Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA

RUMAH SAKIT
BHAKTI NUGRAHA
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Jln. Basuki Rahmat No. 50 004/SPO/RS-BN/MFK/VII/2019 0 1/2


Telp. (0541) 741361,
Samarinda 75121 –Kalimantan Timur
Ditetapkan Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :

OPERASIONAL 13 Juli 2019


dr. Lanny Sudjati, Sp. An
1. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana oleh Rumah Sakit
merupakan rangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
risiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan, tanggap darurat,
dan rehabilitasi, pada dasarnya penyelenggaraan penanggulangan
bencana ada tiga tahapan yaitu pra bencana (situasi tidak terjadi
bencana, situasi terdapat potensi bencana), saat tanggap darurat
Pengertian (dalam situasi terjadi bencana) dan pascabencana (situasi setelah
terjadi bencana).

2. Rumah Sakit membuat rencana manajemen penanggulangan


bencana / kedaruratan dan program penanganan kedaruratan
komunitas, wabah dan bencana baik bencana alam atau bencana
lainnya.

1. Menyediakan kerangka kerja (framework) penanggulangan


bencana internal maupun eksternal yang mungkin terjadi.
Tujuan 2. Memberikan pedoman atau panduan dalam menyusun rencana
penanggulangan bencana (Disaster Management Plan) yang
menyeluruh, terarah dan terpadu.

SK Direktur Nomor: 016/SK/RS-BN/MFK/II/2018, tanggal 06

Kebijakan Februari 2018, tentang manajemen fasilitas dan keselamatan di rumah


sakit “Bhakti Nugraha”

1. Bencana internal adalah bencana yang terjadi didalam rumah


sakit dan bencana eksternal yang berdampak di dalam rumah
Prosedur sakit. Potensi jenis bencana (Hazard) yang mungkin terjadi.
adalah kebakaran, gempa bumi, kebocoran gas, ledakan dan
penyakit menular misalnya diare, demam berdarah, serta new

1
emerging desease akibat pembauran peradaban global

2. Rumah Sakit mungkin menerima korban bencana eksternal,


maupun memberikan bantuan terhadap korban bencana di luar
rumah sakit. Potensi bencana eksternal yang berdampak kepada
rumah sakit adalah kegagalan teknologi, ledakan/bom,
kecelakaan transportasi, gempa bumi, tsunami, banjir, kebakaran,
tanah longsor dan letusan gunung berapi

3. Rumah Sakit.menjalin kerjasama dengan instansi dan rumah


sakit jejaring sebagai upaya memperluas dan meningkatkan
peran aktif sektor/instansi lain untuk bersama-sama memberikan
bantuan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Proses
penanganan korban dilakukan secepatnya untuk mencegah resiko
kecacatan dan atau kematian di Instalasi Gadar oleh Tim Medical
Support yang dipimpin Kainst IGD.

4. Ruangan perawatan tertentu harus dikosongkan untuk


menampung korban dan pasien-pasien diruangan tersebut harus
dipindahkan ke ruangan yang lain sudah ditentukan. Proses ini
dilaksanakan oleh Instalasi Rawat Inap dan dipimpin Manager
keperawatan.

5. Pengelolaan bantuan tambahan (donasi) menjadi tugas dan


tanggung jawab Departemen Logistik.

6. Pengelolaan media yang meliput proses pelayanan dan


kunjungan tamu ke unit pelayanan menjadi tugas dan tanggung
jawab Marketing.

7. Rekam medis dan Identitas Korban menjadi tugas dan tanggung


jawab Penunjang Medis.

8. Tamu yang berkunjung ke rumah sakit untuk meninjau


pelaksanaan pelayanan terhadap korban formal / non formal
dikelola oleh Bagian Pelayanan Umum.

9. Pengelolaan jenazah akibat terjadinya bencana langsung menjadi


tugas serta tanggung jawab unit jangsus bekerjasama dengan unit
forensik.

10. Perpindahan / evakuasi pasien / korban keluar dari Rumah Sakit.


dilakukan atas persetujuan tim medis dengan keluarga maupun
negara yang bersangkutan bila korban adalah warga negara

2
asing.

Unit Terkait K3 RS, Seluruh unit terkait RS “Bhakti Nugraha”

Anda mungkin juga menyukai