Anda di halaman 1dari 14

1.

Kedokteran Keluarga
1.1.Latar Belakang Dokter Keluarga
Pada tahun 1923 Dr. Francis Peabody mulai merasakan bahwa kedokteran modern telah
terkotak-kotak sehingga membutuhkan adanya dokter generalis. Kemudian pada tahun
1960 pemuka-pemuka generalis mulai mendengungkan pentingnya generalis sebagai
suatu spesialis hingga akhirnya pada tahun 1966 dipublikasikannya konsep bahwa
generalis merupakan suatu spesialisasi baru ditingkat primer. Pada tahun 1978,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai programnya “Health for All in 2000”,
pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu hal yang utama dalam pengembangan
perencanaan pemerintah. Program tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan yang
komprehensif.
Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter
Keluarga Dunia yaitu World Organization of National Colleges, Academies and
Academic Associatons of General Practitioner or Family Physician (WONCA) telah
merumuskan sebuah visi global dan rencana tindakan (action plan) untuk meningkatkan
kesehatan individu dan masyarakat yang tertuang dalam tulisan “Making Medical
Practice and Education More Relevant to People’s Needs: The Role of Family Doctor”.

Sejarah Perkembangan Dokter Keluarga di Indonesia


 PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok
Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah
IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis.
 Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA).
 Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan
Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese
Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter
seminat.
 Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai
perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan
nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum
mempunyai kolegium yang berfungsi.
 Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran
Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.

Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk


mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi
juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan
kesehatan lain yakni:
a. Pendayagunaan dokter pasca PTT
b. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
c. Menghadapi era globalisasi

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan


melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas
kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk
mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter
yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan
dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih
diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran
ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya wawasan
kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini
ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus
dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan.
Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi
dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui
pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama
tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat
paket, yaitu :
Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,
Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
Paket C: ketrampilan klinik praktis,
Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.

2. DOKGA
1. Definisi
• Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang
profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui
pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang
untuk menjalankan praktek dokter keluarga (IKK FKUI, 1996).
• Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh terpadu,
berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan pasiennya sebagai
anggota satu unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta bila menghadapi
masalah kesehatan khusus yang tak tertanggulangi bertindak sebagai koordinator
dalam konsultasi dan atau rujukan pada dokter ahli yang sesuai (AAFP, IDI,
Singapura).
• Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif,
dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan
serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang
jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga
melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian
suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di
tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan
rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik,
koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan
lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa
memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy
of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981).
• Dokter keluarga sendiri menurut Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia
adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan
kesehatan primer guna menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi
tanpa memandang jenis penyakit, usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan
sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik,
bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan
lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang
mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional,
hukum, etika dan moral.

2. Prinsip Pelayanan
Prinsip pelayanan dokter keluarga adalah sebagai berikut :
1. Dokter kontak pertama (first contact), pemberi layanan kesehatan (provider)
yang pertama kali ditemui pasien/klien dalam masalah kesehatannya
2. Layanan bersifat pribadi (personal care), memberikan layanan yang bersifat
pribadi dengan mempertimbangkan pasiensebagai bagian dari keluarga
3. Pelayanan paripurna (comprehensive), memberikan pelayanan menyeluruh
yang memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan
rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dans ocial budaya.
4. Pelayanan bersinambungan (continuous care), pelayanan Dokter Keluarga
berpusat pada orangnya (pasient-centered) bukan pada penyakitnya(diseases-
centered)
5. Mengutamakan pencegahan (prevention first), karena berangkat dari paradigma
sehat, maka upaya pencegahan oleh DK dilaksanakan sedini mungkin
6. Koordinasi, dalam upaya mengatasi masalah pasien DK perlu berkonsultasi
dengan disiplin ilmu lainnya
7. Kolaborasi, Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar
kompetensinya, DK bekerjasamadan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada
pihak lain yang berkompeten
8. Family oriented, Dalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks
keluarga, dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya
9. Community oriented, Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien
haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan
sebaliknya (Persatuan Dokter Keluarga Indonesia, 2009).

3. Standar pelayanan
1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)
a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata


pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan
proteksi khusus (preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan (curative),
pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit
(rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan
mediko legal etika kedokteran.

1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang


Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan
kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan
diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga
serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat
praktik.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaan
kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
3) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan
keluarganya.
4) Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan
penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
5) Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan
kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama,
termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan / atau
dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.
6) Rehabilitasi medik dan sosial
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatan
rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah
kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.
7) Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial
pasien dan keluarganya.
8) Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan
etik kedokteran.

b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)

1) Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien
(patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien,
kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta
memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis
2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau
menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik
secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara
rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.
3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan
beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.
4) Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis
pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini
(evidence based).
5) Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik
penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan
kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di
saat itu.
6) Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain
yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan
kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau
dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
7) Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain
yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan
kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah
sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
8) Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat
dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di
tempat pasien.
9) Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang
rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama,
dan demi kepentingan pasien.
10) Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan
rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi
kepentingan pasien.
11) Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila
adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan
keluarga, termasuk konseling keluarga.

c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli


bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial
dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
1) Pasien adalah manusia seutuhnya
2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
3) Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan
pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan


kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga
merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang
pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal.
1) Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien
yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga,
maupun bersama antar dokter – pasien - dokter spesialis / rumah sakit.
2) Mitra dokter – pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan
pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.
3) Mitra lintas sektoral medik
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan
dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.
4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
Pelayanan dokter keluarga mempedulikan dan memperhatikan kebutuhan dan
perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai
pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan


bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien,
proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.
1) Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.
2) Rekam medik bersinambung
Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang,
digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah
sesuai untuk pasien yang bersangkutan.
3) Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan
efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.
4) Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter
keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi
kepentingan pasien.

2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)


a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)

Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk


menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan
kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat
memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.
1) Informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara
untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.
2) Masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya
adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup
untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesa dan
pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam
melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap
pasien.
3) Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai
seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal
pemeriksaan, konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga
memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan
terhadapnya secara puas dan terinformasi.
4) Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling
percaya.
5) Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter Dokter keluarga
memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter termasuk
menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners


relationship in practice)
Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai
pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.
1) Hubungan profesional dalam klinik
Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa tenaga
kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang profesional
dalam suasana kekeluargaan.
2) Bekerja dalam tim
Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat
kesehatan pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah tim.
3) Pemimpin klinik
Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila terdiri
dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang manajemen
yang berbeda di bawah tanggung jawab pimpinan.

c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)


Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan,
ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga
hubungan baik secara profesional.
1) Hubungan profesional antar profesi
Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai
hubungan profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan pasien.
2) Hubungan baik sesama dokter
Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil oleh
dokter lain dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas kepentingan pasien
tanpa merugikan nama dokter lain.
3) Perkumpulan profesi
Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota perkumpulan
profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia dan
berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang ada.

d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of


knowledge and skill development)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan
ilmiah guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan
wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.
1) Mengikuti kegiatan ilmiah
Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk secara
teratur dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan - kegiatan ilmiah seperti
pelatihan, seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran berkelanjutan lainnya.
2) Program jaga mutu
Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan /
atau bersama - sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat
praktiknya.
3) Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter
keluarga, dan berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa kedokteran
atau pelatihan dokter.
4) Penelitian dalam praktik
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan berusaha
untuk menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika penelitian
kedokteran, demi kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran.
5) Penulisan ilmiah
Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara aktif dan /
atau pasif pada jurnal ilmiah kedokteran.

e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan


(standard as community leader)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala
kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada
setiap kondisi kesehatan di daerahnya.
1) Menjadi anggota perkumpulan sosial
Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam pelayanan
dokter keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk mempeluas wawasan
pergaulan.
2) Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat praktiknya,
pelayanan dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan
tersebut.
3) Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya
Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di sekitarnya,
pelayanan dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan khususnya
dalam bidang kesehatan.
3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)
a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat
petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
atau pelatihannya.
1) Dokter keluarga
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang
bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal
perilaku kesehatan.
2) Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
3) Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
4) Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah
mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran
keluarga.

b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)


Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen
keuangan profesional.
1) Pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara
yang umum dan bersifat transparansi.
2) Jenis sistim pembiayaan praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa
sehingga dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistim
pembiayaan fee-for service

c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)


Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang
disebut klinik dengan manajemen yang profesional.
1) Pembagian kerja
Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.
2) Program pelatihan
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job
training) terlebih dahulu.
3) Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.
4) Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik
4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)
a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata
pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sekitarnya.
1) Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien,
pegawai dan dokter yang berpraktik.
2) Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi
pasien.
3) Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau
semi permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata
pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.
4) Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya.
5) Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh
organisasi profesi.

b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)


Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan
fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).
1) Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal
harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan
strata pertama.
2) Peralatan penunjang medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia
pelayanan strata pertama.
3) Peralatan non medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan
strata pertama.

c. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical supports


process)
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang
kegiatan pelayanan dokter keluarga.
1) Pengelolaan rekam medik
Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam
medik dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah (problem
oriented medical record).
2) Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain
management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.
3) Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management
yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.
4) Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan
limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan dan
aman bagi masyarakat sekitar klinik.
5) Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah
sehingga aman digunakan.
6) Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai prosedur
yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluwarsa.
4.Kompetensi Dokter keluarga
Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki, yaitu :
1. Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan.
2. Memliki ketrampilan dan kompetensi dasar.
3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku
danepidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga.
4. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga
ataupunmasyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir
dan bekerja samadalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
5. Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik
6. Mau belajar sepanjang hayat
7. Memiliki etika, prilaku yang baik dan berprilaku professional. Memiliki ilmu
dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah, penyakit
dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT, mata, kulit
dankelamin, psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas, Memiliki ketrampilan
klinis layanan primer lanjut :
1. Ketrampilan melakukan health screening
2. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
3. Membaca hasil EKG
4. Membaca hasil USG
5. ACLS, ATLS, dan APLS
5. Peran Dokter Keluarga
Dokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu :
1. Komprehensif dan holistik
2. Kompeten dengan ilmunya
3. Continue ( berkesinambungan)
4. Preventif
5. Kolaboratif dan kordinatif
6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
7. Mempertimbangkan mutu dan biaya
8. Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan
9. Segala tindakan dapat diaudit
10. Bermoral dan beretika yang baik
Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelompok masyarakat,
sebagai sistem pencegahan atau prventif. Jadi pada dasarnya preventiflah yang diutamakan
daripada tindakan kuratif. Semakin dia melakukan tindakan preventif yang tepat,dan pasien
yang mengalami sakit itu sedikit maka dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut
berhasil.

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004):
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai
bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu,
dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien
yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang
manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan.
b. Communicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga
memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri
kepada pasien dan komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran
berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai
etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan
klinis yang ilmiah dan empatik
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di
luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya
berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat,
sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan
kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok
penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat

Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :


 Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna
penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
 Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
 Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit
 Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
 Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
 Menangani penyakit akut dan kronik,
 Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
 Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di
RS,
 Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
 Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
 Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
 Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
 Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.

6. Memahami dan menjelaskan kriteria dokter keluarga

1. Spesialis Famili Medisin (SpFM)


Dokter Keluarga yang meningkatkan profesionalismenya lebih tinggi dengan
mengikuti pendidikan spesialisasi kedokteran keluarga, dan memperoleh gelar
akademik sebagai Spesialis Family Medicine (SpFM). Para SpFM ini dalam
system pelayanan kedokteran terpadu atau terstruktur tetap menjalankan
praktiknya di strata pertama.
2. Syarat-syarat Dokter Keluarga
Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer yang
berminat menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan agar dokter
yang memiliki komitmen menjadi dokter layanan primer mengimplementasikan
komitmen tersebut dengan meningkatkan dan menjaga kompetensi dan kinerja
profesionalnya sehingga benar-benar mampu dan mau menjadi dokter layanan
primer yang mumpuni dan berkedudukan di lini terdepan pelayanan kesehatan di
Indonesia. Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat
tilik diri (self assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan
kegiatan profesional dokter tersebut. Jadi program konversi tidak dapat diikuti
oleh dokter yang tidak praktik atau praktik kurang dari 5 tahun.

7. Memahami dan menjelaskan batasan dokter keluarga

Batasan ilmu kedokteran keluarga di antaranya adalah :

1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu
kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan
individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. (PB IDI, 1983)
2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan
dokter keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif
dan bertanggung jawab. (Charmichael, 1973)
3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang
ditandai dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang
bersifat khusus. (WONCA, Manila; 1979)
4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang
dihadapi serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang
menyelenggarakan perawatan kesehatan perorangan pada tingkat pertama dan
berkelanjutan. (Whinney, 1969)
5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu
menuju perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga. (Sargent, 1967)

Batasan dokter keluarga :

1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan


komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran
2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, bila perlu aktif
mengunjungi penderita atau keluarganya
3. Dokter keluarga adlaha dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang
terdapat dalam satu keluarga dan dapat merujuk ke dokter ahli yang sesuai.
4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama
yang merupakan pintu masuk ke system pelayanan kesehatan.
5. Dokter keluarga adlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasien
yang terkait dengan keluarga, komunitas, serta lingkungannya.

Batasan pelayanan dokter keluarga :

1. Pelayanan dokter keluarag adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang


memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung
ajawab dokter tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, organ tubuh
atau jenis penyakit.
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu terutama ilmu penyakit dalam, ilmu
kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah, serta ilmu
kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu

Anda mungkin juga menyukai