Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2016 Vol.01 No.

02 Halaman 23-29
Wibowo, S.A.P., Rahayu, N.I.

PENGARUH LATIHAN MENTAL IMAGERY


TERHADAP HASIL TEMBAKAN ATLET MENEMBAK
RIFLE JAWA BARAT

Satrio Anggoro Putra Wibowo, Nur Indri Rahayu

Program Studi Ilmu keolahragaan


Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung

Email: satrioapw@gmail.com

Abstrak
Mental Imagery adalah salah satu latihan mental yang sangat memiliki pengaruh untuk
meningkatkan prestasi khususnya dalam menembak. Peneliti ingin membuktikan bahwa
dengan latihan menggunakan mental Imagery dapat membuat peningkatan hasil tembakan
yang signifikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan dengan mental
Imagery terhadap hasil tembakan atlet menembak. Metode penelitian yang digunakan
adalah eksperimen one grup pretest-posttest. Sample penelitian berjumlah 10 orang atlet
menembak air rifle Jawa Barat dengan teknik pengambilan sampling menggunakan teknik
sampling purposive. Hasil penelitian ini dianalisi dengan bantuan spss ver.21 menunjukan
data posttest t = -2,896 dan sig. = 0,018 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan (nyata) mental Imagery Training Terhadap Keterampilan Menembak Atlet
Menembak Air Rifle. Kajian secara umum hasil penelitian latihan mental imagery akan
mempengaruhi performa dan rasa percaya diri atlet menembak.

Kata kunci: mental Imagery training, menembak air rifle.

PENDAHULUAN dedikasi total, pantang menyerah, tidak


mudah terganggu oleh masalah-masalah
Keberhasilan seorang atlet menembak
non-teknis atau pribadi. Pelatih memiliki
dalam mencapai prestasinya tidak terlepas
peranan penting dalam memperhatikan
dari kondisi mental atlet, karena mental
latihan seorang atlet, khususnya latihan
merupakan bagian yang terpenting dalam
mental, karena masalah mental atlet
olahraga menembak khususnya. Sesuai
sesungguhnya bukan murni masalah
dengan yang diungkapkan (Komarudin,
psikologis, namun faktor teknis atau
2015 hlm. 3) bahwa ”...selain melatih
fisiologis dapat menjadi penyebab
teknik, fisik, dan taktik yang sangat
terganggunya faktor mental. Oleh karena
diperhatikan dalam olahraga adalah latihan
itu sebelum menerapkan latihan mental
mental...”. Atlet perlu memiliki mental
pada faktor mental psikologis, pelatih harus
yang tangguh, sehingga dapat berlatih dan
mengetahui terlebih dahulu penyebab dari
bertanding dengan semangat tinggi,

23
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2016 Vol.01 No.02 Halaman 23-29
Wibowo, S.A.P., Rahayu, N.I.

masalah mental yang menjadi dengan tujuan yang tepat. Beberapa contoh
permasalahan atlet bersangkutan. penerapan latihan dalam segi mental yang
Pada umumnya banyak pelatih yang dapat digunakan untuk meningkatkan
mengabaikan dan kurang memperhatikan performa atlet seperti relaksasi, visualisasi,
aspek mental yang amat penting, karena imagery, selft-hypnosis dan selft-talk
selalu menekankan pada latihan merupakan macam-macam latihan yang
penguasaan fisik, teknik, dan taktik. Sesuai mulai dikembangkan untuk latihan mental
dengan yang diungkapkan Harsono (1988) pada atlet dengan adanya ilmu psikologis
“para pelatih sering kali mengabaikan tanpa mengabaikan keilmuan fisiologis dan
latihan mental atau kurang diperhatikan permasalahan teknis pada cabang olahraga
pada waktu melatih, oleh karena itu dalam tertentu di dalamnya.
mempersiapkan atletnya mereka selalu Menurut Cornelius Glenn C. Apfel
hanya menekankan pada penguasaan (2002, hlm.1) atlet cabang olahraga
teknik, taktik serta pembentukan menembak akan memiliki performa yang
keterampilan (skills) yang sempurna”. Pada baik, apabila memiliki ketahanan fisik yang
akhir tahun 1970-an Amerika Serikat sudah baik, juga memiliki ketenangan, ketahanan
menerapkan psikologis terkait dengan dan pengontrolan diri yang baik. Agar
kebutuhan latihan mental dalam olahraga dapat menampilkan performa latihan
(http//www.wikipedia.com). Dasar maupun pertandingan dengan konsentrasi
pemikirannya adalah faktor yang yang baik dan prestasi yang maksimal
berhubungan dengan penampilan sukses dengan penerapan latihan mental dengan
dalam pertandingan untuk mendapatkan penerapkan keilmuan psikologi di
hasil yang optimal sangat terkait erat dalamnya yaitu salah satunya latihan
dengan ketahanan mental atlet... mental dengan imagery.
(Komarudin, 2015 hlm. 3). Manusia terdiri Imagery merupakan salah satu teknik
dari kesatuan jiwa dan raga yang saling atau metode latihan keterampilan mental
berdampingan satu sama lain atau yang yang harus dikuasai oleh atlet. Latihan
disebut juga “psychosomatic unity” imagery terbukti memberikan manfaat
(Komarudin, 2015, hlm.1). Penampilan kepada atlet untuk menciptakan kembali
para atlet sebenarnya merupakan hasil pengalaman gerak di dalam otaknya,
gabungan dari beberapa faktor seperti sehingga atlet memungkinkan untuk
kemampuan fisik, teknik, taktik atau menampilkan pola geak tersebut dengan
strategi, dan mental. Latihan mental baik. Prosesnya terjadi dengan mengingat-
memegang peranan penting untuk ingat pola gerak tersebut di dalam otaknya.
menghasilkan prestasi yang optimal Imagery sangat bermanfaat untuk
dikarenakan keadaan mental yang tangguh meningkatkan kemampuan atlet, salah
ketika menghadapi berbagai gangguan yang satunya untuk penguasaan keterampilan
datang dari luar maupun dari dalam atlet gerak olahraga, penguasaan strategi yang
agar dapat tetap menampilkan performa akan digunakan dalam pertandingan,
terbaiknya dan dapat tetap menjaga mempersiapkan untuk tampil percaya diri,
konsentrasi dengan baik. Itu semua meningkatkan keterampilan interpersonal,
memerlukan peranan penting psikologis dan mengendalikan gejala-gejala
agar dapat melakukan latihan mental psikologis, konsentrasi, memperbaiki

24
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2016 Vol.01 No.02 Halaman 23-29
Wibowo, S.A.P., Rahayu, N.I.

kesalahan, bahkan sangat bermanfaat untuk penelitian ini juga merupakan rangkaian
mempercepat pemulihan dari cedera yang kegiatan percobaan dengan tujuan untuk
dialami oleh atlet. Seperti yang dikatakan menyelidiki suatu hal atau masalah
(Ari Setiatmoko 2013, hlm. 7) “latihan sehingga diperoleh hasil dari proses
imagery (mental imagery) merupakan suatu treatment yang dilakukan pada sampel
bentuk latihan mental yang berupa penelitian. Penelitian ini juga bertujuan
pembayangan diri dan gerakan di dalam untuk mencari pengaruh latihan mental
pikiran”. Manfaat latihan tersebut imagery (variabel independen) terhadap
dibuktikan oleh Nicklaus bahwa untuk hasil tembakan pada olahraga menembak
sukses dalam memukul bola golf, (variabel dependen).
sebelumnya ia latihan imagery dengan Setiap variabel dalam penelitian ini
membayangkan pola gerak tersebut mulai terdapat beberapa indikator yang menjadi
mengayun sampai gerakan memukul bola. aspek penilaian. Adapun indikator dari
Atlet akan dapat melakukan latihan variabel imagery terdiri dari pengaruh yang
imagery untuk meningkatkan potensinya didapat setelah diberikannya terhadap
khususnya pada menembak apabila keterampilan teknik menembak sedangkan
melakukan latihan imagery dengan variabel dependen terdiri dari perbedaan
sistematis. Itu dikuatkan dengan yang skor hasil tembakan.
dikatakan Evans, Jones, dan Mullen (2004) Populasi dalam penelitian ini seluruh
dalam psikologi olahraga (komarudin 2013, atlet menembak rifle Jawa Barat yang
hlm 88) “...bahwa seluruh atlet mempunyai terpilih kedalam tim platda sebanyak 20
potensi untuk meningkatkan kemampuan orang. Adapun teknik sampling yang
imagery mereka melalui latihan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sistematis....” oleh karena itu penulis ingin Purposive Sampling, dimana purposive
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang sampling merupakan sampel yang diambil
diberikan setelah latihan mental imagery sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan
yang dilakukan dengan pembayangan diri tertentu (sugiyono 2014, hlm. 85).
dan gerakan di dalam pikiran dengan Sampel diambil sebanyak 10 orang atlet
membayangkan teknik menembak dengan air rifle senior putra dan putri dengan
benar yang dilihat terhadap performa teknik Purposive Sampling yang
tembakan atlet menembak Jawa Barat agar merupakan sampel yang diambil sesuai
terbentuknya mental yang tangguh dalam dengan pertimbangan-pertimbangan
menghadapi berbagai kejuaraan. tertentu (sugiyono 2014, hlm. 85).
Adapun pertimbangan pertimbangan
METODE sampel yang diambil dalam penelitian ini
Metode penelitian ini menggunakan adalah: a) sebagai atlet senior b) memahami
penelitian kuantitatif dengan pendekatan dasar-dasar dan teknik olahraga menembak
eksperiment, one group pretest posttest dengan baik c) memiliki pengalaman yang
desingn. Menggunakan quasi eksperimen tinggi.
karena dalam penelitian ini sulit Instrumen yang digunakan dalam
mendapatkan kelompok kontrol sebagai penelitian ini; Instrumen yang digunakan
kelompok pembanding. Metode dalam dalam penelitian adalah melakukan
keterampilan menembak dengan tes skoring

25
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2016 Vol.01 No.02 Halaman 23-29
Wibowo, S.A.P., Rahayu, N.I.

menembak menggunakan peraturan menunjukan bahwa adanya peningkatan


standart internasional. Dengan melakukan skor atlet menembak air rifle putri dari
60 tembakan untuk laki-laki dan 40 awal pre test hingga post test setelah
tembakan untuk wanita seperti yang diberikan treatment mental imagery.
dilakukan pada saat pertandingan yang
sesungguhnya yaitu melakukan 10 Gambar 1. Skor Air Rifle Atlet Putra
tembakan pada setiap serinya untuk 640
mengetahui nilai yang mampu dicapai atlet, 620
menggunakan waktu 75 menit yang 600
diberikan untuk laki-laki dan 60 menit PreTest
580
untuk wanita. Yang di dapatkan dari PostTest
560

FATHUR

IPUNG

EDI
BAYU
NAUFAL

IRMAN
peraturan internasional yang biasa
digunakan pada kejuaraan ISSF
(Internasional Shooting Sport Federation).
Alat-alat yang dibutuhkan dalam
pengambilan data yakni: a) Lapangan Gambar 2. Skor Air Rifle Atlet Putri
tembak 10 meter; b) Senjata Air Rifle 415
cal.177; c) Amunisi cal.177; d) Target 410
405
sasaran senapan 10 meter; e) Score book; f)
400
Stopwatch; g) ATK; h) Meja; i) Kursi. 395
390 PreTest
HASIL DAN PEMBAHASAN 385 PostTest
380
Pre test dan post test dilakukan dengan satu 375
kali pengambilan data yang dilaksanakan di
lapangan tembak cisangkan cimahi,
pengambilan data post test dilakukan
setelah sampel diberikan treatment mental
imagery selama 20 kali pertemuan dengan Gambar 3.
3 kali pertemuan disetiap pekannya.
Treatment mental imagery diberikan pada PreTest-PostTest
setiap awal sesi latihan sebelum 528
dilaksanakannya latihan teknik menembak. 526 Hasil
Keteram
Hasil pengambilan post test dan pre test 524
pilan
treatment mental imagery dengan skoring 522 Menem
menembak yang biasa digunakan pada 520 bak
0 200 400 600
event internasional, dapat dilihat pada
Gambar 1 dan 2.
Pada Gambar 1. menunjukan bahwa Berdasarkan Gambar 3 dilihat dari hasil
adanya peningkatan skor atlet menembak pemberian treatment mental imagery
air rifle putra dari awal pre test hingga post terdapat peningkatan antara hasil pre test
test setelah diberikan treatment mental dan post test dengan nilai rata-rata pre test
imagery. Sedangkan pada Gambar 2. 521,72 dan nilai rata-rata post test 527,09.

26
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2016 Vol.01 No.02 Halaman 23-29
Wibowo, S.A.P., Rahayu, N.I.

tes skoring yang dilaksanakan setelah


Tabel 1. Rata-rata dan Simpangan Baku adanya pemberian treatment mental
Rata-rata 527,09 Imagery Training. Hal ini menunjukan
Simpangan Baku 108,45 bahwa adanya pengaruh yang signifikan
treatment mental Imagery Training dan
latihan keterampilan menembak terhadap
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata
hasil tembakan yang dilakukan. Adanya
dan simpangan baku pada table 4.3 dan 4.4
pengaruh pemberian treatment latihan
adalah nilai rata-rata 527,09 dan simpangan
mental imagery diperkuat dengan hasil
baku 108,45 dari hasil post test yang
pengujian perbedaan antara sebelum
didapat dari perlakuan latihan mental
diberikanya treatment dan sesudah
imagery yang diberikan kepada atlet
diberikannya treatment memiliki perbedaan
menembak air rifle Jawa Barat mengalami
perolehan hasil dari melakukan
peningkatan nilai hasil post test
keterampilan menembak.
keterampilan menembak.
Dari hasil posttest terdapat hasil yang
mengalami peningkatan ada juga yang
Tabel 2. Pengujian Hipotesis
mengalami peningkatan tidak terlalu
T Sig Keputu Kesimpulan
terligat, hal ini ditandai beberapa faktor
san
seperti yang diungkapkan (Hidayat:2010) a.
Ho Perbedaan
-2,896 0,018 Latihan harus dilakukan dalam kondisi
Ditolak Signifikan
rileks, hal pertama yang mempengaruhi
hasil posttest pada sampel salah satunya
Terlihat bahwa nilai pada tabel diatas
kurang rileks sampel pada saat melakukan
nilai t = -2,896, p = 0,018 , 0,05 maka Ho
latihan, sehingga mempengaruhi kepada
ditolak, artinya terdapat perbedaan yang
fokus sampel, b. menggunakan seluruh
signifikan (nyata) antara latihan mental
indra, dari hal ini terdapat pengaruh yang
Imagery terhadap hasil tembakan.
sangat signifikan, sampel kurang fokus
Selain itu perbedaan juga dapat
terhadap apa yang dibayangkan. Faktor lain
terlihat dari hasil penghitungan statistik
yang dapat mempengaruhi kurang
nilai rata-rata 521,72 ketika posttest
maksimalnya hasil yang diperoleh dari
(sebelum diberikannya treatment) dan
latihan mental imagery ini kurangnya
527,09 ketika posttest (setelah diberikannya
kepercayaan terhadap dirinya sendiri jika
treatment). Dari data tersebut dapat
dirinya dapat melakukan seperti apa yang
disimpulkan bahwa hasil treatment latihan
ada di imajinasinya itu dapat berpengaruh
mental Imagery meningkatkan hasil
pada suatu peristiwa dalam keadaan nyata,
tembakan atlet menembak.
hal ini diperkuat dengan pernyataan (Garry
Dari hasil penelitian yang dilakukan
dan Polascheck, 2000) dalam buku (Carole
dapat menunjukan bahwa terdapat
Wade, Carol Tavris 2007, hlm. 58) yang
pengaruh pemberian perlakuan mental
berjudul Psikologi edisi ke-9 menyatakan
Imagery Training yang signifikan terhadap
imajinasi aktif kita mendukung
hasil keterampilan menembak atlet
kepercayaan kita bahwa suatu peristiwa
menembak Jawa Barat, itu dapat terlihat
benar-benar terjadi.
dari hasil tembakan yang dilakukan pada

27
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2016 Vol.01 No.02 Halaman 23-29
Wibowo, S.A.P., Rahayu, N.I.

Latihan mental imagery yang dilakukan berlaga dalam suatu pertandingan dan
dalam penelitian ini adalah serangkaian mendapatkan gangguan mental baik dari
aktifitas membayangkan dan memunculkan lingkungan maupun dari diri atlet sendiri,
kembali aktifitas yang dilakukan dalam maka untuk berlaga dalam suatu
pikiran berupa peristiwa atau pengalaman pertandingan atlet akan sulit untuk
gerak yang benar dan telah disimpan dalam mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan
ingatan. Karena dengan mengulang secara adanya latihan mental imagery yang
terus menerus dengan membayangkan diberikan kepada atlet menembak, akan
aktifitas atau gerakan yang berada dalam membantu atlet suatu pertandingan untuk
pikiran dengan keadaan rileks dapat mendapatkan hasil yang maksimal, karena
membuat seseorang menjadi semakin fokus latihan mental imagery dapat membantu
dalam melakukan aktifitasnya dan dapat atlet untuk menjadi merasa lebih percaya
memprogram pikiran seseorang seperti diri, memiliki motivasi tinggi, dan
yang diungkapkan Gian Sugiana (2013, meningkatkan tingkat konsentrasi untuk
hlm. 14) kata-kata yang kita ucapkan fokus dalam melakukan tembakan. Dengan
ataupun yang kita ucapkan secara berulang- kepercayaan yang dimiliki atlet ketika
ulang, akan menjadi sebuah program diberikan treatment imagery akan
pikiran dalam pikiran anda. Oleh karena itu berdampak nyata untuk melakukannya
pengaruh yang signifikan dari latihan dalam bentuk yang nyata.
mental imagery ini dapat terlihat dalam Berdasarkan hasil penelitian yang
penelitian ini. Hal ini sejalan dengan dilakukan oleh penulis mengenai Pengaruh
berbagai penelitian yang ada diantaranya Latihan Mental Imagey Terhadap Hasil
Murphy, Jowdy dan Durtschi (1990) dalam Tembakan Atlet Menembak Rifle Jawa
Komarudin (2015 hlm. 87) melaporkan Barat dapat disimpulkan beberapa aspek,
hasil penelitiannya yaitu: “90% atlet Pertama, Terdapat pengaruh yang
olimpiade menggunakan bentuk latihan signifikan antara latihan mental imagery
imagery, 97% atletnya merasa terbantu yang diberikan terhadap hasil tembakan
penampilannya, 94% atlet olimpiade atlet menembak Jawa Barat dengan nilai t
melakukan imagery sebelum sesi latihan, sebesar -2,896 dengan nilai signifikansi
20% menggunakan imagery setiap sesi 0,018 < 0,05 maka Ho ditolak; Kedua, Atlet
latihan. Calmels, et al., (2003); Cumming menembak akan memiliki mental yang baik
& Hall, (2002) dalam Komarudin (2015, apabila diberikan latihan mental imagery
hlm. 88) menjelaskan secara keseluruhan karena atlet menembak akan memiliki
atlet. kepercayaan diri dan motivasi tinggi yang
dapat membantu membuat kondisi atlet
KESIMPULAN untuk berkonsentrasi agar mendapatkan
Dalam olahraga menembak faktor mental fokus yang baik.
menjadi sangat penting karena menembak Atlet menembak yang diberikan mental
merupakan cabang olahraga yang imagery akan mendapatkan dampak yang
membutuhkan konsentrasi tinggi, sehingga maksimal apabila perlakuan yang diberikan
apabila seorang atlet menembak memiliki dilakukan dengan rasa kepercayaan untuk
mental yang kurang baik maka ketika atlet melakukan dalam tindak nyata.

28
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2016 Vol.01 No.02 Halaman 23-29
Wibowo, S.A.P., Rahayu, N.I.

DAFTAR PUSTAKA
Adang Suherman, Nur Indri Rahayu. (2014). Modul Statistika untuk ILMU KEOLAHRAGAAN.
Bandung
Ari Setiatmoko. (2013). Latihan Mental Bagi Atlet elit. Bandung: Artikel.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Cornelius Glenn C. Apfel. (2006). Pengenalan Tentang Disiplin Menembak. Bali.
Darwitos. (2011). Latihan Memprogram Pikiran. (online): tersedia:
http://ajaibnyapikirankita.blogspot.co.id/2011/07/tips-singkat-cara-sederhana-
memprogram.html
Hidayat, Y. (2010). Imajeri Mental dan Keterampilan Motorik (Studi Meta analisis). Jurnal
olahraga prestasi.
International Shooting Sport Federation. (2014). Rifle Rules. Munich.
Komarudin. (2015). Psikologi Olahraga edisi revisi: Latihan Keterampilan Mental dalam
Olahraga Kompetitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA, CV
W Arya Purwadari. (2013). sistem pembinaan dengan model High Performance Program yang
dilakukan melalui Sport Science, Technical Coach, serta program strength and
conditioning. Semarang: skripsi. Tersedia:
http://eprints.undip.ac.id/42608/1/Document1.pdf

29

Anda mungkin juga menyukai