Ini adalah sebuah prinsip penting. Pada dasarnya, semua orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah wali (kekasih) Allah. Dan
Allah adalah wali (pelindung) bagi orang yang beriman. Allah Ta’ala
berfirman,
Oleh karena itu, pada dasarnya setiap orang yang beriman berhak
mendapatkan sikap al wala dari kita selaku saudaranya seiman.
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya” (QS. Al Hujurat : 9)
Adalah sebuah realita, bahwa di dunia ini ada yang muslim namun jahat,
dan ada yang kafir, namun ramah dengan orang sekitarnya. Pemahaman
terhadap akidah al wala wal baraa yang benar akan mengantarkan kita
berinteraksi dengan benar kepada dua golongan tersebut. Adapun
muslim yang taat dan kafir yang pongah, sudah jelas bagaimana sikap
kita. Kita mencintai dan loyal terhadap muslim yang taat secara total.
Dan kita membenci dan memusuhi kafir yang pongah secara total.
Muslim yang jahat, kita berikan padanya kecintaan dan loyalitas sesuai
dengan kadar keimanan yang ada pada dirinya. Di sisi lain, kita
membenci dan berlepas diri dari segala macam maksiat yang ia
kerjakan. Statusnya sebagai saudara sesama muslim tidaklah membuat
kita melegalkan perbuatan maksiat dan pelanggarannya terhadap
syariat Allah. Sebab, kita mencintai dirinya karena Allah, karena ia masih
beriman kepada Allah. Dan kita membenci maksiatnya, sebab Allah
membenci maksiat yang dilakukan seorang hamba. Cinta dan benci
karena Allah.
Kafir yang ramah, kita membenci dan tidak memihak dirinya karena
kekafiran yang ada padanya. Sebab, Allah membenci kekafiran. Bahkan,
kekafiran adalah dosa yang tidak akan Allah ampuni apabila pelakunya
belum bertaubat sebelum meninggal. Karenanya, kita membencinya
karena dia telah menentang Allah dan Rasul-Nya. Adapun kebaikan-
kebaikan yang dia berikan, maka kita sepatutnya berterima kasih dan
membalas kebaikan tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
ذين ََل يُقاتيلوُكم يِف ال ّدي ين َوََل ُُي يرجوُكم يمن يداي يرُكم أَنه
َ اَّللُ َع ين ال
ال يَنها ُك ُم ه
اَّلل ُيُي ُّ ي ي ي ي ي
طني
َ ب املُقس َوهم َوتُقسطوا إلَيهم ۚ إ هن ه
ُ تَبَ ّر
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al Mumtahanah : 8)
Namun, itu tidak akan membuat kita mencintainya sama sekali sampai
ia mau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Semoga sikap baik kita
kepadanya secara zhahir (secara lahir) tersebut mampu membuka pintu
hatinya menuju hidayah Islam.