fase nauplius dapat berubah
6 kali perubahan selama 24 jam. Dengan mengalami 6 kali moulting dan berubah menjadi zoea, pada tingkat nauplius
tidak perlu di beri makanan karena masih memiliki persediaan makanan dalam kantong telurnya selama 24 jam telur
menetas menjadi nauplius, maka akan di panen nauplius untuk dipindahkan.
3. Jenis dan fungsi peralatan utama dan pelengkap
4. Struktur organisasi

.
DIREKTUR
WAHYU

MANAJER
MISIADI

MARKETING 1 MARKETING 2
DEDI BILY

TEKNISI 1 TEKNISI 2 TEKNISI 3 TEKNISI 4


AHMAD LILI SADARI KARMO

Anda mungkin juga menyukai