Anda di halaman 1dari 7

Kandidiasis

Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi dalam rongga mulut yang disebabkan oleh jamur Kandida.6
Jamur Kandida sebenarnya merupakan flora normal mulut, namun berbagai faktor seperti adanya
gangguan sistem imun maupun penggunaan obat-obatan seperti obat antibiotik dan steroid dapat
menyebabkan flora normal tersebut menjadi patogen.

1.0.Faktor Etiologi

Faktor-faktor etiologi kandidiasis di dalam rongga mulut diantaranya disebabkan kelainan endokrin,
ganguan nutrisi, keganasan, gangguan hematologi, ganguan imunitas, xerostomia, obat-obatan
(kortikosteroid, atau antibiotik spektrum luas dalam jangka panjang), dentures, merokok

Adapun faktor resiko yang mempengaruhi dari infeksi dari kandidiasis oral yaitu:

1. Faktor Patogen

Jamur kandida mampu melakukan metabolisme glukosa dalam kondisi aerobik maupun anaerobik. Selain
itu jamur kandida mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi adhesi terhadap dinding sel epitel
seperti mannose, reseptor C3d, mannoprotein dan Saccharin. Sifat hidrofobik dari jamur dan juga
kemampuan adhesi dengan fibronektin host juga berperan penting terhadap inisial dari infeksi ini.

2. Faktor Host

a. Faktor lokal

Fungsi kelenjar saliva yang terganggu dapat menjadi predisposisi dari kandidiasis oral. Sekresi saliva
menyebabkan lemahnya dan mengbersihkan berbagai organisme dari mukosa. Pada saliva terdapat
berbagai protein-protein antimikrobial seperti laktoferin, sialoperoksidase, lisosim, dan antibodi
antikandida yang spesifik.5Penggunaan obat-obatan seperti obat inhalasi steroid menunjukan
peningkatan resiko dari infeksi kandidiasis oral. Hal ini disebabkan tersupresinya imunitas selular dan
fagositosis.6

Penggunaan gigi palsu merupakan faktor predisposisi infeksi kandidiasis oral. Penggunaan ini
menyebabkan terbentuknya lingkungan mikro yang memudahkan berkembangnya jamur kandida dalam
keadaan PH rendah, oksigen rendah, dan lingkungan anaerobik. Penggunaan ini pula meningkatkan
kemampuan adhesi dari jamur ini.7

b. Faktor sistemik

Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik spektrum luas dapat mempengaruhi flora lokal oral sehingga
menciptakan lingkungan yang sesuai untuk jamur kandida berproliferasi. Penghentian obat-obatan ini
akan mengurangi dari infeksi jamur kandida.Obat-obatan lain seperti agen antineoplastik yang bersifat
imunosupresi juga mempengaruhi dari perkembangan jamur kandida.8
faktor lain yang menjadi predisposisi dari infeki kandidiasis oral adalah merokok, diabetes, sindrom
Cushing’s serta infeksi HIV.

1.1 Jenis-Jenis Candidiasis

Secara klinis ditemukan 4 macam kandidiasis di dalam rongga mulut yang merupakan infeksi superfisial
yang biasanya disebabkan oleh Candida albicans

1. Candidiasis Pseudomembran Akut

Disebut juga oral thrush, kandidiasis pseudomembran akut adalah suatu infeksi opportunistik yang
disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari jamur Candida albicans superficial. Pseudomembran
tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel ragi, sel radang, bakteri, sel epitel, debris makanan dan
jaringan nekrotik (5). Kandidiasis pseudomembran akut biasanya dijumpai pada mukosa pipi, lidah dan
palatum lunak.Tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal Secara klinis, plak-plak putih
tersebut tampak dalam kelompok-kelompok yang mempunyai dasar mukosa eritematosa atau mungkin
berdarah dan terasa nyeri sekali (5)

2. Candidiasis Atrofi Akut

Jenis ini dapat berada pada rongga mulut tetapi sebagian besar berada di atas permukaan dorsal lidah
dan atau palatum. Biasanya terlihat pada pasien yang mengalami perawatan jangka panjang dengan
antibiotik. Rasa sakit pada jenis kandidiasis ini sedikit lebih kuat daripada kandidiasis pseudomembran
akut. Pasien sering mengeluh perasaanterbakar. Daerah yang terkena tampak khas sebagai lesi
eritematosa, simetris, tetapi berbatas tidak teratur pada permukaan dorsal tengah lidah, sering
hilangnya papilla lidah dengan pembentukan pseudomembran, minimal ada rasa nyeri (5)

3. Candidiasis Atrofi Kronis

Disebut juga denture stomatitis. Bentuk tersering pada pemakai protese (1 diantara 4 pemakai) dan 60%
di atas usia 65 tahun, wanita lebih sering terkena. Gambaran khas berupa eritema kronis dan edema di
sebagian palatum di bawah prostesis maksilaris. Pada kandidiasis atrofi kronis sering disertai kheilitis
angularis, tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala ringan. Candida albicans lebih sering ditemukan
pada permukaan gigi palsu daripada di permukaan mukosa. Bila ada gejala umumnya pada penderita
dengan peradangan granular atau generalisata, keluhan dapat berupa rasa

terbakar, pruritus dan nyeri ringan sampai berat (5)

4. Candidiasis Hiperplastik Kronis

Disebut juga leukoplakia candida. Gejala bervariasi dan bercak putih yang hampir tidak teraba sampai
plak kasar yang melekat erat pada lidah, palatum atau mukosa bukal. Keluhan umumnya rasa kasar atau
pedih di daerah yang terkena. Tidak seperti kandidiasis pseudomembran, plak disini tidak dapat dikerok.
Harus dibedakan dengan leukoplakia oral oleh sebab lain yang sering dihubungkan dengan rokok dan
keganasan (5)
1.3 Pemeriksaan Penunjang

1.3..1 Pemeriksaan Langsung

Pemeriksaan dari bahan kerokan kulit atau kuku, diperiksa dengan larutan KOH 10% atau 20%, akan
didapatkan hifa semu (pseudohifa) dengan atau tanpa blastospora

1.3.2 Pemeriksaan biakan

Bahan yang akan diperiksa ditanam pada agar Sabouraud dekstrosa (ASD), dengan antibiotika
(kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Inkubasi dalam suhu kamar atau lemari suhu
37°C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony

1.3.3 Slide culture

Dilakukan dari media yang positif Candida, dengan menusukkan sampel ke media cornmeal agar lalu
dipotong 1,5 cm x 1,5 cm, kemudian letakkan diatas gelas objek, kemudian ditutup dengan gelas
penutup, disimpan 3 x 24 jam dalam suhu kamar dan keadaan lembab

1.4 Bentuk Lesi

Bentuk lesi kandidiasis yang paling sering ditemukan di dalam rongga mulut adalah pseudomembran dan
eritematosus.Pseudomembran memiliki tanda klinis berupa lesi bercak atau plak putih yang terdapat di
lidah, palatum, dan bukal, kemudian jika dikerok akan terlepas, meninggalkan permukaan mukosa merah
dan dapat disertai perdarahan ringan. Bentuk eritematosus dikenal juga sebagai “antibiotic sore mouth”
karena berhubungan dengan penggunaan antibiotik spektrum luas jangka panjang. Kandidiasis
eritematosus secara klinis ditandai oleh adanya area merah biasanya pada dorsum lidah dan palatum
serta jarang terjadi pada mukosa bukal. Kandidiasis eritematosus adalah bentuk kandidiasis yang disertai
rasa sakit konstan atau rasa terbakar

1.5 Perawatan

Perawatan kandidiasis rongga mulut memerlukan identi  kasi yang tepat, baik faktor predisposisi
maupun kondisi sistemik yang menyebabkan kandidiasis. Tanpa tindakan tersebut pemberian obat
antifungal hanya akan berefek sementara saja, dan kemudian akan muncul kembali. Identi  kasi melalui
anamnesa untuk mengetahui riwayat medis secara umum maupun dental dapat membantu proses
perawatan kandidiasis secara komprehensif.4,6

Nystatin dapat diberikan dengan cara berkumur selama 2 menit dengan dosis 2 – 4 ml. Setelah itu pasien
dilarang untuk makan dan minum selama 20 menit. Terapi dapat diberikan selama 7 – 14 hari dan
dilanjutkan hingga 2 – 3 hari setelah tanda klinis kandida hilang serta pemeliharaan kebersihan rongga
mulut. Jika candidiasis terkait dengan kondisi sistemik, pemberian topikal kadang tidak begitu berefek
sehingga diperlukan pemberian secara sistemik. Fluconazole dapat diberikan sebagai terapi kandida
secara sistemik dengan dosis sehari sekali
1.6 Menejemen Terapi

Adapun manajemen terapi yang dilakukan pada kandidiasis oral adalah dengan pengobatan secara
topikal. Setelah dilakukan pengobatan topikal maka dilanjutkan pengobatan selama dua minggu setelah
terjadinya resolusi pada lesi. Ketika terapi topikal mengalami kegagalan maka dilanjutkannya terapi
sistemik karena gagalnya respon obat adalah merupakan pertanda adanya penyakit sistemik yang
mendasari. Follow up setelah 3 sampai 7 hari pengobatan untuk mengecek efek dari obat-obatan.

Adapun tujuan utama dari pengobatan adalah .

1. Untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor-faktor yang berkontribusi.

2. Untuk mencegah penyebaran sistemik.

3. Untuk mengurangi kekurangnyamanan yang terjadi.

4. Untuk mengurangi perkembangbiakan kandida

.Pengobatan pada kandidiasis terdiri atas lini pertama dan pengobatan lini kedua.Pengobatan kandidiasis
oral lini pertama yaitu:

1. Nistatin

Nistatin merupakan obat lini pertama pada kandidiasis oral yang terdapat dalam bentuk topikal. Obat
nistatin tersedia dalam bentuk krim dan suspensi oral. Tidak terdapat interaksi obat dan efek samping
yang signifikan pada penggunaan obat nistatis sebagai anti kandidiasis.

2. Ampoterisin B

Obat ini dikenal dengan Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspensi oral 100mg/ml dimana diberikan tiga
sampai empat kali dalam sehari. Ampoterisin B menginhibisi adhesi dari jamur kandida pada sel epitel.
Efek samping pada obat ini adalah efek toksisitas pada ginjal.

3. Klotrimazol

Obat ini mengurangi pertumbuhan jamur dengan menginhibisi ergosterol.Klotrimazol


dikontraindikasikan pada infeksi sistemik. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan tablet 10 mg. Efek
utama pada obat ini adalah rasa sensasi tidak nyaman pada mulut, peningkatan level enzim hati, mual
dan muntah.

Adapun pengobatan kandidiasis lini

kedua yaitu:

1. Ketokonazol

Ketokonazol memblok sintesis ergosterol pada membran sel fungal dan diserap dari gastrointestinal dan
dimetabolisme di hepar. Dosis yang dianjurkan adalah 200-400 mg tablet yang diberikan sakali atau dua
kali dalam sehari selama dua minggu. Efek samping adalah mual, muntah, kerusakan hepar dan juga
interaksinya dengan antikoagulan.

2. Flukonazol

Obat ini menginhibisi sitokrom p450 fungal. Obat ini digunakan pada kandidiasis orofaringeal dengan
dosis 50-100mg kapsul sekali dalam sehari dalam dua sampai tiga minggu. Efek samping utama pada
pengobatan dengan menggunakan flukonazol adalah mual, muntah dan nyeri kepala.

3. Itrakonazol

Itrakonazol merupakan salah satu antifungal spektrum luas dan dikontraindikasikan pada kehamilan dan
penyakit hati. Dosis obat adalah 100 mg dalam bentuk kapsul sehari sekali selama dua minggu. Efek
samping utama adalah mual, neuropati dan alergi.

2.1 KANDIDIASIS ORAL

2.1.1 Pengertian

Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik pada rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan
berlebihan dari jamur Kandida terutama Kandida albikan.3 Kandida merupakan organisme komensal
normal yang banyak ditemukan dalam rongga mulut dan membran mukosa vagina. Dalam rongga mulut,
Kandida albikan dapat melekat pada mukosa labial, mukosa bukal, dorsum lidah, dan daerah palatum.14
Selain Kandida albikan, ada 10 spesies Kandida yang juga ditemukan yaitu C.tropicalis, C.parapsilosis,
C.krusei, C.kefyr, C. glabrata, dan C.guilliermondii, C.pseudotropicalis, C.lusitaniae, C.stellatoidea, dan
C.dubliniensis,dengan C.albikan yang paling dominan dijumpai dan paling berperan dalam menimbulkan
kandidiasis oral.2,3,14-16 Kandidiasis oral dapat menyerang semua usia

2.2 KANDIDIASIS ORAL AKIBAT PEMAKAIAN OBAT-OBATAN

2.2.1 Antibiotik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan obat antibiotik dapat menyebabkan terjadinya
kandidiasis oral. Obat antibiotik sudah sejak lama digunakan untuk mengobati berbagai penyakit yang
disebabkan infeksi bakteri dan obat ini ada beberapa macam, salah satunya adalah yang digunakan
sebagai obat antituberkulosis. Berikut akan dijelaskan indikasi, klasifikasi, efek samping obat, dan
patogenesis obat antibiotik terhadap timbulnya kandidiasis.

2.2.1.1 Indikasi dan Klasifikasi

Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri misalnya, tuberkulosis, salmonella (keracunan
makanan), sifilis, pneumonia, tonsillitis (inflamasi pada tonsil), dan impetigo (infeksi kulit).7 Obat
antituberkulosis merupakan golongan obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri
penyebab tuberkulosis paru yaitu Mycobacterium tuberculosis.8

Berdasarkan cara kerjanya, antibiotik dibedakan atas antibiotik bakterisidal dan bakteriostatik. Antibiotik
bakterisidal seperti penisilin bekerja dengan membunuh bakteri, sedangkan antibiotik yang
bakteriostatik seperti eritromisin bekerja dengan menghentikan pertumbuhan dan multiplikasi bakteri.
Antibiotik juga dibedakan berdasarkan efek kerjanya terhadap bakteri yaitu antibiotik spektrum luas yang
digunakan pada infeksi bakteri yang luas dan antibiotik spektrum sempit yang hanya diindikasikan untuk
mengobati infeksi yang disebabkan oleh beberapa bakteri. Di samping itu, ada juga antibiotik yang
bekerja membunuh bakteri aerob (bakteri yang membutuhkan oksigen dalam hidupnya) dan bakteri
anaerob (bakteri yang tidak membutuhkan oksigen dalam hidupnya).7

2.2.1.2 Efek Samping

Di samping kegunaannya, obat antibiotik memilki efek samping yang luas baik pada tubuh maupun
rongga mulut. Efek samping yang umumnya dijumpai akibat pemakaian obat antibiotik seperti diare,
muntah, dan infeksi jamur pada mulut, sistem pencernaan dan vagina. Adapun beberapa efek samping
lain yang bisa terjadi seperti pada penggunaan obat antibiotik sefalosporin dapat menyebabkan
peningkatan enzim hati, antibiotik tetrasiklin dapat menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya matahari
dan diskolorasi gigi, dan antibiotik aminoglikosid dapat menimbulkan ketulian.Penggunaan antibiotik
penisilin dapat menimbulkan reaksi alergi berupa urtikaria pada kulit. Di samping itu, obat
antituberkulosis yang sering digunakan seperti rifampisin, isoniazid dan pirazinamid memiliki efek
hepatotoksik.7,27 Oleh karena adanya efek-efek samping tersebut di atas, hendaklah kita lebih berhati-
hati dalam pemakaian obat antibiotik.

2.2.1.3 Patogenesis Timbulnya Kandidiasis Oral

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, obat antibiotik mempunyai efek samping pada rongga mulut
berupa timbulnya kandidiasis oral. Mekanisme obatantibiotik dalam menimbulkan kandidiasis oral
adalah melalui aksi kerjanya dalam mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dalam
rongga mulut manusia terdapat flora normal yaitu bakteri dan jamur dimana jamur yang dominan
ditemukan adalah jamur Kandida albikan.14 Pada keadaan normal, Kandida albikan tidak berbahaya bagi
kehidupan manusia dan hidup bersama dengan bakteri dalam keadaan seimbang. Namun beberapa
keadaan seperti penggunaan obat antibiotik dapat menyebabkan ketidakseimbangan diantara flora
normal tersebut.4,28 Obat antibiotik walaupun sangat bermanfaat bagi pengobatan terhadap infeksi
bakteri,namun cara kerja obat tersebut penting untuk diperhatikan. Antibiotik bekerja dengan
membunuh bakteri yang ada pada seseorang, baik bakteri penyebab penyakit maupun bakteri normal
yang berguna bagi manusia, sementara jamur Kandida tidak dibunuh oleh obat antibiotik.28,29 Dengan
tidak adanya lagi bakteri yang secara normal hidup dalam keadaan seimbang dengan Kandida, maka
Kandida dapat tumbuh subur dan melakukan multiplikasi sehingga terjadilah pertumbuhan berlebihan
dari Kandida pada rongga mulut yang kita kenal dengan kandidiasis oral.Adapun bakteri normal yang
berguna bagi manusia seperti Lactobacillus acidophilus berperan dalam menjaga pertumbuhan jamur
Kandida agar tetap seimbang.Pada manusia, Lactobacillus acidophilus ditemukan pada sistem
pencernaan, mulut, dan vagina.30 Bakteri Lactobacillus dapat mengurangi perlekatan Kandida albikan
pada sel epitel inang. Lactobacillus juga melepaskan hidrogen peroksida dan asam laktat yang dapat
menghambat proliferasi dan invasi jamur Kandida albikan. Substansi bakteriocin yang diproduksi
Lactobacillus dapat menekan pertumbuhan dan mengurangi jumlah jamur Kandida.31 Dengan adanya
aksi obat antibiotik dalam membunuh bakteri, maka Lactobacillus acidophilus juga akan ikut hilang. Hal
ini menyebabkan pertumbuhan jamur Kandida semakin meningkat karena keberadaan bakteri yang
hidup seimbang dengan Kandida dan dapat menekan pertumbuhan abnormal jamur Kandida telah
tereleminasi akibat pemakain obat antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai