Anda di halaman 1dari 3

Nama: Anis Kurli Yaniar Putri

NIM: 201910330311098

PROSES MENULIS
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak bersemuka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil
memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata.

Fungsi utam dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat
penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, sehingga dapat menolong
kita berpikir secara kritis. Menulis dapat juga memudahkan kita merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan suatu masalah
yang dihadapi dan menyusun urutan pikiran.

Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi
yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah sebagai berikut.

1. Maksud dan tujuan sang penulis


2. Pembaca dan pemirsa
3. Waktu atau kesempatan

Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan; tetapi karena tujuan itu sangat beraneka
ragam, maka bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori
di bawah ini:

1. Memberitahukan atau mengajar


2. Meyakinkan atau mendesak
3. Menghibur atau menyenangkan
4. Mengutarakan atau mendeskripsikan perasaan dan emosi yang berapi-api

Yang dimaksud dengan maksud dan tujuan penulis adalah “responsi atau jawaban yang
diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca”. Berdasarkan batasan ini, maka
dapatlah dikatakan sebagai berikut.

1. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wawancara


informatif.
2. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wawancara
persuasif.
3. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung
tujuan estetik disebut wawancara kesastraan.
4. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut
wawancara ekspresif.
Menulis merupakan proses penyampaian gagasan kepada pembaca melalui tulisan. Sebagai
proses, kegiatan menulis memerlukan tahapan-tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap
penulisan draf, tahap penyuntingan, dan tahap pemublikasian.

A.Tahap Perencanaan

Tahap tulisan merupakan tahap kegiatan dalam menulis yang sering diabaikan, padahal tahap
ini sangat penting bagi penulis. Pada tahap perencanaan tulisan, yang dilakukan adalah
menemukan dan memahami masalah yang akan ditulis, menentukan tujuan penulisan,
memahami pembaca yang dituju, dan merencanakan ragam bahasa yang akan digunakan.

B.Tahap Penulisan Draf

1.Pengumpulan Bahan

Kerangka karangan ilmiah yang tersusun dengan baik dan teratur akan membuat kegiatan
pengumpulan bahan menjadi terarah, jelas, dan teratur. Bahan yang harus dikumpulkan
bergantung pada jenis dan topik karangan ilmiah. Jika karangan ilmiah yang ditulis bersifat
faktual, maka bahan yang paling banyak dibutuhkan fakta-fakta.

2.Perumusan Judul

Bagian yang tidak kalah penting setelah mengumpulkan bahan dan menyusun topik adalah
perumusan judul. Seringkali judul disamakan dengan topik, akan tetapi kedua hal yang
berbeda. Jud merupakan label atau nama dari tulisan yang ditulis, sedangkan topik
merupakan masalah pokok yang dibicarakan dalam masalah.

3.Pelaksanaan Penulisan Draf

Penulisan draf ini didahului oleh kegiatan menetapkan organisasi atau format, model
pengungkapan, dan bahasa Indonesia karangan ilmiah yang digunakan. Jika sudah selesai,
dimulailah penulisan draf.

4.Penulisan Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan karangan ilmiah berisi penjelasan tentang latar belakang, masalah, dan
tujuan penulisan karangan ilmiah. Pendahuluan ini umunya bersifat mengenalkan topik,
memberikan latar belakang, memberikan petunjuk rencana tulisan secara keseluruhan, atau
menarik minat pembaca.

5.Penulisan Bagian Inti atau Teks Utama

Bagian ini merupakan klimaks atau puncak penulisan karangan ilmiah. Dalam bagian inti
atau teks utama inilah gagasan dikembangkan dan bahan-bahan yang tersedia dirakit atau
diuntai menjadi sebuah karangan ilmiah yang baik, utuh, dan padu.

6.Penulisan Bagian Penutup


Bagian penutup ini dapat diumpamakan sebagai gong yang menandai berakhirnya penulisan
karya ilmiah.

C.Tahap Penyuntingan

Perbaikan Draf

Setelah draf karangan ilmiah ditulis, langkah terakhir yang harus dikerjakan oleh seorang
penulis adalah memperbaiki draf.

Anda mungkin juga menyukai