Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, diabetes adalah penyakit tidak menular yang paling umum diderita
secara global. Diabetes merupakan penyebab kematian ke - 4 di berbagai negara
maju. Diperkirakan terdapat 194 juta orang di dunia atau 5,1% populasi orang
dewasa menderita diabetes dan jumlahnya akan meningkat drastis ke 333 juta atau
6,3% pada tahun 2025. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa
terdapat 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun menderita diabetes pada
tahun 2014. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa
terdapat Diabetes terbagi menjadi diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes
gestasional. Diabetes tipe 2 berkontribusi sebanyak 85% hingga 95% dari semua
jenis diabetes di berbagai negara maju dan bahkan lebih tinggi di negara – negara
berkembang. Diabetes telah menjadi masalah serius dan jumlah penderitanya terus
bertambah seiiring dengan perubahan budaya dan sosial yang cepat, pertambahan
umur populasi, peningkatan urbanisasi, perubahan diet, penurunan aktivitas fisik,
dan gaya hidup tidak sehat.1,2
Faktor risiko diabetes tipe 2 di antara lain adalah genetik dan pengaruh
lingkungan seperti gaya hidup sedentari dan konsumsi gula serta lemak yang
berlebihan. Diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan menjaga berat badan,
meningkatkan aktivitas fisik, dan modifikasi gaya hidup. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan penurunan prevalensi stunting di
tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013)
menjadi 30,8% (2018). Sedangkan untuk balita berstatus normal terjadi
peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018). Adapun sisanya mengalami
masalah gizi lain. Global Nutrition Report tahun 2016 mencatat bahwa prevalensi
stunting di Indonesia berada pada peringkat 108 dari 132 negara. Dalam laporan
sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang mengalami
beban ganda gizi, baik kelebihan maupun kekurangan gizi.2 Di kawasan Asia
Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia merupakan tertinggi kedua, setelah
Cambodia.3
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Menambah pengetahuan tentang diabetes tipe 2 dan pencegahannya
kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Minanga.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyebab, faktor risiko, gejala, pencegahan, dan
pengobatan diabetes tipe 2.
b. Mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam pencegahan diabetes
tipe 2.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diabetes tipe 2.
C. Sasaran Penyuluhan
Masyarakat yang datang memeriksakan diri di Puskesmas Minanga khususnya
orang dewasa dan lansia.
D. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah dengan melakukan
ceramah, tanya jawab, dan pembagian materi untuk dibaca masing – masing
peserta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Diabetes adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan
kenaikan gula darah karena defisiensi insulin absolut atau terdapat resistensi
insulin. Diabetes terbagi menjadi diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes
gestasional yang dialami saat kehamilan. Diabetes tipe 1 terjadi karena
penghancuran sel – sel beta pankreas yang menyebabkan defisiensi insulin
absolut dan diabetes tipe 2 terjadi karena menurunnya sekresi insulin oleh sel
– sel beta pankreas yang diakibatkan oleh resistensi insulin. Diagnosis
diabetes ditentukan melalui gejala – gejala klinis dan pemeriksaan kadar
gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl, gula darah puasa (GDP)
lebih dari 126 mg/dl, dan tes toleransi glukosa lebih dari 200 mg/dl.
2. Epidemiologi
Diperkirakan terdapat 194 juta orang di dunia atau 5,1% populasi orang
dewasa menderita diabetes dan jumlahnya akan meningkat drastis ke 333
juta atau 6,3% pada tahun 2025. World Health Organization (WHO)
mengatakan bahwa terdapat 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun
menderita diabetes pada tahun 2014. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menyatakan bahwa terdapat peningkatan prevalensi diabetes
pada orang dewasa dari 6,9 persen pada tahun 2013 menjadi 8,5 persen di
tahun 2018.3
3. Etiologi
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
bertambahnya usia harapan hidup dengan individu >40 tahun, obesitas,
kurangnya aktifitas fisik, diet tinggi gula, riwayat keluarga diabetes
melitus, dislipidemia, riwayat melahirkan bayi >4 kg dan riwayat
diabetes melitus pada saat kehamilan (Depkes RI,2008). Banyak orang
yang berpotensi terkena diabetes melitus tipe 2 menghabiskan
bertahun-tahun dalam keadaan pra diabetes, yaitu suatu kondisi dimana
kadar glukosa darah lebih tinggi dari biasanya tapi tidak cukup tinggi
untuk dignosis diabetes melitus tipe 2. Pada diabetes melitus tipe 2,
pada awalnya kelainan terletak pada jaringan perifer atau resistensi
insulin dan kemudian disusul dengan disfungsi sel beta pankreas, defek
pada fase pertama sekresi insulin, yaitu antara lain, sekresi insulin oleh
pankreas mungkin cukup atau kurang namun terdapat keterlambatan
sekresi insulin, jumlah reseptor di jaringan perifer kurang antara 20.000
sampai 30.000, kadang-kadang jumlah reseptor cukup tetapi kualitas
reseptornya jelek sehingga kerja insulin tidak efektif, terdapat kelainan
di pasca reseptor menyebabkan proses glikolisis intraseluler terganggu
dan adanya kelainan campuran.
4. Pencegahan
Diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan modifikasi gaya hidup, yaitu dengan
berolahraga, mengkonsumsi makanan rendah kalori dan lemak atau
membatasi konsumsi gula, menjaga berat badan ideal, dan memeriksa kadar
gula darah setidaknya 1 kali setahun.

B. Perencanaan dan Persiapan


1. Perencanaan
Tempat pelaksanaan : Lobby Puskesas Minanga
Waktu pelaksanaan : Jumat, 6 Desember 2019
2. Persiapan
Media : Leaflet
Materi penyuluhan yang akan diberikan sudah disiapkan dan akan dibagikan
dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan yang menarik dan
mudah dibaca serta dimengerti.
C. Evaluasi Keberhasilan Kegiatan
1. Masyarakat dapat memahami pengertian diabetes tipe 2
2. Masyarakat dapat memahami penyebab diabetes tipe 2
3. Masyarakat dapat memahami pencegahan diabetes tipe 2
D. Indikasi Keberhasilan Kegiatan
1. Indikator input :
a. Puskesmas
b. Dokter
c. Petugas kesehatan
2. Indikator proses :
a. Penyediaan sarana promosi sesuai standar
b. Memantau dan mengawasi jalannya kegiatan promosi kesehatan di
wilayahnya
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai