Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Keterangan :
TLh = tinggi lapisan tanah yang hilang
DE = kedalaman ekivalen tanah
DMN = kedalaman minimum tanah untuk pertumbuhan
RL = Resource Life/umur guna tanah (diasumsikan 200 tahun)
SFR = laju pembentukan tanah (mm/tahun)
Fdkt = faktor kedalaman tanah (0,8)
Fdmax = faktor kedalaman maksimum
Untuk mengetahui nilai TSL di lokasi penelitian dalam ton/ha/tahun digunakan
rumus sebagai berikut (Suhara et al, 1986) :
TSL = bit x tlh x 10
Keterangan :
TSL = batas erosi yang dapat ditoleransi
bit = bobot isi tanah (gr/cm³)
tlh = tinggi lapisan tanah yang hilang (mm/thn)
Untuk menggambarkan Tingkat Bahaya Erosi (TBE), maka dicari Indeks Bahaya
Erosi (IBE) seperti yang dikemukakan oleh Suhara et al (1986) berikut :
IBE = A/TSL
Keterangan :
IBE = Indeks Bahaya Erosi
A = erosi yang terjadi (ton/ha/tahun)
TSL = batas erosi yang ditoleransi
Pada lokasi penelitian, juga dilakukan pemantauan terhadap air terkait pH,
Suhu, warna, kekeruhan serta debit aliran baik pada saluran inlet maupun outlet.
Pemantaun dilakukan agar air yang telah diolah sesuai dengan baku mutu
lingkungan yang telah diatur oleh pemerintah dalam Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 113 Tahun 2003.
Keterangan:
QL = Debit limpasan (m3/jam)
Qpompa =Debit pompa (m3/jam)
Qtotal = Debit total (m3/jam)
Qevapor = Debit evaporasi (m3/jam)
Qt = Debit air tanah(m3/jam)
XT = Frekuensi curah hujan(mm)
Tc = Waktu konsentrasi(jam)
C = Koefisien limpasan (ditentukan berdasarkan keadaan topografi) A
= Catchment area (m2)
P = Curah hujan tahunan rata-rata (mm/tahun) T = Temperatur rata-
rata(oC)
L(T) = Fungsi suhu = 300 + 25T + 0,05T3 A = Luas penampang
tabung (akuifer) K = Konduktivitas hidraulik
∂h/∂L = Kemiringan muka air tanah (gradien hidrolik).
Bila fluida mengalir melalui suatu pipa dan tekanan fluida diukur
pada dua tempat sepanjang pipa, akan dijumpai kenyataan bahwa tekanan
berkurang dalam arah aliran. Penurunan tekanan ini disebabkan karena
gesekan fluida pada dinding pipa. Menurut White (1986), penurunan
tekanan (∆𝑝𝑝) sepanjang pipa (L) dapat dinyatakan sebagai .
=
Keterangan
∆𝑃𝑃 = tekanan zat cair (N/m²)
p = massa jenis udara (kg/m³)
g = percepatan gravitasi (m/s²)
hf = penurunan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
f = koefesien gesekan pipa
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
Kehilangan kejutan dari energi tidak timbul pada pipa lurus, seragam,
tetapi pada diskontinuitas seperti katup, belokan, dan perubahan
penampang kehilangan tenanga karena perbesaran penampang disebabkan
oleh pusaran dan tumbukan. Kehilangan tenaga akibat dari belokan pada
pipa adalah sebagai berikut.
Keterangan:
He = penurunan tekanan zat cair (N/m²)
p = massa jenis udara (kg/m³)
k = koefesien belokan pipa
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
Keterangan:
v = Kecepatan pengendapan (m/s)
g = Percepatan gravitasi(m/s2)
ρp = Density partikel (Kg/m3)
ρf = Density fluida(Kg/m3)
µ = Viskositas fluida(Kg/ms)
Keterangan:
v = Volume kolam (m³)
Q = Debit padatan yang masuk (m³/s)
R = 0,5 × d
B = b + 2m × h
= 2{(1 + 𝑚2)0,5 − 𝑚}
𝑎 = ℎ sin∝
= cot ∝
= Cot 600
= 0,58
Untuk harga b/d dapat dicari menggunakan persamaan berikut ini:
𝑏⁄𝑑 = 2{(1 + 𝑚2)0,5 − 𝑚}
𝑏 = 1,5𝑑
Harga lebar dasar saluran (b), lebar permukaan saluran (B), luas
penampang basah (A) dan keliling basah (P) dapat dicari menggunakan
Persamaan berikut ini:
Bb = 2d A = 2d2 P = 4d