22 Statistisi PDF
22 Statistisi PDF
STATISTISI
A. DASAR HUKUM
B. PENGERTIAN - PENGERTIAN
243
pembentukan model-model statistik guna keperluan perencanaan dan
kebijakan berbagai bidang;
5. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas
prestasi yang telah dicapai oleh seorang statistisi dalam mengerjakan butir
kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan
kenaikan pangkat/jabatan.
6. Tim Penilai angka kredit adalah Tim Penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang untuk membantu dalam penetapan angka kredit
statistisi;
244
D. JENJANG JABATAN, GOLONGAN, ANGKA KREDIT, TUNJANGAN DAN BUP
2. Persyaratan
PNS yang diangkat pertama kali harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Statistisi Terampil
1) Berijazah serendah-rendahnya SLTA sesuai kualifikasi yang
ditentukan.
2) Serendah-rendahnya berpangkat Pengatur Muda, II/a.
3) Lulus diklat fungsional statistik kecuali bagi yang memiliki diploma
bidang statistik.
4) Setiap unsur dalam DP3 tahun terakhir sekurang-kurangnnya bernilai
baik.
b. Statistisi Ahli
1) Berijazah serendah-rendahnya S1 dengan kualifikasi yang ditentukan.
2) Serendah-rendahnya berpangkat Penata Muda, III/a.
245
3) Lulus diklat fungsional statistik kecuali bagi yang memiliki S1/D IV
bidang statistik.
4) Setiap unsur dalam DP3 tahun terakhir sekurang – kurangnya bernilai
baik.
2. Persyaratan
a. Memenuhi syarat sebagaimana ketentuan pengangkatan pertama kali.
b. Memiliki pengalaman di bidang statistik sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun.
246
3. Ketentuan dalam pengangkatan dari jabatan lain
a. Pangkat Statistisi ditetapkan sesuai dengan pangkat terakhir yang dimiliki
PNS yang bersangkutan sedang jenjang jabatannya ditetapkan sesuai
jumlah angka kredit yang diperoleh dari kegiatan unsur utama berdasarkan
penilaian Tim Penilai dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
b. Pengangkatan dalam jabatan Statistisi harus memperhitungkan kebutuhan
jumlah Statistisi pada unit kerja yang bersangkutan.
247
3. Tata Cara Pengajuan DUPAK
A 1 B 2 C 3 D
Calon
Statistisi/ Pimpinan Kepala Pusdatin Kepala BPS
Pejabat Unit Kerja DKP
6 5 4
Statistisi
Keterangan :
1. DUPAK dari Statistisi (A) ke unit kerjanya, persetujuan DUPAK disahkan
oleh Kepala unit kerja;
2. DUPAK dari unit kerja (B) kepada Kepala Pusdatin DKP (C) Penetapan
Angka Kredit Statistisi Pemula sampai dengan Statistisi Penyelia dan
Statistisi Pertama sampai dengan Statistisi Muda;
3. DUPAK dari Pimpinan unit kerja (B) ke Kepala Pusdatin DKP (D)
diteruskan kepada Kepala BPS (E) untuk Penetapan Angka Kredit bagi
Statistisi Madya;
4. Realisasi Penetapan angka kredit 4,5,6.
I. KENAIKAN JABATAN
2. Persyaratan
Pengusulan kenaikan jabatan Statistisi dapat dilakukan apabila yang
bersangkutan telah memenuhi persyaratan sebagai berikut ;
a. Memperoleh angka kredit minimal yang telah ditetapkan oleh pejabat
penetap angka kredit untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi.
b. Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan terakhir.
c. Setiap unsur dalam DP3 bernilai baik dalam satu tahun terakhir .
248
b. Usul kenaikan jabatan Statistisi disampaikan oleh pimpinan unit kerja yang
bersangkutan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku.
c. Berdasarkan usul tersebut, pejabat yang berwenang menerbitkan
keputusan kenaikan jabatan.
d. Keputusan kenaikan jabatan tersebut disampaikan oleh pejabat yang
berwenang kepada Statistisi yang bersangkutan melalui pimpinan unit
kerjanya dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait.
J. KENAIKAN PANGKAT
2. Persyaratan
Statistisi yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat, menyiapkan
berkas yang terdiri dari :
a. Fotocopi keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang
berwenang.
b. Fotocopi keputusan jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat yang
berwenang.
c. Asli Penetapan Angka Kredit.
d. Fotocopi DP3, 2 (dua) tahun terakhir yang dilegalisir pejabat yang
berwenang.
249
4. Ketentuan kenaikan pangkat/jabatan
a. Komposisi jumlah angka kredit kumulatif yang harus dipenuhi oleh Statistisi
untuk kenaikan pangkat/jabatan, sekurang-kurangnya 80 % dari unsur
utama dan sebanyak-banyaknya 20 % dari unsur penunjang;
b. Statistis Terampil yang memperoleh ijazah serendah-rendahnya S1/D.IV
dapat dipertimbangkan untuk diangkat dalam jabatan Statistisi Ahli apabila
1) Ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan untuk
jabatan Statistisi Ahli;
2) Lulus Diklat fungsional Statistisi Tingkat Keahlian;
3) Memehuni angka kredit untuk pangkat/jabatan yang akan diduduki.
c. Kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Statistisi Madya,
pangkat Pembina Tk.I, IV/b sampai dengan pangkat Pembina Utama
Muda, IV/c, wajib memperoleh sekurang-kurangnya 12 angka kredit dari
kegiatan pengembangan profesi statistisi;
d. Statistisi yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit untuk kenaikan
pangkat pada tahun pertama dalam masa pangkat/jabatan yang dimiliki,
pada tahun berikutnya diwajibkan memperoleh angka kredit sekurang-
kurangnya 20 % dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan
penyediaan data dan informasi statistik, analisis dan pengembangan
statistik, analisis dan pengembangan statistik dan atau pengembangan
profesi statistisi;
e. Statistisi yang dibebaskan sementara karena tugas belajar, dapat
dipertimbangkan kenaikan pangkatnya tanpa angka kredit dengan
ketentuan :
1). Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;
2). Setiap unsur dalam DP3 bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
1. Pembebasan Sementara
Statistisi dibebaskan sementara dari jabatannya apabila :
a. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat
terakhir tidak dapat memperoleh angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi;
b. Dalam jangka waktu satu tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat
terakhir tidak dapat memperoleh angka kredit sekurang-kurangnya:
1). 10 (sepuluh) dari unsur utama bagi Statistisi Penyelia, pangkat III/d;
2). 20 (dua puluh) dari unsur utama bagi Statistisi Madya, pangkat IV/c.
c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa
penurunan pangkat sesuai PP Nomor 30 Tahun 1980;
d. Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan PP Nomor 14 Tahun
1966;
e. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Statistisi, termasuk menduduki
Jabatan Struktural;
250
f. Cuti di luar tanggungan Negara, kecuali cuti di luar tanggungan Negara
untuk persalinan anak keempat dan seterusnya;
g. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
Statistisi yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman disiplin, maka
selama yang bersangkutan menjalani masa hukuman tersebut tetap wajib
melaksanakan tugas pokoknya sebagai Statistisi dan kegiatan tersebut dapat
dinilaikan akan tetapi angka kreditnya tidak dapat ditetapkan selama menjalani
hukuman disiplin.
2. Pengangkatan Kembali.
a. Kriteria pengangkatan kembali
1) Statistisi yang telah selesai menjalani pembebasan sementara
sebagaimana tersebut pada butir 1 di atas, dapat diangkat kembali
dalam jabatan Statistisi, setelah memenuhi persyaratan dan ketentuan
yang berlaku;
2) PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Statistisi dapat
menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki atau angka kredit
terakhir ditambah angka kredit yang berasal dari prestasi di bidang
statistik yang diperoleh selama pembebasan, setelah ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
251
c. Ketentuan dalam pengangkatan kembali
Prestasi kerja yang berkaitan dengan bidang statistik yang dikerjakan
selama pembebasan sementara dihitung angka kreditnya, kecuali bagi
yang dibebaskan karena dijatuhi hukuman disiplin.
3. Pemberhentian
a. Alasan pemberhentian
Statistisi diberhentikan dari jabatan fungsionalnya apabila :
1) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat, kecuali jenis hukuman disiplin
berat berupa penurunan pangkat.
2) Diberhentikan sebagai PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 1979.
3) Dalam jangka waktu satu tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya karena tidak dapat memperoleh angka kredit, yang
bersangkutan tetap tidak dapat memperoleh angka kredit yang
ditentukan.
252