Asessmen
Asessmen
ASSESMEN PEMBELAJARAN DI SD
Oleh:
1. Dolandari Misvaindra NIM. 19124044
2. Miftahul Jannah NIM. 19124047
makalah Penilaian Aspek Kognitif Kelas Tinggi untuk memenuhi tugas mata
Dalam hal ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan makalah ini
bisa memperbaiki di masa yang akan datang dan semoga makalah ini dapat
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain,
penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan
hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik.
Kemampuan diri peserta didik dalam taksonomi Bloom dipisahkan
menjadi tiga domain, yakni domain kognitif, afektif dan psikomotor.
Sekarang kemapuan manuasi dalam taksonomi Bloom diperbaharui menjadi
empat domain (Dettmer, 2006) yaitu domain kognitif, afektif, sensorimotor
(pengganti psikomotor) dan sosial. Keempat domain tersebut sebagai
aktualisasi dalam pembelajaran membentuk satu kesatuan yang disebut
dengan unity.
Menurut Anas Sudijono (1996: 48), salah satu prinsip dasar yang harus
senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar
adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan
evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh
terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau
bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi
penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor).
Dalam makalah ini hanya akan dibahas penilaian domian kognitif.
Penilaian ranah kognitif dapat dilakukan menggunakan tes tertulis (paper and
pencil) yang terdiri dari selected response test dan contructed response test
atau supply response test.
3
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam makalah in adalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penilaian Ranah Kognitif.
2. Bagaimanakah Taksonomi Anderson dalam Ranah Kognitif.
3. Bagaimanakah Dimensi Taksonomi Revisi Anderson.
4. Bagaimanakah Penilaian Acuan Patokan (PAP) dann Penilaian Acuan
Norma (PAN)?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di jelaskan di atas, dapat
dituliskan bahwa tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan penilaian Kognitif.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah taksonomi Anderson dalam ranah
kognitif.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah dimensi pengetahuan taksonomi revisi
Anderson.
4. Untuk mengetahui bagaimanakah bagaimanakah Penilaian Acuan
Patokan (PAP) dann Penilaian Acuan Norma (PAN)?
3
BAB II
PEMBAHASAN
empiris bahwa hierarki kumulatif hanya berlaku pada tiga kategori tengahnya
yakni pemahaman, aplikasi, dan analisis, tetapi tidak pada dua kategori terakhir
(sintesis dan evaluasi). Penelitian membuktikan sintesis merupakan kategori
yang lebih kompleks daripada evaluasi.
Komunikai
Tingkatan Berpikir Tingkat Tinggi (Comunication
Spectrum)
Menciptakan Menggeneralisasikan Negosiasi (negotiating),
(Creating) (generating), merancang memoderatori
(designing), memproduksi (moderating),
(producing), merencanakan kolaborasi
kembali (devising (collaborating)
prinsip dan generalisasi. Prinsip dan generalisasi menjadi dasar bagi teori,
model, dan struktur.
Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori meliputi kelas,
kategori, divisi, dan susunan yang spesifik dalam disiplin-disiplin ilmu.
Setiap disiplin ilmu memiliki serangkaian kategori yang digunakan untuk
menemukan dan mengkaji elemen-elemen baru. Klasifikasi dan kategori
menciptakan hubungan-hubungan antara elemen-elemen. Pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori dapat dicontohkan misalnya: ketika peserta
didik menganalisis sebuah cerita dengan kategori pokok berupa alur,
tokoh, dan setting. Dalam hal alur sebagai pengetahuan tentang kategori
adalah apa yang menjadikan alur tersebut disebut dengan alur yang berarti
alur sebagai kategori adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh semua alur.
Prinsip dan generalisasi dibentuk oleh klasifikasi dan kategori.
Prinsip dan generalisasi merupakan bagian yang dominan dalam sebuah
disiplin ilmu dan digunakan untuk mengkaji masalah-masalah dalam
disiplin ilmu tersebut. Prinsip dan generalisasi merangkum banyak fakta
dan peristiwa yang spesifik, mendeskripsikan proses dan interelasi di
antara detail-detail fakta dan peristiwa, dan menggambarkan proses dan
interelasi di antara klasifikasi dan kategori. Contoh tentang pengetahuan
tentang prinsip dan generalisasi antara lain pengetahuan tentang
generalisasi-generalisasi dalam kebudayaan-kebudayaan suku Jawa,
pengetahuan tentang hukum-hukum geometri dasar.
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur mencakup
pengetahuan tentang berbagai paradigma, epistemologi, teori, model yang
digunakan dalam disiplin-disiplin ilmu untuk mendeskripsikan,
memahami, menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Contoh
pengetahuan tentang teori, model, dan struktur antara lain pengetahuan
tentang interelasi antara prinsip-prinsip dalam penjumlahan sebagai dasar
bagi teori-teori matematika, pengetahuan tentang struktur inti
pemerintahan kota setempat.
15
3. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah “pengetahuan tentang cara”
melakukan sesuatu. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang
keterampilan, algoritma, teknik, dan metode, yang semuanya disebut
dengan prosedur (Alexander, dkk., 1991; Anderson, 1983; deJong dan
Ferguson-Hessler, 1996; Dochy dan Alexander, 1995). Pengetahuan
prosedural berkaitan dengan pertanyaan “bagaimana”. Pengetahuan
prosedural ini terbagi menjadi tiga subjenis yaitu: (1) pengetahuan tentang
keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma; (2) pengetahuan
tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu; dan (3) pengetahuan
tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur
yang tepat.
Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan
algoritma, pengetahuan ini misalnya cara menjumlahkan 2 dan 2
(algoritma) adalah pengetahuan prosedural; jawabannya 4 merupakan
pengetahuan faktual. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam
bidang tertentu, pengetahuan ini adalah bagaimana cara berpikir dan
menyelesaikan masalah-masalah, bukan hasil penyelesaian masalah atau
hasil pemikirannya. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan
harus menggunakan prosedur yang tepat, pengetahuan ini dapat kita
contohkan antara lain pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan jenis
esai apa yang harus ditulis (misalnya: eksposisi, persuasi), pengetahuan
tentang kriteria untuk menentukan metode apa dalam menyelesaikan
persamaan-persamaan aljabar.
4. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif merupakan dimensi baru dalam taksonomi
revisi. Pencantuman pengetahuan metakognitif dalam kategori dimensi
pengetahuan dilandasi oleh hasil penelitian-penelitian terbaru tentang
peran penting pengetahuan siswa mengenai kognisi mereka sendiri dan
kontrol mereka atas kognisi itu dalam aktivitas belajar (Bransford,
dkk.,1999; Sternberg, 1985; Zimmerman dan Schunk, 1998). Salah satu
ciri belajar dan penelitian tentang pembelajaran yang berkembang adalah
16
Soal:
1. Sumber energi panas terbesar di bumi adalah …..
a. Matahari
b. Rembulan
c. Bintang
d. Planet
2. Di bumi ini terdapat berbagai sumber daya alam. Berikut ini contoh
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah .....
a. Angin
b. Air
c. Emas
d. Matahari
PAP adan PAN Adalah dua pendekatan penilaian yang digunakan untuk
mengubah skor mentah menjadi nilai standar. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
digunakan untuk menilai kualifikasi prestasi siswa dengan tolok ukur pada
skor teoritis perangkat tes dan batas minimal ketuntasan, sedangkan Penilaian
Acuan Norma (PAN) digunakan untuk menilai kualifikasi siswa dengan
membandingkan nilai prestasi mereka dengan sesama teman di
kelas/kelompoknya (Poerwanti dalam Afandi, 2013)
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
a. Konsep Pendekatan Penilaian
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang dilakukan
dengan membandingkan hasil belajar yang diukur dengan patokan yang
telah dibuat sebelumnya (Dirjen Dikti, 1980:49). Patokan yang telah
19
Rumus
xi = skor peserta tes ke-i
fi = frekuensi yang sesuai dengan xi
xi = nilai ke-i
n= jumlah peserta tes
Untuk data berkelompok, rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
xi = nilai ke-i
fi = frekuensi ke-i
i = panjang kelas
xi1 = nilai sandi
22
Contoh:
B. Saran
Sebagai pendidik dan akademisi yang kompeten, dalam pemilihan
materi untuk penyusunan kisi-kisi soal tes hendaknya memperhatikan empat
aspek, yaitu urgensi, relevansi, kontinuitas dan kontekstual.
24
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhammad. (2013). Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar. Semarang:
UNISSULA Press.
Alexander, P., Schallert, D., Hare, V. (1991). Coming to Terms: How Researcher
in Learning and Literacy Talk about Knowledge. Review of Educational
Research, 61: 315 – 343.
25